Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN AMAN NYAMAN

Stase Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh:

Maryati

PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG)

2020/2021

1
A. Pengertian
1. Pengrtian Aman dan Nyaman
Keamanan sering kali didefinisikan sebagai keadaan bebas dari
cederafisik dan psikologis (poetter dan Perry, 2010). Nyaman adalah
keadaan ketika individu mengalami sensasi yang menyenangkan dalam
berespon terhadap suatu rangsangan berbahaya (Lynda dan Moyet,
2007).
Kalcoba (1992) (dalam Potter & Perry, 2010) mengungkapkan
kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan dimana telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelegaan (kelebihan telah terpenuhi) dan transeden ( keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari nyeri dan hipertemia
atau hipotermia. Hal ini dipengaruhi perasaan tidak nyaman yang
dorasakan oleh pasien yang ditunjukkan dengan timbulnya gejala dan
tanda pada pasien.

2. Gangguan Rasa Nyaman Akibat Nyeri


a. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi
tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat
subjektif dan bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa
stimulus yang bersifat fisik dan mental, sedangkan kerusakan dapat
terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seseorang
individu (Potter & Perry, 2010)
b. Klasifikasi Nyeri
Secara umum nyeri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri akut dan nyeri
kronis. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (PPNI,2017).
Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat atau berintensitas ringan
hingga berat yang berlansung kurang dari 3 bulan (PPNI,2017).
c. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
1) Usia

2
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri
khususnya pada anak-anak dan lansia. Perbedaan
perkembangan, yang ditemukan di antara kelompok usia ini
dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak dan lansia bereaksi
terhadap nyeri.

2) Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam berespons terhadap nyeri. Beberapa kebudayaan yang
mempengaruhi jenis kelamin, akan tetapi, toleransi terhadap
nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan merupakan
hal yang unik pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis
kelamin.
3) Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan
dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini
merupakan bagaimana bereaksi terhadap nyeri.
d. Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis

Nyeri Akut Nyeri Kronis


1. Ringan sampai berat 1. Ringan sampai berat
2. Resptor sistem saraf 2. Respon sistem saraf
simpatik simpatik:
- peningkatan denyut nadi - TTV normal
- peningkatan frekuensi - Kulit kering, hangat
pernafasan - Pupil nrmal atau dilatasi
- peningkatan tekanan - Terus berlanjut setelah
darah penyembuhan
3. Klien tampak gelisah dan 3. Klien tanpak depresi dan
cemas menarik diri
4. Klien menunjukkan prilaku 4. Klien sering kali tidak
yang mengidentifikasikan menyebutkan rasa nyeri
rasa nyeri: menangis, kecuali ditanya
menggosok area nyeri dan 5. Menyebar
memegang area nyeri. 6. Tumpul: ngilu, linu, nyeri dll
5. Terlokalisasi
6. Tajam ; seperti ditusuk,
disayat, dicubit dll

e. Pengukuran Nyeri
1) Skala Deskriptif

3
Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS)
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata
pendeskripsian yang tersusun dengan jarak yang sama
dispanjang garis. Pendeskripsian ini dirangking dari “tidak
terasa nyeri” sampai :nyeri tidak tertahankan”.
2) Skala Penilaian Numerik
Numerical Ranting Scale (NRS) menilai nyeri menggunakan
skala 0-10. Skala ini sangat efektif untuk digunakan saat
mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi
terapeutik.
3) Skala Analog Visual
Visual Analog Scale (VAS) merupakan suatu garis lurus yang
mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat
pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini
memberikan kebebasan penuh pada pasien untuk
mengidentifikasi keparahan nyeri.

B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksanaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
diabdomen
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ yang abnoemal.
3. Pemeriksaan lab sebagai data penunjang.
4. Ct-scan mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah diotak

C. Klasifikasi
1. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau
intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas
yang bervariasi ( ringan sampai berat) dan berlangsung singkat (kurang
dari enam bulan dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah
keadaan pulih pada area yang rusak.
2. Nyeri kronis adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri yang disebabkan oleh adanya
kausa keganasan seperti kanker yang tidak terkontrol atau non
keganasan. Nyeri kronik berlangsung lama (lebih dari enam bulan )
dan akan berlanjut walaupun pasien diberi pengobatan atau penyakit
tampak sembuh. Karakteristik nyeri kronis adalah area nyeri tidak
mudah diidentifikasi, intensitas nyeri sukar untuk diturunkan, rasa

4
nyeri biasanya meningkat, sifat nyeri kurang jelas, dan kemungkinan
kecil untuk sembuh atau hilang. Nyeri kronis non maligna biasanya
dikaitkan dengan nyeri akibat kerusakan jaringan yang non progresif
atau telah mengalami penyembuhan.
D. Penatalaksanaan Medis
1. Nonfarmakologi
a. Bimbingan Antisipasi
Merupakan tindakan memodifikasi secara langsung cemas dan
berhubungan dengan nyeri, menghilangkan nyeri dan menambah
efek tindakan untuk menghilangkan nyeri yang lain.
b. Distraksi
Merupakan metode untuk mengalihkan perhatian klien ke hal yang
lain dan dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap
nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Salah satu
distraksi yang efektif adalah music, yang dapat menurunkan nyeri
fisiologis , stress, kecemasan dengan mengalihkan perhatian
seseorang dari nyeri.
c. Biofedback
Merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respons fisiologis dan cara untuk
melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut.
d. Hipnosis Diri
Hipnosis diri merupakan suatu pendekatan holistik, hipnosis diri
menggunakan sugesti diri dan kesan tentang perasaan yang rileks
dan damai. Individu memasuki keadaan rileks dengan
menggunakan berbagai ide pikiran dan kemudia kondisi yang
menghasilkan respon tertentu bagi mereka (Edelman dan Mandel,
1994).
e. Mengurangi Persepsi Nyeri
Alah satu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman ialah
membuang atau mencegah stimulus nyeri. Nyeri juga dapat
dicegah dengan mengantisipasi kejadian yang menakitkan.
f. Stimulasi Kuntaneus
Adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri.
Masase, mandi air hangat, kompres menggunakan kantong es dan
stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS) merupakan langkah-
langkah sederhana dalam upaya menurunkan persepsi nyeri.
2. Farmakologi
a. Analgesik Nonnarkotik

5
Analgesik nonnarkotik tidak bersifat adiktif dan kurang kuat
dibandingkan dengan analgesik narkotik. Obat ini digunakan untuk
mengatasi nyeri yang ringan sampai sedang. Beberapa analgesik
seperti aspirin mempunyai efek anti inflamasi dan juga efek anti
koagulan.
b. Analgesik Narkotik
Direspon untuk mengatasi nyeri yang sedang sampai berat.
Narkotik tidak hanya menekan rangsangan nyeri tetapi jug
menekan pernapasan dan batuk dengan bekerja pada pusat
pernapasan dan batuk pada medulla di batang otak

E. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut
2. Nyeri kronis
3. Gangguan rasa nyaman

F. Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian
tindakan keperawatan
nyeri secara
selama .......x24 jam,
diharapakan nyeri komprehensif termasuk
berkurang dengan
lokasi, karakteristik,
kriteria hasil:
durasi, frekuensi,
-Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab kualitas dan faktor
nyeri, mampu
presipitasi
menggunakan tehnik
nonfarmakologi. 2. Berikan informasi klien
- Melaporkan bahwa
dan keluarga tentang
nyeri berkurang
nyeri
dengan mengunakan
3. Ajarkan metode
manajemen nyeri
Distraksi selama nyeri
- Mampu mengenali
4. Ajarkan teknik
nyeri (skala
relaksasi progresif pada
intensitas, frekuensi
klien.
dan tanda nyeri)
5. Minimalkan faktor
- Menyatakan rasa
yang meningkatkan nyeri.

6
aman setelah nyeri 6. Berkolaborasi dengan
berkurang dokter untuk pemberian
obat analgetik

2.Nyeri kronik
1. Lakukan pengkajian
Setelah dilakukan
nyeri secara
asuhan keperawatan
komprehensif termasuk
selama …..x 24 jam
lokasi, karakteristik,
diharapkan nyeri
durasi, frekuensi,
berkurang dengan
kualitas dan faktor
kriteria hasil:
presipitasi
1.Tidak ada penurunan
2. Monitor keadaan klien
aktivitas kinerja fisik
3. Jelaskan pada klien dan
2. Tidak ada ekspresi
keluarga penyebab
menahan nyeri
nyeri dan cara
3. Tidak ada ganguan
penanganannya
pola tidur
4. Ajarkan klien teknik
4.Tidak ada ketegangan non farmakologi
(teknik relaksasi
otot
progresif,teknik
distraksi )
5. Tingkatkan kegiatan
istirahat tidur klien.
6. Berkolaborasi dengan
tim medis lain dalam
pemberian obat analgetik

Anda mungkin juga menyukai