2. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan, yang bersumber dari kerusakan
aktual atau potensial dari jaringan. Untuk nyeri akut, sifatnya tiba-tiba
dengan slow onset yang berlangsung kurang dari enam bulan.
Sedangkan nyeri kronis, sifatnya konstan dan berlangsung lebih dari
enam bulan. Singkatnya, antara nyeri akut dan kronis yang
membedakan adalah durasinya: kurang dan lebih dari enam bulan.
(NANDA, 2008)
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak
menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan
yang actual atau potensial.
(Judith M. Wilkinson, 2002)
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif
dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan tersebut
(Long, 1996)
3. Etiologi Nyeri
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
a. Pembengkakan Jaringan
b. Spasmus Otot (ketegangan otot meningkat)
c. Kehamilan
d. Inflamasi
e. Keletihan
f. Kanker
6. Klasifikasi Nyeri
a. Klasifikasi Nyeri secara umum
1) Nyeri Akut
Etiologi yang bisa digunakan dari NANDA adalah nyeri
akut berhubungan dengan agen injuri (biologis, kimiawi, fisik,
psikologi). Tandanya adalah perubahan otot, perubahan
mood/minat, perubahan tekanan darah, nadi, frekuensi nafas,
diaporesis, perubahan wajah, fokus pada diri sendiri, reaksi
melindungi diri atau bagian yang sakit, gangguan tidur, dll.
Utamanya adalah klien menyatakan secara verbal tentang rasa
sakitnya.
2) Nyeri Kronik
Intinya sama dengan nyeri akut. Sekali lagi perbedaannya
adalah di durasi waktu nyerinya. Etiologi menurut NANDA
adalah ketidakmampuan fisik kronis dan ketidakmampuan
psikologis kronis. Sedangkan tanda-gejalanya: depresi,
anoreksia, perubahan raut wajah, kelemahan, menjadi sangat
peka (sensitif), tidak cukup istirahat, fokus diri, dll (sama dengan
nyeri akut). Mempunyai selang waktu yang lebih lama dan dapat
berlangsung lebih dari enam bulan
(NANDA, 2008)
b. Nyeri berdasarkan intensitasnya
1) Skala 0 → tidak nyeri sama sekali
2) Skala 1 - 3 → nyeri ringan
3) Skala 4 – 6 → nyeri sedang
4) Skala 7 – 9 → nyeri berat
5) Skala 10 → nyeri tak tertahankan
c. Nyeri berdasarkan tempatnya
1) Peripheral pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan
tubuh misalnya pada kulit, mukosa
2) Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh
yang lebihdalam atau pada organ-organ tubuh visceral
3) Refered pain, yakni nyeri dalam yang disebabkan karena
penyakit organ/struktur dalam tubuh yang
4) ditransmisikan kebagian tubuh didaerah yang berbeda,
bukan daerah asal nyeri.
5) Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan
p a d a sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus
dan lain-lain.
d. Nyeri berdasarkan sifatnya
1) Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang.
2) Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta
dirasakan dalam waktu lama
3) Proxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi
dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya ± 10-15 menit, lalu
menghilang,kemudian timbul lagi.
7. Penanganan Nyeri
a. Farmakologi
a) Analgesik Narkotik
Analgesik narkotik terdiri dari berbagai derivate
opium seperti morfin dan kodein. Narkotik dapat
memberikan efek penurunan nyeri dan kegembiraan
karena obat ini mengadakan ikatan dengan reseptor opiat
dan mengaktifkan penekan nyeri endogen pada susunan
saraf pusat (Tamsuri, 2007).
b) Analgesik Non Narkotik
Analgesik non narkotik seperti aspirin, asetaminofen,
dan ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri juga
memiliki efek anti inflamasi dan anti piretik. Obat
golongan ini menyebabkan penurunan nyeri dengan
menghambat produksi prostalglandin dari jaringan yang
mengalami trauma atau inflamasi (Smeltzer & Bare,
2001).
b. Non Farmakologi
a) Relaksasi progresif
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan stres. Teknik relaksasi memberikan individu
kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,
stres fisik, dan emosi pada nyeri (Potter & Perry, 2006).
b) Stimulasi Kutaneus Plasebo
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik
dalam bentuk yang dikenal oleh klien sebagai obat seperti
kapsul, cairan injeksi, dan sebagainya. Placebo umumnya
terdiri dari larutan gula, larutan salin normal, atau air biasa
(Tamsuri, 2007).
c) Teknik Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri
dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal yang
lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami (
Priharjo, 1996 ).
d) Terapi es dan panas.
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang
memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan sub kutan lain pada
tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi.
Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatkan
aliran darah ke suatu areadan kemungkinan dapat turut
menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Baik
terapi es maupun terapi panas harus digunakan dengan hati –
hati dan dipantau dengan cermat untuk menghindari cedera
kulit ( Smeltzer dan Bare, 2002 )
e) Imajinasi terbimbing.
Menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang
dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu.
III. PATHWAY NYERI
Trauma jaringan,
Infeksi
Kerusakan sel
Merangsang nosiseptor
(reseptor nyeri)
Medula spinalis
persepsi nyeri
NYERI AKUT
V. PERENCANAAN
A. Prioritas Masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
Asmidi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba
medik