Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR POST PARTUM DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN POST PARTUM

“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah keperawatan anak
Dosen pengampu :Sri Mulyanti, M.Kep”

Disusun oleh :

Dudung Rusdiar (E2114401006)


Dede Ridwan (E2114401005)
Elda Nurfadilah (E2114401039)
Maya Nurul H (E2114401045)
Novi Mulyani (E2114401050)
Tita Farida (E2114401007)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Dengan ini kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “ KONSEP DASAR POST PARTUM DAN ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN POST PARTUM“

Makalah ini penulis susun untuk menambah ilmu serta untuk memenuhi salah
satu tugas dalam mata kuliah “KEPERAWATAN MATERNITAS”. Penulis menyadari
bahwa  dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.

Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis


dan pembaca pada umumnya. Untuk itu kami sampaikan terima kasih apabila ada
kurang lebihnya penulis minta maaf.

Tasikmalaya, 14 Oktober 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Post partum adalah masa setelah 6 minggu persalinan yang sering disebut
dengan masa nifas atau masa memelukan pulihnya alat kandungan (reproduksi) seperti
sebelum hamil. Atau post partum adalah masa setelah 6 minggu sejak janin telah
dilahirkan sampai reproduksi kembali seperti sebelum hamil. (Bobak, 2010).
Sectio Caesarea atau bedah sesar adalah suatu tindakan operasi yang bertujuan
untuk mengeluarkan bayi melalui penyapan pada dinding perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh atau tanpa adanya kekurangan serta berat janin
diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2015). Indikasi medis dilakukannya operasi sectio
caesarea ada dua faktor yang menyebakan harus dlakukannya operasi yaitu faktor janin
dan faktor ibu. Faktor dari janin meliputi : bayi terlalu besar, kelainan letak janin,
ancaman gawat janin, janin abnormal, faktor plasenta, kelainan tali pusat dan bayi
kembar. Sedangkan faktor ibu terdiri atas usia, jumlah anak yang dilahirkan, keadaan
panggul, penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi lahir, ketuban pecah dini (KPD),
dan pre eklampsia (Hutabalian, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar Post Partum?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan Post Partum?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah utuk
mengetahui:
1. Konsep dasar Post Partum
2. Konsep dasar asuhan keperawatan Post Partum
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar Post Partum

1. Definisi
Post partum adalah masa setelah 6 minggu persalinan yang sering
disebut dengan masa nifas atau masa memelukan pulihnya alat kandungan
(reproduksi) seperti sebelum hamil. Atau post partum adalah masa setelah 6
minggu sejak janin telah dilahirkan sampai organ reproduksi kembali seperti
sebelum hamil. (Bobak, 2010).Jika wanita berada dalam masa aterm, tidak
terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan persalinana
selesai dalam 24 jam maka partus di anggap spontan atau normal. (Bobak,
2005).
Partus spontan adalah proses keluarnya janin dengan ketentuan ibu atau
tanpa anjuran dari obat-obatan yang terjadi pada kehamilan cukup bulan atau
sesuai taksiran persalinan. (Prawiroharjo, 2000). Pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa post partum adalah suatu masa untuk pulihnya organ-organ
reproduksi seperti semula yaitu sebelum hamil atau prahamil dan pada masa itu
maka akan ditemukan involusi uterus dan proses laktasi.

2. Anatomi dan Fisiologi


Menurut (Wiknjosastro, 2005) anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita :
Pembungkus atau penutup vulva disebut dengan genitalia eksterna yang
sering dinamakan vulva terdiri dari :
1) Mons Pubis
Di atas simpisis pubis terletak yang merupakan seperti jaringan lunak
seperti adanya lemak-lemak.
2) Labia Mayora
Lilipatan kulit dengan adanya jaringan seperti lemak yang berlanjut ke
bawah sebagai perluasan dari mons pubis dan menyatu menjadi perinium
yang terdiri dari 2 buah lipatan.
3) Labia Minora
Kulit yang terletak di sebelah dalam labia mayora, labia minora tidak ada
memiliki lemak subkutan yang merupakan 2 buah lipatan tipis.
4) Klitoris
Merupakan salah satu adanya seperti tonjolan kecil jaringan pada titik
labia minora di sebelah anterior.
5) Vestibulum Adalah suatu rongga yang di ada disekitarnya labia minora.
6) Perinium
Di sebelah posterioranus ditemukan struktur ini membentang dari
fourchette titik temu labia minora.
7) Vagina
Dari belakang vulva hingga uterus merupakan saluran fibromuskuler
elastis yang membentang ke atas. 7,5 cm dan dinding posteriornya 9 cm
merupakan panjang dinding anterior vagina. Fungsi vagina :
a) Lintasan bagi spermatozoa
b) Saluran keluarnya dan tempat proses pembuahan lainnya saat
melahirkan
c) Tempat saluran keluarnya darah haid
8) Uterus
Berbentuk seperti buah advokat, sebesar telur ayam. Terdiri dari fundus
uteri, korpus uteri dan serviks uteri. Sebagai tempat janin berkembang
merupakan bagian uterus terbesar dari korpus uteri. Uterus terdiri dari :
a) Fundus uteri
b) Korpus uteri
Fungsi uterus adalah :
a) Untuk menanamkan diri harus menyediakan tempat yang sesuai
bagi ovum yang sudah di buahi.
b) Salah satu tanda pertama untuk kehamilan jika korpus luteum
tidak berdegenerasi, yaitu jika korpus luteum dipertahankan oleh
kehamilan, maka estrogen akan terus di produksi sehingga
kadarnya tetap berada di atas nilai ambang perdarahan haid dan
amenorea.
c) Dapat melindungi dan memberikan nutrisi pada embrio atau janin
sampai matur.
d) Pada saat persalinan dapat membantu untuk keluarnya bayidi
dalam kandungan dan plasenta.
e) Dapat mengurangi adanya perdarahan dari tempat perlekatan
plasenta melalui kontraksi organ otot pada perut.
9) Tuba Fallopi Berada pada uterus dan melekat dari kornu uteri ke arah
dinding lateral pelvis yang disebut juga dengan oviduct.
10) Ovarium Merupakan kelenjar kelamin. Disetiap bagian berada di dalam
kavum abdomen di belakang ligamentum latum dibagian ujung fibria
tuba falopi terdapat 2 buah masing-masing. Untuk produksi hormon dan
ovulasi adalah fungsi ovarium.
3. Etiologi Post Partum
Beberapa teori dipenagaruhi dengan faktor hormonal, struktur rahim,
sirkulasi rahim, adanya tekanan pada saraf dan nutrisi. Namun penyebab
persalinan belum pasti diketahui. (Hafifah, 2011).
1) Teori Penurunan
Hormon 1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Sebagai penenang otot-otot polos rahim dan
akan menyebabkan adanya pengaruh pada pembuluh darah sehingga
dapat menimbulkan kontraksi atau rasa sakit bila progesterone turun
adalah fungsi dari progesterone.
2) Teori Placenta
Menjadi Tua Kontraksi rahim menimbulkan jika menurunnya kadar
hormone estrogen dan progesterone yang dapat pengaruh pada pembuluh
darah di dalam tubuh yang dapat menyebabkan terjadi kejang.
3) Teori Distensi Rahim
Tengganggunya sirkulasi utero-plasenta disebatkan oleh rahim yang
membesar dan merenggang menyebabkan kontraksi pada otot-otot di
rahim.
4) Teori Iritasi Mekanik
Di bagian belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss). Kontraksi uterus akan timbul bila ganglion ini berpindah
dan adanya penekanan oleh kepala janin.
5) Induksi Partus Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria
yang dimasukan dalam kanalis servikalis dengan oksitosin drip, yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban).
4. Manifestasi Klinis Post Partum
Menurut Bobak, 2005 Perubahan Fisik Post Partum :
1) Involusi Uterus
Adalah keadaan mencapai seperti kembalinya organ reproduksi
seperti semula atau seperti sebelum hamil atau pulihnaya uterus dan jalan
lahir setelah bayi dilahirkan. Setelah plasenta lahir, uterus merupakan
alat yang keras, karena adanya penekanan yang bisa menimbulkan rasa
sakit atau mual yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke
2-3 hari.
2) Kontraksi Uterus
Intensistas kontraksi uterus naik sesudah melahirkan yang
digunakan untuk mengurangi volume cairan intra uteri. Perdarahan
plasenta lahir dapat berhenti setelah 1-2 jam post partum,rasa sakit
menurun stabil secara teratur, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah
pada uteri.
3) After Pain
Sampai hari ke-3 normal terjadi, karena pengaruh kontraksi
uterus. Adanya bekas dari sisa-sisa plasenta pada cavum uteri, dan
bekuan darah (stoll cell) dalam cavum uteri after pain akan meningkat.
4) Endometrium
Pada bagian atas setelah 2-3 hari tampak bahwa ada di bagian
atas dari stratum sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari
lochea, maka terjadi lepasnya plasenta dan selaput janin dari dinding
rahim terjadi pada stratum spunglosum. Epitelisasi endometrium siap
dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta +3 minggu tidak ada tumbuhnya jaringan
pada parut, tetapi endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari
pinggir-pinggir luka operasi.
5) Ovarium
Selama kehamilan tidak ada terjadinya pembuahan dan
pematangan sel telur. Pematangan sel telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi
mentruasi, ibu menyusui mentruasinya terlambat karena pengaruh
hormon prolaktin terjadi pada masa nifas.
6) Lochea
Adalah berupa cairan yang dikeluarkan setelah melahirkan, sifat
lochea alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit untuk dapat
berkembang biak. Jumlah lebih banyak, berlendir dan berbau amis.
Lochea dibagi dalam beberapa jenis :
a) Lochea Rubra Berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa
chorion, liguor amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah
terjadi pada hari 1-2.
b) Lochea Sanguinolenta Warna merah kecoklatan bercampur lendir,
banyak serum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati
terjadi pada hari ke 3-7.
c) Lochea Serosa Berwarna agak kuning cair dan tidak berdarah lagi.
Terjadi pada hari ke 7-10 atau setelah satu minggu.
d) Lochea Alba Berwarna putih jernih, berisi selaput lendir,
mengandung leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit
yang telah mati. Terjadi setelah 2 minggu.
7) Serviks dan Vagina
Pada beberapa hari setelah persalinan dan pinggirnya tidak rata
(retak-retak) terjadi osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari. Pada akhir
minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja. Pada minggu ke-3
post partum dan tonus otot kembali seperti biasa untuk mencapai ukuran
normal vagina saat persalinan sangat diregang.
8) Perubahan pada Dinding Abdomen
Diregang begitu lama karena Hari pertama post partum dinding
perut melipat dan longgar. (Pelebaran otot rectus atau perut) akibat janin
yang terlalu besar atau bayi kembar terjadi setelah 2-3 minggu atau
dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus atau perut) akibat janin
yang terlalu besar terdapat melipat striae dinding perut akan kembali
kuat.
9) Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Eksresi cairan extra vasculer dan selama partus Volume darah
tergantung pada jumlah kehilangan darah. Cardiac output kembali
normal atau setelah partus curah jantung.
10) Perubahan Sistem Urinaria
Oedema dan hiperemi memperlihatkan dinding kandung kemih,
fungsi ginjal normal karena desakan pada waktu janin dilahirkan. Terjadi
retensi urin sehingga menimbulkan obstruksi dari uretra kadang oedema
trigonum. Refleks miksi menurun menyebabkan pengaruh laserasi
episiotomy.
11) Perubahan Sistem Gastro Intestina Kekakuan perineum karena luka
jahirtan setelah melahirkan dan karena adanya perasaan jahitan lepas
menyebabkan terjadinya gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2-3
hari post partum.
12) Perubahan Pada Mammae
Hari pertama mammae akan menguluarkan cairan kolostrum dan
mammae akan membengkak dan menjadio tegang. Dan pada hari ketiga
produksi ASI sudah ada dan lancar.
13) Laktasi
Pada hari pertamadan kedua keadaan payudara sama seperti saat
dalam keadaan hamil. Memijat areola mammae pada buah dada dapat
mengeluarkan ASI yang mengandung susu melainkan kolostrum. Bayi
yang lahir sehat dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi. Kolostrum
yaitu cairan pekat dengan berat jenis 1.030- 1.035 reaksi alkalis dan
mengandungprotein yang tinggi untuk si bayi dan juga euglobin yang
mengandung antibodi.
14) Temperatur
Suhu pada post partum dapat mencapai 38°C dan normal kembali
dalam 24 jam bayi dilahirkan. Hilangnya cairan melalui vagina ataupun
keringat dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina dapat
menyebabkan terjadinya kenaikan suhu.
15) Nadi
Biasanya nadi akan turun pada masa, penurunan ini akibat dari
bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi lepasnya placenta.
Bertambahnya volume dan tekana darah kompensasi dari jantung dan
akan normal pada akhir minggu pertama.
16) Tekanan Darah
Tanda-tanda suatu keadaan yang harus diperhatikan secara serius
adalah keadaan dimana tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg.
17) Hormon
Dalam 24 hari hormon kehamilan mulai tidak ada dalam urine,
setelah 1 minggu hormon kehamilan juga akan mengalami perubahan
seperti penurunan sedangkan pada proses laktasi prolaktin akan
meningkat.
5. Tahapan Post Partum
Menurut Eny Retna Ambarwati (2009:3), tahapan post partum dibagi menjadi
tiga tahap yaitu :
1) Purperium Dini Kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan untuk
banyak bergerak atau beraktivitas seprti berdiri dan berjalan-jalan.
Setelah 40 hari di dalam Agama Islam dianggap telah bersih dan boleh
melakukan hubungan suami istri apabila.\
2) Purperium Intermedial Purperium intermedial yang terjadi pada 6-8
minggu, yaitu kepulihan keseluran organ-organ pada genetalia.
3) Remote Purperium Remote purperium adalah waktu yang diperlukan
bisa kembali seperti semula yaitu bisa berminggu-minggu, bulanan
bahkan tahunan terutama bila saat hamil atau melahirkan ada masalah
tertentu pada ibu.
6. Patofisiologi Post partum
Dalam masa ini semua organ-organ kandungan akan pulih dan akan
beransur-ansur kembali seperti seperti keadaan sebelum hamil. Involusi
merupakan perubahan organ pada genetalia secar keseluruhan. Disamping
perubahan tersebut akan ttimbul laktasi yang terakhir ini karena pengaruh
hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar pada mamae.
Otot-otot uterus akan berkontraksi setelah post partum, pembuluh darah yang
ada antara nyaman atau tidak dan otot-otot uretus akan terjepit. Setelah plasenta
lahir proses ini akan bisa terjadi berhentinya pendarahan.
Post partum berbentuk corong dan sedikit terbuka, korpus uteri terbentuk
sejenis cincin adalah berubah yang terdapat pada serviks. Timbulnya trombosis,
degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu ada berbentuk permukaan kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari
lebihan dari sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu adalah
perubahan bentuk yang terdapat pada endometrium. Ligamen-ligamen dan
diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertus
setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti semula. (Eny Retna
Ambarwati (2009:3).
7. Komplikasi Post Partum
a) Klien Post Partum Komplikasi Perdarahan Perdarahan post partum adalah
perdarahan pada kala akhir lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah bayi
dan plasenta keluar (Hafifah, 2011).
Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu
1) Early Postpartum yaitu terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir
2) Late Postpartum yaitu terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum yaitu :
1) Dapat menghentikan perdarahan
2) Dapat mencegah timbulnya syok
3) Dapat mengganti darah yang hilang setelah persalinan
Penyebab umum perdarahan post partum adalah :
1) Atonia uteri
2) Retensi plasenta
3) Sisa plasenta dan selaput pada ketuban a. Pelekatan yang tidak normal
(plasaenta akreta dan perkreta) b. Tidak ada gangguan pada perlekatan
(plasenta seccenturia)
4) Trauma jalan lahir
a. Episiotomi yang lebar
b. Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan Rahim
5) Rupture uteri
6) Penyakit darah Kelainan adanya gumpalan atau pembekuan pada darah
misalnya seperti afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia
b) Klien Post Partum Komplikasi Infeksi
Berkembangbiaknya mikroorganisme dalam tubuh manusia yang dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi di dalam tubuh. (Zulkarnain Iskandar,
2009). Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah
melahirkan) yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau persalinan yaitu
infeksi klinis pada saluran genital (Bobak, 2004).
Kuman sangat mudah masuk pada saat berlangsungnya proses persalinan
sehingga menyebabkan terjadinya infeksi. Saat persalinan belum
berlangsung sehingga menjadi jembatan masuknya kuman dalam tubuh
lewat rahim sehingga menimbulkan ketuban pecah. Jalan masuk lainnya
adalah dari petugas kesehatan yang membantu proses persalinan dan juga
dari alat-alat tidak steril yang digunakan pada saat proses persalinan.
Kuman-kuman yang sering menyebabkan terjadinya infeksi antara lain
adalah :
1) Streptococcus haemoliticus anaerobic Infeksi ini biasanya ditularkan
melalui tangan penolong persalinan bahkan ada yang berasal dari
orang lain sehingga dapat menyebabkan infeksi berat.
2) Staphylococcus aureus Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi
terbatas, dan infeksi ini biasanya ditemkan di rumah sakit dan di
dalam tenggorokan orang yang tampak sehat, walaupun kadang-
kadang menjadi sebab infeksi umum.
3) Escherichia Coli Kuman ini biasanya berasal dari kandung kemih dan
rektum yang menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva,
dan endometriurn.
4) Clostridium Welchii Kuman ini bersifat jarang ditemukan namun
kuman ini tidak sangat berbahaya, biasanya kuman ini berasal dari
partus yang ditong oleh dukun atau dari luar rumah sakit.
c) Klien Post Partum Komplikasi Penyakit Blues \
Dalam minggu pertama setelah proses melahirkan yaitu pada fase taking
in dengan post partum blues disebut maternity blues atau baby blues
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak
cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung
dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan. Baby blues
adalah kondisi yang tidak nyaman yang dirasakan oleh seorang (kesedihan
atau kemurungan) gangguan pada suasana hati yang tidak tenang setelah
proses melahirkan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau
pun dengan dirinya sendiri. Etiologi atau penyebab pasti terjadinya
postpartum blues sampai saat ini belum diketahui (Bobak, 2005).
Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya
postpartum blues, antara lain :
1) Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar
estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Suatu enzim otak yang
bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan
dalam perubahan mood dan kejadian depresi terjadi akibat penurunan
kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada
gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek
supresi aktifitas enzim monoamine oksidase.
2) Faktor demografi yaitu umur.
3) Pengalaman yang pernah dilaluinya pada saat kehamilan dan
persalinan.
4) Latar belakang psikososial ibu, seperti keadekuatan dukungan sosial
dari lingkungannya (suami, keluarga dan teman), tingkat pendidikan,
status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat
gangguan kejiwaan sebelumnya dan sosial ekonomi.
5) Takut kecewa dan kehilangan bayinya.
8. Pemeriksaan Post Partum
Menurut Siswosudarmo, 2008 :
a. Keadaan umum : tekanan darah, nadi, dan keluhan
b. Keadaan umum : (tekanan darah, nadi, pernafasan,suhu) dan nafsu selera
makan dll
c. Payudara : air susu, putting susu
d. Bagian dinding perut,rectum, perineum, kandung kemih
e. Cairan yang keluar berupa lochea
f. Keadaan pada alat kandungan
Menurut Manjoer Arif Dkk, 2009
a. Hemoglobin, hematokrit, leukosit dan ureum
b. Ultra sosografi untuk melihat sisa pada plasenta
9. Penatalaksanaaan Post Partum
1) Penatalaksanaan Medis ( Siswosudarmo, 2008 ) :
a. Observasi ketat selama 2 kali 24 jam setelah post partum untuk melihat
adanya komplikasi perdarahan.
b. 6-8 jam setelah melahirkan istirahat dan bedres tenang dan anjurkan
untuk bisa miring kanan kiri.
c. Memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas dilakukan pada hari ke 1-2.
d. Hari ke-2 : Mulai untuk bisa melakukan latihan duduk.
e. Hari ke-3 : Diperkenankan untuk bisa latihan berdiri dan berjalan secara
berlahan.
2) Pemeriksaan Penunjang ( Siswosudarmo, 2008 ) :
a. Pemerikasaan umum: tekanan darah, nadi dan keluhan.
b. Keadaan umum : (tekanan darah, nadi, pernafasan,suhu) dan nafsu selera
makan.
c. Payudara : air susu, putting susu.
d. Dinding perut, perineum, kandung kemih dan rectum.
e. Sekres yang keluar atau lochea.
f. Keadaan alat kandungan.
10. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
Menurut Siswosudarmo, 2008 :
1) Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari
pertama sampai hari kedua setelah proes persalinan. Pada fase ini kelelahan
pada ibu membuat ibu untuk lebih sering istirahat yang tujuan untuk
menghindari gangguan pola tidur pada si ibu dan pada fase ini ibu lebih
cenderung lebih berfokus pada kesehatannya sendiri. Hal ini membuat ibu
cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya. Komunikasi yang baik
sangat diperlukan pada fase ini.
2) Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase
taking hold, tingkat khawatir ibu sangat tinggi terutama pada kondisi
bayinya, dan pada fase ini ibu juga sangat sensitive sehingga mudah
tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati. Maka pada saat inilah
kesempatan yang bagus untuk memberikan berbagai penyuluhan dalam
merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri ibu untuk bisa
merawat bayinya
3) Fase Letting Go
Pada fase ini ibu sudah bisa untuk menyesuaikan diri dengan
keadaannya. Misanya ibu sudah tau apa yang dilakukan untuk bayinya dan
pada fase ini adalah keinginan ibu untuk merawat bayinya sangat tinggi.
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
B. Sectio Caesarea
Sectio caesarea adalah membuat pembedahan pada dinding uterus melalui
dinding depan perut atau vagina atau suatu histerektomia untuk mengeluarkan janin
dari rahim seorang ibu. (Mochtar, 1998).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
.
.DAFTAR PUSTAKA
1. http://journal.fkm.ui.ac.id/index.php/kesmas/article/view/405
2. f331a8a1e413579027127d4509a339e5.pdf
3. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPN
4. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
5. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai