Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS


DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

DI RUANG NAKULA 2 RUMAH SAKIT K.R.M.T WONGSONEGORO


SEMARANG

Disusun Oleh :

1. ARINDA PUTRI SETYAWAN P1337420116002


2. MARYAM ZUNAR P1337420116006
3. WIDYA KURNIAWATI P1337420116009

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI
DI RUANG NAKULA 2 RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2018 Ruang/Rs : Nakula 2/RSUD K.R.M.T


Jam Pengkajian : 14.00 WIB Wongsonegoro

A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny.S
b. Umur : 63 Tahun 6 Bulan
c. Alamat : Tegalrejo RT 10 RW 03,Pedurungan,
Semarang
d. Pendidikan : SD kelas 3
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Tanggal Masuk : 11 Maret 2018
g. Diagnosa Medis : Gastroenteritis, Dehidrasi, Hipertensi,
Hiperglikemi
h. Nomor Register : 263268
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Ny.S
b. Umur : 42 Tahun
c. Alamat : Banten, Jawa Barat
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Hub.dengan klien : Anak

B. CATATAN MASUK
Tanggal Masuk : 11 Maret 2018
Jam Masuk : 05.38 WIB
Cara Masuk : Diantar oleh anaknya
Alasan Masuk : Pasien mengeluh sesak nafas disertai pusing
seperti berputar-putar, diare dan nyeri perut.
Diagnosa Medis : Gastroentritis, Dehidrasi, Hipertensi, Hiperglikemi

C. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan pusing seperti berputar-putar ketika awal masuk rumah
sakit.

D. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien mengatakan pusing yang berputar-putar dan diare saat datang
ke IGD pukul 07.00 WIB. Klien datang dengan keluhan pusing yang
berputar-putar dan diare. Kemudian pada pukul 08.00 dipindahkan ke
ruang rawat inap di Nakula 2.
2. Riwayat Keperawatan Dahulu
Klien mengaku seblumnya sudah pernah masuk ke Rumah Sakit untuk
di rawat inap dan ini merupakan yang ke-4 kalinya. Klien menderita
Diabetes Melitus Tipe 1 sudah 10tahun lamanya. Selain di rumah sakit
ini, klien mengaku pernah di rawat juga di RSUP Karyadi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien dan keluarga mengatakan jika tidak ada yang menderita
Hipertensi, Diabetes ataupun penyakit kronis lainnya.

E. PENGKAJIAN MENGACU POLA FUNGSIONAL GORDON


1. Pola Persepsi Kesehatan
Klien sudah mengetahui jika terkena Diabetes 10tahun lalu, dan
selama itu klien rutin meminum obatnya. Jika klien sakit, selalu
memeriksakan dirinya ke rumah sakit.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum masuk ke rumah sakit, klien tidak teratur makannya dan
porsinya tidak menentu. Dengan menunya, nasi, sayur, dan lauk pauk
yang tidak amis seperti tempe dan tahu. Klien juga banyak minum.
Setelah masuk rumah sakit klien makan 3kali sehari dengan
selingannya yang diberikan dari rumah sakit. Untuk minumnya klien
selalu minum air putih 5-6 gelas sehari ditambah dengan cairan infus
yang masuk.
3. Pola Eliminasi
Sebelum masuk rumah sakit, klien mengalami diare dengan
konsistensi encer dan BAK 3-4 kali dengan warna kuning kekuningan.
Setelah masuk rumah sakit diare klien berhenti tetapi semenjak masuk
ke rumah sakit hari minggu, klien tidak BAB hingga pengkajian
dilakukan. Untuk BAK, klien BAK 4-6 kali sehari dengan warna urin
kuning kekuningan.
4. Pola Istirahat & Tidur
Sebelum masuk rumah sakit klien mengaku bisa tidur sekit 6-8jam
sehari pada malam hari.
Setelah masuk rumah sakit klien susah tidur hanya sekitar 3jam pada
malam hari dan 30menit pada siang hari.
5. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum masuk rumah sakit, klien bisa melakukan aktivitas sehari-hari
secara normal. Selain itu klien mengatakan jika setiap pagi kadang
jalan-jalan kecil saling sapa tegur dengan tetangga.
Setelah masuk rumah sakit, aktivitas klien menjadi minimal karena
terpasangnya infus di tangannya. Klien juga tidak mau melakukan
aktivitas yang biasanya dilakukan di rumah seperti jalan-jalan kecil di
rumah sakit walaupun sudah ditawarkan.
6. Pola Peran dan Hubungan
Pasien berperan sebagai ibu dan nenek di dalam keluarganya, selama
sakit peran klien dalam keluarga minimal, pasien menjalankan
perannya dengan baik dengan menjalin hubungan dan komunikasi
dengan keluarganya. Hubungan klien dengan penghuni bangsal baik
dan tidak terganggu.
7. Pola Persepsi Sensori
Pasien tidak mengalami gangguan pada indra pendengaran,
penglihatan, pengecapan, pembauan.
8. Pola Persepsi Diri/ Konsep Diri
a. Gambaran diri : pasien mengatakan optimis dengan tubuhnya.
b. Identitas diri : pasien adalah seorang perempuan yang menjadi
ibu dan nenek.
c. Harga diri : pasien tidak merasa malu dengan kondisi sakitnya
saat ini.
d. Peran diri : pasien adalah seorang ibu dalam keluarganya.
e. Ideal diri : pasien percaya bahwa kondisinya akan membaik.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien adalah seorang perempuan yang statusnya menikah, pasien
memiliki 4 orang anak yang sudah hidup mandiri. Pasien sudah tidak
melakukan hubungan seksual karena suaminya sudah meninggal dan
tidak berniat untuk menikah lagi.
10. Pola Mekanisme Koping
Koping yang dilakukan klien ketika sakit yaitu merasa cemas,
sedangkan ketika menghadapi masalah biasanya klien cerita dan minta
bantuan kepada anaknya.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Islam, sebelum sakit klien menalankan ibadahya
shalat 5 waktu dengan berdiri secara teratur, selama dirawat di rumah
sakit pasien melakukan ibadah di tempat tidur karena terpasang infus
dan merasa lemah jadi beribadah dilakukan di tempat tidur, klien juga
sering berdzikir agar cepat diberikan kesembuhan dari penyakit yang
diderita saat ini.

F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Pasien tampak lemas
2. Kesadaran : kesadaran pasien Compos Mentis
3. Tanda-tanda Vital
TD : 170/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,50C
RR : 22 x/menit
4. Pengkajian fisik
a. Kepala
Bentuk kepala mesochepal dengan warna rambut hitam disertai
uban, bergelombang, dan tidak mudah rontok.
b. Mata
Simetris, konjingtiva tidak anemis, sclera ikterik, fungsi
penglihatan baik.
c. Hidung
Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung.
d. Mulut
Jumlah gigi sudah tinggal sedikit, mulut tidak bau.
e. Telinga
Daun telinga simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik.
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pmbesaran
kelenjar getah bening.
g. Paru
Inspeksi : paru mengembang bersama
Palpasi : fokal fremitus simetris kedua sisi paru
Perkusi : suara paru sonor
Auskultasi : terdengar suara vasikuler paru
h. Jantung
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis teraba di interkosta ke 5
Perkusi : suara jantung pekak, tidak ada pembesaran jantug
Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II, tidak ada mur-
mur
i. Abdomen
Inspeksi : tidak tampak asites dan tidak tampak luka bekas
operasi
Auskultasi : peristaltik usus 15 x/menit
Perkusi : suara timpani
Palpasi : ada nyeri abdomen
j. Genetalia
Tidak terpasang DC, tidak terdapat tanda-tanda hemoroid di anus,
tidak terdapat iritasi disekitar kulit anus.
k. Ekstremitas
Ekstremitas atas sebelah kanan terpasang infus sehingga
pergerakannya tidak bebas, ektremitas atas kiri berfungsi dengan
baik ekstremitas bawah kanan dan kiri lemah.
l. Kulit
Turgor kulit tidak elastis, kembali lambat, wara kulit sawo matang.
Kekuatan Otot

Kanan Kiri

Atas 5 5

Bawah 5 5
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Rontgen Thorax :
o Kardiomegali
o Bronkopneumoni

- Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal


HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.8 g/dl 12-16
Hematokrit 36.40 % 37-47
Trombosit 276 10^3/Ul 150-450
Leukosit 20.6(H) 10^3/uL 3.6-11
KIMIA
Ureum 48.4 mg/dl 10-50
Creatinin 1.8 (H) mg/dl 0.6-1.1
SGOT 15 u/L 3-45
SGPT 9 u/L 0-35
Natrium 137.9 mmol/L 136-145
Kalium 3.38 Mmol/L 3.5-5.1
Kalsium 1.13(L) mEq/L 8.5 – 10.5
- Cek GDS
o 11 Maret 2018 (Waktu masuk IGD) : 348 gr/dL
o 12 Maret 2018 : 132 gr/dL
o 13 Maret 2018 : 178 gr/dL
o 14 Maret 2018 : 110 gr/dL
H. PROGRAM TERAPI
- Infus Ringer Laktat 12 tpm
- Injeksi Ceftriaxon 1×2 gr
- Injeksi Ranitidin 2×50 mg
- Amlodipin 1×10 mg
- Clonidin (bila TD lebih dari 140/100 mmHg)
- Spirunolacton 1×25 mg
- Digoxin 1× ½ tablet
- Diamicron 1×60 mg
I. DAFTAR MASALAH
No Tanggal/ Data Fokus Diagnosa Tgl Ttd
Jam Keperawatan
Teratasi Perawat
1. 12 Maret DS: Ketidakefektifan 13
2018/  Klien mengatakan pola nafas b.d
Maret
14.00WIB sedikit kesulitan hiperventilisasi
bernafas 2018
DO:
 Tampak sesak nafas
dan ada usaha nafas
 Sudah tersedia nasal
canul beserta
Oksigen tetapi tidak
terpasang
 Posisi klien
terlentang
 RR : 22 x/menit
 Rontgen :
PO thorax (+)
2. 12 Maret DS : Risiko 15
2018/  Klien mengatakan ketidakstabilan
Maret
14.00WIB tidak tahu kadar glukosa
informasi/pengetahu darah b.d kurang 2018
an mengenai DM pengetahuan
 Klien mengatakan tentang
tidak teratur kontrol manajemen
gula darah penyakit
DO :
 Klien tidak teratur
mengatur
 GDS : 132mg/dL
3. 12 Maret DS : Gangguan pola 14
2018/  Pasien mengatakan tidur b.d pola
Maret
14.00WIB tidak bisa tidur tidur tidak
 Sering terjaga tanpa menyehatkan
jelas penyebabnya 2018
 pasien mengaku
lelah dan pusing

DO :
 Sklera ikterik
 TD : 170/100 mmHg

J. RENCANA KEPERAWATAN
No Tanggal/ Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
Jam Keprawatan
1. 12 Maret Ketidakefektif Setelah dilakukan - Monitor
2018/ an pola nafas tindakan keperawatan jumlah
15.00WIB b.d selama 2 x 24 jam, respirasi dan
hiperventilisasi masalah ketidakefek tanda vital.
tifan pola nafas dapat - Posisikan
teratasi dengan KH : semifowler.
1. Pola nafas - Berikan
kembali normal terapi
2. Klien tampak O2sesuai
rileks dosis

2 12 Maret Risiko Setelah dilakukan - Jelaskan


2018/ ketidakstabilan tindakan keperawatan etiologi dan
15.00WIB kadar glukosa selama 1 x 24 jam, penyebab
darah b.d masalah terjadinya
kurang ketidakefektifan pola DM
pengetahuan nafas dapat teratasi - Gambarkan
tentang dengan KH : tanda dan
manajemen 1. Pasien dan gejala yang
penyakit keluarga biasa muncul
mengatakan - Identifikasi
pemahaman kemungkinan
tentang penyebab
penyakit, dengan cara
kondisi, yang tepat
prognosis, dan
program
pengobatan
2. Pasien dan
keluarga mampu
menjelaskan
kembali apa
yang dijelaskan
perawat
3. GDS pasien
turun dengan
semakin
mengerti
tentang
informasi diiet
yang diberikan
oleh perawat
yang
berkolaborasi
dengan ahli gizi
3 12 Maret Gangguan pola Setelah diberikan - Anjurkan
tidur b.d pola perawatan selama 1 x pasien untuk
2018/
tidur tidak 24 jam, diharapkan mengatur
15.00WIB menyehatkan masalah bisa teratasi, jadwal tidur
dengan kriteria hasil: tetap
- Jumlah jam - Ciptakan
tidur dalam lingkungan
batas normal 6- yang nyaman
8jam - Jelaskan
- Perasaan segar pentingnya
sesudah tidur tidur yang
atau istirahat adekuat
- Pola tidur, - Monitor
kualitas dalam /catat
batas normal kebutuhan
tidur pasien
setiap hari
K. TINDAKAN KEPERAWATAN
No.Diagnosa Tanggal/ Jam Tindakan Respon Ttd
Keperawatan Keperawatan Perawat
1. 12Maret 2018/ - Memposisikan - Pasien
14.15 WIB klien semi mengatakan
fowler masih sesak
nafas

14.20 WIB - Memberikan - Pola nafas


O2 dengan pasien mulai
nasal canul teratur
3ml/menit

14.25 WIB TD : 170/100


mmHg
- Memonitor RR Nadi : 80 x/menit
dan TTV Suhu : 36,50C
RR : 22 x/menit

14.30 WIB - Pasien


2. mengerti
- Memberikan dengan apa
Penkes tentang yang yang
diit kepada dijelaskan dan
pasien dan kooperatif
keluarga - Keluarga
pasien pasien antusias
dan kooperatif
serta mengerti
apa yang
dijelaskan

14.40 WIB - Pasien


3. mengatakan
- Memposisikan nyaman
pasien dengan dengan
posisi nyaman posisinya

14.45 WIB - Pasien


mengatakan
- Menciptakan lebih rileks
kondisi yang
tenang
1. 13 Maret 2018/ - Memonitor RR RR: 22x menit
14.00 WIB dan TTV TD: 150/90 mmHg
N: 80x/menit
S:36.70C

2. 14.15 WIB - Memonitor - Pasien mampu


pasien untuk menghabiskan
memastikan 80% makan
menerapkan yang diberikan
diit yang telah dari ruma sakit
ditentukan dari
pihak ahli gizi

14.20 WIB - Memberikan - Pasien dan


waktu sesi keluarga
tanya jawab mengerti apa
kepada pasien yang
dan keluarga dijelaskan dan
seputar antusias untuk
informasi menerapkan
diabetes diitnya
melitus dan
diitnya

3. 14.25 WIB - Melakukan cek GDS: 178gr/dL


GDS

14.30 WIB - Membantu - Pasien


perawatan diri mengatakan
pasien seperti terlihat lebih
mandi untuk segar dan
memberikan mampu tidur
rasa nyaman lebih lama

14.45 WIB - Memposisikan - Pasien


klien pada mengatakan
posisi nyaman
ternyaman dengan
posisinya
1. 14 Maret 2018/ - Memonitor RR RR: 20x/menit
14.00 WIB dan TTV TD: 130/70 mmHg
S : 36.50C
N:80x/menit

2. 14.15 WIB - Memonitor - Pasien mampu


intake menghabiskan
makanan yang 90% porsi
diberikan makanan yang
kepada klien diberikan
yang sudah
berkolaborasi
dengan ahli
gizi

14.20 WIB - Memberikan - Pasien dan


sesi tanya keluarga
jawab untuk antusias dan
informasi yang paham
belum informasi yang
dimengerti diberikan oleh
perawat

3. 14.25 WIB - Melakukan cek GDS : 110mg/dL


GDS dan
evaluasi

14.30 WIB - Memposisikan - Pasien


pasien dengan mengatakan
posisi nyaman
ternyaman dengan
posisinya

14.35 WIB - Menciptakan - Pasien


kondisi yang mengatakan
tenang merasa lebih
tenang dan
nyaman
dengan
lingkungan
yang sekarang
L. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/Jam Diagnosa Catatan Keperawatan Ttd
Keperawatan (SOAPIER) Perawat
12 Maret 2018/ Ketidakefektifan S:-
14.45 WIB pola nafas b.d O :- pasien terlihat pola
hiperventilisasi nafasnya teratur
- RR =22x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

14.45 WIB S : Klien dan keluarganya


Risiko tampak menyimak materi
ketidakstabilan penyluhan dengan seksama
kadar glukosa dan mengajukan beberapa
darah b.d kurang pertanyaaan.
pengetahuan
tentang O : Klien dan keluarga mampu
manajemen menjawab pertanyaan-
penyakit pertanyaan pada post test
dengan benar.

A : Masalah teratasi sebagian


dengan bukti GDS:138 mg/dL

P: Lanjutkan intervensi

14.45 WIB Gangguan pola S:-


tidur b.d pola O :-
tidur tidak A : masalah belum teratasi
menyehatkan P : Lanjutkan Intervensi
13 Maret Ketidakefektifan S : Pasien mengatakan tidak
2018/15.30 pola nafas b.d butuh bantuan oksigen lagi
WIB hiperventilisasi O: Pola nafas pasien teratur
- RR =19x/menit
A : masalah teratasi
P : Intervensi pemberian O2
dihentikan dan memonitor RR
dipertahankan

15.30 WIB Risiko S : Klien dan keluarganya


ketidakstabilan tampak menyimak materi
kadar glukosa penyluhan dengan seksama
darah b.d kurang dan mengajukan beberapa
pengetahuan pertanyaaan.
tentang O : Klien dan keluarga mampu
manajemen menjawab pertanyaan-
penyakit pertanyaan pada post test
dengan benar.
A : Masalah belum teratasi
dengan bukti GDS:178 mg/dL
P: Lanjutkan intervensi

S : Klien mengatakan mulai


15.30 WIB Gangguan pola bisa tidur
tidur b.d pola O : Klien tidur 3-5jam sehari
tidur tidak dengan dibuktikan tensi turun
menyehatkan 150/90 mmHg tetapi masih
merasa pusing
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
14 Maret 2018/ Risiko S : Klien dan keluarganya
15.00 WIB ketidakstabilan menyimak dan antusias
kadar glukosa menerapkannya
darah b.d kurang O : Klien dan keluarga mampu
pengetahuan menjawab pertanyaan-
tentang pertanyaan pada post test
manajemen dengan benar.
penyakit A : Masalah teratasi sebagian
dengan bukti GDS:110 mg/dL
P: Lanjutkan intervensi

Gangguan pola S : Klien mengatakan mulai


tidur b.d pola O : Waktu tidur pasien
tidur tidak meningkat 4-6 jam sehari
menyehatkan dengan dibuktikan TD : 130/70
dan sudah tidak merasa pusing
lagi
A : masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
M. PEMBAHASAN
Dari kasus diatas pasien atas nama Ny.S mengalami penyakit DM dengan
komplikasi hipertensi yang menyebabkan system kerja organ dalam tubuh
tidak berfungsi dengan baik. Sehingga munculah diagnosa keperawatan
yang diantaranya ada ketidakefektifan pola nafas, resiko
ketidakseimbangan gula dalam darah, dan gangguang pola tidur. Dari data
diatas data yang menunjang untuk menegakkan diagnose ketidakefektifan
pola nafas tersebut adalah adanya dispneu atau terjadinya hiperventilasi.
Lalu data yang menunjang diangkatnya diagnose resiko
ketidakseimbangan gula dalam darah karena adanya kerusakan pancreas
yang tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik sehingga glukosa tidak
masuk ke dalam sel sebagai energi, tetapi malah masuk ke dalam
peredaran darah sehingga kandungan gula dalam tinggi. Gula darah yang
tinggi (hiperglikemi) menyebabkan darah menjadi pekat sehingga
menyebabkan terjadinya hipertensi yang ditandai dengan gejala pusing.
dengan gejala tersebut pasien menjadi kesulitan tidur selain itu sehingga
pola tidur pasien menjadi tidak sehat dan muncul diagnosa gangguan pola
tidur. Dari diagnose keperawatan yang telah disebutkan diperlukan
intervensi yang dapat mengurangi faktor yang memperberat penyakitnya.
Dan perlu sekali memperhatikan gula darah pasien karena jika terlalu
tinggi atau terlalu rendah dapat memperberat penyakit. Untuk mengontrol
gula darah sewaktu pasien diadakan program cek GDS setiap pagi-sore
tanpa pemberian insulin dan memonitor diit lunak rendah garam sesuai
yang telah diprogramkan oleh ahli gizi.
N. SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Kasus diatas dengan atas nama Ny.S mengalami penyakit DM dengan
komplikasi hipertensi yang menyebabkan terjadinya gangguan atau
kerusakan fungsi organ, yang menyebabkan system kerja organ dalam
tubuh tidak berfungsi dengan baik. Dari kasus diatas dapat
disimpulkan bahwa Diabetes Mellitus merupakan penyakit system
endokrin. Pada umumnya data dan gejala yang ditemukan timbul
sebagai akibat terjadinya kekurangan insulin sehingga glukosa tidak
masuk ke dalam sel . Dimana penyakit ini dapat berakibat fatal jika
tidak diatasi dengan baik. Upaya yang perlu dilakukan adalah memilih
intervensi dan implementasi yang dapat menunjang pengurangan
faktor risiko penyakit. Jika faktor pendung dari penyakit ini dapat
dikurangi maka akan terjadi kondisi yang stabil.
b. Saran
1. Untuk klien dan keluarga
Setelah mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta
komplikasi yang ada maka klien perlu menyadari keadaan dirinya,
sehingga perlu melakukan kontrol yang efektif mungkin untuk
mencegah terjadinya peningkatan gula darah dan diharapkan
keluarga dapat bekerja sama dalam hal ini.Untuk tenaga medis :
2. Untuk petugas di ruangan
Harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara perawat
dengan perawat, perawat dengan klien dalam melaksanakan asuhan
keperawatan sebab dengan adanya kerjasama dan komunikasi yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hotma Purmoharjo, SKp, 1994, Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Sistem Endokrin, EGC, Jakarta.
Marylinn E. Doenges, dkk, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Dengan
Gangguan Sistem Endokrin, EGC Jakarta.
Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson, 1995, Patofisiologi Edisi IV,
EGC. Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus oleh Tim Nakula 2 dengan judul Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Diabetes Melitus di Ruang Nakula 2 Rumah Sakit K.R.M.T
Wongsonegoro yang telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 17 Maret 2018:

Pembimbing Akademik Penyusun ,

( ) TIM NAKULA 2
NIP.

Anda mungkin juga menyukai