Anda di halaman 1dari 12

I.

KONSEP DASAR

A. Pengertian
Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup seelum usia
kehamilan minggu ke -37 ( dihitung dari minggu pertama haid terakhir).
The american academy of pediatric, mengambil batasan 38
minggu untuk menyebut prematur.
Bayi prematur atau bayi pre-term adalah bayi yang berumur
kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat bedan. Sebagian besar
bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram adalah bayi
prematur. (Asrining Surasmi ,dkk. 2003).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bayi premature
ditetapkan berdasarkan umur kehamilan.
B. Etiologi
1. Faktor Maternal
a. Toksenia
b. Hipertensi
c. malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus
d. kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana
uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada
pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
2. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus
multi ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996).
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
a. Kehamilan
1) Malformasi Uterus
2) Kehamilan ganda
3) TI. Servik Inkompeten
4) KPD
5) Pre eklamsia
6) Riwayat kelahiran premature
7) Kelainan Rh
b. Penyakit
1) Diabetes Maternal
2) Hipertensi Kronik
3) UTI
4) Penyakit akut lain
c. Sosial Ekonomi
1) Tidak melakukan perawatan prenatal
2) Status social ekonomi rendah
3) Mal nutrisi
4) Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
1. Resiko Demografik
a. Ras
b. Usia (40 tahun)
c. Status sosio ekonomi rendah
d. Belum menikah
e. Tingkat pendidikan rendah
2. Resiko Medis
a. Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
b. Abortus trimester kedua (lebihdari 2x abortus spontan atau elektif)
c. Anomali uterus
d. Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
e. Resiko kehamilan saat ini : Kehamilan multi janin, Hidramnion,
kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal
:plasentaprevia, solusioplasenta), pembedahan abdomen, infeksi
(misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD,
anomaly janin.
3. Resiko Perilaku dan Lingkungan
a. Nutrisi buruk
b. Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
c. Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
d. Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
4. Faktor Resiko Potensial
a. Stres
b. Iritabilitas uterus
c. Peristiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
d. Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
e. Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
f. Defisiensi progesterone
g. Infeksi
C. Patofisiologi
Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan
tidak dapat menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal
ini disebabkan karena respon menggigil bayi tidak ada atau kurang,
sehingga tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utama kalori bila
ada stress dingin atau suhu lingkungan rendah adalah
thermogenesis nonshiver. Sebagai respons terhadap rangsangan dingin,
tubuh bayi akan mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus
metabolisme lemak dari cadangan lemak cokelat untuk menghasilkan
kalori yang kemudian dibawa oleh darah ke jaringan. Stress dingin dapat
menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia.
Peningkatan metabolisme sebagai respons terhadap stress dingin akan
meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen. Bila oksigen yang
tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan oksigen berkurang (
hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk karena volume paru
menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan kelainan paru (paru yang
imatur). Keadaan ini dapat sedikit terolong oleh haemoglobin fetal ( HbF)
yang dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan
lebih lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.
Stress akan direspons oleh bayi dengan melepas norepinefrin yang
menyebabkan vasokontriksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan
ventilasi paru sehingga kadar oksigen darah berkurang. Keadaan ini
menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis
anaerob yang menyebabkan peningkatan asam laktat, kondisi ini
bersamaan dengan metabolisme lemak cokelat yang menghasilkan asam
sehingga meningkatkan konstribusi terjadinya asidosis.
Kegiatan metabolisme anaerob menghilangkan glikogen lebih
banyak dari pada metabolisme aerob sehingga mempercepat terjadinya
hipoglikemia. Kondisi ini terjadi terutama bila cadangan glikogen saat
lahir sedikit, sesudah kelahiran pemasukan kalori rendah atau tidak
adekuat.
Termoregulasi. Bayi prematur umurnya relatif kurang mampu
untuk bertahan hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur
dan fungsi biokimianya belum bekerja seperti bayi yang lebih tua.
Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk
mengatur dan mempertahankan suhu badannya dalam batas normal. Bayi
prematur dan imatur tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas
normal, karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum matur,
kurangnya cadangan glikogen dan lemak cokelat sebagai sumber kalori.
Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan tubuh yang
relatif lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih
banyak. Respons menggigil pada bayi kurang atau tidak ada, sehingga
bayi tidak dapat meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain
itu kontrol refleks kapiler kulit juga masih kurang. (Asrining surasmi dkk,
2003).
D. Pathway

E. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis Bayi Prematur adalah :
1. Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.
2. Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm.
3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm.
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6. Kepala relative lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan,
lanugonya banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltic
usus.
7. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan tidak teratur dan sering timbul
apnea.
8. Reflek tonik leher lemah danr efleks morro positif.
9. Alat kelamin pada bayi laki- laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang, testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora belum tertutup labia mayora.
10. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannnya
lemah.
11. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
12. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan reflex
hisap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif.
13. Tulang rawan dan daun telinga belum sempurna
pertumbuhannya sehingga seolah- olah tidak teraba tulang rawan dan
daun telinga (Surasmi, 2003).
14. Pergerakannya kurang dan masih lemah, pernapasan belum teratur
15. Otot-otot masih hipotonik
16. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit
17. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit
18. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagalnapas)
19. Kepala tidak mampu tegak .
F. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir
rendah antara lain:
1. Hipoglikemia
2. Gangguan cairan dan elektrolit
3. Hiperbilirubinemia
4. Sindroma gawat nafas
5. Paten duktus arteriosus
6. Infeksi
7. Perdarahan intraventrikulerApnea of Prematurity
8. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi
dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain:
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Gangguan penglihatan (Retinopati)
4. Gangguan pendengaran
5. Penyakit paru kronis
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
2. Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
3. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
4. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan
antibiotic yang tepat

