Si
021922008
a. Klasifikasi nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan pada
sumbernya, tempat, sifat, berat ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan.
1. Nyeri berdasarkan sumbernya:
a. Nyeri nosiseptif / inflamasi
Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang timbul bila reseptor nyeri (nosiseptor)
teraktivasi oleh rangsang mekanik, termal atau kemikal
b. Nyeri neuropatik
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang timbul akibat lesi atau disfungsi
primer pada susunan saraf tepi atau susunan saraf pusat.
c. Nyeri idiopatik / psikogenik
Nyeri idiopatik / psikogenik adalah nyeri dengan factor psikogen yang
menonjol tanpa sebab organik.
2. Nyeri berdasarkan tempatnya;
a. Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh
misalnya pada mukosa, kulit.
b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.
c. Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh
didaerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.
d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada system
saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus dan lain-lain.
3. Nyeri berdasarkan sifatnya;
a. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
b. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dalam waktu yang lama.
c. Paroxysmal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap sekitar 10-15 menit, lalu
menghilang, kemudian timbul lagi.
4. Nyeri berdasarkan berat-ringannya;
a. Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah
b. Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi.
c. Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.
5. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan;
a. Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu kurang dari enam
bulan. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka
operasi, neuralgia herpetika, acute inflammatory demyelinating
neuropathy.
b. Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri
kronis ini contohnya nyeri pada keganasan, CTS, dan neuropati
diabetik.
b. Patofisiologi nyeri
Tranduksi stimuli
d. Respon nyeri
1. Respon nyeri infant ( 0-1 tahun )
Menangis, rewel, ekspresi wajah dengan mata tertutup, terbuka pada bayi
yang cukup umur, mulut terbuka ingin digendong. Gerakan tubuh
biasanya kaku, tidak kooperatif, gelisah, mekanisme koping mengisap,
menangis.
2. Toddlers ( 1-3 tahun )
Menangis, diam bila distop stimulus nyerinya, matanya tertutup. Gelisah,
menangis sampai tertidur
3. Usia sekolah ( 6-12 tahun )
Menangis, bisa mengucapkan kualitas nyerinya, lokasi dan lama nyerinya.
Ekspresi wajah murung, gerakan tubuhnya kaku, koping mekanisme
berbicara terus tentang nyeri yang dialaminya. Distraksi dengan nonton tv,
tidur.
4. Remaja ( 13-20 tahun )
Menangis, matanya tertutup, gerakan tubuh tidak terkontrol. Koping
mekanismenya tidur, berespon bila terasa nyeri.
5. Dewasa dan tua
( 21-45 tahun ) :
Berdo’a, merintih, ekspresi wajah menggigit, gerakan tubuhnya biasanya
otot – ototnya kaku, kopingnya membatasi aktifitas
( >46 tahun ) :
Berdo’a, menangis minta tolong, ekspresi wajah mengeluarkan air mata,
mata tertutup, gerakan tubuhnya otot – otot kaku, koping minta
perlindungan
e. Karakteristik Nyeri
Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau
intensitas nyeri tersebut. Klien sering kali diminta untuk mendeskripsikan
nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini
berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga
sulit untuk dipastikan.
1. Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
a. Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superficial
b. Posisi atau lokasi nyeri
c. Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien;
sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan
secara umum. Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang
berhubungan dengan lokasi
d. Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya
e. Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik
f. Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat
dilokalisir
g. Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari
area rangsang nyeri.
2. Intensitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri : Distraksi atau konsentrasi
dari klien pada suatu kejadian Status kesadaran klien
Nyeri dapat berupa : ringan, sedang, berat atau tak tertahankan.
Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan
kondisi patologis dari klien.
3. Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul;
berapa lama; bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan
nyeri terakhir timbul
4. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri.
Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala
mungkin dikatakan “ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal
dikatakan “seperti teriris pisau”.
5. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain :
ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.
6. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri :
lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.
Pengelompokkan:
0-1 : Tidak Nyeri
2-3 : Sedikit Nyeri
4-5 : Sedikit Lebih Nyeri
6-7 : Lebih Nyeri
8-9 : Sangat Nyeri
b. NIPS (Neonatal – infant painscale), digunakan untuk bayi usia 0-1 tahun
No Parameter Skor
1 Ekspresi wajah
Wajah tenang, ekspresi netral 0
Otot wajah tegang, alis berkerut, dagu dan rahang 1
tegang (ekspresi wajah negatif – hidung, mulut dan
alis)
2 Menangis
Tenang, tidak menangis 0
Merengek ringan, kadang - kadang 1
Berteriak kencang, menarik, melengking terus – 2
terusan (catatan: menangis lirih mungkin dinilai jika
bayi diintubasi yang dibuktikan melalui gerakan mulut
dan wajah yang jelas)
3 Pola pernapasan
Pola pernapasan bayi normal 0
Tidak teratur, lebih cepat dari biasanya, tersedak, 1
nafas tertahan
4 Lengan
Tidak ada kekuatan otot, gerakan tangan acak sekali – 0
sekali
Tegang, kaki lurus, kaku, dan atau ekstensi, ekstensi 1
cepat, fleksi.
5 Kaki
Tidak ada kekuatan otot, gerak kaki acak sekali - 0
sekali
Tegang, kaki lurus, kaku, dan atau ekstensi cepat, 1
fleksi
6 Kesadaran
Tenang, tidur damai atau gerakan kaki acak yang 0
terjaga
Terjaga, gelisah, dan meronta – ronta 1
TOTAL SKOR
Keterangan :
Skala nyeri Intervensi
1 0-2 : nyeri ringan – tidak 1 Tidak ada
nyeri
2 3-4 : nyeri sedang – nyeri 2 Intervensi tanpa obat,
ringan dievaluasi selama 30 menit
3 >4 : nyeri berat 3 Intervensi tanpa obat, bila
masih nyeri bisa diberikan
analgesik dan dievaluasi
selama 30 menit.
d. COMFORT scale
Digunakan untuk bayi, anak – anak dan dewasa di kritikal area
Parameter Skor Keterangan
Alertness/kesiagaan 1 Tertidur dalam
2 Tertidur tidak dalam
3 Mengantuk
4 Sepenuhnya terjaga dan siaga
5 Siaga penuh
Calmless/ketenanga 1 Tenang
2 Sedikit cemas
n
3 Cemas
4 Sangat cemas
5 Gugup/panik
Respiratory 1 Tidak ada batuk dan tidak ada
distress/gangguan pernafasan spontan
2 Pernafasan spontan dengan sedikit
pernafasan
respon atau tanpa responpada ventilasi
3 Batuk sesekali atau resisten pada
ventilasi
4 Dengan aktif bernafas melawanventilator
atau batuk regular
5 Melawan ventilator, batuk atau tersedak
Crying/tangis 1 Nafas hening, tidak ada tangis
2 Tersedu sedan
3 Merintih
4 Tangisan
5 Jeritan
Physical 1 Tidak ada gerakan
2 Sekali – kali, gerakan ringan
movement/gerakan
3 Berulang, gerakan ringan
fisik 4 Gerakan bertenaga
5 Gerakan bertenaga termasuk batang
tubuh dan kepala
Muscle 1 Otot secara total relaks, tidak ada
tone/kekuatan otot kekuatan tonus otot
2 Kekuatan tonus otot berkurang
3 Kekuatan tonus otot normal
4 Kekuatan tonus otot meningkat dan
fleksi dari jari tangan dan jari kaki
5 Kekuatan otot rigid/kaku dan fleksi dari
jari tangan dan jari kaki
Facial 1 Otot muka secara total relaks
2 Tonus otot muka normal ada, jelas tidak
tension/ketegangan
ada ketegangan otot muka
wajah
3 Ketegangan jelas di beberapa otot muka
4 Jelas ketegangan sepanjang otot muka
5 Otot muka menggeliat dan menyeringai
Blood 1 Tekanan darah dibawah baseline
2 Tekanan darah secara konsistendi
Pressure/tekanan
baseline
darah baseline
3 Peningkatan tekanan darah 15 % atau
lebih di atas baseline ( 1-3 selama 2
menit observasi )
4 Peningkatan darah berulang 15% atau
lebih di atas baseline (>3 semasa 2 menit
observasi)
5 Peningkatan tekanan darah menetap
sebesar 15% atau lebih
Heart line/detak 1 Detak jantung dibawah baseline
2 Detak jantung secara konsistendi
jantung baseline
baseline
3 Peningkatan detak jantung 15 % atau
lebih di atas baseline ( 1-3 selama 2
menit observasi )
4 Peningkatan detak jantung berulang 15%
atau lebih di atas baseline (>3 semasa 2
menit observasi)
5 Peningkatan detak jantung menetap
sebesar 15% atau lebih
Total score :
9-18 : nyeri terkontrol
19-26 : nyeri ringan
27-35 : nyeri sedang
>35 : nyeri berat