Anda di halaman 1dari 12

PROMOSI KESEHATAN

MENGATASI NYERI PADA ANAK PENDERITA KANKER

Chintia Sari
21021
2B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FATMAWATI


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JAKARTA
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Bidang Studi : Promosi Kesehatan


2. Pokok Bahasan : Penanganan Nyeri pada Anak Penderita Kanker
3. Sub Pokok Bahasan : Anak Mengatasi Nyeri pada Anak Penderita Kanker
4. Pertemuan :
5. Hari/Tanggal :
6. Waktu :
7. Tempat : Rumah Sakit
8. Sasaran : Anak Penderita Kanker
9. Tujuan :

Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan klien mampu memanajemen
nyeri.

Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit diharapkan klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian nyeri
b. Menjelaskan penyebab nyeri pada anak penderita kanker
c. Menjelaskan 4 dari 9 dampak nyeri kronis pada anak penderita kanker
d. Menjelaskan penanganan nyeri secara farmakologis pada anak penderita kanker
e. Menjelaskan penanganan nyeri secara non-farmakologis pada anak penderita
kanker

10. Materi Penyuluhan

a. Pengertian Nyeri

1) Definisi Nyeri
Nyeri merupakan masalah kompleks yang sering dialami oleh setiap
manusia, bahkan dikenal sejak manusia lahir di muka bumi ini.
Nyeri adalah suatu pengalaman individual yang dapat dialami oleh
semua usia. Nyeri juga dapat didefinisikan sebagai suatu fenomena
kompleks yang melibatkan banyak komponen serta faktor yang
memengaruhinya.
Nyeri merupakan perasaan yang tidak nyaman atau menyenangkan dan
sifatnya sangat individual yang tidak dapat di rasakan atau di bagi
dengan orang lain. Misalnya, antara dua orang individu yang berbeda
tidak akan merasakan nyeri yang sama pada saat kondisi yang sama.
Tiap individu akan merasakan reaksi dan persepsi yang berbeda.
Nyeri selalu bersifat subjektif karena respons nyeri yang dirasakan oleh
setiap orang berbeda-beda tingkatannya dan hanya individu tersebut
yang dapat merasakan, menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya.

2) Klasifikasi Nyeri
Literatur menjelaskan bahwa klasifikasi nyeri itu berdasarkan sumber
nyeri, etiologi, dan durasi nyerinya (Clark, 2013; Berman, Snyder, Kyle
& Carman, 2014; Kozier, & Erb, 2009; McCaffery, 1986; WHO, 2012).
a) Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Durasinya
 Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut,
penyakit, atau tindakan prosedur invasif seperti
prosedur tindakan pembedahan dengan awitan yang cepat
dan intensitas yang bervariasi (ringan hingga berat)
berlangsung dalam waktu singkat. Nyeri akut biasanya
berdurasi singkat (kurang lebih dari 6 bulan) dan akan
menghilang tanpa pengobatan setelah area yang
mengalami kerusakan jaringan sudah pulih kembali.
 Nyeri Kronis
Nyeri kronis adalah nyeri yang persisten atau menetap
selama periode tertentu. Nyeri ini berlangsung lama
dengan intensitas nyeri yang bervariasi dan biasanya
lebih dari 6 bulan. Contoh nyeri kronis adalah nyeri
kanker dan nyeri sedasi perawatan akhir hidup (end life
of care).
b) Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Derajat Nyeri
 Nyeri ringan adalah nyeri hilang timbul, terutama saat
beraktivitas sehari-hari dan menjelang tidur.
 Nyeri sedang nyeri terus-menerus, aktivitas terganggu
yang hanya hilang, jika yang mengalami nyerinya tidur.
 Nyeri berat adalah nyeri terus-menerus sepanjang hari,
penderita tidak dapat tidur dan sering terjaga akibat nyeri
(KEMENKES RI, 2022).

b. Penyebab Nyeri
Nyeri adalah keluhan yang paling banyak dirasakan oleh pasien penderita
kanker. Rasa nyeri tersebut bisa berasal dari kanker itu sendiri karena sel-sel
abnormal ini tumbuh dan merusak jaringan di sekitarnya. Tumor yang terus
membesar juga akan menyebabkan tekanan pada syaraf, tulang atau organ
sehingga menimbulkan rasa sakit. Rasa nyeri juga dapat berasal dari zat-zat
kimia yang dilepaskan oleh sel kanker ke bagian tumor.

Rasa nyeri yang dirasakan penderita berbeda-beda tergantung pada berbagai


faktor seperti lokasi kanker dan penyebab kankernya termasuk efek samping
pengobatan. Nyeri dapat muncul tiba-tiba berlangsung singkat atau bertahan
lebih lama. Rasa nyeri yang timbul pun sangat beragam, mulai dari rasa
tertekan, pegal, ngilu, perih, rasa terbakar maupun seperti ditusuk-tusuk benda
tajam. Pencetus nyeri pun bermacam-macam, ada yang hilang timbul tidak
menentu, ada yang nyeri saat beraktifitas saja, dan ada yang timbul terus-
menerus.

Nyeri pada penderita kanker ini menjadi masalah yang paling umum dan
paling banyak dikeluhkan. Jika masalah nyeri ini dapat diatasi dengan obat-
obatan atau terapi nyeri maka kualitas hidup penderitanya akan meningkat,
tidur lebih nyenyak dan penderitanya dapat beraktifitas tanpa gangguan yang
berarti. Nyeri biasanya muncul akibat penekanan massa kanker. Selain itu juga
bisa muncul akibat efek samping pengobatan kanker seperti kemoterapi,
pembedahan dan obat-obatan.
Tingkat nyeri yang dialami seseorang dapat bervariasi karena dipengaruhi
sejumlah faktor seperti jenis kanker yang diderita, stadium dan kepekaan
pasien sendiri pada nyeri. Nyeri sendiri ada yang termasuk kategori ringan,
sedang dan berat. Jika sudah termasuk nyeri dalam skala berat tentu akan
menyulitkan pasien untu melakukan aktifitas sehari-hari (Bahrudin, 2017).

c. Dampak Nyeri Kronis pada Anak


Nyeri kronis mempunyai dampak negatif pada seluruh kehidupan anak. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Literatur menjelaskan dampak negatif yang sering ditemukan pada
klien anak antara lain gangguan fungsional pada anak, seperti:
1) Gangguan kemampuan akademik dan sekolah
2) Gangguan fungsi emosional
3) Gangguan tidur
4) Gangguan fungsi sosial dan teman sepermainan (peer)
5) Beban orang tua (stres orang tua dan gangguan peran keluarga)
6) Gangguan aktivitas sehari-hari
7) Gangguan fungsi kualitas hidup anak, terutama fungsi fisik dan
psikologis
8) Distres, depresi, ketakutan pada anak dan orang tua
9) Gangguan finansial dan masalah rumah tangga pada orang tua
(Mediani, 2020).

d. Penanganan Nyeri

1) Penanganan Nyeri Secara Farmakologis


Terapi farmakologis identik dengan pemberian analgesia atau analgetik.
Analgesik merupakan golongan obat-obatan yang mampu meringankan
atau menghilangkan nyeri klien akibat adanya suatu peradangan,
penyakit, trauma atau tindakan.
Berikut ini akan dijelaskan jenis obat analgesia ini :
(a) Anlgesia non-opinoid
Analgesia non-opinoid merupakan obat yang dapat mengurangi
rasa nyeri dan bekerja di perifer sehingga tidak memengaruhi
kesadaran serta tidak menimbulkan ketergantungan. Banyak jenis
obat ini yang termasuk generik meliputi aspirin atau asetosal
parasetamol, ibuprofen, ketoprofen, naproksen, asam mefenamat,
diklofenak, indometasin, fenilbutazon, oksifenbutazon,
piroksikam dan meloksikam.
(b) Obat analgetik-narkotik (analgesik opioid)
Analgesik opioid merupakan obat yang bekerja di reseptor opioid
pada sistem saraf pusat (SSP). Obat ini efektif untuk mengatasi
nyeri sedang hingga berat sesuai dengan kekuatan nyeri yang
dirasakan dan kekuatan obat tersebut. Banyak jenis obat yang
termasuk generik meliputi morfin, hidromorfin, aksimorfin,
metadon (methadone), fenilpiperidin, levorfanol (Mediani, 2020).
2) Penanganan Nyeri Secara Non-farmakologis
Beberapa contoh terapi non-farmakologis yang banyak digunakan di
tatanan pelayanan berbagai rumah sakit di seluruh dunia dan
terbukti efektif dalam mengurangi nyeri klien anak adalah sebagai
berikut.
a. Distraksi
Distraksi merupakan strategi dalam manajemen nyeri non-
farmakologis dengan fokus perhatian klien dialihkan ke
sesuatu yang lain. Delaune & Ladner (2011) mengelompokkan
distraksi menjadi empat, yaitu :
 Distraksi penglihatan/visual distraction : Penglihatan
perhatian terhadap nyeri yang dirasakan oleh klien
dengan menonton acara di TV, membaca buku cerita
atau melakukan imajinasi terbimbing.
 Distraksi pendengaran/auditory distraction : Pengalihan
perhatian dari rasa nyeri yang dialami dengan
mendengarkan musik atau sesuatu yang menyenangkan
seperti humor.
 Distraksi taktil/tactile distraction : Pengalihan fokus
nyeri dengan melakukan latihan pernapasan lambat dan
berirama, terapi masase, sentuhan/touching atau terapi
bermain.
 Distraksi intelektual/intelectual distraction : Pengalihan
nyeri dengan melakukan aktivitas yang membutuhkan
klien untuk berpikir, misalnya mengisi teka teki silang,
bermain kartu atau menulis cerita.
b. Reframing
Reframing adalah teknik yang dapat diajarkan pada klien untuk
memantau pikiran negatif klien dengan menggantinya menjadi pikiran
yang positif atau mengajarkan klien cara memaknai atau memahami
rasa nyeri. Kenangan atau pikiran yang menyakitkan dapat
meningkatkan stres, dan rasa sakit menjadi lebih buruk. Reframing
atau mengganti pikiran yang negatif menjadi pikiran yang positif
dapat mengurangi distres anak dan meningkatkan kenyamanan klien
dan klien akan rileks.
c. Relaksasi
Relaksasi merupakan intervensi non-farmakologis yang telah banyak
digunakan untuk menurunkan nyeri, kecemasan, dan tekanan otot.
Beberapa contoh teknik relaksasi antara lain :
 Latihan napas dalam/deep breathing
Latihan napas dalam merupakan salah bentuk latihan
bernapas secara perlahan dan dalam dengan menggunakan
otot diafragma sehingga memungkinkan abdomen terangkat
dan menyebabkan dada mengembang dengan penuh. Apabila
teknik ini diterapkan pada anak, anak harus dapat
berkonsentrasi penuh sehingga pikiran anak tidak pada
nyerinya. Latihan napas dalam sangat baik diterapkan untuk
anak usia sekolah dan remaja.
 Imajinasi terbimbing
Imajinasi terbimbing merupakan satu di antara bentuk
teknik relaksasi yang mampu mengurangi stres dan
dapat meningkatkan ketenangan klien. Teknik ini
berfokus pada membayangkan gambar dalam imajinasi
klien untuk mendapatkan hal yang menyenangkan
(Mediani, 2020).
11. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Pasien Waktu


1. Pendahuluan Menit
a. Mengucapkan salam Menjawab salam
b. Melakukan evaluasi Menjawab
validasi
c. Menjelaskan kontrak Menyimak
(topik, waktu dan tempat)
d. Menjelaskan tujuan
penyuluhan Menyimak
2. Kegiatan Inti Menit
a. Menjelaskan konsep nyeriMenyimak
secara umum
b. Menjelaskan konsep nyeriMenyimak
pada anak
c. Menjelaskan patofisiologiMenyimak
nyeri
Menyimak
d. Menjelaskan manajemen
nyeri secara farmakologis
e. Menjelaskan manajemen
Menyimak
nyeri secara non-
farmakologis
3. Penutup Menit
a. Menyimpulkan materi Berpartisipasi
secara bersama-sama menyimpulkan
b. Melakukan evaluasi Menjawab …
secara …
c. Menyampaikan rencana Menyimak
tindak lanjut
d. Mengucapkan salam Menjawab salam

penutup
12. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab

13. Media dan Alat


a. Media : Leaflet dan Lembar Balik
b. Alat :-

14. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyaji Materi

: Media

: Pembimbing

: Peserta

15. Sumber Pustaka


Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi Nyeri (Pain). Santika Medika: Jurnal Ilmu
Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
Mediani, H. (2020). Manajemen Nyeri pada Anak. Jakarta: EGC.
Putri, G. (2022). Nyeri Kanker. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

16. Evaluasi

Daftar Pustaka
Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi Nyeri (Pain). Santika Medika: Jurnal Ilmu
Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
Mediani, H. (2020). Manajemen Nyeri pada Anak. Jakarta: EGC.
Putri, G. (2022). Nyeri Kanker. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai