Anda di halaman 1dari 21

Gizi Pada Ibu Menyusui

A. Prinsip Gizi Ibu Menyusui

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu yang sangat

dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat

badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik,tonus otot serta kebiasaan makan yang

memuaskan.

Ibu menyusui tidaklah lerlalu ketat dalam mengatur nutrisinya yang terpenting adalah

makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Dalam menyusun menu., penting untuk

memperhatikan syarat-syarat dalam menyusun menu ibu menyusui yaitu : seimbang.

tidak ada pantangan makanan (kecuali ibu memang alergi bahan makanan

tertentu),mudah cerna dan tidak terlalu merangsang pencernaan.

Gizi seimbang bagi ibu menyusui. Prinsipnya yaitu sama dengan makanan ibu hamil,

hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik. Syarat-syarat bagi ibu menyusui:

1. Susunan menu harus seimbang


2. Dianjurkan minum 8-12 gelas/hari

3. Menghindari makanan yang banyak bumbu, terlalu panav/dingin,

tidak menggunaka alkohol, guna kelancaran pencernaan ibu

4. Dianjurkan banyak makan sayuran berwarna

Selain makanan, produksi ASI sangat tengantung pada 3 hal penting yaitu:

1. Permintaan bayi : hendaknya ibu sesering mungkin menyusui bayinya

karena dengan demikian produksi ASI akan bertambah banyak

dancukup untuk kebutuhan bayi.

2. Psikologis ibu: ibu menyusui perlu istirahat cukup, ketenangan jiwa

dan pikiran

3. Perlu perawatan payudara untuk memberi rangsangan pada kelenjar

susu agar produksi ASI meningkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui :

1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang

diproduksi per hari.

2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan

15-20 gram protein sehari.

3. Suplementasi. jika makan sehari seimbang. suplementasi tidak

diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.

4. Aktivitas

B. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui


Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang

dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata

kandungan kalori ASl yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/ 100 ml,

dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata

ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama

6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus

mengonsumsi 2300- 2700 kal ketika menyusui.

Protein Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui.

Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Cairan nutrisi lain yang

diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3

liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah. Vitamin dan mineral.

Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama

hamil. Kecukupan

Gizi lbu menyusui sesuai Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
C. Komposisi Asi

ASI merupakan makanan yang dibutuhkan bayl selama kurang lebih enam bulan.

Komposisi ASl dirancang bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan zat gizi bayi.

tetapi juga untuk melindungi bayi dari infeksi dan penyakit kronis tertentu. Komposisi

ASI terutama zat mikro dan komposisi asam lemak dapat diubah sesual dengan apa

yang diasup oleh ibu.

1. Karbohidrat (KH)

Laktosa adalah KH yang dominan dalam ASI. Laktosa ASI sangat mudah dicerna dan

dapat meningkatkan penyerapan kalsium. Anjuran jumlah KH yang harus dikonsumsi

dalam satu hari adalah $5-65 dari total energi. Pilih bahan makanan yang merupakan

sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi ditambah dengan jagung. labu kuning. atau

ubi merah

2. Protein
Kandungan protein ASi relatif lebih rendah dibandingkan susu sapi. Namun, protein

ASI memiliki gizi dan zat non-gizi penting seperti antivirus dan antimikroba. Setiap 100

cc ASI mengandung 1,2 g protein, dengan demikian 850 cc ASI mengandung 10 9

protein. Efisiensi konversi protein makanan menjadi protein susu hanya 70%. Oleh

karena itu, ibu menyusui membutuhkan tambahan protein sebesar 16 g pada enam bulan

pertama dan 12 9 pada bulan berikutrya. Jika diproporsikan terhadap total energi sehari

maka setara dengan13-15%

Peningkatan kebutuhan protein dtujukan untuk transformasi makanan menjadi protein

susu, sintesis hormon yang memproduksi prolaktin, dan sintesis hormon oksitosin untuk

