Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

GIZI DAN DIET

NUTRISI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Dosen Pengampu : Sri Mulayanti M.Kep

Kelompok 5 :

Anwar Nurfadilah (E2114401059)

Dita Puspitasari (E2114401013)

MellaSetiawati (E2114401019)

Tuti Selviawati (E2114401049)

Tita Farida (E2114401007)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA


FAKULITAS ILMU KESEHATAN

D3 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT. Atas segala rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “NUTRISI PADA IBU
HAMIL DAN MENYUSUI” dengan tepat waktu. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang nutrisi yang penting bagi ibu
hamil dan menyusui.

Penulismengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Mulyanti M.Kep selaku dosen
Mata Kuliah Gizi dan Diet.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyususunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuh itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan kami.

Tasikmalaya, 4 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………i

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………ii

BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar Belakang …………………………………………………………………………………………..1


b. Tujuan penulisan ……………………………………………………………………………………….3

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Nutrisi Ibu Hamil dan Menyusui…………………………………………………………………4


B. Kebutuhan Gizi Sesuai Trimester Kehamilan………………………………………………6
C. Nutrisi Yang Dibutuhkan Ibu Hamil Dengan Gangguan Tertentu………………..8

BAB 3 PENUTUP

1. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………..…13
2. Saran ……………………………………………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masalah gizi di Indonesia dan negara berkembang umumnya didominasi oleh


masalah Kekurangan Energi Protein , anemia besi, Kekurangan Vitamin A dan masalah
obesitas terutama di kota besar. Anemia gizi umumnya dijumpai pada golongan rawan
gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak balita serta anak sekolah.15 Pemerintah
menetapkan Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat dengan salah satu indikator
kinerjanya adalah Air Susu Ibu (ASI) eksklusif guna mendukung pencapaian Millenium
Developmental Goals (MDGs).27 ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena
mampu mencukupi kebutuhan gizi serta melindungi bayi dari penyakit infeksi.
Cakupan pemberian ASI Eksklusif 0 – 6 bulan di Indonesia sesuai hasil
Riskesdas tahun 2018 adalah sebesar mencapai 37%, sedangkan rencana straegi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2018 target pemberian ASI
Eksklusif adalah 50%. ASI sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi, namun tidak
semua bayi yang mendapat ASI saja dapat tumbuh dengan baik. Asupan ASI yang tidak
adekuat menyebabkan bayi berisiko mengalami kekurangan gizi. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kuantitas dan kulitas ASI adalah status gizi ibu menyusui. Status gizi ibu
menyusui mencerminkan kondisi gizi dan kesehatan ibu pada saat menyusui.
Hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa Wanita Usia Subur
yang tidak hamil yang mengalami anemia 48,9%, dengan persentase
terbanyak pada usia 15-24 tahun sebanyak 33 %, 25-34 tahun sebesar 33%, dan
35-44 tahun sebesar 33%. WUS yang sedang hamil menurut riskesda tahun 2018 yang
mengalami KEK sebesar 17,7% dan yang tidak hamil sebesar 14,5%.
Penilaian status gizi ibu hamil dan ibu menyusui meliputi pengukuran
antropometri serta biokimiawi. Status gizi ibu menyusui dapat diukur secara
indeks antropometri yaitu kombinasi antara beberapa parameter seperti mengukur berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas serta indeks masa tubuh yaitu berat badan dibagi
tinggi badan dikuadratkan. Untuk mengukur status gizi secara biokimiawi dengan
pemeriksaan. Status gizi ibu menyusui disebabkan oleh banyak faktor, salah satu
diantaranya adalah pola makan atau asupan zat gizi ibu. Pola makan yang baik adalah
pola makan dengan gizi yang seimbang, memenuhi kebutuhan gizi ibu baik dari jenis
maupun jumlahnya.
Masalah gizi yang paling umum dijumpai pada ibu hamil dan ibu menyusui
adalah anemia besi. Pada ibu menyusui sering terjadi anemia karena ibu sudah
mengalami anemia selama hamil dilanjutkan saat menyusui. Anemia pada ibu menyusui
akan menyebabkan gangguan nutrisi dan produksi air susu ibu (ASI) menjadi kurang

1
karena zat besi sangat dibutuhkan pada masa menyusui, bila jumlahnya kurang maka
dapat menimbulkan gangguan peredaran zat nutrisi dalam tubuh ibu yang mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada bayi. Ibu dengan gizi buruk umumnya memproduksi ASI
dalam jumlah yang lebih sedikit, tetapi kualitasnya tergantung pada makanan yang
dimakan, umumnya terdapat penurunan kadar lemak, karbohidrat dan vitamin.
Kuantitas dan kualitas ASI dari ibu dengan status gizi baik lebih optimal dari pada
ibu malnutrisi. Ibu yang berstatus gizi baik memiliki cadangan gizi yangcukup sehingga
mampu memproduksi ASI dengan lancar dengan kandungan gizi yang cukup. Pada ibu
severe underweight akan mengalami penurunan kuantitas dan kualitas ASI. Rata-rata
volume ASI wanita berstatus gizi baik sekitar 700-800cc/ hari selama 1-3 bulan pertama,
sementara mereka yang berstatus kurang hanya sekitar 500-600 cc/ hari selama 1-3 bulan
pertama. Namun demikian status gizi tidak berpengaruh terhadap mutu kecuali volume,
meskipun kadar vitamin dan mineralnya juga sedikit rendah. Ibu obesitas (Indeks Masa
Tubuh > 30) memiliki hormon prolaktin lebih rendah sehingga lebih berisiko mengalami
hambatan dalam proses menyusui. Cadangan lemak tubuh ibu akan mempengaruhi
kandungan lemak dalam ASI karena sekitar 60% lemak ASI berasal dari sintesis di
jaringan dan cadangan di adiposa. Kandungan protein dalam ASI dipengaruhi oleh kadar
protein dalam aliran darah ibu yang akan disintesis oleh kelenjar mamae. Kandungan
karbohidrat dalam ASI sedikit dipengaruhi oleh status gizi ibu karena persentase kadar
karbohidrat dalam ASI hampir sama pada setiap ibu.30 Volume, kandungan zat gizi, serta
energi dalam ASI yang diasup oleh bayi merupakan satu-satunya sumber tenaga dan zat
pembangun untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Komposisi ASI dapat
dipengaruhi oleh asupan makanan, asupan zat gizi makro makanan selama menyusui.
Kurangnya produksi dan kandungan gizi dalam ASI menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi menjadi tidak optimal. Asupan yang cukup akan tercermin dengan
penambahan berat badan bayi sesuai standar pertumbuhan, sehingga tercapai status gizi
bayi normal.
Gizi buruk adalah kondisi tubuh yang tampak sangat kurus karena makanan yang
dimakan setiap hari tidak dapat memenuhi zat gizi yang dibutuhkan, terutama kalori dan
protein. Tanda awal gizi buruk seperti berat badan anak letak titiknya dalam kartu menuju
sehat (KMS) jauh berada di bawah garis merah (BGM) dan bila hal ini tidak segera
ditangani maka akan terjadi KEP. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 jumlah gizi
buruk pada balita adalah sebesar 3,9%, sedangkan gizi kurang pada balita adalah 13,8%,
sedangkan jumlah gizi kurang di DIY pada balita tahun 2018 adalah 15,8%. Berbagai
upaya sudah dilaksanakan diantaranya adalah pemberian PMT dan penyuluhan ASI
Eksklusif. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita menurut Riskesdas adalah
sebesar 41%, sedangkan 59% tidak di berikan PMT.

2
B. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui nutrisi yang baik di kosumsi ibu hamil dan menyusui
 Dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas pokok Gizi dan Diet, selain
itu agar mahasiswa lebih memahami sub bahasan dalam hal ini mengenai nutrisi pada
ibu hamil dan menyusui.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. NUTRISI IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Selama kehamilan metabolisme tubuh meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Hal ini dikarenakan tubuh memerlukan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Asupan nutrisi yang tidak mencukupi menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Sementara itu, pada masa menyusui nutrisi yang bergizi dapat membantu Anda dalam
memulihkan kondisinya pasca melahirkan dan untuk memperlancar produksi ASI.

Oleh karena itu, selama masa kehamilan dan menyusui, cukupilah kebutuhan nutrisi Anda dengan
baik. Seperti karbohidrat, protein, asam folat, besi, kalsium, vitamin D, vitamin C, dan vitamin A.

Berikut ini delapan jenis nutrisi yang penting bagi ibu hamil dan menyusui:

1. Karbohidrat

Karbohidrat diperlukan oleh tubuh untuk mendapatkan energi. Pada masa kehamilan kebutuhan
karbohidrat di trimester pertama sebanyak 2.200 kalori, sedangkan di trimester kedua dan ketiga
membutuhkan 2.500 kalori.

Pada ibu menyusui diperlukan 2500–2700 kalori selama 6 bulan pertama bayi lahir. Sumber
karbohidrat bisa didapatkan dari beras, singkong, jagung, dan ubi.

2. Protein

Protein dibutuhkan selama masa kehamilan untuk pertumbuhan jaringan tubuh janin, serta
membantu meningkatkan daya tahan tubuh saat menyusui. Kebutuhan protein masa kehamilan
mencapai 60 gr per hari, sedangkan dalam masa menyusui dibutuhkan asupan protein sebanyak
70 gr per hari.

Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani seperti telur, susu, daging dan ayam, serta
protein nabati seperti kacang-kacangan.

4
3. Asam folat

Asupan asam folat dibutuhkan selama kehamilan untuk mencegah kelainan cacat saat lahir. Pada
saat hamil dibutuhkan asupan 400–600 mikrogram dalam sehari.

Pada masa menyusui, asam folat dibutuhkan untuk mengisi cadangan asam folat dan mengurangi
risiko terjadinya penyakit jantung. Kadar asam folat saat menyusui dianjurkan 500 mikrogram
per hari. Anda bisa mendapatkannya dari dari sayuran bewarna hijau, kacang-kacangan, dan
jeruk.

4. Besi

Besi dapat membantu pertumbuhan janin di dalam kandungan agar dapat memperoleh asupan
oksigen yang cukup. Kebutuhan zat besi semasa hamil adalah sebanyak 35 mg per hari saat
trimester kedua dan 39 mg per hari saat trimester ketiga.

Sementara itu, pada ibu menyusui di 6 bulan pertama membutuhkan asupan 32 mg per hari.
Sumber besi bisa didapatkan dari brokoli, bayam, daging, ikan, ayam, dan kuning telur.

5. Kalsium dan Vitamin D

Kalsium dibutuhkan untuk membentuk tulang janin dan menjaga massa tulang ibu menyusui.
Diperlukan asupan sebanyak 1.000 mg per hari selama hamil dan menyusui. Sumber kalsium
adalah sayur-sayuran hijau, kentang, serta susu dan produk olahannya.

Vitamin D diperlukan untuk membantu proses penyerapan kalsium ke dalam tubuh dan mencegah
adanya infeksi serta kelahiran prematur. Dosis vitamin D yang dibutuhkan ibu hamil sebanyak
4.000 IU per hari, sedangkan ibu menyusui 5.000–6.000 IU per hari.

6. Vitamin C

Kebutuhan vitamin C sangat diperlukan untuk proses metabolisme dan perkembangan janin serta
bayi.

Saat masa kehamilan dibutuhkan asupan sebanyak 85 mg per hari, sedangkan saat masa
menyusui direkomendasikan 100 mg/hari. Sumber vitamin C bisa didapatkan dari sayur dan
buah.

7. Vitamin A

5
Vitamin A selama masa kehamilan dapat membantu perkembangan penglihatan janin dan
pertumbuhannya. Kekurangan vitamin A dapat membuat berat badan bayi lahir rendah.

Kebutuhan vitamin A pada masa kehamilan sebanyak 800 mikrogram, sedangkan pada masa
menyusui dianjurkan 1.300 mikrogram. Sumber vitamin A bisa didapatkan dari wortel, bayam,
apel, anggur, hati ayam, hati sapi, susu telur, keju, dan ikan.

8. DHA

DHA dapat membantu dalam pertumbuhan sistem saraf, otak, dan kesehatan mata janin. Untuk
ibu menyusui, DHA ini dapat meningkatkan produksi ASI.

Asupan DHA saat hamil dan menyusui disarankan sebanyak 200 mg per hari. Sumber DHA bisa
didapatkan dari salmon, tuna, dan daging merah.

Selain asupan nutrisi dari makanan, Anda juga dapat mengonsumsi suplemen Blackmores
Pregnancy & Breast-Feeding Gold untuk memaksimalkan kesehatan diri maupun janin.
Konsumsi dua kapsul dalam sehari untuk mendapatkan manfaatnya. 

Namun, jangan melewati dosis asam folat yang tertera kecuali atas saran dokter. Bila Anda pernah
memiliki bayi dengan kelainan tabung saraf, harap berkonsultasi terlebih dulu dengan ahli
kesehatan.

Bagi ibu hamil dan menyusui, nutrisi yang baik tak hanya memberikan kesehatan pada diri sendiri
tetapi juga janin dan bayi. Oleh sebab itu, perhatikan setiap asupan makanan maupun suplemen
yang Anda konsumsi.

B. Kebutuhan gizi sesuai trimester kehamilan

Supaya kehamilan berjalan dengan sehat dan janin berkembang dengan sempurna, berikut adalah
kebutuhan gizi yang wajib dipenuhi ibu hamil sesuai dengan trimester kehamilan:

I. Trimester pertama kehamilan


Trimester pertama kehamilan berlangsung dari minggu pertama hingga minggu ke-13.
Trimester ini merupakan periode antara masa konsepsi ketika sel pertama janin terbentuk
hingga akhir minggu ke-12, dan masa pembentukan semua organ janin. Karena trimester
pertama kehamilan begitu penting, ibu hamil perlu mengonsumsi makanan yang sehat dan
mengandung zat-zat berikut ini:

6
a) Asam folat (vitamin B9)

Asam folat dibutuhkan dari awal trimester kehamilan karena berfungsi mendukung
perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Kekurangan asam folat pada trimester
pertama dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat lahir. Sumber makanan yang mengandung
asam folat, termasuk hati ayam, kacang koro, asparagus, sayur bayam, kuning telur, kacang
tanah, alpukat, jagung, dan brokoli.

b) Vitamin B6

Vitamin B6 memiliki peran penting selama masa kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami
mual. Hal ini karena vitamin B6 terbukti efektif untuk menekan rasa mual selama kehamilan
trimester pertama. Sumber makanan yang mengandung vitamin B6, yaitu ikan salmon, pisang,
dan roti gandum.

c) Zat besi

Zat besi diperlukan ibu hamil selama trimester pertama untuk mencegah terjadinya anemia selama
kehamilan. Dengan mencegah terjadinya anemia, ibu hamil turut menurunkan risiko terjadinya
kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah, dan depresi setelah melahirkan.

Sumber makanan yang mengandung zat besi, misalnya daging merah tanpa lemak, kacang-
kacangan, dan sayuran berdaun hijau seperti bayam dan brokoli.

II. Trimester kedua kehamilan

Trimester kedua kehamilan berlangsung dari minggu ke-14 sampai minggu ke-27. Pada trimester
ini, zat gizi yang wajib didapatkan oleh ibu hamil adalah:

a. Kalsium dan vitamin D

Kalsium dibutuhkan di trimester kedua kehamilan untuk menunjang pertumbuhan tulang dan gigi
janin. Sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk membantu proses penyerapan kalsium ke dalam
tubuh, juga mencegah terjadinya infeksi serta kelahiran prematur. Ibu hamil membutuhkan 1.000
miligram kalsium dan 4.000 IU vitamin D per hari. Sumber makanan yang mengandung kalsium
dan vitamin D adalah susu, keju, yoghurt, telur, sayuran berdaun hijau, dan kentang.

b. Asam lemak omega-3

7
Asam lemak omega-3 dibutuhkan selama masa kehamilan untuk perkembangan otak, sistem
saraf, dan penglihatan janin. Asam lemak omega-3 dapat ditemukan pada ikan salmon, ikan tuna,
udang, kepiting, telur, minyak kanola, minyak walnut, dan minyak kedelai.

III. Trimester ketiga kehamilan

Trimester ketiga kehamilan dimulai pada minggu ke-28 kehamilan sampai minggu ke-41. Pada
trimester ini makanan yang dikonsumsi ibu hamil ditujukan untuk memberikan energi yang cukup
untuk proses persalinan nanti. Beberapa kebutuhan gizi yang wajib dipenuhi ibu hamil di
trimester ketiga, antara lain:

a. Karbohidrat

Pada trimester ketiga, kebutuhan karbohidrat ibu hamil adalah sebanyak 2.200 kalori.
Karbohidrat bisa didapatkan dari nasi, kentang, roti gandum, dan oatmeal.

b. Protein

Selain menjadi sumber energi, protein juga berperan dalam pembentukan sistem kekebalan tubuh
ibu hamil dan janin. Protein bisa didapatkan dari daging merah, daging ayam, telur, susu, tahu,
dan tempe.

c. Vitamin K

Asupan vitamin K yang cukup akan membantu mempercepat proses pembekuan darah setelah
melahirkan. Makanan yang kaya akan vitamin K, di antaranya melon, roti gandum, kacang hijau,
dan pasta.

Selain memperhatikan dan memenuhi kecukupan gizi selama kehamilan, ibu hamil juga wajib
untuk menerapkan gaya hidup sehat. Caranya, lakukan olahraga yang sesuai dengan kondisi
kehamilan secara rutin dan teratur, jauhi rokok dan alkohol, cukup istirahat, serta kelola stres
dengan baik. Terakhir, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan antenatal secara berkala agar
kondisi kehamilan selalu terpantau dengan baik.

8
C. NUTRISI YANG DI BUTUHKAN IBU HALIM DENGAN GANGGUAN
TERTENTU

a. Anemia

Anemia adalah penyakit dengan gejala seperti badan terasa lesu, mudah lelah, dan sakit kepala.
Sebenarnya, semua orang berisiko terkena anemia, tetapi beberapa kondisi dapat membuat
seseorang lebih rentan mengalami anemia, salah satunya adalah wanita hamil.

Anemia terjadi karena ketidakseimbangan sel darah yang ada dalam tubuh. yaitu kurangnya
jumlah sel darah merah (hemoglobin). Padahal, sel darah merah berperan untuk membawa
oksigen ke seluruh tubuh. Pada ibu hamil, jenis anemia yang sering terjadi adalah anemia
defisiensi zat besi.

Jika terjadi, ibu harus segera mendapatkan penanganan. Pasalnya, studi yang dipublikasikan
dalam Hindawi menyatakan, ibu hamil yang mengalami anemia bisa memicu gangguan kesehatan
selama masa kehamilan bahkan sampai menjelang persalinan. Kurang darah pada ibu hamil dapat
menyebabkan persalinan prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.

Jenis Makanan Penambah Darah untuk Ibu Hamil

Ibu hamil rentan mengalami anemia, namu jangan asal dalam menanganinya. Pasalnya, ibu tidak
boleh sembarangan mengonsumsi obat-obatan tanpa anjuran dokter. Sebaiknya, ibu mengatasinya
dengan pola makan yang baik, salah satunya dengan mengonsumsi makanan penambah darah
berikut ini:

1. Bayam dan Brokoli

Makanan sehat yang dianjurkan untuk dikonsumsi ibu hamil dengan anemia adalah sayuran
berdaun hijau seperti bayam dan brokoli. Jenis sayuran ini adalah jenis makanan yang banyak
mengandung zat besi dan asam folat, kandungan ini menjadi penambah darah yang baik untuk ibu
hamil.

2. Daging

Ibu hamil yang memiliki anemia juga disarankan untuk mengonsumsi daging. Terutama daging
merah seperti daging kambing dan daging sapi. Daging termasuk salah satu jenis makanan yang

9
banyak mengandung zat besi. Dilansir dari laman Medical News Today, kandungan zat besi pada
daging jauh lebih tinggi dibanding dengan sumber zat besi lainnya.

3. Sumber Protein

Selain zat besi, ibu hamil harus banyak mengonsumsi protein untuk mencegah anemia. Pasalnya
tingkat produksi dan perkembangan sel-sel dalam tubuh, termasuk sel darah merah, semuanya
membutuhkan protein.

Beberapa jenis makanan yang telah dikenal sebagai sumber protein yang baik adalah ikan dan
telur. Selain itu, protein dapat ditemukan dalam jenis makanan seperti kacang-kacangan dan
daging.

4. Buah-buahan

Selama hamil wanita juga disarankan untuk banyak mengonsumsi buah-buahan, karena baik
untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu dan janin. Buah-buahan banyak mengandung
vitamin dan mineral untuk menjaga kehamilan tetap sehat.

Dikutip dari laman Family Doctor, jenis buah yang dianjurkan untuk mencegah anemia pada ibu
hamil adalah buah pisang. Pisang memiliki banyak kandungan zat besi dan mineral yang bisa
menambah darah pada ibu hamil. Buah lain yang juga direkomendasikan adalah jeruk yang kaya
vitamin C karena dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

5. Madu

Zat besi yang baik untuk menambah sel darah merah juga bisa ditemukan pada madu.
Kombinasikan buah-buahan dengan madu adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat penuh
dari zat besi. Madu cenderung aman untuk dikonsumsi selama masa kehamilan dan dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan janin.

b. Preeklamsia

Preeklamsia ialah sebuah komplikasi yang bisa terjadi pada kehamilan, hal ini ditandai dengan
adanya tekanan darah tinggi. Kondisi ini bisa disertai dengan kerusakan organ, umumnya hati dan
ginjal. Biasanya, preeklamsia muncul setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

10
Jika tidak diatasi dengan baik, maka preeklamsia dapat berkembang menjadi eklamsia. Hal ini
yang dapat membahayakan ibu maupun janin.

Berbagai upaya pencegahan preeklamsia masih terus dikembangkan. Pencegahannya tidak baru
dimulai saat Anda sudah hamil, namun sejak mempersiapkan kehamilan.

Dalam hal ini, Anda bisa menerapkan pola makan yang bisa membantu mencegah preeklamsia.
Berikut hal-hal yang perlu dipertimbangkan:

1. Konsumsi Suplemen

Menurut beberapa penelitian, konsumsi suplemen contohnya kalsium, asam folat, vitamin D,
vitamin C, vitamin B6, dan vitamin E dapat menurunkan risiko terkena preeklamsia.Penggunaan
suplemen-suplemen tersebut sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan agar konsumsinya sesuai dengan kondisi kesehatan.

2. Makanan Tinggi Antioksidan

Beberapa makanan yang mengandung antioksidan tinggi dapat membantu menurunkan risiko
preeklamsia. Contoh makanannya di antaranya brokoli, bayam, kacang-kacangan, wortel,
kentang, nasi merah, dan kacang kedelai.Selain itu, berbagai jenis ikan seperti salmon, sarden,
tuna, hering, dan kembung juga bisa menjadi opsi asupan kaya antioksidan.

3. Batasi Garam

Pastikan untuk membatasi garam dalam menu makanan. Menurut National Academy of
Medicine, tingkat asupan garam yang direkomendasikan adalah 3,8 gram per hari. Jumlah ini
sama-sama berlaku bagi ibu hamil dan orang dewasa biasa. Namun, ibu hamil yang memiliki
beberapa faktor risiko preeklamsia lainnya harus memerhatikan asupan garamnya lebih ketat.
Apalagi ketika sudah memasuki trimester tiga kehamilan.

4. Konsumsi Makanan Tinggi Kalium

Makanan tinggi kalium dipercaya dapat mencegah tekanan darah tinggi pada kehamilan. Contoh
buah yang kaya kalium ialah alpukat, pisang, aprikot, persik, dan delima. Selain itu, asupan lain
yang bisa Anda konsumsi yaitu bayam, salmon, air kelapa, kacang buncis putih (white kidney
beans), kentang, dan tomat.

5. Kontrol Asupan Protein

11
Preeklamsia dapat meningkatkan kadar protein di urine. Oleh karena itu, penting pula untuk
mengontrol asupan protein, yaitu 15-20 persen dari seluruh total asupan kalori Anda. Pilihlah
makanan berprotein hewani seperti daging tanpa lemak, ikan, dan telur. Lalu, protein nabati bisa
didapat dari tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

c. Hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum (HG) saat kehamilan sebenarnya tidak membahayakan bayi. Namun jika
dibiarkan terus, ada risiko si kecil lahir dengan berat badan rendah karena gizinya tak tercukupi
selama dalam kandungan. Untuk menyiasatinya, kamu bisa mencoba memenuhi kebutuhan
nutrisi pada janin dengan cara ini.

1. Tingkatkan asupan vitamin B6

Menurut American Family Physician, hyperemesis gravidarum, terjadi pada 200 kehamilan. Hal
pertama yang harus kamu lakukan ketika mengalami hyperemesis gravidarium adalah
mengendalikan rasa mual dan muntah agar tidak semakin parah, dehidrasi atau kekurangan
nutrisi.

Mengatasi hal ini sebenarnya cukup mudah, menurut Australian Family Physician, kamu hanya
perlu memenuhi kebutuhan vitamin B6. Konsumsi sebanyak 25 miligram vitamin B6 setiap tiga
kali sehari. Vitamin B6 memiliki peran penting dalam tubuh, vitamin ini dapat menjadi pengganti
energi, membawa oksigen ke seluruh tubuh dan membentuk hemoglobin.

Kamu bisa memenuhi kebutuhan vitamin B6 dari makanan seperti beras merah, gandum, ikan,
daging ayam atau bebek, kacang-kacangan dan sayuran yang berwarna hijau. Jika kamu ingin
mengonsumsi vitamin B6 dari suplemen atau multivitamin, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu
kepada dokter untuk mendapatkan dosis yang tepat.

2. Konsumsi makanan dengan karbohidrat tinggi

Menurut Journal Obstetric & Gynecology, ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarium
harus mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dan kaya protein dibandingkan dengan
lemak atau asam lemak. Makanan tinggi karbohidrat ini bisa kamu temui pada asupan seperti
pasta, roti, beras, biskuit dan sereal.

12
Makanlah secara perlahan atau buat dalam porsi yang kecil tapi sering seperti satu atau dua jam
sekali. Jangan lupa untuk banyak minum supaya cairan tubuh tetap seimbang. Kurangi asupan
gula tambahan untuk mencegah terjadinya diabetes.

3. Pilih makanan yang menambah energi

Hiperemesis gravidarium mungkin membuat kamu menjadi sulit makan. Namun di satu sisi,
kamu harus tetap memenuhi kebutuhan nutrisi harianmu dan janin. Hal pertama yang bisa kamu
lakukan adalah tetap mengonsumsi makanan yang paling mudah dimakan dan tidak menimbulkan
rasa mual.

Pilihlah asupan yang tinggi energi dan protein. Produk susu sangat disarankan untuk ibu hamil
yang mengalami kondisi ini. Kamu bisa memilih yoghurt yang dicampurkan ke buah, melelehkan
mentega di atas sayuran, selai untuk roti bakar atau minum susu demi memenuhi kebutuhan
nutrisi di saat kamu mengonsumsi sedikit makanan.

4. Makan dengan porsi kecil, namun sering

Ternyata, kebiasaan makan dalam porsi besar justru akan membuat ibu hamil mudah mual dan
muntah. Solusinya, makanlah dalam porsi yang lebih kecil, namun sering. Cara ini dapat
membuat kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil serta janin tetap terpenuhi. Setelah kondisimu
sudah membaik (frekuensi mual dan muntah sudah berkurang), sebaiknya tingkatkan konsumsi
makan dan waktu yang lebih sering dari biasanya.

Bila kamu merasa butuh 5-6 kali makan per hari, sebaiknya dibagi menjadi beberapa bagian
secara berkala. Jangan langsung mengonsumsinya dalam jumlah besar karena akan membuat
kamu kembali mengalami mual dan muntah. Perbanyak buah dan sayur untuk menetralkan rasa
mual.

5. Perbanyak air putih dan rutin minum susu ibu hamil

Mual dapat dipicu oleh rasa haus dan lapar, sehingga penting bagi ibu hamil untuk tetap
terhidrasi. Jika kamu khawatir akan mual, kamu dapat minuman dalam tegukan kecil, karena
menenggak banyak air juga dapat memicu rasa mual. Kamu juga boleh mengonsumsi jus buah
untuk menyeimbangkan gula darah di dalam tubuh.

Kamu boleh mengonsumsi susu ibu hamil. Selain untuk menjaga asupan kalisum dan protein bagi
ibu dan janin, susu ibu hamil juga berkhasiat untuk mengurangi rasa mual dan muntah. Pilihlah

13
susu ibu hamil dengan rasa kesukaanmu. Dengan cara begitu, kamu akan lebih semangat
meminumnya setiap hari.

BAB 3

PENUTUPAN
a. Kesimpilan
Beberapa nutrisi penting yang di perlukan ibu hamil dan ibu menyusui antaranya adalah
karbohidrat, protein, asam folat, zat besi, kalsium, vitamin c, vitamin A, vitamin D, vitamin
B6, vitamin E. Manfaaatnya bagi ibu hamil dan ibu menyususi iyalah, membantu
pertumbuhan untuk anak.
b. Saran
Menurut saya sebagai penulis, sangat penting memperhatikan gizi bagi ibu hamil dan ibu
menyusui karena mempengaruhi tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan.Penulis
menyarankan kepada para pembaca bahwa saya dari penulis menerima dengan lapang dada
segala kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.Dan
menyarankan kepada para pembaca tidak mengambil satu referensi dari makalah ini saja
karena kami dari penulis menyadari bahwa makalah ini hanya mengambil referensi dari
beberapa sumber saja.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2199/2/Chapter%201.pdf

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/20/162631720/wajib-tahu-ini-kebutuhan-
nutrisi-ibu-hamil-dan-ibu-menyusui?page=all.

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3057395/wajib-tahu-nutrisi-untuk-ibu-hamil-
dan-menyusui

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3155372/cegah-preeklamsia-saat-hamil-
dengan-makanan-ini

16

Anda mungkin juga menyukai