Anda di halaman 1dari 21

Kenyamanan dan Nyeri

By : Ismuntania Siregar, S.Kep, Ners


Pengertian
Kenyamanan Dimana diri seseorang memiliki perasaan yg enak,
santai, rileks dan tenang, maka lahirlah kenyamanan
dalam diri

Nyeri Suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat


terjadinya rangsangan fisik dari serabut saraf dalam
tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis,
dan emosional.
FISIOLOGI NYERI
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap
stimulus kuat yang secara potensial merusak.
Reseptor nyeri disebut juga nociceptor , secara anatomis reseptor nyeri
(nociceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari
syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nociceptor dapat dikelompokkan
dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik
dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang
berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang
berbeda.
Nociceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.
Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu
reseptor A delta dan serabut C.
1. Reseptor A Delta
a) Merupakan serabut bermyelin
b) Mengirimkan pesan secara cepat
c) Menghantarkan sensasi yang tajam, jelas sumber dan lokasi
nyerinya
d) Reseptor berupa ujung-ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam
seperti, otot tendon, dll.
e) Biasanya sering ada pada injury akut.
f) Diameternya besar.
Serabut C
a) Tidak bermyelin.
b) Diameternya sangat kecil.
c) Lambat dalam menghantarkan impuls.
d) Lokasinya jarang, biasanya dipermukaan dan impulsnya
bersifat persisten.
e) Menghantarkan sensasi berupa sentuhan, getaran, suhu
hangat, dan tekanan
f) Halus.
g) Reseptor terletak distruktur permukaan.
.
KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan sumbernya
a) Cutaneus / superficial yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan
subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). Contoh:
terkena ujung pisau atau gunting.
b) Deep somatic / nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pemb. Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama
daripada cutaneus. Contoh: sprain sendi.
c) Visceral (pada organ dalam), yaitu stimulasi reseptor nyeri dlm
rongga abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena
spasme otot, iskemia, regangan jaringan.
.

Berdasarkan penyebab
a) Fisik. Bisa terjadi karena stimulus fisik. Contoh:

fraktur femur.
b) Psycogenic. Terjadi karena sebab yang kurang

jelas/susah diidentifikasi, bersumber dari emosi /


psikis dan biasanya tidak disadari. Contoh: orang
yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada
dadanya.
Berdasarkan lama / durasinya.
a) Nyeri akut. Merupakan nyeri yang timbul secara
mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6
bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan
otot.
b) Nyeri kronis. Merupakan nyeri yang timbul secara
perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu
cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk
dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom
nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.
STIMULUS NYERI
Seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri (pain tolerance),
atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri
(pain threshold).
Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, diantaranya :
a) Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat
terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor.
b) Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat
terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.
c) Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.
d) Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi blockade pada arteria
koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya
asam laktat.
e) Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.
TINGKATAN NYERI

Skala intensitas
10 : Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
9, 8, 7 : Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan
aktifitas yang bisa dilakukan.
6 : Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk.
5 : Nyeri seperti tertekan atau bergerak.
4 : Nyeri seperti kram atau kaku.
3 : Nyeri seperti perih atau mules.
2 : Nyeri seperti melilit atau terpukul.
1 : Nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut-nyutan.
0 : Tidak ada nyeri.
Tipe nyeri
10 : tipe nyeri sangat berat
7-9 : tipe nyeri berat
4-6 : tipe nyeri sedang
1-3 : tipe nyeri ringan

Kualitas Nyeri
Kualitas nyeri merupakan seseuatu yang subjektif yang diungkapkan
oleh klien. Misal kalimat-kalimat: tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-
pindah, seperti tertindih, perih, dan tertusuk.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal, di antaranya adalah :
1. Arti nyeri
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hamper
sebagian arti nyeri merupakan negative, seperti
membahayakan,merusak dll. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai
factor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya,
lingkungan, dan pengalaman.
2. Persepsi nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya
pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif). Persepsi ini dipengaruhi
oleh factor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
3. Toleransi nyeri
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri.
Factor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri
antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau
garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dsb.
Sedangkan faktir yang menurunkan toleransi antara lain
kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak
kunjung hilang, sakit dll.
4. Reaksi terhadap nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang
terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis,
dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respons nyeri
yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor, seperti arti nyeri,
tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya,
harapan social, kesehatan fisik dan mental, rasa takut,cemas,
usia dll.
Kelelahan
Mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh mengindari
kerusakan lebih lanjut sehingga dgn demikian terjadilah
pemulihan.
Kelelahan menunjukkan kondisi yg berbeda-beda dari setiap
individu tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi
dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh.
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Pengkajian nyeri yang faktual (terkini), lengkap dan akurat akan
memudahkan perawat di dalam menetapkan data dasar, menegakkan
diagnose keperawatan yang tepat, merencanakan terapi pengobatan
yang cocok, dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon
klien terhadap terapi yang di berikan.
Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien
selama nyeri akut adalah:
1. Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul).
2. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri.
3. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri.
DIAGNOSIS

Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah


keperawatan lainnya. Penegakkan diagnosa keperawatan
yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan
analisa pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat.
INTERVENSI
Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan
berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut:
1. Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri.
2. Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman.
3. Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang
dimiliki.
4. Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri.
5. Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk
mengurangi rasa nyeri saat dirumah.
IMPLEMENTASI
Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada tiga:
1. Tindakan Farmakologis
Merekomendasikan petunjuk untuk pengobatan, WHO
mengombinasikan penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan
adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri klien.
2. Tindakan Non Invasif
Tindakan pengontrolan nyeri non invasive digunakan untuk mendukung
terapi farmakologis yang sudah diberikan.
3. Tindakan Invasif/Pembedahan
EVALUASI

Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan


dengan menilai kemampuan dalam respon rangsangan nyeri,
diantaranya: klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri, mampu
mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki, mampu
menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri.
THANK YOU
ANY QUESTION???

Anda mungkin juga menyukai