mengeluarkan ASI. Sumber protein biasa diperoleh dari telur, ayam, hati, kacang-

kacangan, dan lebih baik lagi jika memperbanyak konsumsi ikan terutama yang dapat

dimakan dengan tulang dan durinya

3. Lemak dan komposisi asam lemak

Lemak adalah komponen terbesar di dalam AS Setengah dari energi total diperoleh

dari lemak. Lemak ASI pada ASI foremilk (ASi


yang keluar di awal) lebih rendah, sedangkan ASI hindmik (ASI yang keluar di akhir)

mempunyai kandungan lemak yang tinggi. Komposisi asam lemak pada ASI bervariasi

tergantung pola makan ibu-Ibu yang mengonsumsi makanan rendah lemak tidak jenuh

maka komposisi ASI nya kaya asam lemak rantai menengah Jika ibu lebih banyak

mengonsumsi asam lemak tidak jenuh ganda (ALTJG), ASI yang dihasilkan pun akan

mengandung ALTJG yang tinggi. Lemak ASI juga menyed iakan DHA yang tinggi

terutama pada ibu yang melahirkan bayi prematur. DHA sangat penting untuk

perkembangan otak dan retina selama bulan terakhir kehamilan. Oleh karena itu, bayi

prematur harus segera menerima ASI. Beberapa makanan yang tinggi kandungan asam

lemak tak jenuh, yaitu kacang kedelai, kacang tanah, alpukat, minyak ikan, minyak

kacang kedelai, dan minyak kacang tanah.

4. Kolesterol

Kolesterol adalah bagian dari lemak yang merupakan komponen penting dari semua sel

membran. Kolesterol diperlukan untuk pertumbuhan dan replikasi sel. Konsentrasi

kolesterol di ASI berkisar 10- 20 mg per hari, Variasi ini sangat tergantung dengan

waktu pemberian. Penelitian menjelaskan bahwa konsumsi kolesterol melalui ASI

berhubungan dengan kecenderungan penurunan kolesterol darah di kemudian hari.

5. Vitamin Larut Lemak

a) Vitamin A
Kolostrum memiliki konsentrasi vitamin A dua kali lipat dibandingkan susu matang.

Kandungan vitamin A dalam ASI akan sesuai dengan kebutuhan bayi jika ibu

menambahkan asupan vitamin A sebesar 350 RE dari kebutuhan normal sehingga

menjadi 850 RE. 1 RE nilainya sama dengan 3,3 IU vitamin A dan setara juga dengan 1

ug retinol atau 6 ug betakaroten. Makanan sumber vitamin A yaitu susu, mentega, telur,

minyak ikan, wortel, sayuran hijau, kacang polong, buah berwarna kuning, dan minyak

kelapa sawit.

b) Vitamin D

Kebutuhan vitamin D ibu menyusui kurang lebih sama dengan ibu yang tidak menyusui.

Kadar vitamin D dalam ASI bervariasi, tergantung pada diet ibu dan paparan sinar

matahari. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ibu yang banyak terpapar sinar matahari
memproduksi ASI dengan kandungan vitamin D sepuluh kali lipat lebih tinggi.

c) Vitamin E

Kebutuhan vitamin E ibu menyusui kurang lebih sama dengan ibu yang tidak menyusui.

ASI mengandung 40 wg vitamin E per gram lemak ASI. Jumlah ini memadai untuk

memenuhi kebutuhan bayi terutama untuk integritas dan resistensi sel-sel darah merah.

Akan tetapi, beberapa penelitian mengatakan bahwa jumlah ini tidak mencukupi untuk

bayi yang lahir prematur.

d) Vitamin K

Kebutuhan vitamin K ibu menyusui kurang lebih sama dengan ibu yang tidak menyusui.

Namun, beberapa penelitian mengatakan bahwa 5% dari bayi yang menyusui ekslusif

berisiko kekurangan vitamin K. Akan tetapi, penelitian lain mengatakan bahwa jika ibu

mengonsumsi makanan yang seimbang, sampai usia enam bulan kebutuhan vitamin K

bayi masih tercukupi hanya dengan ASI ekslusif. Bahan makanan sumber vitamin K

yaitu sayuran berwarna hijau, minyak kacangkedelai, hati, kacang buncis, kacang

polong, kol, dan brokoli.


6. Vitamin larut air

Vitamin larut air yang terkandung dalam ASI umumnya responsif terhadap diet ibu

yang kadarnya sangat berhubungan dengan jumlah yang dimakan ibu. Namun,

penelitian mengatakan bahwa masalah klinis yang berhubungan dengan kekurangan

vitamin larut air jarang terjadi pada bayi walaupun disusul oleh ibu yang dietnya tidak

memadal.

a) Vitamin B1

Kebutuhan vitamin B1 ibu menyusui meningkat sebesar 0,3 mg sehingga menjadi 1,3

mg. Bahan makanan sumber vitamin 81 antara lain serealia, kacang polong. ragi, susu,

daging tanpa lemak, hati, dan daging ayam.

b) Vitamin B2
Kebutuhan vitamin B2 ibu menyusui meningkat sebesar 0,4 mg sehingga menjadi 1,6

mg. Bahan makanan sumber vitamin B2 yaitu daging tanpa lemak, hati, ragi, keju, telur,

sayuran, dan susu sapi.

c) Vitamin B3

Kebutuhan vitamin B3 ibu menyusui meningkat sebesar 3 mg sehingga menjadi 12 mg.

Bahan makanan sumber vitamin B3 yaitu daging tanpa lemak.

d) Vitamin B6
Kadar vitamin B6 dalam ASI langsung mencerminkan asupan ibu menyusui. Kebutuhan

vitamin B6 ibu menyusui kurang lebih sama dengan ibu yang tidak menyusui. 8ahan

makanan sumber vitamin B6 yaitu daging. Serealia tumbuk, susu, kuning telur,

havermut, dan kacang-kacangan.

e) Vitamin B12 dan asam folat

Vitamin B12 dan asam folat terikat dalam whey protein. Oleh karena itu, kadarnya

dalam ASI tidak langsung dipengaruhi oleh asupan ibu, tetapi dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang memengaruhi sekresi protein seperti hormon dan usia bayi. Kadar folat

meningkat jika durasi menyusui lebih panjang. Kadar vitamin B12 cenderung rendah

pada ibu yang mengonsumsi diet vegetarian, ibu gizi kurang, dan ibu anemia.

Kebutuhan vitamin 812 dan asam folat ibu


menyusui meningkat masing masing sebesar 0,3 g dan 50 g sehingga menjadi 12 g dan

200 g. Bahan makanan sumber vitamin B12 yaltu daging. ikan, unggas, kerang. susu

dan hasil olahannya, serta telur. Bahan makanan sumber asam folat yaitu sayuran hijau,

daging. hati, ikan, telur, gandum, dan kacang hijau.

f) Vitamin C

Kebutuhan vitamin C ibu menyusui meningkat sebesar 25 mg pada enam bulan pertama

menyusui dan 10 mg pada bulan berikutnya sehingga masing masing menjadi 85 mg

dan 70 mg. Bahan makanan sumber vitamin C yaitu jambu biji. jeruk, anggur, pepaya.

mangga, nanas, rambutan, dan sayuran berwarna.

7. Mineral

Mineral dalam ASI berkontribusi banyak pada osmolalitas ASL Kandunganmineral

dalam ASI sesuai dengan laju pertumbuhan manusia sehingga konsentrasinya lebih

rendah dibandingkan susu hewan, kecuali mineral mineral penting seperti magnesium,

kalsium, besi, dan seng.


Rendahnya konsentrasi mineral pada ASI ditujukan untuk mengurangi beban pada

ginjal bayi.

8. Seng/Zink/Zn

Zink pada ASI terikat dengan protein. Kadar zink di dalam ASI selalu terpelihara

walaupun pada ibu yang kekurangan gizi. Pada bayi yang diberi ASI ekslusif jarang

terjadi kasus kekurangan zink. Zink diperlukan bayi untuk pertumbuhan normal.

Kebutuhan zink pada ibu menyusui meningkat sekitar 10 mg sehingga menjadi 25 mg

per hari. Bahan makanan sumber zink yaitukerang, tiram, hati, kacang-kacangan, susu,

dan gandum.
9. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu menyusui meningkat sebesar 400 mg sehingga menjadi 900 mg.

Bahan makanan sumber kalsium yaitu susu dan hasil olahannya. ikan yang dimakan

dengan durinya, udang yang dimakan dengan kulitnya. kacang- kacangan dan hasil

olahannya, serta sayuran berwarna hijau.

10. Fosfor

Kebutuhan fosfor ibu menyusui meningkat sebesar 300 mg sehingga menjadi 750 mg.

Bahan makanan sumber fosfor yaitu semua makanan yang kaya protein.
11. Fe/zat besi

Kebutuhan zat besi ibu menyusul meningkat sebesar 2 mg sehingga menjadi 28 mg.

Bahan makanan sumber zat besi yaitu protein hewani, kacang kacangan, dan sayuran

hjau.

12. lodium

Kebutuhan lodium ibu menyusul meningkat sebesar 50 ug sehingga menjadi 200 ug.

Bahan makanan sumber iodium yaltu garam yang difortifikasi, makanan laut, air, dan

sayuran di daerah non-gondok, serta hewan yang memakan makanan tersebut.


13. Selenium

Kebutuhan selenium ibu menyusui meningkat sebesar 25 pg sehingga menjadi 105 vg.

Bahan makanan sumber selenium yaitu makanan hasil laut, daging, hati, bawang,

serealia, dan sayuran (tergantung pada kandungan selenium tanah).

14. Air

Komponen utama ASI salah satunya yaitu air. ASI adalah cairan yang sifatnya isotonik

dengan plasma ibu. Selama menyusul dlanjurkan sekallagar lebih banyak minum, paling

sedikit sepuluh gelas sehark. Minumannya bisa berupa air mineral, air putih, Jus

segar, sup, air sayur, air kacanghijau, dan susu.


D. Kontra Indikasi Menyusui

Kontraindikasi antenatal:

1. Hernia Diafragma Bawaan

2. Atresia esofagus / fistula trakeo-esofagus

3. Obstruksi usus

4. Anus imperforate

5. Gastroschisi / omphalocele

Kontraindikasi ibu:

1. Ibu yang sedang menjalani kemoterapi atau penggunaan agen radioaktif

terkini / saat ini

2. Ibu dengan infeksi virus limfotrofik sel T manusia, brucellosis yang tidak

diobati

3. Ibu yang tidak diobati (belum dahak negatif) membuka tuberkulosis (tetapi

masih mengeluarkan ASI dan dapat menyusui)

4. Konsumsi alcohol

5. Kecanduan Narkoba

6. Ibu yang diduga / didiagnosis HIV

E. Identifikasi Masalah Gizi Pada Ibu Menyusui

Masalah pada gizi pada ibu menyusui sangat berkaitan dengan asupan makanan yang di

konsumsi ibu menyusui itu sendiri. Dengan kurang nya asupan makanan pada jenis

makanan tertentu mengakibatkan ibu mengalami


defisiensi terhadap jenis zat gizi tertentu. Masalah pada ibu menyusui yang di sebabkan

oleh kekurangan zat gizi yaitu:

1. Anemia Zat besi

Penyebab utama anemia gizi adalah kekurangan zat besi (Fe) dan asam folat yang

seharusnya tak perlu terjadi bila makanan sehari hari ber aneka ragam dan memenuhi

gizi seimbang.

Makanan yang mengandung zat besi yang mudah di absorbsi tubuh

manusia adalah sumber protein hewani seperti ikan,daging,t elur,dsb.Sayuran seperti

daun singkong,kangkung dan bayam juga mengandung zat besi akan tetapi lebih sulit

absorbsinya di dalam tubuh.

Asupan folat yang cukup penting untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini

juga terlibat dalam pembentukan haemoglobin dalam sel darah merah. Seorang

wanita menyusui membutuhkan 280 mikrogram per hari.

Folat terdapat dalam

sayuran berdaun hijau kacang polon, jeruk, wartel, pisang, alpukat, gandu m utuh, sereal

dan biji-bijian dan hati. Penyebab langsung dan tidak langsung defisiensi Fe (sumber

M.Husaini Dkk).

a. Jumlah Fe dalam makanan tidak cukup

1) Ketersediaan Fe dalam makanan kurang

2) Kualitas dan Kwantitas makanan kurang

3) Social ekonomi rendah

b. Penyerapan zat besi dalam tubuh rendah


1) Komposisi makanan kurang ber aneka ragam

2) Terdapat zat penghambat penyerapan zat besi,minum tablet besi

dengan tablet calsium sehingga zat besi tidak dapat di serap

maksimal

c. Defisiensi zat besi

1) Kebutuhan zat besi yang meningkat

2) Kehilangan darah

3) Kekurangan vitamin A

Cara mengatasi kekurangan defisiensi vitamin A pada ibu menyusui dapat di lakukan

dengan menambah asupan makanan yang mengandung vitamin A di antaranya adalah

wortel,papaya,tomat,sumber vitamin A lain juga bisa di dapat kan dengan suplementasu

vitamin A 200.000 SI oleh tenaga kesehatan setelah melahirkan dan kedua selambat-

lambatnya 6 minggu setelah mengonsumsi tablet yang pertama.

2. Gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI)

Gaki adalah gangguan akibat kekurangan yodium mengakibatkan terjadinnya gondok

atau pembengkakan kelenjar tiroid di leher dan kretinisme.Yodium merupakan nutrisi

penting untuk memastikan perkembangan normal dari otak dan sistem saraf pada bayi

dan anak- anak muda.Pada ibu menyusui,kekurangan yodium dapat mengakibatkan

pengaruh negative pada sistem otak dan saraf bayi dan menghasilkan IQ lebih

rendah.Asupan harian yodium ibu menyusui


yang harus di penuhi adalah 250 mg per hari.Yodium dapat di peroleh dari makanan

yang mengandung yodium,makanan yang mengandung yodium tinggi terdapat pada

makanan laut.Selain dari makanan laut yodium di peroleh dari mengonsumsi garam

yang mengandung yodium.

3. Kurang energy protein (KEP)/Protein energy malnutrien (EPM)

Protein berfungsi sebagai zat gizi pembangun sel setelah melahirkan ibu memerlukan

protein untuk memulihkan keadaan ibu pasca melahirkan. Memenuhi energy yang

bersumber dari protein. KEP pada ibu menyusui dapat menyebabkan penyembuhan

bekas lahir yang lama kualitan dan kuantitas ASI yang menurun, ibu mengalami

kekurangan berat badan.KEP dapat di cegah dengan mengonsumsi makanan yang

mengandung protein seperti kacang –

kacanagan, tempe,tahu,dagingikan,dan telur.

4. Kekurangan vitamin D pada ibu menyusui

Kebutuhan kalsium meningjat selama menyusui karena di gunakan untuk memoroduksi

ASI yang mengandung kalsium tinggi.Funsi vitamin D pada ibu menyusui adalah

membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan C.Vitamin D

di peroleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan.Apabila asupan kalsium tidak

mencukupi maka ibu akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi karrna cadangan

kalsium dalam tubuh ibu di gunakan untuk produksi asi.Pada ibu menyusui di anjurkan

makan makanan hewani yang merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk

kolekelsiferol,yaitu kuning telur,hati,krim,mentega dan


minyak hati-ikan.Penyerapan kalsium akan maksimal jika ibu membiarkan diri

berjemur di bawah sinar matahari pada pagi hari.

Anda mungkin juga menyukai