II. ASUHAN KEPERAWATAN BAYI PREMATUR


A. Pengkajian
1. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam
kandungan terganggu
2. Keluhan utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi ke dinginan atau suhu
tubuh rendah
3. Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar pada 1 sampai 5
menit, 0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6
kegawatan sedang,dan 7-10 normal
4. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur, kehamilan ganda, hidramnion
5. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,
TB Paru, Tumor kandungan, Kista, Hipertensi
6. ADL
a. Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung
kurang, daya absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan
nutrisi terganggu.
b. Pola Istirahat tidur : terganggu oleh karena hipotermia.
c. Pola Personal hygiene : tahap awal tidak dimandikan.
d. Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas.
e. Pola Eliminasi : BAB yang pertama kali keluar adalah
mekonium, produksi urin rendah
7. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran compos mentis
2) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
120-140X/menit
3) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
40X/menit
4) Suhu : kurang dari 36,5 C
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala: lingkar kepala 32-35 cm, rambut hitam atau
merah, panjang rambut 2 cm, kulit wajah kemerahan dan licin.
2) Panjang badan: kurang dari 48 cm .
3) Berat badan: kurang dari 2.500 gram, lapisan lemak
subkutan sedikit/tidak ada.
4) Thorax : lingkar dada 30-38 cm.
5) Abdomen :penonjolan abdomen,tali pusat layu, peristaltic
usus terdengar maksimal kurang dari 5 detik.
6) Genetalia : pada bayi laki-laki testis belum turun ke scrotum,
pada bayi perempuan labio perempuan labio mayora
belum menutupi labia minora
7) Anus: keluar miconium
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi gawat pernafasan berhubungan dengan ketidak
matangan paru karena kurang produksi surfactant
2. Resiko tinggi hipotermia atau hypertermi berhubungan dengan lemak
subkutan tipis, luas permukaan tubuh lebih luas disbanding
dengan masa tubuh, termoregulasi belum sempuna
3. Nutisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan reflek menelan
lemah akibat prematuritas
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan peningkatan
kerentanan bayi terhadap system imun yang belum matang
C. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa I
Tujuan :Menjaga dan memaksimalkan fungsi paru
Intervensi:
a. Kumpulkan data yang berkaitan dengan kegawatan nafas
Rasional :Riwayat ibu atas penggunaan obat atau kondisi tidak
normal selama kehamilan dan proses persalinan.
b. Waspada episode apnea yang berlangsung lebih dari 20 detik
Rasional :deteksi dini dalam menentukan tindakan selanjutnya
c. Memberi bantuan pernafasan seperti oksigen
Rasional :membantu mencukupi supplai oksigen
d. Pantaukajian gas darah untuk mengetahui asidosis pernafasan
metabolik
Rasional : deteksi dini untuk mencegah hipoksia
e. Persiapkan dalam pemberian terapi farmakologis, spertiteofilin IV
2. Diagnosa II
Tujuan :tidak terjadi hipotermia/hypertermia
Intervensi
a. Jaga temperature ruang perawatan 25ºC
Rasional :ruangan yang terlalu panas menyebabkan perpindahan
panas secara infeksi
b. Ukur suhu rectal terlebih dulu, kemudian suhu aksila setiap 2
jam/setiap kali diperlukan
Rasional :deteksi dini dalam menentukan tindakan selanjutnya.
c. Lakukan prosedur penghangatan setelah bayi lahir
Rasional :mencegah pengeluaran suhu lewat evaporasi
3. Diagnosa III
Tujuan: Meningkatkan dan menjaga asupan kalori dan statusnya gizi
bayi
Intervensi :
a. Awasi reflek menghisap bayi dan kemampuan menelan
Rasional :kemampuan menghisap dan menelan yang lemah
dapat menyebabkan kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi
b. Awasi dan hitung kebutuhan kalori bayi
Rasional :mengetahui kebutuhan kalori yang dibutuhkan bayi.
c. Kebutuhan ASI 60/kg BB/24 jam dengan kenaikan 30 cc/hari,
dipertahankan pada hari ke-7 sampai 1 bulan
Rasional : ASI mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh
d. Timbang bayi setiap hari, bandingkan berat badan dengan asupan
kalori yang diberikan.
Rasional :mengetahui perkembangan dan kemungkinan terjadinya
penurunan BB yang pathologis
4. Diagnosa IV
Tujuan :tidak terjadi infeksi
Intervensi :
a. Kaji adanya fluktuasi suhu tubuh, letargi, apnea, malas minum,
gelisah dan ikterus
Rasional :suhu tubuh meningkat dan nadi cepat merupakan awal
terjadinya infeksi
b. Kaji riwayat ibu,kondisi bayi selama kehamilan,dan
epidemic infeksi di ruang perawatan
Rasional :mengetahui adanya riwayat infeksi selama kehamilan
c. Ambil sampel darah
Rasional :untuk sampel pemerisaan eritrosit, leukosit, diferensiasi,
Immunoglobulin
d. Pantau ulang hasil peneletian eritrosit, luekosit, diferensiasi,
imunoglobulin
Rasional : mengetahui terjadinya infeksi
e. Upayakan pencegahan infeksi dari lingkungan: cuci tangan
sebelum dan sesudah memegang bayi
Rasional :mencegah berpindahnya mikroorganisme dari jari tangan
ke tubuh bayi
DAFTAR PUSTAKA

Boback. 2004. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.


Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 8. Jakarta
: EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Saccharin, Rossa M. 2004. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai