Berdasarkan sumbernya
a) Cutaneus / superficial yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan
subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). Contoh:
terkena ujung pisau atau gunting.
b) Deep somatic / nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pemb. Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama
daripada cutaneus. Contoh: sprain sendi.
c) Visceral (pada organ dalam), yaitu stimulasi reseptor nyeri dlm
rongga abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena
spasme otot, iskemia, regangan jaringan.
.
Berdasarkan penyebab
a) Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik. Contoh:
fraktur femur.
b) Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang
Skala intensitas
10 : Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
9, 8, 7 : Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan
aktifitas yang bisa dilakukan.
6 : Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk.
5 : Nyeri seperti tertekan atau bergerak.
4 : Nyeri seperti kram atau kaku.
3 : Nyeri seperti perih atau mules.
2 : Nyeri seperti melilit atau terpukul.
1 : Nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut-nyutan.
0 : Tidak ada nyeri.
Tipe nyeri
10 : tipe nyeri sangat berat
7-9 : tipe nyeri berat
4-6 : tipe nyeri sedang
1-3 : tipe nyeri ringan
Kualitas Nyeri
Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang diungkapkan
oleh klien. Misal kalimat-kalimat: tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-
pindah, seperti tertindih, perih, dan tertusuk.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal, di antaranya adalah :
1. Arti nyeri
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper
sebagian arti nyeri merupakan negative, seperti
membahayakan,merusak dll. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai
factor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya,
lingkungan, dan pengalaman.
2. Persepsi nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya
pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif). Persepsi ini dipengaruhi
oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
3. Toleransi nyeri
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri.
Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri
antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau
garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dsb.
Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain
kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak
kunjung hilang, sakit dll.
4. Reaksi terhadap nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang
terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis,
dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respons nyeri
yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor, seperti arti nyeri,
tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya,
harapan social, kesehatan fisik dan mental, rasa takut,cemas,
usia dll.
Kelelahan
Mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh mengindari
kerusakan lebih lanjut sehingga dgn demikian terjadilah
pemulihan.
Kelelahan menunjukkan kondisi yg berbeda-beda dari setiap
individu tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi
dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian nyeri yang faktual (terkini), lengkap dan akurat akan
memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar, menegakkan
diagnose keperawatan yang tepat, merencanakan terapi pengobatan
yang cocok, dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon
klien terhadap terapi yang di berikan.
Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien
selama nyeri akut adalah:
1. Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul).
2. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri.
3. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri.
DIAGNOSIS