NIM : 202112075
2023
BAB I
TINJAUAN TEORI KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Konsep Fisiologi
Menurut teori heirarki maslow manusia memiliki lima kebutuhan dasar yang terdiri
dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa kasih sayang dan
rasa memiliki, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Rasa nyaman
merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan aman dan
nyaman tentram (Kepuasan yang dapat meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(Kebutuhan yang telah terpenuhi), dan transenden. Dipandang dari segi holistic,
kenyamanan mencakup dalam 4 aspek, diantaranya fisik berhubungan dengan sensasi tubuh,
sosial berhubungan dengan interpersonal; keluarga; dan sosial, Psikospiritual berhubungan
dengan kewaspadaan internal dalam diri seorang yang meliputi harga diri; seksualitas;
dan makna kehidupan, Lingkungan berhubungan dengan latar belakang pengalaman
eksternal manusia seperti cahaya; bunyi; temperature; warna; dan unsur ilmiah lainnya.
Nyeri adalah suatu mekanisme proteksi bagi penderita yang timbul bilamana
jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rasa nyeri tersebut yang sedang dialami oleh indvidu tersebut.
Proses terjadinya nyeri berkaitan dengan adanya stimulus (rangsangan) nyeri.
Stimulus- stimulus tersebut dapat berupa zat kimia,zat panas, listrik serta mekanik.
Stimulus- stimulus tersebut kemudian ditransmisikan dalam bentuk impuls-impuls nyeri
yang dikirim ke otak.
2. Definisi
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana seseorang merasa kurang
senang, kurang lega, kurang sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan,
dansosial dalam dirinya. (Dewi, 2019)
Nyeri merupakan salah satu bentuk gangguan akan rasa nyam yang didefinisikan
dalam berbagai perspektif. (International Associationforthe Study of Pain, IASP, 1979)
mendefinisikan nyeri adalah suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual, potensional, atau yang
dirasakan saat terjadi nyeri.
Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan jaringan.
Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang diperantarai
oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari perifer melalui medulla
spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri. Apabila telah terjadi kerusakan jaringan,
maka sistem nosiseptif akan bergeser fungsinya dari fungsi protektif menjadi fungsi yang
membantu perbaikan jaringan yang rusak. Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang
sangat subjektif dan hanya individu yang mengalaminya yang bisa menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan nyeri tersebut.
Nyeri dikelompokkan menjadi dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri
akut diartikan sebagai pengalaman tidak menyenangkan yang kompleks berkaitan dengan
sensorik, kognitif, dan emosional yang berkaitan dengan trauma jaringan, proses penyakit,
atau fungsi abnormal dari otot atau organ visera. Nyeri akut berperan sebagai alarm protektif
terhadap cedera jaringan. Secara patofisiologi yang mendasari dapat berupa nyeri nosiseptif
ataupun nyeri neuropatik. Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yang didahului dari inflamasi
atau kerusakan jaringan, sedangkan nyeri neuropatik disebabkan karena disfungsi primer dari
sistem saraf.
Nyeri kronik didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung sampai melebihi
perjalanan suatu penyakit akut, berjalan terus menerus sampai melebihi waktu yang
dibutuhkan untuk penyembuhan suatu trauma, dan terjadinya secara berulang-ulang dengan
interval waktu beberapa bulan atau beberapa tahun. Banyak klinikus memberi batasan
lamanya nyeri 3 sampai 6 bulan. (Trilaxmi, et al., 2018).
3. Karakteristik
Karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan lokasi nyeri, durasi nyeri
(menit, jam, hari atau bulan), irama/periodenya (terus menerus, hilang timbul, periode
bertambah atau berkurangnya intensitas) dan kualitas nyeri. Karakteristik nyeri juga dapat
dilihat berdasarkan metode PQRST, sebagai berikut:
a. Provocode (P)
Tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya nyeri pada
penderita, dalam hal ini perlu pertimbangan bagian tubuh mana yang mengalami
cidera termasuk menghubungkan antara nyeri yang diderita dengan factor psikologinya,
karna bisa terjadinya nyeri hebat akibat dari faktor psikologinya bukan lukanya.
b. Quality (Q)
Kualitas nyeri merupakan seesuatu yang subyektif yang diungkapkan oleh klien,
seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit
nyeri dalam atau superficial, atau bahkan seperti gencet.
c. Region (R)
Untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan
semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman.
d. Severe (S)
Tingkat keparahan merupakan hal yang paling subyektif yang dirasakan oleh
penderita, karena akan diminta bagaimana kualitas nyeri yang digambarkan
menggunakan skala yang sifatnya kuantitas.
e. Time (T)
Tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan,durasi dan rangkaian nyeri.
Kondisi patologis
(penyakit)
Pembedahan
(tindakan)
Cidera fisik
(etiologi)
Nyeri
(problem)
9. Intervensi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
a. Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Idenfitikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik b. Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri, control lingkukngan yang memperberat rasa nyeri,
fasilitasi istirahat tidur.
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
c. Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan anlgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring (D.0056)
a. Observasi :
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas b. Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan c. Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
d. Kolaborasi
- Kolabirasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
3) Mual berhubungan dengan Ansietas (D.0143)
a. Observasi
- Identifikasi faktor penyebab mual
- Identifikasi antimietik
- Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup
- Monitor mual
b. Terapeutik
- kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
- kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual
- berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
- berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau, dan tidak berwarna
c. Edukasi
- Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
- Anjurkan sering membersihkan mulut
- Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
- Anjurkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
10. Sumber Pustaka
Ryantama, A. A. (2017). Respon Tubuh terhadap Nyeri. Tinjauan
Pustaka Kepaniteraan KlinikMadya di Bagian Anestesiologi dan
Reanimasi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, 3-7.
Trilaxmi et al. (2018). Mixed Pain. Jurnal Sinaps, 1, 59-69.
Ii, B. A. B. (2019). Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri pada Pasien Luka
Bakar Di IRNA Bedah. Poltekkes Kemenkes Padang.
Ningsih, F. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS
TRAUMA TUMPUL ABDOMEN PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA
NYAMAN DI RUANG LAIKAWARAKA RUMAH SAKIT BAHTERAMAS. Poltekkes
Kemenkes Kendari.
Dewi Kusumaningsih, L. A. (2021, Oktober). Asuhan Keperawatan Masalah
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri pada Pasien Hipertensi dengan
Menggunakan Terapi Air Kelapa Muda.Journal of Public Health
Concerns,
1, 181-188.
BAB II
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
TTL : Boyolali, 8 Mei 1955
Umur : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kerten, Rt 05, Rw 04, Banyudono, Banyudono,
Boyolali
Agama : Islam
Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2023
No RM : 23672XXX
Diagnosa Medis : Hiperglikemi
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. S
Umur : 45
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kerten, Rt 05, Rw 04, Banyudono, Banyudono,
Boyolali
Agama : Islam
Hub dengan klien : Anak
c. Keluhan Utama
Nyeri kaki kanan
d. Riwayat Kesehatan
- Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 20 Mei 2023 pasien datang ke RSUD Pandan Arang Boyolali
dengan keluhan nyeri kaki kanan seminggu terakhir. Nyeri dirasakan dari
pinggang kanan sampai paha kanan, kesemutan, mual, mutah dan nyeri dada.
Pasien belum pernah periksa gula darah sebelumnya. Sesampainya di RS
pasien dilakukan tindakan medikamentosa disertai pemberian infus Ringer
Laktat. Hasil pemeriksaan TTV, TD
: 120/80 mmHg, N : 86x/m, RR : 20 x/menit, S : 36,7°C dan didapatkan skala
nyeri 4 sedang.
- Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit dan belum pernah di
rawat di RS sebelumnya
- Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang sakit seperti
pasien.
e. Pola Kebiasaan Sehari-hari
- Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Pasien mengetahui jika dirinya sedang sakit dan pasien mengatakan sakit
adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat melakukan aktivitas.
- Pola nutrisi
Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan makan berasa enak sehari 3 kali dengan nasi, lauk pauk,
dan sayur tidak tersisa.
Saat sakit :
Pasien mengatakan makan dari rumah sakit diberi 3 kali sehari dengan nasi,
lauk, dan sayur. Untuk saat sakit pasien mengatakan tetap makan dengan
enak tanpa hambatan.
- Pola eliminasi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum masuk RS tidak ada keluhan terkait BAB
maupun BAK, tidak menggunakan alat bantu BAB 1 kali sehari, konsisten
padat, warna kekungingan, BAK 5-6 kali sehari, warna kekuningan.
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada perbedaan untuk BAB dan BAK saat
sakit maupun sebelum sakit. tidak menggunakan alat bantu BAB 1 kali
sehari, konsisten padat, warna kekungingan, BAK 5-6 kali sehari, warna
kekuningan.
- Pola istirahat tidur
Sebelum sakit :
Pola tidur pasien normal, tidurnya nyenyak dan tenang selama kurang lebih
5-
8 jam.
Saat sakit :
Pola tidur pasien sedikit terganggu jika dibandingkan sebelum sakit karena
merasakan sakit tersebut.
- Pola aktifitas dan latihan
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan/Minum
Mandi
Toileting
Mobilisasi di
tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
0 : mandiri
1 : dengan alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total
Hasil : Skor yang didapat adalah 0+1+1+2+2+1 = 7
- Pola kognitif
Pasien mengatakan masih memiliki daya ingat yang kuat dan sering
merasa cemas karena penyakitnya.
- Pola hubungan pasien
Pasien mengatakan berperan sebagai istri di dalam keluarganya. Saat
menjalankan peran pasien mengatakan tidak ada masalah dan
menjalankannya dengan baik. Pasien mengatakan menjalin hubungan baik
dengan keluarga dan masyarakat.
- Pola seksual dan reproduksi
Pasien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah, mempunyai 5 anak
dan 5 cucu
- Pola konsep diri
1) Identitas diri
Pasien mampu mengenali dirinya dan menyebutkan nama serta usianya
2) Gambaran diri
Pasien merasaa lemah, tidak berdaya karena merasakan nyeri
3) Ideal diri
Pasien ingin segera sembuh
4) Harga diri
Pasien merasa dirinya tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa selama sakit
5) Peran diri
Pasien sebagai istri dirumahnya.
- Pola koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan jika ada masalah dalam keluarganya di selesaikan
dengan musyawarah.
- Pola nilai dan kepercayaan
Pasien mengatakan bahwa beragama islam, pasien mengatakan
menjalankan sholat 5 waktu dan dilakukan secara rutin. Pasien
mengatakan selama sakit ibadahnya dilakukan diatas tempat tidur
f. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum
Keadaan umum pasien sedang
- Kesadaran
Kesadaran pasien Compos Mentis
- TTV
TD = 134/84 mmHg RR = 20 x/mnt
N = 82 x/mnt S = 36,7ºC
- BB/TB
BB = 70 kg TB = 165 cm
g. Pemeriksaan Sistematis Head To Toe
1. Kepala
- Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam menuju putih,
distribusi rambut tidak merata, rambut bersih, tidak ada lebam.
- Mata
Mata kanan dan kiri simetris, fungsi penglihatan baik, konjungtiva merah,
sklera putih, reflek cahaya positif, terdapat kantung mata.
- Hidung
Simetris, tidak ada luka, tidak ada benjolan, dan tidak ada penumpukan
sekret.
- Telinga
Tidak menggunakan alat bantu dengar, simetris antara kanan dan kiri, tidak
ada luka, dan bersih.
- Gigi dan mulut
Tidak ada karotis, gigi sedikit kekuningan, tidak ada gigi palsu, mukosa
bibir lembab.
- Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri telan yang
dirasakan.
2. Thorax
- Paru – paru (IPPA)
I = Pengembangan paru kanan dan kiri
simetris
P = Vermintus kanan dan kiri simetris
P = Sonor
A = Tidak terdapat suara tambahan
- Jantung (IPPA)
I = Ictus cordis tidak tampak
P = Ictus cordis tidak teraba
P = Pekak
A = Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, tidak ada suara
tambahan
- Abdomen (IAPP)
I = Bentuk perut normal
A = Peristaltik usus 15 x/mnt
P = Tidak ada massa dan nyeri tekan
P = Tympani
3. Punggung
Simetris, tidak ada luka, tidak ada pembengkakan, dan tidak ada
lesi.
4. Genetalia
Genetalia bersih, tidak terpasang kateter, dan tidak ada
oedema.
