Anda di halaman 1dari 14

PERAN NUTRISI DALAM MENYOKONG PRODUKSI ASI YANG BERKUALITAS

PADA IBU MENYUSUI

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Dasar Ilmu Gizi

Dosen Pengampu : Dr Irwan Budiono S.KM., M.Kes,(Epid).

Disusun oleh :

Fifi Amalia

(2309020155)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas untuk mata kuliah Dasar Ilmu Gizi dengan judul "Peran Nutrisi dalam Menyokong
Produksi ASI yang Berkualitas".

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr Irwan Budiono S.KM., M.Kes,(Epid). selaku dosen pengampu mata kuliah dasar ilmu
gizi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 11 November 2023

Penyusun
ABSTRAK
Nutrisi memegang peranan penting dalam menunjang produksi ASI yang berkualitas pada
ibu menyusui. Nutrisi penting seperti protein, lemak sehat, vitamin dan mineral sangat penting
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ASI. Protein membantu membangun sel-sel dalam
ASI, sedangkan lemak sehat seperti omega-3 dan omega-6 sangat penting untuk perkembangan
otak bayi. Vitamin dan mineral, termasuk vitamin D dan kalsium, mendukung perkembangan
tulang dan gigi bayi Anda. Asupan nutrisi yang cukup juga menjamin kecukupan energi untuk
produksi ASI yang optimal.

Pentingnya minum air yang cukup tidak dapat diabaikan, karena jumlah air yang tepat
diperlukan untuk mendapatkan volume dan konsistensi ASI yang cukup. Selain itu, makanan
bergizi dapat mempengaruhi rasa dan aroma ASI sehingga mendorong pemberian ASI yang baik.

Oleh karena itu, pemahaman menyeluruh mengenai nutrisi yang dibutuhkan ibu
menyusui sangat penting untuk menjamin produksi ASI yang cukup dan manfaat kesehatan
yang optimal bagi bayi.

Kata kunci : Nutrisi, ASI, Menyusui


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberian ASI atau menyusui merupakan salah satu aspek penting dalam
memberikan gizi yang optimal pada bayi. Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber
makanan terbaik yang dirancang secara alami untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
dan perlindungan bayi. Oleh karena itu, kualitas ASI sangat bergantung pada
kesehatan dan status gizi ibu menyusui. Dalam konteks ini, peran gizi merupakan
faktor kunci penentu kualitas ASI yang dihasilkan oleh ibu menyusui. Gizi yang
cukup tidak hanya penting untuk menjaga kesehatan ibu tetapi juga berperan
langsung dalam produksi, komposisi dan kualitas ASI yang diberikan kepada
bayi. Oleh karena itu, pemahaman menyeluruh mengenai peran nutrisi dalam
mendukung kualitas produksi ASI pada ibu menyusui menjadi penting. Berbagai
faktor seperti jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi, asupan air, serta
beragamnya zat gizi yang terdapat dalam pola makan sehari-hari ibu menyusui
akan mempengaruhi kandungan Gizi dalam ASI.
Selain itu, aspek-aspek tertentu seperti zat gizi mikro, vitamin, dan
mineral mempunyai peranan khusus dalam meningkatkan kualitas ASI, yang pada
akhirnya mempengaruhi tumbuh kembang anak secara optimal. Di tengah
masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya pemberian ASI eksklusif dan
berkelanjutan, pengetahuan mengenai hubungan gizi ibu dengan produksi ASI
berkualitas menjadi semakin relevan. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk
mendeskripsikan peran nutrisi dalam menunjang kualitas produksi ASI pada ibu
menyusui. Dengan lebih memahami faktor gizi yang mempengaruhi ASI,
diharapkan dapat memberikan saran praktis bagi ibu menyusui dan tenaga
kesehatan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi ibu serta kualitas ASI yang
dihasilkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu menyusui untuk memproduksi
ASI yang berkualitas?
2. Apa saja faktor-faktor yang dapat memengaruhi nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu
menyusui?
3. Apa dampak dari kekurangan nutrisi pada ibu menyusui?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu menyusui untuk
memproduksi ASI yang berkualitas.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi nutrisi yang dikonsumsi
oleh ibu menyusui.
3. Untuk mengetahui dampak dari kekurangan nutrisi pada ibu menyusui.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nutrisi Untuk Ibu Menyusui

 Makro
a. Energi
Secara teoritis, kebutuhan energi meningkat dari 500 menjadi 600
kkal per hari selama tahun pertama menyusui. Rekomendasi ini
didasarkan pada total kebutuhan wanita dewasa dan prosedur menyusui.
Kalori ekstra dibutuhkan untuk penyimpanan lemak, perkembangan
payudara, pertumbuhan bayi yang disusui, dan peningkatan BMR.
b. Protein
Protein tambahan diperlukan untuk mendukung perkembangan
payudara selama pembentukan ASI. Kebutuhan protein pada tahun
pertama menyusui meningkat (17 hingga 20 g per hari) dibandingkan
kebutuhan wanita dewasa atau sekitar 67 hingga 70 g protein per hari.
Sumber protein yang bisa dikonsumsi untuk ibu menyusui seperti daging,
telur, hati, ayam, ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan dan sebagainya
c. Lemak
Asam lemak penting untuk perkembangan payudara dan sintesis
prostaglandin. Kebutuhan asam lemak esensial meningkat menjadi 4,5%
dari total kalori. Kebutuhan lemak dapat dipenuhi 25-30% total kalori
tergantung kondisi ibu.
d. Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat dapat ditentukan dengan menghitung sisa
kalori setelah dikurangi lemak dan protein. Makanan yang mengandung
sumber kalori seperti nasi, roti, mie, kentang, bihun, dan lain-lain. Bentuk
karbohidrat sebaiknya diperhatikan jika ibu memiliki kelainan
metabolisme karbohidrat, seperti diabetes. Dalam hal ini, perlu
menggunakan karbohidrat rendah glisemik.
 Mikro
a. Vitamin dan Mineral
Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral.
Kadar vitamin dalam ASI dipengaruhi oleh vitamin yang dikonsumsi ibu,
sehingga suplemen vitamin untuk ibu meningkatkan kadar vitamin dalam
ASI. Vitamin penting adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A,
yodium dan selenium. Kebutuhan vitamin dan mineral adalah 3 porsi
sayur dan buah per hari. Ibu menyusui rentan mengalami malnutrisi.
Untuk mencegahnya diperlukan suplemen makanan serta vitamin dan
mineral, terutama vitamin A dan zat besi. Sumber makanan vitamin dan
mineral yang dapat membantu memproduksi lebih banyak ASI yaitu
sayuran hijau/kuning, buah yang dagingnya berwarna merah/kuning,
contohnya: bayam, daun singkong, daun-daunan katuk, lamtoro gung
tanpa kulit, pepaya, pisang, jeruk, jambu air, dan mangga
b. Asam Folat
Folat berperan dalam sintesis DNA, menjadikan vitamin ini
penting untuk proses menyusui tersebut. Defisiensi folat mengurangi laju
dan aktivitas sintesis DNA mitosis dalam sel tunggal. Konsekuensi yang
diketahui dari kekurangan folat adalah anemia megaloblastik, yang
merupakan tahap tertinggi dari defisiensi folat.
c. Asam Askorbat
Kebutuhan tambahan asam askorbat wanita adalah 10 mg/hari.
Defisiensi asam askorbat tidak berhubungan dengan hasil menyusui.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kadar
asam askorbat plasma sedikit ASI. Asam askorbat juga bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi di usus.
2.2 Faktor-Faktor yang dapat Memengaruhi Nutrisi oleh Ibu Menyusui.

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi nutrisi oleh ibu menyusui yang
dapat menghambat atau mengurangi produksi ASI untuk bayi. Ini merupakan hal
yang harus diwaspadai terutama untuk ibu yang sedang menjalankan program ASI
eksklusif untuk bayi. Berikut adalah faktor-faktornya :

 Faktor Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi apakah bayi
diberikan ASI eksklusif. Secara umum, ibu yang masih muda mempunyai
kemampuan menyusui yang lebih baik dibandingkan ibu yang lebih tua.
Faktor penyebab pemberian ASI eksklusif yaitu ibu yang masih muda
cenderung lebih baik karena kelenjar yang matang berkembang pada masa
pubertas dan fungsinya berubah setelah kelahiran anak.
 Faktor Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik, atau biasa disebut aktivitas eksternal adalah serangkaian
gerakan tubuh yang dihasilkan melalui otot rangka yang menyebabkan
konsumsi energi. Aktivitas fisik memerlukan energi eksternal kebutuhan
metabolisme basal. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi non-
metabolik untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan
energi tambahan menyediakan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh dan
dikeluarkan sisa-sisa tubuh. Banyak energi kebutuhannya tergantung
seberapa banyak otot yang bergerak, berapa lama waktu yang dibutuhkan, dan
seberapa sulit atau berat pekerjaannya. Oleh karena itu, aktivitas fisik
memengaruhi konsumsi energi terhadap status gizi.
Aktivitas fisik berpengaruh terhadap pemenuhan status gizi, seorang ibu
yang memiliki aktivitas yng padat akan cenderung mengganggu proses
pemenuhan gizi pada ibu dan berdampak pada ASI yang akan dikonsumsi
bayi. Aktivitas fisik ibu juga harus diimbangi dengan kebutuhan gizi, namun
masih banyak ibu yang mengabaikan masalah ini, sehingga banyak ibu yang
mengonsumsi makanan sembarangan dan tidak memikirkan produksi ASI
yang akan diberikan kepada bayi.
 Faktor Pengetahuan Ibu Menyusui
Banyak ibu-ibu di Indonesia yang belum mengetahui tentang program ASI
Eksklusif karena pengetahuan ibu yang kurang mengenai ASI dan gizi yang
baik selama menyusui. Orang dengan gizi yang baik dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas pemberian ASI sehingga gizi anak juga baik.
Selama menyusui, ibu harus mempunyai informasi tentang optimalisasi
gizi, dan pelatihan optimalisasi gizi harus disertakan saat memberikan
konseling kepada ibu baik secara individu maupun kelompok. Masih banyak
ibu yang kurang memperhatikan gizi dan pola makan selama menyusui,
karena pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap optimalisasi gizi.
Pengetahuan tentang nutrisi berperan penting dalam cara memilih,
mengolah, dan mengatur makanan ibu untuk setiap harinya. termasuk dalam
mengubah perilaku untuk memenuhi makanan bergizi yang sangat penting
untuk menyiapkan kebutuhan makanan seimbang pada ibu yang menyusui.
 Faktor Ekonomi

Pendapatan seseorang dalam sebuah keluarga atau masyarakat menjadi


penentu status ekonomi. Status ekonomi ini juga dapat ditentukan dengan
memenuhi kebutuhan pokok untuk keluarga. Status ekonomi yang tinggi dapat
meningkatkan kemampuan mengkonsumsi pangan yang mempunyai nilai gizi
yang baik dibandingkan dengan pangan yang status ekonominya rendah.
Status ekonomi keluarga yang tinggi memungkinkan keluarga tersebut
menggunakan sebagian besar pendapatan yang diperoleh untuk memperoleh
pangan dan memenuhi status gizi yang baik untuk keluarganya, sedangkan
status ekonomi keluarga yang sedang, cenderung membatasi konsumsi
makanan dan nutrisi untuk keluarganya karena keterbatasan ekonomi.

 Faktor Psikologis Ibu


Tingkat psikologis ibu berubah secara fisik, emosional dan perilaku
setelah melahirkan. Seringkali ibu mengalami rasa cemas yang berujung pada
hilangnya nafsu makan dan produksi ASI pada bayinya. Hal ini sering terjadi
pada ibu berstatus primigravida yang merasa tidak mampu mengurus anaknya
dan terlalu mengkhawatirkan ibunya. Primigravida adalah ibu yang hamil
untuk pertama kalinya.

2.3 Dampak dari Kekurangan Nutrisi pada Ibu Menyusui


Menyusui membawa manfaat yang tidak dapat disangkal bagi kesehatan bayi dan
ibu. Nutrisi yang cukup pada ibu menyusui akan mendorong produksi ASI yang baik
dan memberikan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak. Sayangnya,
kekurangan nutrisi pada ibu menyusui dapat menimbulkan dampak serius yang bisa
berdampak pada kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
 Dampak Terhadap Kesehatan Ibu
Ibu menyusui yang mengalami kekurangan gizi rentan mengalami
sejumlah gangguan kesehatan. Kelelahan berlebihan, penurunan berat badan
yang tidak sehat, dan penurunan daya tahan tubuh adalah efek yang seringkali
terjadi ketika ibu mengalami kekurangan nutrisi yang baik. Zat gizi esensial
seperti protein, vitamin dan mineral sangat penting untuk menjaga kesehatan
ibu dan kekurangannya dapat mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh dan
menimbulkan dampak negatif.
Salah satu dampak yang sering terjadi karena kekurangan nutrisi pada ibu
menyusui adalah anemia besi. Ibu menyusui mengalami anemia yang akan
berdampak pada gangguan nutrisi dan produksi jumlah air susu ibu (ASI)
berkurang karena zat besi diperlukan selama menyusui, jika jumlahnya
kurang, bisa menyebabkan gangguan sirkulasi nutrisi dalam tubuh ibu, yang
menyebabkan gangguan tumbuh kembang bayi. Ibu dengan gizi buruk pada
umumnya menghasilkan ASI cenderung lebih sedikit, akan tetapi kualitasnya
tergantung makanan yang dimakan, biasanya terdapat penurunan kadar lemak,
karbohidrat dan vitamin.
 Pengaruh terhadap Produksi ASI

Produksi ASI untuk setiap harinya diperlukan pasokan nutrisi yang cukup
karena produksi ASI sangat dipengaruhi oleh pola makan ibu. Apabila pola
makan ibu teratur dan mengandung cukup nutrisi penting, maka akan
mempengaruhi produksi ASI karena kelenjar penghasil ASI tidak dapat
berfungsi sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk mendapatkan ASI
yang cukup, pola makan ibu perlu memastikan kecukupan kalori, protein,
lemak, vitamin dan mineral serta perbanyak minum air putih, sekitar 8 hingga
12 gelas/hari.

Kekurangan zat besi, protein, dan kalsium dapat menghambat produksi


ASI dan menurunkan kualitas nutrisi ASI. Sebagai sumber nutrisi utama bagi
bayi, ASI yang kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anak tidak tumbuh dan
berkembang secara optimal.

 Risiko Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

Perkembangan adalah peningkatan struktur tubuh dan fungsi motorik


kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian
yang lebih kompleks. Kekurangan nutrisi pada ibu menyusui dapat berdampak
serius pada tumbuh kembang bayi. Misalnya, kekurangan zat besi dapat
menyebabkan anemia pada ibu, yang dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas hemoglobin dalam darah yang diteruskan ke bayi melalui ASI.
Anemia pada bayi dapat menyebabkan berkurangnya perkembangan kognitif
dan motorik. Selain itu, kekurangan kalsium dapat mempengaruhi
pembentukan tulang dan gigi bayi, sedangkan kekurangan vitamin D dapat
mempengaruhi penyerapan kalsium dan perkembangan tulang.

Protein esensial juga dibutuhkan untuk perkembangan jaringan tubuh,


termasuk otot dan organ, yang penting dalam masa pertumbuhan bayi Anda.
Oleh karena itu, ibu menyusui harus memastikan bahwa pola makan mereka
mencakup berbagai nutrisi yang dibutuhkan, dan dalam jumlah yang
mencukupi, agar dapat memberikan dukungan optimal untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi mereka selama periode menyusui.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nutrisi pada ibu menyusui merupakan hal yang harus diperhatikan agar
ASI yang dihasilkan juga berkualitas. Rekomendasi khusus sumber nutrisi seperti
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dihadirkan untuk mendukung
perkembangan payudara dan produksi ASI yang optimal. Selanjutnya
pembahasan juga melibatkan faktor-faktor seperti usia, aktivitas fisik,
pengetahuan, faktor ekonomi dan psikologis yang dapat mempengaruhi nutrisi
ibu menyusui, serta dampak kekurangan terhadap kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.

3.2 Saran
Pendidikan gizi untuk ibu menyusui perlu dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pola makan yang sehat. Selain itu, program peningkatan
akses ekonomi terhadap makanan bergizi melalui kebijakan kesejahteraan sosial.
3.2.1
DAFTAR PUSTAKA

Didit Damayanti, D., Pritasari, P. and Nugraheni Tri L, N., Gizi Dalam Daur Kehidupan

Kusparlina, E.P., 2020. Hubungan Antara Asupan Nutrisi dengan Kelancaran Produksi Asi pada
Ibu yang Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal Delima Harapan, 7(2), pp.113-117.

Zakiyah, Z., 2020. determinan faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang
optimalisasi nutrisi bagi ibu menyusui. Formilkesmas, 5(2), pp.215-224.

Zahro, W., Pangestuti, D.R. and Widajanti, L., 2016. Pola Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan
Status Gizi Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu, Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(3), pp.272-281.

Afriana, A., Kurniawati, E. and Mardiah, A., 2022. PERAN SERTA KADER DALAM
PEMBERIAN ASUPAN ZAT GIZI UNTUK KELANCARAN ASI PADA IBU
MENYUSUI DI DESA TUMBO BARO KECAMATAN KUTA MALAKA
KABUPATEN ACEH BESAR. JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
(KESEHATAN), 4(2), pp.113-120.

Safitri, E., 2022. FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI STATUS GIZI IBU MENYUSUI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALORAN (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Sultan Agung Semarang).

Maharani, H., Pangestuti, D.R. and Pradigdo, S.F., 2016. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan status gizi ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 4(3), pp.187-196.

Pujiastuti, N., 2010. Korelasi antara status gizi ibu menyusui dengan kecukupan asi di posyandu
desa karang kedawang kecamatan sooko kabupaten mojokerto. Jurnal
Keperawatan, 1(2).

Samiun, Z., 2019. Hubungan status gizi terhadap produksi asi pada ibu menyusui di puskesmas
tamalanrea makassar. Journal of Health, Education and Literacy (J-Healt), 2(1), pp.29-
34.
Hidayah, W., 2022. Kapasitas Nutrisi Terhadap Kadar Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Usia Dini. Al Jayyid: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), pp.68-78.

Anda mungkin juga menyukai