OLEH :
KADEK NITA CAROLINA
2114901016
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NYAMAN (NYERI)
7. Pathway
Agens Cedera Biologi(Infeksi, Agens Cedera Fisik ( Abses, amputasi, Agens cedera kimiawi (kapsaisin,
iskemia, dan Neoplasma) luka bakar, terpotong, dan trauma) metilen klorida, agens mustard)
Impuls Nyeri
Reseptor Nyeri(Nosiseptor)
Kerusakan Jaringan
Traktus neospinotalamikus
Nyeri cepat dari serat A Nyeri lambat dari serat C
Medulla spinalis
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai
dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah, frekuensi nadi
meningkat dan sulit tidur.
b. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis
ditandai dengan mengeluh nyeri, merasa depresi, tampak meringis,
gelisah, dan pola tidur berubah.
c. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan merasa bungung, merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, sulit tidur, frekuensi nadi
meningkat, dan tekanan darah meningkat.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas ditandai
dengan mengeluh lelah, merasa lemah, tekanan darah berubah.
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur
ditandai dengan mengeluh sulit tidur, mengeluh pola tidur berubah,
dan mengeluh istirahat tidak cukup.
3. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/ Luaran Intervensi Keperawatan
.
Keperawatan
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
Pemberian Analgesik
Observasi
Identifikasi
karakteristik nyeri
(mis. Pencetus,
pereda, kualitas,
lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
Identifikasi riwayat
alergi obat
Identifikasi
kesesuaian jenis
analgesic (mis.
Narkotika, non
narkotika, atau
NSAID) dengan
tingkat keparahan
nyeri
Monitor tanda tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik
Monitor efektifitas
analgesik
Terapeutik
Diskusikan jenis
analgesic yang
disukai untuk
mencapai analgesia
optimal, jika perlu
Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan
kadar dalam serum
Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk
mengoptimalkan
respon pasien
Dokumentasikan
respons terhadap
efek analgesik dan
efek yang tidak
diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek
terapu dan efek
samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis analgesik,
sesuai indikasi
2. Nyeri Kronis Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
Definisi: tindakan keperawatan
Observasi
Pengalaman sensori atau selama .... X .... jam
emosional yang berkaitan diharapkan Tingkat Identifikasi lokasi,
dengan kerusakan jaringan actual Nyeri Menurun karakteristik, durasi,
atau fungsional, dengan onset dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas ,
mendadak atau lambat dan intensitas nyeri
Tingkat nyeri :
berintensitas ringan hingga berat Identifikasi skala
dan konstan, yang berlangsung Keluhan nyeri nyeri
lebih dari 3 bulan. (5) Identifikasi respons
Penyebab : Meringis (5) nyeri non verbal
Kondisi musculoskeletal Sikap protektif Identifikasi faktor
kronis (5) yang memperberat
Kerusakan sistem saraf Gelisah (5) nyeri dan
Penekanan saraf Kesulitan tidur memperingan nyeri
Infiltrasi tumor (5) Identifikasi
Menarik diri (5) pengetahuan dan
Ketidakseimbangan
Berfokus pada keyakinan tentang
neurotrasmiter,
neuromodulator, dan diri sendiri (5) nyeri
reseptor. Diaforesis (5) Identifikasi
Gangguan imunitas ( mis. Perasaan depresi pengaruh budaya
Neuropati terkait HIV, (tertekan) (5) terhadap respon
virus varicella-zoster) Perasan takut nyeri
Gangguan fungsi mengalami Identifikasi
metabolic cedera berulang pengaruh nyeri pada
Riwayat posisi kerja (5) kualitas hidup
statis Anoreksia (5) Monitor
Peningkatan indeks Perineum terasa keberhasilan terapi
massa tubuh tertekan (5) komplementer yan
Kondisi pasca trauma Uterus teraba sudah diberikan
Tekanan emosional membulat (5) Monitor efek
Ketegangan otot samping
Riwayat penganiayaan
(5) penggunaan
(mis. Fisik, psikososial,
Pupil dilatasi (5) analgetik
seksual)
Muntah (5) Terapeutik
Riwayat penyalahgunaan
Mual (5)
obat/zat Berikan teknik
Frekuensi nadi
Gejala Dan Tanda Mayor nonfarmakologis
(5)
Subyektif : untuk mengurangi
Pola napas (5)
Mengeluh nyeri rasa nyeri (mis.
Tekanan darah
Merasa depresi TENS, hypnosis,
(5)
(Tertekan) akupresur, terapi
Proses berpikir
Objektif : music, biofeedback,
(5)
Tampak meringis terapi pijat,
Fokus (5)
Gelisah aromaterapi, teknik
Fungsi kemih
Tidak mampu imajinasi
(5)
menuntaskan aktivitas terbimbing,
Perilaku (5)
Gejala Dan Tanda Minor kompres
Nafsu makan (5)
Sunjektif: hangat/dingin, terapi
Pola tidur (5)
Merasa takut mengalami Kontrol Nyeri bermain)
cedera berrulang Kontrol lingkungan
Melaporkan
Objektif : yang memperberat
nyeri terkontrol
Bersikap protektif (mis. rasa nyeri (mis.
(5)
Posisi menghindari nyeri) Suhu ruangan,
Kemampuan
Waspada pencahayaan,
mengenali onset
Pola tidur berubah kebisingan)
nyeri (5)
Anoreksia Fasilitas istirahat
Kemampuan
dan tidur
Fokus menyempit mengenali
Pertimbangkan jenis
Berfokus pada diri penyebab nyeri
dan sumber nyeri
sendiri (5)
dalam pemilihan
Kondisi Klinis Terkait Kemampuan
strategi meredakan
Kondisi kronis (mis. menggunakan
nyeri
Arthritis rheumatoid) teknik non-
Edukasi
Infeksi farmakologis (5)
Cedera medula spinalis Dukungan orang Jelaskan penyebab,
Kondisi pasca trauma terdekat (5) periode, dan pemicu
Tumor Keluhan nyeri Jelaskan strategi
(5) meredakan nyeri
Penggunaan Anjurkan
analgesic (5) memonitor nyeri
secara mandiri
Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
3. Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
Definisi: tindakan keperawatan
Observasi :
Kondisi emosional dan selama .... X .... jam
pengalaman subyektif individu diharapkan Tingkat Identifikasi saat tingkat
terhadap objek yang tidak jelas Ansietas Menurun ansietas berubah (mis.
dan spesifik akibat antisipasi dengan kriteria hasil : Kondisi, waktu,
bahaya yang memungkinkan Tingkat Ansietas : stressor)
individu melakukan tindakan Verbalisasi Identifikasi kemampuan
untuk menghadapi ancaman. kebingungan (5) mengambil keputusan
Penyebab: Verbalisasi khawatir Monitor tanda-tanda
Krisis situasional akibat kondisi yang ansietas (verbal dan
Kebutuhan tidak dihadapi (5) nonverbal)
terpenuhi Perilaku gelisah (5)
Terapeutik :
Krisis maturasional Perilaku tegang (5)
Ancaman terhadap Keluhan pusing (5) Ciptakan suasana
konsep diri Anoreksia (5) terapeutik umtuk
Ancaman terhadap Palpitasi (5) menumbuhkan
kematian kepercayaan
Diaphoresis (5)
Kekhawatiran mengalami Temani pasien untuk
Tremor (5)
kegagalan mengurangi
Pucat (5)
Disfungsi sistem keluarga kecemasan, jika
Konsentrasi (5)
Hubungan orang tua-anak memungkinkan
Pola tidur (5)
tidak memuaskan Pahami situasi yang
Frekuensi
Faktor keturunan membuat ansietas
pernafasan (5)
(temperamen mudah Dengarkan dengan
Frekuensi nadi (5)
teragitasi sejak lahir) penuh perhatian
Tekanan darah (5)
Penyalahgunaan zat Kontak mata (5) Gunakan pendekatan
Terpapar bahaya Pola berkemih (5) yang tenang dan
lingkungan (mis. Toksin, Orientasi (5) meyakinkan
polutan, dan lain-lain) Tempatkan barang
Kurang terpapar pribadi yang
informasi memberikan
Gejala Dan Tanda Mayor kenyamanan
Subjektif : Motivasi
Merasa bingung mengidentifikasi
Merasa khawatir dengan situasi yang memicu
akibat dari kondisi yang kecemasan
dihadapi Diskusikan
Sulit berkonsentrasi perencanaan realistis
Objektif : tentang peristiwa
Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
Gejala Dan Tanda Minor Keluhan lelah (5) stimulus (mis. cahaya,
Aritmia berkurang
- posisi, terapi
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan
intervensi keperawatan yang telah ditetapkan. Menurut effendy,
implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Jenis
tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling
ketergantungan/kolaborasi, dan rujukan/ketergantungan.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi juh
berbeda dengan rencana. Hal ini terjadi karena peawat belum terbiasa
menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan
keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang
dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat
membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal, dan juga tidak
memenuhi aspek legal.
Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan,
perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan
masih sesuai dan dibutuhkan kliensesuai dengan kondisi saat ini.
Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan
interpersonal, intelektual, teknik sesuai dengn tindakan yang akan
dilaksanakan. Kutipan dari taqiyyah bararah dan muhammad jauhar
(2013:13-14).
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Alfaro-LeFevre, evaluasi mengacu kepada penilaian,
tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab
mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Evaluasi
dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Evaluasi Formatif : Hasil observasi dan analisa perawat terhadap
respon segera pada saat dan setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
b. Evaluasi Sumatif : Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan
analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan ditulis pada
catatan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA