Anda di halaman 1dari 13

I.

JUDUL : Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia


dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aman dan Nyaman.

II. KONSEP DASAR GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN


DAN NYAMAN

1. Definisi Keamanan dan Kenyamanan


Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis
atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006).
Kebutuhan akan keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi
diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan
bakteriologis. Kebutuhan akan keaman terkait dengan konteks
fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan
dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang.
Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (misalnya: penyakit,
nyeri, cemas, dan sebaginya). Dalam konteks hubungan interpersonal
bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi,
kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah
laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami
orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan
sesuatu kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi,
2005)
Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keprawatan.
Donahue (1989) meringkaskan “melalui rasa nyaman dan tindakan
untuk mengupayakan kenyamanan, perawat memberikan kekuatan,
harapan, hiburan, dukungan, dorongan dan bantuan.” Berbagai teori
keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien
yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Kolcaba
(1992) mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten pada
pengalaman subjektif klien. Kolcaba mendefinisikan kenyamanan
sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
baik berupa ketentraman, kelegaan dan transcenden (keadaan tentang
sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri).
Suatu cara pandang yang holistik tentang kenyamanan
membantu dalam upaya mengidentifikasi 4 konteks :
 Fisik → Berhubungan dengan sensasi tubuh.
 Sosial → Berhubungan dengan kewaspadaan interpersonal,
keluarga dan sosial.
 Psikospiritual → Berhubungan dengan kewaspadaan internal
dalam diri sendiri, meliputi harga diri, seksualitas, dan makna
kehidupan.
 Lingkungan → Berhubungan dengan latar belakang
pengalaman eksternal manusia : cahaya, bunyi, temperatur,
warna dan unsur-unsur alamiah.

2. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan, yang bersumber dari kerusakan
aktual atau potensial dari jaringan. Untuk nyeri akut, sifatnya tiba-tiba
dengan slow onset yang berlangsung kurang dari enam bulan.
Sedangkan nyeri kronis, sifatnya konstan dan berlangsung lebih dari
enam bulan. Singkatnya, antara nyeri akut dan kronis yang
membedakan adalah durasinya: kurang dan lebih dari enam bulan.
(NANDA, 2008)
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak
menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan
yang actual atau potensial.
(Judith M. Wilkinson, 2002)
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif
dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan tersebut
(Long, 1996)
3. Etiologi Nyeri
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
a. Pembengkakan Jaringan
b. Spasmus Otot (ketegangan otot meningkat)
c. Kehamilan
d. Inflamasi
e. Keletihan
f. Kanker

4. Tanda dan Gejala


a. Posisi yang memperlihatkan pasien
Pasien tampak takut bergerak, dan berusaha merusak posisi
yang memberikan rasa nyaman
b. Ekspresi umum
1) Tampak meringis, merintih
2) Cemas, wajah pucat
3) Ketakutan bila nyeri timbul mendadak
4) Keluar keringat dingin
5) Kedua rahang dikatupkan erat-erat dan kedua tangan tampak dalam
posisi menggenggam
6) Pasien tampak mengeliat karena kesakitan
c. Pasien dengan nyeri perlu diperhatikan saat pengkajian adalah:
1) Lokasi nyeri
2) Waktu timbulnya nyeri
3) Reaksi fisik/psikologis pasien terhadap nyeri
4) Karakteristik nyeri
5) Faktor pencetus timbulnya nyeri
6) Cara-cara yang pernah dilakukan untuk mengatasi nyeri
5. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
 Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri,
khususnya pada anak-anak dan lansia. Perbedaan perkembangan,
yang ditemukan di antara kelompok usia ini dapat mempengaruhi
bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri.
 Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara
individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang
diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini
meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri.
 Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri
mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi
terhadap nyeri. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara
berbeda-beda, apabaila nyeri tersebut memberi kesan ancaman,
suatu kehilangan, hukuman dan tantangan. Misalnya seorang
wanita yang sedang bersalin akan mempersepsikan nyeri berbeda
dengan wanita yang nyeri akibat pukulan.
 Perhatian
Tingkat perhatian seseorang dalam memfokuskan
perhatiannya terhadap nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri.
 Ansietas
Ansieta seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri
juga dapat menimbulkan ansietas.
 Keletihan
Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif
dan menurunkan kemampuan koping.
 Pengalaman sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa
individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada
masa yang akan datang. Apabila individu sejak lama sering
mengalami serangkaian episode nyeri yang berat, maka
ansietas/rasa takut dapat muncul. Sebaliknya, apabila individu
merasakan nyeri tetapi kemudian nyeri tersebut dengan berhasil
dihilangkan, akan lebih mudah bagi individu untuk
menginterprestasikan rasa nyeri.
 Dukungan keluarga dan sosial
Faktor lain yang bermakna mempengarui respon nyeri adalah
kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka
terhadap klien.
(Calvillo dan Flaskuerd, 1991).

6. Klasifikasi Nyeri
a. Klasifikasi Nyeri secara umum
1) Nyeri Akut
Etiologi yang bisa digunakan dari NANDA adalah nyeri
akut berhubungan dengan agen injuri (biologis, kimiawi, fisik,
psikologi). Tandanya adalah perubahan otot, perubahan
mood/minat, perubahan tekanan darah, nadi, frekuensi nafas,
diaporesis, perubahan wajah, fokus pada diri sendiri, reaksi
melindungi diri atau bagian yang sakit, gangguan tidur, dll.
Utamanya adalah klien menyatakan secara verbal tentang rasa
sakitnya.
2) Nyeri Kronik
Intinya sama dengan nyeri akut. Sekali lagi perbedaannya
adalah di durasi waktu nyerinya. Etiologi menurut NANDA
adalah ketidakmampuan fisik kronis dan ketidakmampuan
psikologis kronis. Sedangkan tanda-gejalanya: depresi,
anoreksia, perubahan raut wajah, kelemahan, menjadi sangat
peka (sensitif), tidak cukup istirahat, fokus diri, dll (sama dengan
nyeri akut). Mempunyai selang waktu yang lebih lama dan dapat
berlangsung lebih dari enam bulan
(NANDA, 2008)
b. Nyeri berdasarkan intensitasnya
1) Skala 0 → tidak nyeri sama sekali
2) Skala 1 - 3 → nyeri ringan
3) Skala 4 – 6 → nyeri sedang
4) Skala 7 – 9 → nyeri berat
5) Skala 10 → nyeri tak tertahankan
c. Nyeri berdasarkan tempatnya
1) Peripheral pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan
tubuh misalnya pada kulit, mukosa
2) Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh
yang lebihdalam atau pada organ-organ tubuh visceral
3) Refered pain, yakni nyeri dalam yang disebabkan karena
penyakit organ/struktur dalam tubuh yang
4) ditransmisikan kebagian tubuh didaerah yang berbeda,
bukan daerah asal nyeri.
5) Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan
p a d a sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus
dan lain-lain.
d. Nyeri berdasarkan sifatnya
1) Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang.
2) Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta
dirasakan dalam waktu lama
3) Proxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi
dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya ± 10-15 menit, lalu
menghilang,kemudian timbul lagi.
7. Penanganan Nyeri
a. Farmakologi
a) Analgesik Narkotik
Analgesik narkotik terdiri dari berbagai derivate
opium seperti morfin dan kodein. Narkotik dapat
memberikan efek penurunan nyeri dan kegembiraan
karena obat ini mengadakan ikatan dengan reseptor opiat
dan mengaktifkan penekan nyeri endogen pada susunan
saraf pusat (Tamsuri, 2007).
b) Analgesik Non Narkotik
Analgesik non narkotik seperti aspirin, asetaminofen,
dan ibuprofen selain memiliki efek anti nyeri juga
memiliki efek anti inflamasi dan anti piretik. Obat
golongan ini menyebabkan penurunan nyeri dengan
menghambat produksi prostalglandin dari jaringan yang
mengalami trauma atau inflamasi (Smeltzer & Bare,
2001).
b. Non Farmakologi
a) Relaksasi progresif
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan stres. Teknik relaksasi memberikan individu
kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,
stres fisik, dan emosi pada nyeri (Potter & Perry, 2006).
b) Stimulasi Kutaneus Plasebo
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik
dalam bentuk yang dikenal oleh klien sebagai obat seperti
kapsul, cairan injeksi, dan sebagainya. Placebo umumnya
terdiri dari larutan gula, larutan salin normal, atau air biasa
(Tamsuri, 2007).
c) Teknik Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri
dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal yang
lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami (
Priharjo, 1996 ).
d) Terapi es dan panas.
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang
memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan sub kutan lain pada
tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi.
Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatkan
aliran darah ke suatu areadan kemungkinan dapat turut
menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Baik
terapi es maupun terapi panas harus digunakan dengan hati –
hati dan dipantau dengan cermat untuk menghindari cedera
kulit ( Smeltzer dan Bare, 2002 )
e) Imajinasi terbimbing.
Menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang
dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu.
III. PATHWAY NYERI
Trauma jaringan,
Infeksi

Kerusakan sel

Pelepasan mediator nyeri


(histamin, bradikinin,
Prostaglandin, serotonin, ion
Kalium, dll)
Tekanan mekanis,
Deformasi, suhu ekstrim

Merangsang nosiseptor
(reseptor nyeri)

Dihantarkan serabut tipe A, tipe C

Medula spinalis

sistem aktivasi sistem aktivasi area grisea


retikuler retikuler periakuoduktus

talamus hipotalamus dan sistem talamus


limbik
otak (korteks somatosensorik)

persepsi nyeri

NYERI AKUT

IV. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kegelisahan.

V. PERENCANAAN
A. Prioritas Masalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.

B. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien
dapat merasa nyaman dan mampu mengontrol
nyeri.
Hasil yang diharapkan :
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri.
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang.
C. Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
Intervensi :
a. Observasi tanda non verbal terhadap ketidaknyamanan
b. Bantu keluarga untuk membeikan suport
c. Kontrol faktor lingkungan terhadap respon ketidaknyamanan
d. Ajarkan cara menggunakan tehnik non farmakologi
(ralaksasi, guide imaginari, kompres hangat dingin,
melakukan massase)
e. Berikan pertolongan nyeri dengan analgesik yang diresepkan
f. Tingkatkan keadekuatan istirahat
Daftar Pustaka

Perry, Potter . 2005 . Fundamental Of Nursing . Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Blackwell Wiley 2015. Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Gordon Marjory.1991. Manual of Nursing Diagnosis, United States of America


:year Book, Inc

Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma.2015. Aplikasi NANDA NIC-NOC.


Mediaction Jogja

Asmidi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba
medik

Willkinson Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran Kozier Fundamental of Nursing

Anda mungkin juga menyukai