5. Ekstremitas
- Atas : tangan kanan terpasang infus RL 3 L, tidak ada
oedema
- Bawah : tidak ada oedema
h. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratoium
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN METODE
HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
hemoglobin 11.6 L g/dL 12.0 ~ 16.0 Colorimetric
10400 H /uL 4000 ~ 10000 Flow
lekosit 15 mm/jam 0 ~ 20 cytometry
laju endap darah Standart
hitung jenis lekosit 2.60 % 1~5
- eosinofil 1.60 H % 0~1 Flow
- basofil 52.10 % 50 ~ 60 cytometry
- neutrofil segmen 36.10 % 20 ~ 40 Flow
7.60 % 2~8 cytometry
- limfosit 270 /uL 20 ~ 500 Flow
- monosit 160 H /uL 0 ~ 100 cytometry
- total eosinofil 5410 /uL 2000 ~ 7000 Flow
- total basofil 3740 /uL 800 ~ 4000 cytometry
- total neutrofil 790 /uL 120 ~ 1200 Flow
35 % 33.0 ~ 45.0 cytometry
- total lymphosit 270 10/uL 154 ~ 386
- total monosit 4.57 juta/uL 4.3 ~ 6.3
- hematokrit
- trombosit 76.3 L fL 80 ~ 100
- eritrosit 25.5 L pg 27 ~ 32
index eritrosit 33.4 g/dL 32.0 ~ 36.0 Autocounter
12.8 % 11.5 ~ 14.5 Impedance
- mcv Impedance
- mch
- mchc RBC HC
- rdw-cv 20 U/L < 31 Kalkulasi
19 U/L < 31 Kalkulasi
kimia klinik
fungsi hati 31 mg/dL 10 ~ 50
ast (sgot) 0.9 mg/dL 0.6 ~ 1.1
66.18 mL/mnt/1.7
alt (sgpt) 3m IFCC
fungsi ginjal IFCC
ureum 135 mmol/L 135 ~ 148
kreatinin 4.1 mmol/L 3.5 ~ 5.3 Urease-UV
egfr (mdrd) 101 mmol/L 98 ~ 107 Jaffe
elektrolit
natrium (na)
Non Reaktif Non Reaktif ISE
kalium (k)
ISE
klorida (cl) ISE
imunoserologi
hepatis marker
HBsAg
Rapid Test
2) Antigen : Negatif (-)
3) Terapi Pengobatan
a) Infus Ringer Laktat 20 tpm
b) Injeksi Santagesik 3x1
c) Injeksi Radin 2x1
d) Injeksi NR 3x4
i. Anlisa Data
No Tanggal/ Jam Data Fokus Etiologi Problem
1 23 Mei DS : Agen Nyeri akut
2023/ 08.00 - Pasien mengatakan pencedera
WIB nyeri kaki kanan fisiologis
- Pasien mengatakan
nyeri dari pinggang
kanan sampai paha
kanan
P : Proses penyakit
Q : nyeri senut-senut
R : kaki kanan
S : skala 4
T : nyeri saat jalan
DO :
-Keadaan umum
Sedang
- Pasien tampak
kesakitan karena
nyeri di kaki nya
-Pasien tampak lemas
- Kesadaran
composmentis
- TTV
TD : 134/84 mmHg
N : 82 x/m
RR : 20 x/m
2 23 Mei 2023/ DS : Tirah baring Intoleransi
08.00 - Pasien mengatakn Aktivitas
WIB letih
- Pasien mengatakan
nyeri bertambah
jika berpindah posisi
DO :
- Pasien tampak lemas
3 23 Mei 2023/ DS : Ansietas Mual
08.00 - Pasien mengeluh mual
WIB dan muntah
DO :
- Pasien tampak lemas
- TTV
TD : 134/84 mmHg
N : 82 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,6 °C
SPO2 : 97 %
-
kolaboras
i dengan
dokter
dalam
pemberia
n tearapi
(analgetik
)
2 23 Mei Intoleransi Setelah - - Untuk
2023/ aktivitas dilakukan identifika mengetahui
08.30 berhubunga tindakan si bagian fungsi
WIB n dengan keperawatan gangguan tubuh yang
tirah baring selama 3x24 fungsi mengakibatkan
jam tubuh kelelahan
diharapkan yang
toleransi mengakib - agar pasien
aktivitas atkan dapat merasa
meningkat kelelahan tenang
dengan
kriteria hasil
: - berikan - untuk
a. kemuda aktivitas membantu
han distraksi mempercepat
melakukan yang kesembuhan
aktivitas menenan
sehari hari gkan
meningkat - untuk
b. Keluha - menudukung
n lelah Anjurkan kesembuhan
menur tirah pasien melalui
un baring asupan yang
c.Perasaan bergizi
lemah
menurun -
kolabirasi
dengan
ahli gizi
tentang
cara
meningka
tkan
asupan
makanan
P : Proses
penyakit
Q : nyeri senut-
senut
R : kaki kanan
S : skala 4
T : nyeri saat
jalan
O:
-Keadaan
Umum sedang
- Kesadaran
composmentis
TTV
TD : 134/84
mmHg
N : 82 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,6 °C
SPO2 : 97%
GDS : 330
10.00 WIB - S : Pasien
Berkolaboras
mengatakan
i
memberikan nyeri nya
analgesik
untuk mulai reda
meredakan O : Pasien
nyeri tampak nyaman
10.45 WIB - S : pasien
Memberikan
mengatakan
teknik
nonfarmakol belum tau strategi
ogis untuk
meredakan nyeri
mengurangi
rasa nyeri O : pasien tampak
yaitu tarik menahan nyeri,
nafas dalam
skala nyerimasih
4
11.10 WIB - S : pasien
Mengajarkan
mengatakan
teknik
relaksasi bersedia
tarik nafas
diajarkan
dalam
teknik
relakssi
napas dalam
O : pasien
tampak
kooperatif
dan mampu
mengikuti
teknik
relaksasi
napas dalam
23 Mei 2023/ Intoleransi aktivitas - S : Pasien susah
12.10 berhubungan dengan Mengidentifi melakukan
WIB tirah baring kasi gerakan anggota
gangguan badan
fungsi tubuh
yang O : Pasien
mengakibatk tampak lemah
an kelelahan
12.45 WIB - S : Pasien
Memberikan mengatakan
aktivitas sangat
distraksi menikmati
yang aktivitas
menenangka distraksi yang
n diberikan
O : Pasien
tampak sudah
mulai tenang
O : Pasien
tampak
membaik
O:
TD : 143/83
mmHg
S : 36,5
N : 65 x/menit
RR: 23 x/menit
SpO2 : 100 %
08.30 WIB Mengajarkan S : pasien
Teknik non mengatakan
farmakologi sudah bisa
s untuk melakukan
mengontrol teknik napas
nyeri dengan dalam
tarik nafas
dalam O : pasien
mengerutkan
dahi dan
merintih sakit,
pasien koperatif
dapat mengulang
dengan benar.
08.45 WIB Melakukan S : Pasien
kontrol mengatakan
lingkungan sudah mengerti
yang
memperbera O : Pasien
t nyeri tampak lebih
nyaman
24 Mei 2023/ Intoleransi aktivitas Mengidentifi S : Pasien
09.00 berhubungan dengan kasi mengatakan
tirah baring gangguan susah
fungsi tubuh menggerakkan
yang badan
mengakibatk
an kelelahan O : Pasien
tampak lemah
09.20 WIB Monitor S : Pasien
lokasi dan mengatakan
ketidaknyam pusing
anan selama
melakukan O : Pasien
aktivitas tampak lemas
09. 45 WIB Memberikan S : Psien
aktifitas mengatakan
distraaksi lebih nyaman
yang
menenangka O : Pasien
n tampak lebih
tenang
24 Mei 2023/ Mual berhubungan Mengidentif S : Pasien
10.00 dengan ikasi faktor mengatakan
WIB Ansietas penyebab Sudah tidak
mual merasa cemas
tetapi sedikit
mual
O : Pasien
tampak lemah
O : Pasien
tampak menahan
nyeri dan
kesakitan
09.20 WIB - Melakukan S : Pasien
monitor mengatakan
tanda tanda nyeri kaki
vital pasien kanan
O:
- TTV
TD : 167/89
mmHg
N : 69 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,6 °C
SPO2 : 100
%
10.00 WIB - S : Pasien
Mengajarkan mengatakan
teknik non sudah bisa
farmakologis melakukan tarik
untuk nafas dalam
mengontrol
nyeri dengan O : Pasien
tarik nafas tampak meringis
dalam kesakitan
10.30 WIB - Melakukan S : Pasien
kontrol mengatakan
lingkungan sudah merasakan
yang nyaman
memperberat
nyeri dengan O : Pasien
megurangi tampak lebih
pencahayaan nyaman
O : Pasien
tampak ngantuk
11.45 WIB - S : Pasien
Menyediakan mengatakan
lingkungan lebih nyaman
yang nyaman O : Pasien
tampak lebih
nyaman
12.00 WIB - Melakukan S : Pasien
anjuran mengatakan
melakukan sudah faham
aktivitas dengan anjuran
secara tersebut
bertahap
O : Pasien
tampak sudah
memahaminya
25 Mei 2023/ Mual - S : Pasien
12.10 berhubungan dengan Menguran mengatakan
WIB ansietas gi atau mual sudah
menghilan berkurang
gkan
keadaan O : Pasien
penyebab tampak
mual membaik
4. Evaluasi Formatif
P : Proses penyakit
Q : nyeri senut-senut
R : kaki kanan
S : skala 4
T : nyeri saat jalan
O:
TTV
TD : 132/91 mmHg
N : 70 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,6 °C
SPO2 : 98 %
P : Intervensi dilanjutkan
- Lanjutkan observasi nyeri
- Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi rasa nyeri
- Lanjutkan teknik relaksasi
nafas dalam
- Lanjutkan pemberian
obat analgesik
2 24 Mei 2023/ Nyeri akut S : Pasien mengatakan nyeri
14.00 berhubungan dengan kaki kanan sudah berkurang
WIB agen pencedera P : Proses penyakit
fisiologis Q : nyeri senut-senut
R : kaki kanan
S : skala 2
T : nyeri saat jalan
O:
TTV :
TD : 132/91 mmHg
N : 70 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,5°C
SPO2 : 98 %
P : intervensi dilanjutkan
- Lanjutkan observasi
nyeri
- Lanjutkan pemberian
tekniknonfarmakologi
untuk mengurangi rasa
nyeri
- Lanjutkan teknik relaksasi
nafas dalam
- Lanjutkan pemberian
obat analgesik
1 23 Mei 2023/ Intoleransi aktivitas S :
21.00 berhubungan dengan - Pasien mengatakan letih
WIB tirah baring masih terasa
- Pasien mengatakan masih
nyeri jika berpindah posisi
O:
- Pasien masih tampak lemas
A : Masalah Intoleransi aktivitas
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
- Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
- Anjurkan tirah baring
- Kolabirasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
O:
- Pasien tampak sedikit
sedikit membaik
A : Masalah intoleransi
aktivitas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
- Berikan aktivitas distraksi
yang
menenangkan
- Anjurkan tirah baring
- Kolabirasi dengan ahli
gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
1 23 Mei 2023/ Mual berhubungan S:
dengan - Pasien mengatakan mual
Ansietas sedikit berkurang
O:
- Pasien masih tampak lemas
- TTV
TD : 131/82 mmHg
N : 84 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,6 °C
SPO2 : 99 %
P : Intervensi dilanjutkan
- Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
P : Intervensi dilanjutkan
- Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual
5. Evaluasi Sumatif
No Tanggal/Jam Diagnosa Evaluasi TTD/Nama
1 25 Mei 2023/ Nyeri Akut S:
13.00 berhubungan dengan - Pasien
WIB agen pencedera mengatakan
fisiologis nyeri kaki
sebelah kanan
sudah hilang
P : Proses penyakit
Q : nyeri senut-senut
R : kaki kanan
S : skala 0
T : nyeri saat jalan
O:
- TTV
TD : 117/72 mmHg
N : 74 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,5°C
SPO2 : 99 %
- Pasien tampak sudah
membaik
A : Masalah nyeri
akut teratasi
P : Intervensi
dihentikan
O:
- Pasien sudah tidak
tampak lemas
A : Masalah
intoleransi
aktivitas teratasi
P : intervensi
dihentikan
3 25 Mei Mual berhubungan S:
2023/13.00 dengan - Pasien mengatakan
WIB ansietas muaal sudah
tidak dirasa
O:
- Pasien sudah tidak
tampak lemas
A : Masalah mual
teratasi
P : Intervensi
dihentikan