Anda di halaman 1dari 8

PAPER KEPERAWATAN DASAR

PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN

Kelompok 10 (1B)
Disusun Oleh :
1. Chintia sari (21021)
2. Fetty laelia (21043)
3. Nisrina Haifa Nurhida (21073)
4. Mashfufa Putri Farwansa (21061)
5. Rafdi Ash Shiddieqy (21082)
6. Rahmaliya Shofanah (21085)

Dosen pengampu:

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FATMAWATI
JAKARTA
2022
Kasus untuk kelompok 10,
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman: Seorang remaja mengalami kecelakaan dan dirawat di
ruang bedah, terdapat luka terbuka di kaki sebelah kanan dengan ukuran 12X2,5cm, luka
lecet pada lengan, pada saat dikaji klien mengeluh nyeri pada daerah luka di kaki sebelah
kanan dengan skala nyeri 3 (nyeri berat), nyeri seperti di sayat-sayat dengan waktu kurang
lebih 10 menit. Klien juga mengeluh sering terbangun di malam hari karna nyeri yang
dirasakan.
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi yang terkait pada kebutuhan dasar yang terganggu !

2. Jelaskan konsep kebutuhan dasar yang terganggu (definisi, penyebab, klasifikasi


gangguan kebutuhan dasar (jika ada), factor-faktor yang mempengaruhi)

A. Definisi nyeri
Secara umum dapat dinyatakan bahwa nyeri adalah perasaan yang tidak
menyenangkan bagi tubuh,nyeri bersifat subjektif (tergantung persepsi
masing-masing individu) dan tidak dapat diukur secara objektif oleh orang lain
baik melalu tes labolatorium maupun dengan diagnosis,sering dipersepsikan
atau salah memahami.

McCaffery (1980), menyatakan bahwa nyeri adalah segala sesuatu yang


dikatakan seseorang tantang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja saat
seseorang mengatakan merasakan nyeri. Definisi ini menempatkan seseorang
sebagai expert (ahli) di bidang nyeri, karena hanya pasienlah yang tahu
tentang nyeri yang ia rasakan. Bahkan nyeri adalah sesuatu yang sangat
subjektif, tidak ada ukuran yang objektif padanya, sehingga hanyalah orang
yang merasakannya yang paling akurat dan tepat dalam mendefinisikan nyeri
(Prasetyo, 2010).

Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut, Asmadi (2008) Menurut Prasetyo (2010) konsep atau nilai
yang berkaitan dengan nyeri meliputi:
1. Nyeri hanya dapat dirasakan dan digambarkan secara akurat oleh
individu yang mengalami nyeri tersebut.
2. Apabila pasien mengatakan bahwa dia nyeri, maka dia benar
merasakan nyeri walaupun anda tidak menemukan kerusakan pada
tubuhnya.
3. Nyeri mencakup dimensi psikis, emosional, kognitif, sosiokultural dan
spiritual.
4. Nyeri sebagai peringatan adanya ancaman yang bersifat aktual maupun
potensial.

B. Penyebab
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu penyebab
yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis. Secara fisik
misalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik, termis,
kimiawi, maupun elektrik), neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah,
dan lain-lain. Secara psikis, penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena adanya
trauma psikologis (Asmadi, 2008).

Proses terjadinya nyeri berkaitan dengan adanya stimulus dan reseptor yang
menghantarkan nyeri. Munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus
(rangsangan) nyeri. Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa zat kimia,zat
panas, listrik serta mekanik. Stimulus-stimulus tersebutkemudian
ditransmisikan dalam bentuk impuls-impuls nyeri yang dikirim ke otak (Sigit,
2010)

C. Klasfikasi
Menurut Prasetyo (2010), nyeri diklasifikasikan berdasarkan jenis nyeri yaitu:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut terjadi setelah cidera akut, penyakit, atau intervensi bedah
dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif
(ringan sampai berat) dan berlangsung dengan waktu yang singkat.
Fungsi nyeri akut adalah untuk memberi peringatan akan cidera atau
penyakit yang akan datang. Nyeri akut biasanya menghilang dengan
atau tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih kembali. Nyeri
akut berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan), biasanya akibat dari
trauma, bedah, atau inflamasi. Contonya seperti sakit kepala, sakit gigi,
tertusuk jarum, terbakar, nyeri otot, nyeri saat melahirkan, nyeri
sesudah tindakan pembedahan (Prasetyo, 2010).
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis berlangsung lebih lama dari nyeri akut (lebih dari 6
bulan), dengan intensitas bervariasi yaitu ringan sampai berat,
penderita kanker maligna biasanya akan merasakan nyeri kronis terus
menerus dan berlangsung sampai kematian. Nyeri kronis dibedakan
dalam dua kelompok besaryaitu nyeri kronis maligna dan nyeri kronis
non maligna.

Menurut Tamsuri (2006), nyeri diklasifikasikan berdasarkan lokasi nyeri


yaitu:
1. Nyeri kutaneus (superficial)
Biasanya timbul akibat stimulasi terhadap kulit seperti pada laserasi,
luka bakar. Memiliki durasi yang pendek, terlokalisir, dan memiliki
sensasi yang tajam.
2. Nyeri somatis dalam (deep somatic pain)
Nyeri yang terjadi pada otot dan tulang serta struktur penyokong
lainnya, bersifat tumpul dan distimulasi dengan adanya peregangan
dan iskemia.
3. Nyeri visceral
Disebabkan oleh kerusakan organ internal, nyeri bersifat difus
(singkat) dan durasi cukup lama. Sensasi yang timbul biasanya
tumpul.
4. Nyeri sebar (radiasi)
Sensasi nyeri meluas dari daerah asal kejaringan sekitar. Nyeri
biasanya dirasakan saat berjalan/bergerak, bersifat intermiten atau
konstan.
5. Nyeri fantom
Nyeri khusus yang dirasakan oleh pasien yang mengalami amputasi.
Nyeri dipersepsi berada pada organ yang telah diamputasi seolah-olah
organnya masih ada.
6. Nyeri alih (reffered pain)
Timbul akibat nyeri viseral yang menjalar ke organ lain, sehingga
dirasakan nyeri pada beberapa tempat atau lokasi.

D. Faktor – faktor yangmempengaruhi


Menurut Prasetyo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri diantaranya:

Usia, merupakan variabel yang penting dalam mempengaruhi nyeri pada


individu. Pada lansia seorang perawat melakuan pengkajian lebih rinci ketika
lansia melaporkan adanya nyeri. Anak kecil yang belum dapat berbicara juga
belum dapat mengungkapkan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada
orang tuanya. Jenis kelamin, secara umum pria dan wanita tidak berbeda
dalam berespon terhadap nyeri. Hanya beberapa budaya yang menganggap
bahwa laki- laki harus lebih berani dan tidak boleh menangis dibandingkan
anak perempuan dalam situasi yang sama ketika nyeri terjadi. Makna nyeri,
makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara
seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seorang wanita yang merasakan nyeri
saat bersalin akan mempersiapkan nyeri secara berbeda dengan wanita lainnya
yang nyeri karena dipukul oleh suaminya. Lokasi dan tingkat keparahan nyeri,
nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat keparahan pada
masing-masing orang. Nyeri yang dirasakan mungkin terasa ringan, sedang
atau bisa menjadi nyeri yang berat. Kaitannya dengan kualitas nyeri, masing-
masing individu juga bervariasi, ada yang melaporkan nyeri seperti tertusuk,
nyeri tumpul berdenyut, terbakar dan lain-lain, sebagai contoh individu yang
tertusuk jarum akan melaporkan nyeri yang berbeda dengan individu yang
terkena luka bakar.

Perhatian, tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi


persepsi nyeri, perhatian yang meningkat pada nyeri akan meningkatkan
respon nyeri, upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan pengalihan
respon nyeri. Konsep ini yang mendasari bermacam terapi untuk
menghilangkan nyeri, seperti relaksasi, teknik imajinasi terbimbing (guided
imagery), dan masase. Ansietas (kecemasan), hubungan nyeri dan ansietas
bersifat kompleks, ansietas yang dirasakan sering kali meningkatkan persepsi
nyeri, akan tetapi nyeri dapat menimbulkan ansietas, contoh seseorang yang
terkena kanker kronis merasa takut dengan penyakitnya, itu akan
meningkatkan persepsi nyerinya. Keletihan, keletihan/kelelahan akan
meningkatkan sensasi nyeri dan menurunkan koping individu.
Pengalaman sebelumnya, setiap orang akan belajar dari pengalaman nyeri,
tetapi pengalaman tersebut tidak membuat individu mudah dalam menghadapi
nyeri pada masa yang akan datang. Dukungan keluarga dan sosial, individu
yang mengalami nyeri sering kali membutuhkan dukungan, bantuan,
perlindungan dari keluarga atau teman terdekat. Walaupun nyeri masih
dirasakan oleh klien, kehadiran orang terdekat akan meminimalkan rasa
kesepian dan ketakutan.

1. Buatlah data fokus pada kasus !

Data Subyektif Data Obyetif


1. P: Klien juga mengeluh sering 1. Klien terlihat kekurangan tidur
terbangun di malam hari karena 2. Terdapat luka terbuka di kaki
nyeri yang dirasakan sebelah kanan dengan ukuran
2. Q:Nyeri seperti di sayat-sayat 12X2,5cm
3. R:Klien mengeluh nyeri pada 3. Luka lecet pada lengan
daerah luka di kaki sebelah kanan 4. Klien terlihat meringis
4. S: skala nyeri 3 (nyeri berat)
5. T: kurang lebih 10 menit

5. Data apa saja yang perlu ditambahkan untuk melengkapi diagnosis keperawatan yang
dirumuskan?
1. Status Kesehatan
2. Riwayat kesehatan
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan Lab

6. Rumuskan 3 diagnosis keperawatan?


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Ansietas berhubungan dengan nyeri yang tidak hilang
3. Gangguan pola tidur b.d nyeri luka terbuka kaki sebelah kanan dan luka lecet pada
lengan

7. Buatlah rencana asuhan keperawatan setiap diagnosis keperawatan yang dirumuskan?


Data Fokus

Data Subyektif Data Objektif


1. P: Klien juga mengeluh sering 1. Klien terlihat kekurangan tidur
terbangun di malam hari karena 2. Terdapat luka terbuka di kaki
nyeri yang dirasakan sebelah kanan dengan ukuran
2. Q:Nyeri seperti di sayat-sayat 12X2,5cm
3. R:Klien mengeluh nyeri pada 3. Luka lecet pada lengan
daerah luka di kaki sebelah kanan 4. Klien terlihat meringis
4. S: skala nyeri 3 (nyeri berat)
5. T: kurang lebih 10 menit

Analisa Data

Data Masalah Penyebab


DS : Nyeri Akut Agen pencedera fisik
1.P: Klien juga mengeluh
sering terbangun di malam
hari karena nyeri yang
dirasakan
2.Q:Nyeri seperti di sayat-
sayat
3.R:Klien mengeluh nyeri
pada daerah luka di kaki
sebelah kanan
4.S: skala nyeri 3 (nyeri
berat)
5.T: kurang lebih 10 menit

DO :
Klien terlihat meringis
Kesadaran : Composmetis
Keadaan umum : Lemah
Ttv :
TD : 130/90 mmHg
RR:
Nadi : 68x / menit
Suhu : 34,5 C
Klien terlihat gelisah
Terdapat luka terbuka
dikaki kanan dan luka lecet
di lengan
DS : Risiko infeksi Ketidakadekuatan
Klien mengeluh nyeri pada peratahan tubuh primer:
daerah luka di kaki sebelah kerusakan integritas kulit
kanan
DO:
Pasien terdapat luka
terbuka di kaki sebelah
kanan dengan ukuran
12X2,5cm, luka lecet pada
lengan,

DS : Gangguan Pola Tidur Kurang Kontrol Tidur


Klien mengeluh terbangun
di malam hari
Klien mengeluh istirahat
tidak cukup
Klien merasa pusing

DO :
1.Klien terlihat kekurangan
tidur
2.Kesadaran Composmetis
3.Keadaan umum lemah
4. Ttv :
TD : 130/90 mmHg
RR:
Nadi : 68x / menit
Suhu : 34,5 C
Klien terlihat gelisah

Intervensi

No Hari/ Diagnosa Tujuan dan kriteria Rencana tindakan


Tanggal keperawatan hasil
1. Senin /30 Nyeri Akut Setelah dilakukan 1.Manajemen Nyeri
mei 2022 tindakan keperawatan O : Identifikasi skala
selama 3x 24 jam di nyeri
harapkan Tingkat Nyeri R/ Mengetahui nyeri
menurun dengan yang dirasakan oleh
kriteria hasil : pasien
1.Pola nafas normal 12- Monitor TTV
20x/menit R/ Mengetahui
2. Tekanan darah kondisi pasien saat
(sistolik 120-139/70- ini
89mmHg) T : Berikan teknik
3. Nadi normal 60- nonfarmakologis
100x/menit ( hipnosis, terapi
3.Keluhan nyeri musik,aromaterapi)
menurun R/ membantu
4.Skala nyeri dapat mengurangi rasa
menurun dari 3 ke 1 nyeri
E: jelaskan strategi
meredakan nyeri
R/ meningkatkan
keterampilan cara
meredakan nyeri
K: kolaborasi
pemberian analgetik
R/ memberikan efek
penyembuhan
terhadap keluhan
yang dirasakan

2 Senin/ 30 Setelah dilakukan


Mei 2022 tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam di
harapkan
3 Senin/ 30 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Dukungan
Mei 2022 tidur tindakan keperawatan tidur
selama 3x 24 jam di O: identifikasi faktor
harapkan pola tidur penggangu tidur
membaik dengan R/ mengetahui
kriteria hasil: penyebab gangguan
1. Keluhan sering tidur
terjaga menurun T: lakukan perbaikan
2. Pola nafas posisi(semi fowler
normal 12- dan fowler)
20x/menit R/ memberikan rasa
3. Tekanan darah aman dan nyaman
(sistolik 120- E: anjurkan menepati
139/70- kebiasaan waktu tidur
89mmHg) R/ memberikan
4. Nadi normal 60- pemahaman pola
100x/menit tidur teratur

8. Tuliskan daftar pustaka yang digunakan mengikuti penulisan APA style (minimal 5
sumber bacaan)

Anda mungkin juga menyukai