Pengertian Gizi
Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza,yang berarti “ makanan ”.
1.Secara klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh yaitu untuk
menyediakan
2.Masa sekarang : selain untuk kesehatan, gizi juga dikaitkan dengan potensi
ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar,
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu
ibu (ASI) dari payudara ibu.
banyak zat-zat yang bermanfaat bagi bayi seperti vitamin,karbonhidrat, protein, lemak, dan
mineral yang dibutuhkan bayi. ASI sangat penting bagi perkembangan bayi untuk
Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,laktosa,dan
garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar ibu yang berguna sebagai makanan
bagi bayi.Air susu ibu (ASI) merupakan makanan alamiah yang disediakan untuk
bayi,sehingga mempunyai komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi
sehat,nutrisi seimbang,dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi pada awal-awal
kehidupan (0-6 bulan dianjurkan ASI ekslusif.
Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat
badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang
memuaskan.
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting
adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.Dalam menyusun menu, penting untuk
memperhatikan syarat-syarat dalam menyusun menu ibu menyusui yaitu : seimbang, tidak
ada pantangan makanan (kecuali ibu memang alergi bahan makanan tertentu), mudah
cerna dan tidak terlalu merangsang pencernaan.
Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui. Prinsipnya yaitu sama dengan makanan ibu hamil,
hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik.
Anjuran:
a. Perbanyak minum. Ibu menyusui cenderung untuk merasa cepat haus karena sebagian
air yang diminum dipakai tubuh untuk memproduksi ASI (87% kandungan ASI adalah air).
Tambahkan frekuensi minum sebanyak 4- 5 gelas per hari agar tubuh tidak kekurangan
cairan. Selain air putih, susu dan buah juga dapat menjadi sumber cairan. Air seni ibu hamil
yang cukup minum berwarna kuning muda, kecuali bila sebelumnya mengkonsumsi vitamin
B kompleks (menjadi kuning keemasan).
b. Perbanyak frekuensi makan menjadi lima kali: makan pagi, makan siang, snack sore,
makan malam dan snack malam.
c. Perbanyak makanan yang kaya protein dan kalsium. Protein dan kalsium sangat
diperlukan untuk produksi ASI dan pertumbuhan bayi. Kebutuhan protein minimal adalah 1
gram per kg berat badan. Konsumsi kalsium yang dianjurkan adalah 1.200 mg. Susu,
yoghurt, keju, tahu dan tempe adalah sumber protein dan kalsium yang bagus. Konsumsi
makanan dan buah-buahan yang mengandung Vitamin D, magnesium dan zinc juga
diperlukan untuk memperlancar penyerapan kalsium.
d. Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin. Suplemen vitamin A, C,
B1, B2, B12, niasin dan asam folat sangat diperlukan pada masa menyusui.
e. Pastikan kecukupan konsumsi zat besi agar ibu menyusui tidak anemia. Zat besi banyak
terdapat pada sayuran seperti kangkung, bayam dan katuk. Katuk merupakan sayuran
spesial bagi ibu menyusui, karena dalam 100 g daun katuk terdapat sekitar 2.7 mg zat besi
dan 204 mg kalsium.
Pantangan:
a. Jauhi makanan yang berkalori rendah agar tidak mengurangi selera makan.
b. Jauhi rokok dan alkohol karena dapat meracuni bayi dan membuat pertumbuhannya
terhambat.
c. Kurangi kafein. Bila ibu menyusui sudah terbiasa minum kopi, batasi konsumsinya
hingga maksimum 2 cangkir per hari. Selain kopi, kafein juga terdapat pada coklat, teh,
beberapa jenis minuman ringan dan obat.
d. Bila bayi mengalami alergi, periksa makanan apa yang telah dikonsumsi ibu. Hentikan
konsumsi makanan yang menimbulkan alergi pada bayi.
e. Jangan minum obat selama masa menyusui, kecuali sudah dikonsultasikan dengan
dokter.
Menyusui adalah proses fisiologi yang paling tua yang dilakukan wanita.
Keberhasilan dari proses menyusui ini tergantung dari setidak-tidaknya toga faktor yaitu:
1. Struktur anatomi kelenjar payudara dan perkembangan yang normal dari alveoli,
saluran dan nipples.
2. Langkah awal dari pemeliharaan dari proses menyusui.
3. Aliran/semprotan ASI dari alveoli ke nipple.
Mendalami setiap faktor ini dengan teliti sangat penting adar managemen laktasi dapat
berjalan dengan wajar dan efektif, serta mencegah kegagalan menyusui bagi ibu yang tidak
berpengalaman.
ANATOMI PAYUDARA
Setiap manusia memiliki payudara, baik pria maupun wanita. Hanya saja payudara
pria dan wanita memiliki fungsi yang sangat berbeda. Payudara pada pria ada, tapi tidak
dapat berkembang. Sementara pada wanita, payudara akan terbentuk setelah pubertas dan
memiliki fungsi yang sangat penting sebagai sumber produksi air susu ibu (ASI). Mungkin
beberapa dari Anda masih belum mengetahui seperti apa anatomi payudara wanita.
Payudara pada wanita merupakan stuktur berpasangan yang terletak pada dinding
toraks anterior. Payudara mengandung kelenjar susu, fungsi utamanya adalah memproduksi
susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya
kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800gram. Struktur anatomi
payudara dapat dibagi menjadi dua, yang pertama struktur yang dapat Anda lihat dengan
mata telanjang yakni anatomi luar payudara. Sementara bagian yang menyusun payudara
terletak di bagian dalam dan disebut anatomi payudara bagian dalam.
Yang dimaksud korpus adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran pada
payudara atau bisa disebut dengan badan payudara. Sebagian besar badan payudara terdiri
dari kumpulan jaringan lemak yang dilapisi oleh kulit.
2. Areola
Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu. Ada banyak kelenjar
sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu. Kelenjar sebasea berfungsi sebagai pelumas
pelindung bagi areola dan puting susu. Bagian areola inilah yang akan mengalami
pembesaran selama masa kehamilan dan menyusui.
Di bagian dalam areola, terdapat saluran-saluran melebar yang disebut sinus laktiferus.
Sinus laktiferus ini yang bertugas untuk menyimpan susu dalam payudara ibu selama masa
menyusui sampai akhirnya dikeluarkan untuk bayi. Sel yang berperan dalam pergerakan
areola selama masa menyusui disebut sel myoepithelial, gunanya untuk mendorong
keluarnya air susu.
3. Alveoli
Alveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon
prolaktin mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.
4. Duktus laktiferus
Duktus laktiferus merupakan saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI
dari alveoli ke sinua laktiferus (dari pabrik Asi ke gudang ASI)
5. Sinus laktiferus / ampula
Sinus laktiferus merupakan saluran ASI yang nelebar dan membentuk
kantung di sekitar areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI.
Puting susu dan areola adalah area payudara yang paling gelap. Puting terletak
dibagian tengah areola yang sebagian besar terdiri dari serat otot polos, berfungsi untuk
membantu puting agar terbentuk saat distimulasi.Selama masa pubertas anak perempuan,
pigmen yang berada di puting susu dan areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi
lebih gelap) dan membuat puting susu semakin menonjol.
1. Jaringan adiposa
Sebagian besar payudara wanita terdiri dari jaringan adiposa atau yang biasa disebut
sebagai jaringan lemak. Jaringan lemak terdapat bukan hanya di payudara, tapi di beberapa
bagian tubuh lainnya.Pada payudara wanita, jumlah lemak yang akan menentukan
perbedaan ukuran payudara wanita satu dengan lainnya. Jaringan ini juga memberikan
konsistensi yang lembut pada payudara.
Lobulus merupakan kelenjar susu, salah satu bagian dalam penyusun korpus atau
badan payudara, yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan alveolus sebagai unit terkecil
produksi susu. Lobulus yang terkumpul kemudian membentuk lobus, dalam satu payudara
wanita umumnya terdapat 12-20 lobus.Lobus dan lobulus dihubungkan oleh saluran susu
yang membawa susu bermuara ke puting susu (lihat gambar di atas).
3. Pembuluh darah dan kelenjar getah bening
Pembuluh darah dan kelenjar getah bening juga merupakan bagian yang menyusun
payudara. Selain terdiri dari kumpulan lemak, pada payudara juga terdapat kumpulan
pembuluh darah yang berguna untuk menyuplai darah. Terutama pada ibu hamil dan
menyusui, darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan payudara kemudian pembuluh
darah di payudara bertugas memasok nutrisi yang dibutuhkan untuk produksi ASI.
Sementara getah bening adalah cairan yang mengalir melalui jaringan yang disebut
sistem limfatik dan membawa sel-sel yang membantu tubuh untuk melawan infeksi. Saluran
getah bening mengarah ke kelenjar getah bening yang berukuran kecil yang merupakan
bagian dari sistem limfatik.Kelenjar getah bening terletak di beberapa bagian tubuh seperti
di ketiak, dada, rongga perut, dan di atas tulang selangka. Pada kasus kanker payudara, sel
yang menyebabkan kanker bisa masuk melalui pembuluh darah atau saluran getah bening.
Menyusui tidak terjadi secara penuh pada saat bayi lahir. Pada hari ke-2 atau 3
setelah lahir, kolostrum dalam jumlah sedikit disekresikan/ dihasilkan. Pada hari-hari
selanjutnya produksi ASI meningkat dan menjadi normal pada akhir minggu pertama. Pada
ibu dengan anak pertama, proses menyusui akan menjadi normal pada minggu ke 3 atau
lebih.
Proses dari produksi ASI terjadi 2 tahap yaitu tahap sekresi ASI ke alveoli dan
tahapan semprotan ASI ke sistem saluran. Kedua tahap ini erat kaittannya dan sering terjadi
secara bersamaan pada ibu menyusui.
Pementukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir
ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperanadalah hormon esterogen dan progesteron
yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.
Selama kehamilan hormon prolaktin dan plasenta meningkat tetapiASI belum keluar
karena pengaruh hormon esterogen yang masih tiggi. Kadar esterogen dan progesteron
akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi
ASI. Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang pertama, yaitu refleks prolaktin dan refleks
aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
Refleks Prolaktin
Rangsangan dan isapan bayi melalui serabut syaraf memicu kelenjar hipofise bagian
depan untuk mengeluarkan hormon proaktin ke dalam peredaran darah yang menye-
babkan sel kelenjar mengeluarkan ASI. Semakin sering bayi menghisap semakin banyak
hormon prolaktin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise. Akibatnya makin banyak ASI dipro-
duksi oleh sel kelenjar. Sebaliknya berkurangnya isapan bayi menyebabkan produksi ASI
berkurang, mekanisme ini disebut supply and demand.
Refleks Aliran (Let Down Refleks)
Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf, memacu hipofise bagian belakang
untuk mensekresi hormon oksitosin ke dalam darah. Oksitosin ini menyebabkan sel – sel
myopytel yang mengelilingi alveoli dan duktuli berkon-traksi, sehingga ASI mengalir dari
alveoli ke duktuli menuju sinus dan puting. Dengan demikian sering menyusu baik dan
penting untuk pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement (pembengkakan
payudara), tetapi sebaliknya memperlancar pengeluaran ASI.
Bila pipi atau bibir bayi disentuh, maka bayi akan menoleh ke arah sentuhan,
membuka mulutnya dan beru-saha untuk mencari puting untuk menyusu. Lidah keluar dan
melengkung mengangkap puting dan areola.
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum durum bayi bila areola
masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan areola, lidah dan langit – langit sehingga
menekan sinus laktiferus yang berada di bawah areola. Kemudian terjadi gerakan peristaltik
yang mengeluarkan ASI dari payudara masuk ke dalam mulut bayi.
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan
rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon
oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel disekitar alveoli akan berkontraksi dan
mendorog ASI masuk masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain
dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus
melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.
1. Asupan makanan
Produksi ASI sangant dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Oleh karena itu
ibu perlu menyantap makanan yang mengandung gizi seimbang secara teratur.
2. Kondisi psikis
Keadaan psikis ibu tak kalah pentingnya dalam proses kelancaran ASI. Karena refleks
keluarnya ASI sangat dikontrol oleh perintah yang dikirim oleh hipotalamus. Bila ibu dalam
keadaan stress, cemas, khawatir, tegang dan sebagainya, ASI tidak akan turun dari alveoli
menuju puting. Umumnya hal ini terjadi pada hari-hari pertama menyusui.
Reflek pengaliran susu dapat berfungsi baik bila ibu merasa tenang dan rileks, serta tidak
kelelahan. Oleh karena itu peran keluarga, terutama suami, sangat penting menjaga kondisi
psikis ibu agar tetap tenang dan nyaman.
3. Perawatan payudara
Perawatan payudara yang benar akan memperlancar produksi ASI. Oleh karena itu
sebaiknya perawatan payudara dilakukan saat ibu masih dalam masa kehamilan.
4. Frekuensi bayi menyusu
Frekuensi bayi menyusui secara langsung maupun dengan memerah ASI mempengaruhi
produksi dan kelancaran keluarnya ASI.
5. Bayi kurang bisa menghisap ASI
Terkadang ada juga bayi yang tidak dapat menghisap ASI secara benar. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, di antaranya struktur mulut dan rahang bayi yang kurang baik.
6. Pengaruh obat-obatan
7. Alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu yang menyusui dapat memengaruhi jumlah produksi
ASI.
Ibu dengan riawayat HIV/AIDS yang dapat memberikan PASI yang memenuhi
syarat AFASS. Pemberian air susu ibu memang sangat dianjurkan demi kesehatan
bayi. Namun, saat ibu menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, pemberian air
susu ibu (ASI) justru bisa menjadi media penularan. Pada tahun 2012, seorang bayi
berusia satu tahun di Belgia tertular HIV dari ibunya melalui ASI. Para dokter
mengatakan, kasus ini terbilang langka di negara industri. Sudah dikenal selama 30
tahun bahwa menyusui merupakan salah satu cara penularan HIV dari ibu ke bayi.
Penularan virus seperti ini sering terjadi di negara berkembang pada ibu yang telah
terinfeksi HIV. Namun kasus ini sangat jarang terjadi di negara industri, tempat ibu
yang positif HIV tidak disarankan menyusui bayinya. Saat ini bagi ibu hamil yang
mengidap HIV/AIDS tidak perlu was-was dalam memberikan ASI secara eksklusif
kepada sang buah hati. Pasalnya, risiko penularan dapat ditekan melalui
program Prevention Mother to Child Transmition (PMTCT). Melalui program PMTCT
penularan HIV dari ibu kepada bayinya dapat dicegah sejak awal masa kehamilan.
Program PMTCT sebenarnya dapat dimulai sejak pasangan berencana mempunyai
anak. Mereka yang terinfeksi harus berkonsultasi dengan dokter ahli. Kemudian ibu
dengan HIV /AIDS akan mendapatkan terapi ARV profilaksis atau obat anti retroviral.
Saat ini Mulai 14 minggu usia kehamilan sudah mulai. diberikan obat antivirus. Obat
anti retroviral, virus secara otomatis akan berkurang dalam tubuh pengidap.
Semakin lama, diharapkan jumlahnya semakin menurun bahkan sampai tidak
terdeteksi. Untuk meminimalisir penularan saat proses persalinan, ibu pengidap HIV
biasanya dianjurkan untuk melakukan dengan cara caesar. Pasalnya, HIV banyak
tersimpan di limfosit pada dinding rahim sehingga jika melahirkan dengan cara
normal, bayi dikhawatirkan terpapar lebih lama dengan darah yang mengandung
HIV.Setelah melahirkan, ibu pengidap HIV positif yang minum obat anti retroviral
boleh memberikan ASI kepada bayinya. Tetapi ada satu syarat yang harus dipenuhi
yaitu memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan dan tidak boleh
mencampur ASI dengan makanan lain.
Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal jantung.
Ibu yang memerlukan terapi dengan obat-obat tertentu (antikanker)
Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif perlu menghentikan
pemberian ASI kepada bayinya selama 5x waktu paruh obat.
- Program rawat gabung, program yang meletakkan bayi yang lahir langsung
disebelah tempat tidur ibunya.
- Program ASI Ekslusif program menyusui yang langsung dimulai ketika bayi lahir
sampai berumur 6 bulan.
- Peraturan pemerintah bersama produsen susu formula agar tidak memasarkan
susu formula kepada ibu yang baru melahirkan.
Pada akhir Maret 2012, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 33
tahun 2012 untuk melaksanakan keetentuan Pasal 129 ayat (2) Undang-Undang No.36
tahun 2009 tentang Kesehatan. PP ini mengatur Pemberian ASI eksklusif yang menjamin
pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan sampai berusia 6
(enam) bulan dan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayi
serta meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah daerah dan
pemerintah terhadap pemberian ASI eksklusif.
3. Konselor ASI
Konselor ASI adalah orang yang dibekali keterampilan untuk membantu ibu
memutuskan apa yang terbaik untuknya dan menumbuhkan kepercayaan diri ibu dalam
memberikan ASI kepada bayi (Roesli, 2005). Konselor ASI dipilih dari tenaga kesehatan yang
kemudian mendapatkan pelatihan khusus konseling menyusui dengan jumlah jam pelatihan
yang telah distandarkan oleh badan kesehatan dunia (World Health Association) yaitu 40
jam. Melalui pelatihan ini setiap calon konselor belajar tentang ASI dan segala faktor yang
terkait dengan pemberian ASI baik secara medis/teknis, sosial budaya. Para konselor yang
sudah terlatih ini dapat memberikan pelayanan konseling bagi setiap ibu mulai dari masa
kehamilan, mendampingi saat persalinan untuk membantu dan mendukung proses IMD
serta selanjutnya selama ibu menyusui anaknya karena para konselor selain dapat ditemui
langsung juga dapat dihubungi melalui telepon ataupun sms (short message system) kapan
saja ibu membutuhkan.
3. Memompa ASI
Memompa adalah salah satu cara memperbanyak ASI. Untuk ibu baru, mungkin
ketrampilan menyusui belum cukup memadai. Kesalahan posisi menyusui dapat
menyebabkan proses menyusui tidak efektif sehingga ASI tidak keluar dengan lancar.
Gunakan pompa setiap kali selesai menyusui. Jangan pedulikan berapa banyak ASI yang kita
dapat, karena tujuan memompa adalah untuk memberikan rangsangan dan simulasi pada
payudara.
Selain itu, memompa dapat mengosongkan ASI yang tidak dihabiskan bayi sehingga
payudara memproduksi ASI kembali untuk mengganti ASI yang sudah keluar.
Bayi yang disusui dalam keadaan terlanjang mendapatkan kontak langsung ke kulit
dada kita. Hal ini adalah salah satu cara memperbanyak ASI yang keluar.
Kedekatan emosi yang kita miliki dengan bayi, akan memerintahkan otak untuk
memproduksi ASI lebih banyak. Beberapa negara yang mendukung program ibu menyusui
menganjurkanskin to skin contact sebagai salah satu cara menyusui yang baik.
5. Kompres payudara
Bila payudara terasa keras, bayi tidak dapat mengisapnya. Kompreslah dengan
handuk hangat beberapa menit, maka payudara akan melunak dan ASI dapat keluar lebih
lancar.
6. Makanan yang memperbanyak ASI
Beberapa makanan terbukti memperbanyak ASI. Yang umum digunakan adalah pepaya,
daun katuk, havermouth, wortel, bayam adalah beberapa contoh makanan yang baik untuk
ibu menyusui. Sebisa mungkin hindari penggunaan supplemen atau obat-obatan sebagai
cara memperbanyak ASI.
7. Memilih KB yang tepat untuk ibu menyusui
Pil mini adalah pil KB yang paling tepat untuk ibu menyusui, karena tidak mempengaruhi
hormon yang diperlukan untuk memproduksi ASI. Pilihan lainnya adalah berbagai cara KB
yang tidak menyangkut hormon, misalnya kondom.
8. Minum air putih yang banyak
Minumlah 10-12 gelas air putih sehari, karena tubuh membutuhkan cairan untuk
memproduksi ASI.
9. Mencoba posisi menyusui yang paling pas
Ibu yang baru menyusui sering merasa sakit ketika menyusui. Akibatnya banyak ibu berhenti
menyusui beberapa hari dan menggunakan susu formula selama luka di putingnya belum
sembuh. Substitusi dengan susu formula menyebabkan produksi ASI berkurang. Cobalah
beberapa posisi dan lakukan yang paling pas untuk Anda. Bila posisi menyusui benar,
seharusnya menyusui tidaklah sakit.
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam menyusun hidangan untuk ibu menyusui:
Gunakan bahan makanan yang beraneka ragam agar kebutuhan akan zat gizi yang
beragam dapat terpenuhi.
Pilih bahan makanan yang mudah dicerna sehingga tidak mengganggu sistem
pencernaan.
Hindari pemakaian bumbu yang terlalu merangsang, semisal terlalu pedas, karena
akan memengaruhi sistem pencernaan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya tinggi kalori dan protein, juga memiliki
kandungan vitamin dan mineral yang cukup.
Usahakan mengonsumsi cairan dalam jumlah banyak, kurang lebih 800-1.000 ml
per hari.
Banyak mengonsumsi aneka buah dan sayur aneka warna.
Jika ibu terlalu gemuk, kurangi makanan sumber zat tenaga.
Jika ibu terlalu kurus, tambahkan porsi makan.
Kesimpulan
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang lazim pada
wanita baik yang sudah bersuami maupun belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2001). Sedangkan menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil
dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk
mendapatkan dan menelan susu (http://id.wikipedia.org). Tidak ada makanan yang secara
khusus disarankan bagi ibu menyusui. Mereka harus makan seperti biasanya, dengan menu
beragam sesuai pola makan yang seimbang. Porsinya saja yang perlu ditambah, baik melalui
makan besar maupun ‘ngemil’.