Anda di halaman 1dari 15

Nama : Tita Farida

NIM : E2114401007
Kelas/Prodi : 1A/D3 Keperawatan

RESUME KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)

A.Konsep Medis
1.Definisi Kebutuhan Rasa Aman dan Definisi Nyeri
Menurut koziar (2010), mengatakan bahwa keamanan adalah keadaan bebas dari segalah
fisik fisiologis yang merupakan kebutuhan dasar manusiayang harus dipenuhi, serta dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Sedangkankenyamanan sebagai suatu keadaan terpenuhi kebutuhan dasar
manusiameliputi kebutuhan akan ketentraman, kepuasan, kelegaan dan tersedia.
Kocaba (1992, dalam potter & perry, 2005) mengungkapkan kenyamanan&rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasanyang meningkatkan penampilan sehari'hari), kelegaan (kebutuhan
telahterpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalahdan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
1. Fisik berhubungan dengan sensasi tubuh,
2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam dirisendiri yang
meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).d.*ingkungan, berhubungan
dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur,
warna, dan unsur alamiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telahmemberikan kekuatan,
harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan.Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman adalahkebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo &
hipertermia. hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo & hipertermia merupakan
kondisiyang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien.

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,
dan hanya pada orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya. Berikut adalah pendapart beberapa ahli rnengenai pengertian nyeri:
a. MC. Coffery (1979), mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yangmempengaruhi
seseorang yang keberadaanya diketahui hanya jika orang tersebut pernah
mengalaminya.
b. Wolf Wifsel Feurst (1974), mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita
secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
c. Artur C Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi
tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut
bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
d. Scrumum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti
oleh reaksi fisik, fisiologis maupun emosional.
Istilah dalam nyeri:
a. Nosiseptor
Serabut saraf yang mentransmisikan nyeri
b. Non siseptor
Serabut yang biasanya tidak mentransmisikan nyeri
c. System nosiseptip
System yang terlibat dalam transmisidan persepsi terhadap nyeri
d. Ambang nyeri
Stimulus yang paling kecil yang akan menimbulkan nyeri
e. Toleransi nyeri
Intensitas maksimum/durasi nyeri yang individu ingin untuk dapat di tahan.

2. Sifat Nyeri
a. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
b. Nyeri bersifat subyektif dan individual
c. Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar x atau lab darah
d. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahanfisiologis
tingkah laku dan dari pernyataan klien.
e. Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya.
f. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
g. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan.
h. Nyeri mengawali ketidakmampuan
i. Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri tidak optimal.

Secara ringkas mahon mengemukakan artibt nyeri sebagai berikut:


1. Nyeri bersifat individu
2. Nyeri tidak menyenangkan
3. Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi
4. Bersifat tidak berkesudahan

Karakteristik nyeri (PQRST)


P (Pemacu) : faktor yg mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q ( Quality) : seperti apa - > tajam, tumpul, atau tersayat
R ( Region ) : daerah perjalanan nyeri
S( Severity / skala nyeri ) :keparahan & intensitas nyeri
T(time) : lama&waktu serangan atau frekuensi nyeri

3. Fisiologi Nyeri
Fisiologi nyeri merupakan alur terjadinya nyeri dalam tubuh. rasa nyeri
merupakan sebuah mekanisme yang terjadi dalam tubuh, yang melibatkan fungsi organ
tubuh, terutama sistem saraf sebagai reseptor rasa nyeri.
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerimarangsang nyeri.
organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit
yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. reseptor
nyeri disebut juga nosireceptor,secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang
bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian
tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatik dalam (deepsomati!), dan pada daerah viseral,
karena letaknya yang berbeda'beda inilah,nyeri yang timbul uga memiliki sensasi yang
berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari
daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.reseptor jaringan kulit
(kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu:
➢ Reseptor A Delta : merupakan serabut komponen cepat (kecepatan transmisi 6-30m/det).
Yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab
nyeri dihilangkan
➢ Serabut C : merupakan serabut komponen lambat (kecepatan transmisi 0,5m/det) yang
terdapat pada daerah yang terdalam nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit di lokalisasi

Struktur reseptor nyeri somatic dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada
tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyanggalainnya.Karena struktur
reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakannyeri yang tumpul dan sulit
dilokalisasi.;eseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi
organ'organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul
pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif
terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.

❖ 3Proses terjadinya nyeri


Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat
kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktifitas listrik kemudian
ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke
kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut
dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri
setelahmengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf
pusat.;angsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsanganmekanik,
suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskankarena trauma&inflamasi.
Penomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system sarafuntuk mengubah
berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektrismen jadi potensial aksi yang di
jalarkan ke sistem saraf pusat.
❖ Tahapan pisiologi nyeri
1. Tahap Trasduksi
✓ Stimulus akan memicu sel yang terkena nyeri untuk melepaskan mediator
kimia (Prostaglandin, bradykinin, histamin, dan stubstansi P) yang
mensensitisasi nosiseptor.
✓ Mediator kimia akan berkonversi mjd infuls nyeri elektrik

2. Tahap Transmisi
Terdiri atas 3 bagian :
✓ Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A delta dan serabut C) ke
medula spinalis
✓ Transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus melalui
jaras spinotalamikus (STT) mengenal sifat dan lokasi nyerI.
✓ Impuls nyeri diteruskan ke korteks sensorik motorik, tempat nyeri di
persepsikan

3. Tahap Persepsi
✓ Tahap kesadaran individu akan adanya nyeri memunculkan berbagai strategi
perilaku kognitif untuk mengurangi kompenen sensorik dan afektif nyeri.

4. Tahap Modulasi
✓ Disebut juga tahap desen
✓ Fase ini neuron di batang otak mengirim sinyal sinyal kembali kemedula
spinalis.
✓ Serabut desenden itu melepaskan substansi (opioid, serotonin,
dannorepinefrin) yg akan menghambat impuls asenden ygmembahayakan di
bag dorsal medula spinalis.

4. Klasifikasi Nyeri
a. Berdasarkan sumbernya
1) Cutaneus/superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit& jaringan subkutan. Biasanya
bersifat burning (seperti terbakar). (contoh: terkena ujung pisau atau gunting)
2) Deep somatic / nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh darah,
tendon dan syaraf, nyeri menyebar dan lebih lama dari pada cutaneous. (contoh:
sprain sendi)
3) Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dalam rongga abdomen,
Cranium dan thorak/biasanya terjadi karena spasme otot,iskemia, regangan jaringan

b. Berdasarkan penyebab
1) Fisik bisa terjadi karena stimulus fisik (contoh: fraktur femur)
2) Psycogenic terjadi karena sebab yang kurang jelas atau susah di identifikasi,
bersumber dari emosi atau psikis dan biasanya tidak disadari. (contoh : orang yang
marah marah, tiba tiba merasa nyeri pada dadanya)
Biasanya nyeri terjadi karena perpaduan 2 sebab tersebut

c. Berdasarkan lama/durasinya
1) Nyeri akut
Nyeri akut biasanya awitanya tiba tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera
spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. Hal
ini menarik perhatian padakenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan
kepada kitauntuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan
nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakitsistematik, nyeri akut
biasanya menurun sejalan dengan terjadi penyembuhan dan nyeri ini umumnya
terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan
definisi, nyeri akut dapat di jelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa
detikhingga enam bulan
2) Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yangmenetap sepanjang suatu
periode waktu. nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan
dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis
dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk
diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan responsterhadap pengobatan yang
diarahkan pada penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat
penting bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya
menjadi masalah dengan sendirinya.
d. Berdasarkan lokasi/letak
1) Radiating pain. Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan didekatnya (contoh
cardiac pain)
2) Referred pain.Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg diperkirakan berasal
dari jaringan penyebab
3) Intracable pain.Nyeri yg sangat susah dihilangkan (contoh :Nyeri kanker maligna)
4) Phantom pain. Sensasi nyeri dirasakan pada bagian tubuh yg hilang (contoh:
bagian tubuh yang diamputasi) atau bagian tubuh yang lumpuh karena injuri
medulla spinalis.

Nyeri secara esensial dapat dibagi atas dua tipe yaitu nyeri adaptif dan
nyeri maladaptif. Nyeri adaptif berperan dalam proses sur dengan melindungi
organisme dari cedera atau sebagai petanda adanya proses penyembuhan dari
cedera.Nyeri maladaptif terjadi jika ada proses patologis pada sistem saraf atau
akibat dari abnormalitas respon sistemsaraf. Kondisi ini merupakan suatu
penyakit (pain as a disease).
Pada praktek klinis sehari hari kita mengenal 4 jenis nyeri:
a. Nyeri Nosiseptif
Nyeri dengan stimulasi singkat dan tidak menimbulkan kerusakan jaringan.
pada umumnya, tipe nyeri ini tidak memerlukan terapi khususkarena
perlangsungannya yang singkat. -yeri ini dapat timbul jika adasti mulus yang
cukup kuat sehingga akan menimbulkan kesadaran akanadanya stimulus
berbahaya, dan merupakan sensasi fisiologis vital. Intensitas stimulus
sebanding dengan intensitas nyeri. Contoh : nyeri pada operasi, nyeri akibat
tusukan jarum, dll.
b. Nyeri Inflamatorik
Nyeri dengan stimulasi kuat atau berkepanjangan yang menyebabkan
kerusakan atau lesi jaringan. Nyeri tipe II ini dapat terjadi akut dan kronik
dan pasien dengan tipe nyeri ini, paling banyak datang ke fasilitaskesehatan.
Contoh : nyeri pada rheumatoid artritis.
c. Nyeri Neuropatik
Merupakan nyeri yang terjadi akibat adanya lesi sistem saraf perifer (seperti
pada neuropati diabetika, post herpetik neuralgia, radikulopatilumbal, dll) atau
sentral (seperti pada nyeri pasca cedera medula spinalis,nyeri pasca stroke,
dan nyeri pada sklerosis multipel).
d. Nyeri Fungsional
Bentuk sensitiitas nyeri ini ditandai dengan tidak ditemukannyaabnomalitas
perifer dan defisit neurologis. nyeri disebabkan oleh responabnormal sistem
saraf terutama hipersensitifitas aparatus sensorik.beberapa kondisi umum
memiliki gambaran nyeri tipe ini yaitu fibromialgia, iritable bowel syndrome,
beberapa bentuk nyeri dada non'kardiak, dan nyeri kepala tipe tegang. Tidak
diketahui mengapa pada nyeri fungsional susunan saraf menunjukkan
sensitifitas abnormal atau hiper responsifitas (woolf, 2004).
Nyeri nosiseptif dan nyeri inflamatorik termasuk ke dalam nyeriadaptif,
artinya proses yang terjadi merupakan upaya tubuh untukmelindungi atau
memperbaiki diri dari kerusakan.Nyeri neuropatik dannyeri fungsional
merupakan nyeri maladaptif, artinya proses patologis terjadi pada saraf itu
sendiri sehingga impuls nyeri timbul meski tanpa adanya kerusakan jaringan
lain. Nyeri ini biasanya kronis atau rekuren,dan hingga saat ini pendekatan
terapi farmakologis belum memberikanhasil yang memuaskan.

5. Stimulus nyeri
Seseorang dapat Menoleransi menahan nyeri (pain tolerance), atau
dapatmengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain
threshold).Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, di antaranya:
a. Motorik disebabkan karena
✓ Gangguan dalam jaringan tubuh
✓ Tumor, spasme otot
✓ Sumbatan dalam saluran tubuh
✓ Trauma dalam jaringan tubuh

b. Thermal (suhu)
✓ Panas dingin yang ekstrim

c. Kimia
✓ Spasme otot dan iskemia jaringan

6. Teori Nyeri
Ada 4 teori yang berusaha menjelaskan bagaiman nyeri itu timbul dan terasa, yaitu:
1. Teori spesifik ( Teori pemisahan)
Teori yang mengemukakan bahwa reseptor dikhususkan untukmenerima suatu
stimulus yang spesifik, yang selanjutnya dihantarkan melalui serabut A delta dan
serabut C di perifer dan tractus spinothalamikus di medulla spinalis menuju ke pusat
nyeri di thalamus.
Teori ini tidak mengemukakan komponen psikologis.Menurut teori ini rangsangan
sakit masuk ke medula spinalis (spinal cord) melalui kornu dorsalis yang bersinaps di
daerah posterior. Kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke
sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut
diteruskan.
2. Teori pola (pattern)
Teori ini menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola informasi
sensoris. Pola aksi potensial yang timbul oleh adanya suatu stimulus timbul pada
tingkat saraf perifer dan stimulus tertentu menimbulkan pola aksi potensial tertentu.
Rangsangan nyeri masukmelalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan
merangsang aktivitas sel. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke
bagianyang lebih tinggi, yaitu korteks serebri serta kontraksi menimbulkan persepsi
dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi oleh
modalitas respons dari reaksi sel. Tu pola aksi potensial untuk nyeri berbeda dengan
pola untuk rasa sentuhan.
3. Teori control gerbang (gate control)
Pada teori ini bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls di hambat saat sebuah
pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori
menghilangkan nyeri.Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut
kontroldesenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta A dan C
melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui
mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekano reseptor, neuron beta A yang
lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila
masukan yang dominan berasal dari serabut beta A, maka akan menutup mekanisme
pertahanan.Di yakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang
perawatmenggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan
menstimulasi mekano reseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut
delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien
mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak,
terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf
desenden melepaskan opiat endogen,seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh
nyeri alami yang berasaldari tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme
pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P. tehnik distraksi, konseling
dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorphin.
✓ Di kemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965
✓ Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkandihambat oleh
mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
✓ Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi gelatinosa (SG) yg ada pada bagian
ujung dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peransebagai pintu gerbang
(gating Mechanism), mekanisme gate control ini dapat memodifikasi dan
merubah sensasi nyeri yang datang sebelummereka sampai di korteks serebri dan
menimbulkan nyeri.
✓ Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan di blok ketika
pintu gerbang tertutup
✓ Menutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi mengatasi nyeri
✓ Berdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk memanagenyeri pasien
✓ Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara menghambat
pembentukan substansi P.
✓ Menurut teori ini, tindakan massase diyakini bisa menutup gerbang nyeri
4. Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls impuls saraf,
sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neuro transmiter yang spesifik.
Kemudian, inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls impuls pada serabut
serabut besar yang memblok impuls impuls pada serabut lamban dan endogcn opiate
sistem supresif.
7. Masalah masalah pada kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri)
Masalah masalah pada kebutuhan rasa nyaman ( bebas Nyeri) diartikan sesuai klasifikasi
nya. yaitu:
a. Nyeri menurut tempat dan sumbernya
✓ Peripheral pain
✓ Superficial pain (nyeri permukaan)
✓ Dreppain (nyeri dalam)
✓ Defereed ( nyeri alihan)
✓ Nyeri fisik . Nyeri fisik disebabkan karena kerusakan jaringan yang timbul dari
stimulasi serabut saraf pada struktur somatik visceral.
✓ Nyeri somatic. Nyeri yang terbatas waktu berlangsungnya kecuali bila diikuti
kerusakan jaringan diikuti rasa nyeri pada sigmen spinal lokasi tertentu.
✓ Nyeri visceral. Nyeri yang sulit ditentukan lokasi nya karenalokasinya dari organ
yang sakit ke seluruh tubuh.
✓ Sentral pain& nyeri sentral thalamik . Nyeri ini terjadi karena perangsangan system
saraf pusat,spinal cord,batang otak,dll.
✓ Psyhcogenik pain. Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab mekanik,tetapi akibat
trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik./iasanya disebabkan oleh
ketegangan otot yang kronis yang terjadi pada klien yang mengalami stress yang
lama.

b. Nyeri menurut sifatnya


✓ Seperti diiris benda tajam
✓ Seperti ditusuk pisau
✓ Seperti terbakar
✓ Seperti diremas remas

c. Menurut berat dan ringannya


✓ Nyeri ringan. Nyeri yang intensitasnya ringan
✓ Nyeri sedang . Nyeri yang intensitasnya menimbulkan reaksi
✓ Nyeri berat. Nyeri yang intensitasnya tinggi

d. Menurut waktunya
✓ Nyeri Kronis
• Berkembang secara progresif selama 6 bulan lebih
• Reaksinya menyebar
• Respon parasimpatis
• Penampilan depresi dan menarik diri
• Pola serangan tidak jelas.

✓ Nyeri akut
• Berlangsung singkat kurang dari 6 bulan
• Terelokasi
• Respon system saraf parasimpati
• Penampilan gelisah , cemas
• Pola serangan jelas
Faktor faktor yang mempengaruhi nyeri
1) Usia
2) Lingkungan
3) Keadaan fisik
4) Pengalaman masa lalu
5) Mekanisme penyesuaian diri
6) Nilai nilai budaya
7) Penilaian tingkat nyeri
8) Skaala nilai menurut Mc Gill.
1 = tidak nyeri
2 = nyeri ringan
3 = tidak menyenangkan
4 = nyeri menekan
5 = sangat nyeri
6 = nyeri yang menyiksa

9) Skala penilaian ekspresi wajah nyeri (whole dan wrong)


o Skema tubuh ( bodi outline)
o Skala numeric (1 2 3 4 5 6 7 8 9 10)

Penyebab rasa nyeri


1. Trauma
▪ Trauma mekanik : benturan, gesekan, dll.
▪ Trauma thermis : panas dan dingin.
▪ Trauma chermis : tersentuh asam/ basa kuat.
2. Neoplasma
▪ Neoplasma jinak
▪ Neoplasma ganas
3. Peradangan : abses, pleuritis, dll.
4. Gangguan pembuluh darah.
5. Trauma psikologis
Teori keperawatan yang membahas tentang kebutuhan dasar manusia yaitu
teori keperawatan virginia henderson.Virginia Henderson mengidentifikasi 14
kebutuhan dasar manusia (klien), antara lain:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup
3. Membuang kotoran tubuh
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi
integument.
9. Menghindar dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,kenutuhan,
rasa takut, atau pendapat pendapat.
11. Beribadah sesuai keyakinan seseorang.
12. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi.
14. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas'fasilitas
ksehatan yang tersedia.
Dari ke 14 kebutuhan dasar diatas, kebutuhan dasar yang tergangguketika
orang mengalami nyeri yaitu:
1. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
2. Tidur dan istirahat
3. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan
melindungiintegument
4. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi.
5. Bermain atau terlibat dalam beragan bentuk rekreasi.
6. Belajar, mengetahui, atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas fasilitas
ksehatan yang tersedia.

Hal hal yang terganggu diatas dikarenakan keterbatasan gerak klienakibat


nyeri. Kebutuhan dasar manusia menurut maslow yang tergangguakibat nyeri,
yaitu:kebutuhan fisiologis (tidur, istirahat, latihan kegiatan, rasanyaman,
kebersihan), kebutuhan keselamatan dan keamanan (bebas dari rasa sakit).

8. Etiologi (patofisiologi)
Penggolongan nyeri yang sering digunakan adalah klasifikasi berdasarkansatu
dimensi yaitu berdasarkan patofisiologi (nosiseptif vs neuropatik) ataupun berdasarkan
durasinya (nyeri akut vs kronik).
1) Nosiseptik vs Neuropatik
Berdasarkan patofisiologinya nyeri dibagi menjadi nyeri nosiseptik dan
nyeri neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang disebabkan olehadanya
stimuli noksius (trauma, penyakit atau proses radang). Dapat diklasifikasikan
menjadi nyeri viseral, bila berasal dari rangsangan pada organ viseral, atau nyeri
somatik, bila berasal dari jaringan seperti kulit,otot, tulang atau sendi.Nyeri
somatik sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu superfisial (dari kulit)
dan dalam (dari yang lain).
Pada nyeri nosiseptik system saraf nyeri berfungsi se!ara normal,se!ara
umum ada hubungan yang jelas antara persepsi dan intensitasstimuli dan nyerinya
mengindikasikan kerusakan jaringan. Perbedaan yang terjaddi dari bagaimana
stimuli diproses melalui tipe jaringan menyebabkantimbulnya perbedaan
karakteristik. Sebagai contoh nyeri somatiksuperfisial digambarkan sebagai
sensasi tanam dengan lokasi yang jelas,atau rasa terbakar. Nyeri somatik dalam
digambarkan sebagai sensasi tumpul yang difus. Sedang nyeri viseral
digambarkan sebagai sensasi cramping dalam yang sering disertai nyeri alih
(nyerinya pada daerah lain).Nyeri neuropatik adalah nyeri dengan impuls yang
berasal dariadanya kerusakan atau disfungsi dari sistim saraf baik perifer atau
pusat.Penyebabnya adalah trauma, radang, penyakit metabolik (diabetesmellitus,
DM), infeksi (herpes zooster), tumor, toksin, dan penyakitneurologis primer.Dapat
dikategorikan berdasarkan sumber atau letak terjadinya gangguan utama yaitu
sentral dan perifer. Dapat juga dibagi menjadi peripheral mononeuropathy dan
polyneuropathy, deafferentation pain, sympathetically maintained pain, dan
central pain.Nyeri neuropatik sering dikatakan nyeri yang patologis karenatidak
bertujuan atau tidak jelas kerusakan organnya. kondisi kronik dapat terjadi bila
terjadi perubahan patofisiologis yang menetap setelah penyebab utama nyeri
hilang. Sensitisasi berperan dalam proses ini.Walaupun proses sensitisasi sentral
akan berhenti bila tidak ada sinyalstimuli noksius, namun cedera saraf dapat
membuat perubahan di SSP yang menetap. Sensitisasi menjelaskan mengapa pada
nyeri neuropatikmemberikan gejala hiperalgesia, alodinia ataupun nyeri yang
persisten.
Nyeri neuropatik dapat bersifat terus menerus atau episodik
dandigambarkan dalam banyak gambaran seperti rasa terbakar, tertusuk,shooting,
seperti kejutan listrik, pukulan, remasan, spasme atau dingin.Beberapa hal yang
mungkin berpengaruh pada terjadinya nyeri neuropatik yaitu sensitisasi perifer,
timbulnya aktifitas listrik ektopik secara spontan,sensitisasi sentral, reorganisasi
struktur, adanya proses disinhibisi sentral,dimana mekanisme inhibisi dari sentral
yang normal menghilang, serta terjadinya gangguan pada koneksi neural, dimana
serabut saraf membuatkoneksi yang lebih luas dari yang normal.

2) Akut vs kronik.
Nyeri akut diartikan sebagai pengalaman tidak menyenangkanyang kompleks
berkaitan dengan sensorik, kognitif dan emosional yang berkaitan dengan trauma
jaringan, proses penyakit, atau fungsi abnormal dari otot atau organ visera.Nyeri akut
berperan sebagai alarm protektifterhadap cedera jaringan. Reflek protektif (reflek
menjauhi sumber stimuli,spasme otot, dan respon autonom) sering mengikuti nyeri
akut. Secara patofisiologi yang mendasari dapat berupa nyeri nosiseptif ataupun nyeri
neuropatik.
Nyeri kronik diartikan sebagai nyeri yang menetap melebihi proses yang terjadi
akibat penyakitnya atau melebihi waktu yang dibutuhka untuk penyembuhan,
biasanya 1 atau 6 bulan setelah onset, dengan kesulitan ditemukannya patologi yang
dapat menjelaskan tentang adanya nyeri atau tentang mengapa nyeri tersebut masih
dirasakan setelah proses penyembuhan selesai. Nyeri kronik juga diartikan sebagai
nyeri yang menetap yang mengganggu tidur dan kehidupan sehari hari, tidak
memiliki fungsi protektif, serta menurunkan kesehatan dan fungsional
seseorang.Penyebabnya bermacam macam dan dipengaruhi oleh factormulti dimensi,
bahkan pada beberapa kasus dapat timbul secara deotanpa penyebab yang jelas. Nyeri
kronik dapat berupa nyeri nosiseptif ataunyeri neuropatik ataupun keduanya
Nyeri kronik sering di bagi menjadi nyeri kanker (pain associated with cancer)
dan nyeri bukan kanker (chronic non cancer pain, CNCP).Banyak ahli yang
berpendapat bahwa nyeri kanker diklasifikasi terpisahkarena komponen akut dan
kronik yang dimilikinya, etiologinya yangsangat beragam, dan berbeda dalam secara
signifikan dari CNCP baik dari segi waktu, patologi dan strategi
penatalaksanaannya.Nyeri kanker inidisebabkan oleh banyak faktor yaitu karena
penyakitnya sendiri (invasitumor ke jaringan lain, efek kompresi atau invasi ke saraf
atau pembuluh darah, obstruksi organ, infeksi ataupun radang yang ditimbulkan), atau
karena prosedur diagnostik atau terapi (biopsy, post operasi, efek toksik dari
kemoterapi atau radioterapi). Karena prosedur diagnostik atau terapi (biopsy, post
operasi, efek toksikdari kemoterapi atau radioterapi).

B. Konsep asuhan keperawatan


1. Pengkajian keperawatan
a. Pengumpulan data
b. Keluhan utama
1) Keluhan yang paling dirasakan klien
2) Klien mengatakan nyeri

a) P (paliatif ) : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri


b) Q (qualitatif) : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat.
c) R (regio) : Daerah perjalan nyeri)
d) S (server) : keparahan / intensitas nyeri
e) T ( time) : lama waktunserangan / frekuensi nyeri

2. Pemeriksaan fisik
a.Tanda tanda vital : tekanan darah, nadi, pernafasan
b.Perilaku : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha fleki
c. Ekspresi wajah
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stress.
c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah.

4 Rencana Tindakan
Diagnosa 1 : Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan.
Defenisi : Suatu perasaan yang tidak menyenangkan atau disebabkan oleh stimulus
spesifik seperti mekanik atauelektrik pada ujung syaraf.
Tujuan penurunan tingkat nyeri perubahan dalam rasa nyaman

Intervensi :
1. Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
Rasional : agar pasien dan keluarganya lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan
2. Kaji tingkat nyeri
Rasional: Untuk mengetahui tingkat nyeri.
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman
Rasional: Untuk memberikan ketenangan kepada pasien.
4 Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri.
5 Kolaborasi dengan tim medis alam memberikan analgesik
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri
5 Implementasi
Merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana ren!anakeperawatan
dilaksananakan. melaksanakan intervensi&aktivitas yang telaghditentukan, pada
tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah di catat
dalam rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya,
pertama tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila
perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap
intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedian perawatan
lainnya.kemudian dengan menggunakan data dapat mengevaluasi dan merevisi
rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya.
6 Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam
merespon rangsangan nyeri diantaranya
1. Hilangnya perasaan nyeri
2. Menurunnya intensitas nyeri
3. Adanya respon fisiologis yang baik
4. Pasien mampu melakukan aktifitas sehari hari tanpa keluhan nyeri

Anda mungkin juga menyukai