Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

RASA NYAMAN NYERI

1. Definisi

Perubahan kenyamanan adalah suatu keadaan dimana individu mengalami


sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya. Gangguan rasa nyaman dibedakan menjadi tiga kenyamanan
fisik, kenyamanan lingkungan, kenyamanan sosial.

Gangguan rasa nyaman fisik meliputi gangguan rasa nyaman, kesiapan


meningkatkan rasa nyaman, mual, nyeri akut, nyeri kronis.

Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak


menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa: awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi.

2. Penyebab/etiologi

Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan yaitu penyebab


yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.

a. Secara fisik misalnya penyebab adalah trauma ( mekanik, thermal, kimiawi,


maupun elektrik )

b. Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau keerusakan


jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga terikan, jepitan atau
metaphase.

c.  Peradangan adalah nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-


ujung saraf reseptor akibat pembengkakan.

d. Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah, biasanya pada pasien


infark miokard dengan tanda nyeri pada dada yang khas.
3. Faktor Predisposisi

a. Usia

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus


mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri
jika sudah patologis dan sudah mengalami perubahan fungsi. Pada lansia
cendrung memendam nyeri yang dialam, karena mereka menganggap nyeri
adalah hal yang alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami
penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksa

b. Jenis kelamin

Menggungkap laki-laki dan wanita tidak berbeda secara signifikan


dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (contoh: tidak
pantas kalau laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri)

c. Kebudayan

Orang belajar dari budaya, bagaimana seharusnyamereka merespon nyeri


(contoh : suatu daerah yang menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat
dari kesalahannya sendiri)

d. Makna nyeri

Berhubung dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan


bagaimana mengatasinya

e. Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatian pada nyeri dapat


mempengaruhi persepsi nyeri. perhatian yang meningkat dihubungkan dengan
nyeri yang meningkat

f. Ansietas

Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan


seseorang cemas.
g. Keletihan

Rasa kelelahan menyebabkan sensai nyeri semakin intensif dan


menurunkan kemampuan kopingnya

h. Pengalaman sebelumnya

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa sebelumnya


dan saat ini nyeri yang lama timbul kembali, maka itu lebih mudah mengatasi
nyerinya.

i. Dukungan keluarga dan sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota


keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan
perlindungan

4. Patofisiologi Terjadinya Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, perilaku. Cara yang


paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk
menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut yakni: resepsi, persepsi, dan
reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirim impuls melalui serabut saraf perifer.
Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute saraf dan akhirnya sampai kedalam masa berwarna abu-abu di
medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dan berinteraksi dengan sel-sel saraf
inhibitor, mencegah stimulus nyeri mencapai otak atau trasmisi tanpa hambatan
ke korteks serebral. Maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses
informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi
kebudayaan dalam upaya mengekspresikan nyeri.

5. Klasifikasi

Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan


tempat, sifat, berat ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan.

a. Nyeri berdasarkan tempatnya


1)  Superfisial yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya kulit

2)  Visceral dalam yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam

3) Refered pain yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ atau
struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah yang
berbeda, bukan daerah asal nyeri

4) Radiasi yaitu sensasi nyeri meluas dari tempat awal cedera ke bagian tubuh
yang lain.

b. Nyeri berdasarkan sifatnya

1) Incidental pain yaitu nyeri yang timbul sewaktu – waktu atau hilang

2) Steady pain yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam
waktu yang lama.

3) Paroxysmal pain yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat
sekali. Nyeri biasanya menetap sekitar 10 – 15 menit, lalu menghilang
kemudian timbul lagi.

c. Nyeri berdasarkan berat ringannya

1)      Nyeri rendah yaitu nyeri dengan intensitas rendah

2)      Nyeri sedang yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi

3)      Nyeri berat yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi

6. Gejala Klinis

a. Vakolasi

1) Mengaduh

2) Menangis

3) sesak nafas
4) mendengkur

b. Ekspresi Wajah

1) Meringis

2) mengeletuk gigi

3) mengernyit dahi

4) menutup mata, mulut dengan rapat

5) menggigit bibir

c. Gerakan Tubuh

1)      Gelisah

2)      Imobilisasi

3)      ketegangan otot

4)      peningkatan gerakan jari dan tangan

5)      gerakan ritmik atau gerakan menggosok

6)      gerakan melindungi bagian tubuh

d. Interaksi Sosial

1)      menghindari percakapan

2)      focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri

3)      menghindar kontak social

4)      penurunan rentang perhatian


7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik penting dilakukan agar menegtahui bagian mana dari

tubuh pasin yang mengalami nyeri agar segera mendapatkan penanganan.

8. Pemeriksaan diagnostik/penunjang

Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui


apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa nyeri seperti :

a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi

b. Menggunakan skala nyeri

1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat


berkomunikasi dengan baik

2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi
nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan

3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun
terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.

4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu


berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.

9. Penatalaksanaan

a.       Relaksasi

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan


stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi
terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan
tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b.      Teknik imajinasi

Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan


memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan
darah.

c.       Teknik Distraksi

Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri


ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas
ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).

d.      Terapi dengan pemberian analgesic

Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri


seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja
pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan
analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan
pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.

e.       Immobilisasi

Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat


kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya
penyakit baru seperti decubitus.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Kaji adanya faktor – faktor yang menyebabkan nyeri:

a.    Pembedahan

b.    Prosedur diagnostic infasif

c.    Trauma (fraktur, luka bakar)


d.   Lamanya penekanan pada bagian tubuh karena imobilitas

e.    Penyakit kronis ( kanker )

f.    Gangguan akut ditandai oleh sumbatan pada aliran darah atau embolisme paru

Kaji nyeri yang berhubungan dengan:

a.       P = Problem : pencetus nyeri

Faktor – faktor yang merangsang nyeri

1)      Apa yang membuat nyeri bertambah buruk?

2)      Apa yang mengurangi nyeri

b.      Q = Quality : kualitas nyeri

1)      Nyeri dirasakan seperti apa?

2)      Apakah nyeri dirasakan tajam, tumpul, ditekan dengan berat, berdenyut
sperti diiris, atau tercekik?

c.       R = Region : lokasi nyeri

1)      Dimana nyeri tersebut?

2)      Apakah nyeri menyebar atau menetap pada satu tempat?

d.      S = Squerity = intensitas nyeri

1)      Apakah nyeri ringan sedang atau berat?

2)      Seberapa berat nyeri yang dirasakan?

e.       T = Time : waktu

1)      Berapa lama nyeri dirasakan?

2)      Apakah nyeri terus menerus atau kadang – kadang?

2. Diagnosa Keperawatan
a.       Nyeri akut b.d cidera fisik
b.      Intoleransi aktivitas b.d kelelahan
c.       Gangguan pola tidur b.d ketidaknyaman fisik
d.      Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake kurang
e.       Defisit perawatan diri b.d gangguan mobilitas fisik
f.       Ansietas b.d krisis situasional
3. Intervensi
a.       Nyeri akut b.d cidera fisik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah nyeri
teratasi dengan kriteria hasil :
a.adanya penurunan intensitas nyeri
b. ketidaknayaman akibat nyeri berkurang
c.tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akut
Intervensi :
- Kaji nyeri
Rasional : mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor
pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan.
- Ajarkan tekhnik relaksasi kepada pasien
Rasional : untuk mengajarkan pasien apa bila nyeri timbul
- Berikan analgetik sesuai program
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
- Observasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien.
b.      Nyeri kronis b.d cidera fisik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam nyeri berkurang
dengan kriteria hasil :
a.tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
b.tidak ada posisi tubuh yang melindungi
c.tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
d.tidak kehilangan nafsu makan
e.frekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringan
Intervensi :
-kaji KU,PQRST,TTV serta efek-efek penggunaan pengobatan jangka panjang
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien, : mengetahui daerah
nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor pencetus,berat ringannya nyeri yang
dirasakan serta mengetahui efek penggunaan obat secara jangka panjang
-Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri
Rasional : utk mengetahui tingkat nyeri pasien
-Ajarkan pola istirahat/tidur yang adekuat
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri secara adekuat
-kolaborasi pemberian obat analgesik
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri
c.       Intoleransi Aktifitas b.d kelelahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah dapat
teratasi dengan KH sebagai berikut:
-Pasien dapat melakukan aktivitasnya sendiri
-Pasien tidak lemas
Intervensi :
-Kaji aktivitas dan mobilitas pasien
Rasional : untuk bisa mengetahui perkembangan dari pasien
-Bantu aktifitas pasien
Rasional : untuk memperlancar aktivitas pasien
-Berikan terapi sesuai program
Rasional : untuk memberikan pengobatan
d.      Gangguan pola tidur b.d perubahan lingkungan(hospitalisasi)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan
tidur tercukupi dengan KH sebagai berikut :
- Kebutuhan tidur tercukupi
- Pasien tampak segar
- Tidak sering terbangun pada saat tidur
Intervensi :
- Kaji pola tidur pasien
Rasional : untuk mengetahui kebutuhan tidur pasien setiap hari
- Ciptakan lingkungan nyaman dan tenang
- Batasi pengunjung
Rasional : agar pasien lebih nyaman dan dapat tidur dengan nyenyak.
e.       Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d perubahan nafsu makan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan
nutrisi pasien tercukupi dengan KH sebagai berikut :
- Nafsu makan bertambah
- Pasien tampak lemas
Intervensi :
- Kaji nutrisi pasien
Rasional : untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pasien
- Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya nutrisi tubuh
Rasional : membantu pasien dalam memperluas pengetahuan tentang nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : untuk mengetahui gizi yang seimbang
4. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu dan kondisi pasien
maka diharapakan :
a. pasien menunjukan wajah rileks
b.pasien dapat tidur atau beristirahat
c. pasien mengatakan skala nyerinya berkurang
DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Budi. 2012. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima


Medika.

Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Potter dan Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Volume 2,Edisi 4 .
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai