Disusun Oleh:
Vera Hari Widyastuti
P. 17420108037
I. MASALAH UTAMA
Perilaku kekerasan
B. Etiologi
Gangguan kosep diri : harga diri rendah
DS : Cemas
- klien mengatakan benci dan
kesal pada seseorang Masalah
- klien suka membentak dan
menyerang orang yang Marah tak terungkap
mengusiknya jika sedang
kesal Agresif / amuk
DO :
- Klien memukul diri sendiri Resiko Marah
atau orang lain menciderai
- Klien merampas barang milik dairi sendiri, Merasa kuat
orang lain orang lain dan
- Klien membanting barang- lingkungan Menantang
barang
Masalh tak selesai
DS :
- Klien mengatakan benci dan Masalah
ingin memukul sese-orang berkepanjangan
- Klien membentak sese-orang
dan mengatakan kata - kata Muncul rasa
kasar dan kacau bermusuhan
Merusak diri sendiri,
orang lain dan
lingkungan
V. POHON MASALAH
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan akibat
(Keliat, 1998)
B. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria evaluasi :
- Klien mau membalas salam
- Klien mau berjabat tangan
- Kllien mau menyebut nama
- Klien mau tersenyum
- Klien ada kontak mata
- Klien mau mengetahui nama perawat
- Klien mau menyediakan waktu untuk perawat
Intervensi keperawatan :
1.1 Beri salam dan panggil nama klien
1.2 Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan
1.3 Jelaskan maksud hubungan interaksi
1.4 Jelaskan kontrak yang akan dibuat
1.5 Beri rasa aman dan tunjukkan sikap empati
1.6 Lakukan kontak singkat tetapi sering
Rasionalisasi :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk hubungan selanjutnya.
Rasionalisasi:
- dengan mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam berespon
terhadap kemarahan dapat membantu klien menemukan cara yang
baik untuk mengurangi kekesalannya sehingga klien tidak stress lagi.
- Reinforcement positif dapat memotivasi klien dan meningkatkan
harga dirinya.
- Berdiskusi dengan klien untuk memilih cara yang lain dan sesuai
dengan kemampuan klien.
7. klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
kriteria evaluasi:
- klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan.
a. fisik: tarik nafas dalam, olah raga, menyiram tanaman.
b. Verbal: mengatakan langsung denhan tidak menyakiti.
c. Spiritual : sembahyang, berdoa, ibadah lain
Intervensi keperawatan:
7.1. Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien.
7.2. Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih
7.3. Bantu klien menstimulasi cara tersebut (role play).
7.4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara
tersebut.
7.5. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat
marah.
Rasionalisasi:
- memberikan stimulasi kepada klien untuk menilai respon perilaku
kekerasan secara tepat.
- Membantu klien dalam membuat keputusan untuk cara yang telah
dipilihnya dengan melihat manfaatnya.
- Agar klien mengetahui cara marah yang konstruktif
- Pujian dapat meningkatkan motifasi dan harga diri klien.
- Agar klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilihnya jika sedang
kesal.
8. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku
kekerasan.
Kriteria evaluasi:
- Keluarga klien dapat:
a. menyebutkan cara merawat klien yang berperilaku kekerasan
b. mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien
Intervensi keperawatan:
8.1. Identifikasi kemampuan keluarga klien dari sikap apa yang telah
dilakukan keluarga terhadap klien selama ini.
8.2. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien.
8.3. Jelaskan cara-cara merawat klien.
8.4. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien.
8.5. Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan
demonstrasi.
Rasionalisasi:
- kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi akan memungkinkan
keluarga untuk melakukan penilaian terhadap perilaku kekerasan
- meningkatkan pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien
sehingga keluarga terlibat dalam perawatan klien.
- Agar keluarga dapat klien dengan perilaku kekerasannya
- Agar keluarga mengetahui cara merawat klien melalui demonstrasi
yang dilihat keluarga secara langsung.
- Mengeksplorasi perasaan keluarga setelah melakukan demonstrasi.
Intervensi keperawatan:
9.1.jelaskan jenis- jenis obat yang diminum klien (pada klien dan
keluarga)
9.2. diskusikan menfaat minum obat dan kerugian jika berhenti minum
obat tanpa seijin dokter
9.3. jelaskan prinsip benar minum obat (nama, dosis, waktu, cara
minum).
9.4. anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu.
9.5. anjurkan klien melapor kepada perawat/ dokter bila merasakan efek
yang tidak menyenangkan.
9.6. berikan pujian pada klien bila minum obat dengan benar.
Rasionalisasi:
- klien dan keluarga dapat mengetahui mana-mana obat yang diminum
oleh klien.
- Klien dan keluarga dapat mengetahui kegunaan obat yang
dikonsumsi oleh klien.
- Klien dan keluarga dapat mengetahui prinsip benar agartidak terjadi
kesalahan dalam mengkonsumsi obat.
- Klien dapat memiliki kesadaran pentingnya minum obat dan bersedia
minum obat dengan kesadaran sendiri.
- Mengetahui efek samping obat sedini mungkin sehingga tindakan
dapat dilakukan sesegera mungkin untuk menghindari komplikasi.
- Reinforcement positif dapat memotivasi keluarga dan klien serta
meningkatkan harga diri.
DAFTAR PUSTAKA