DAN BALITA
DISUSUSUN OLEH :
Nama:Fadilla ramadani
Nim :PO7124322032
MATA KULIAH
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita
DOSEN PENGAMPU :
UMI DAIMAH, S.SiT,M.Kes
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Nutrisi Pada
neonatus,bayi dan balita Tahun 2023. Penulisan Makalah ini dilakukan dalam
rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita
Prodi D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang Kampus Muara Enim.
Makalah ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini Penulisjuga
mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah ini.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Makalah ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan pada
penulisan Makalah ini, sehingga masukan membangun Saya harapkan untuk
kesempurnaan Makalah ini.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. KESIMPULAN
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi
oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun intaernal. Faktor eksternal
menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia
tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor
yang terdapat di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang
dewasa. Tetapi mereka pun bisa menolak makanan yang disajikan tidak
memenuhi selera mereka. Oleh karena kebanyakan orang tua harus berlaku
demokratis untuk sesekali menghidangkan makanan yang memang menjadi
kegemaran si anak.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan pemberian nutrisi pada bayi dan balita?
2. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada
bayi dan balita?
3. Apa kebutuhan energi dan zat nutrisi pada bayi dan balita?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tujuan pemberian nutrisi pada bayi dan balita.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi
pada bayi dan balita
3. Mengetahui kebutuhan energi dan zat nutrisi pada bayi dan balita
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Protein yang diperlukan sebesar 10% dari jumlah kebutuhan kalori bayi
per hari.
3
3. Lemak yang diperlukan sebanyak 40 sampai 50% dari total kebutuhan
kalori.
Selain itu, kebutuhan gizi bayi akan vitamin dan mineral juga harus
dipenuhi. Berikut ini sebagian daftar standar kebutuhan gizi bayi per hari
untuk usia 7 sampai 12 bulan terhadap vitamin dan mineral yang
direkomendasikan oleh The George Mateljan Foundation for The World’s
Healthiest Foods.
Vitamin D: 5 mg
Vitamin E: 5 mg
Vitamin K: 2,5 mg
Folat: 80 mg
Kolin: 150 mg
Vitamin C:50 mg
Kalsium 570 mg
Fosfor: 275 mg
Magnesium: 75 mg
Zat besi: 11 mg
Zinc: 3 mg
Magnesium: 0,6 mg
4
2. Balita
Balita merupakan individu atau sekelompok individu dari suatu
penduduk yang berada dalam rentan usia tertentu. Usia balita dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu usia bayi (0-2 tahun), golongan
batita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (<3-5 tahun).
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup
untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan
gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi
badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan
sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau
dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju
Sehat (KMS).
a. Kebutuhan Energi
5
B. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada bayi
dan balita
1. Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi
Pola asuh signifikun terhadap status gizi (sig < 0,05) yakni nilai
signinkasi o,ooo. Sehinggu dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antar
pola asuh dengan status gizi. Terdapat hubungan antara pola asuh dengan
perkembangan anak, karena pola asuh orangtua merupakan gambaran
tentang sikap dan perilaku orangtua dan anak dalam berinteraksi,
berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam
kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan memberikan
perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan
terhadap keinginan anaknya.
Berdasarkan penelitian (Syatyawati R, 2013) terdapat hubungan antara
Status gizi dengan prestasi belajar,status gizi juga merupakan keadaan
akibat keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan
penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari
tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh. salah satu faktor yang
mempengaruhi status gizi .dengan memberikan pendidikan, makanan dan
sebagainya, pengasuhan merupakan faktor yang sangat erat kaitanya
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana anak masih sangat
membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang cukup
memadai.
Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru
oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan
diresapi kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya.
7
klasifikasi status gizi, menandakan penyakit ini telah umum terjadi, dan
dapat
mempengaruhi perkembangan kesehatan balita. Sanitasi lingkungan,
lebih terlihat memberikan efek langsung pada perkembangan kesehatan
anak balita. Sanitasi lingkungan dalam hal ini dikategorikan sehat, bila
rumahtangga tidak memelihara hewan ternak di sekitar/di dalam rumah
dan air minum selalu direbus sampai mendidih. Air yang tidak sehat
akan mengakibatkan diare pada anak balita dan menurunkan berat
badannya, sehingga berpengaruh pada satus gizi .Keadaan lingkungan
yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit,
antara lain diare dan infeksi saluran pencerman. Dimana keadaan
tersebut akan berpengaruh juga terhadap status gizi sescorang.
8
5. Hubungan MP-ASI dengan Satus Gizi Balita
Makanan pendamping ASI tidak banyak membenikan pengaruh
terhadap keadaan status gizi balita. Sesudah umur diatas enam bulan
seorang anak diharapkan sudah diberikan makanan pendamping ASI
(MP-ASI) karena kebutuhan gizi pada usia ini meningkat dan tidak
mencukupi hanya oleh ASI saja. Makanan pendamping ASI merupakan
makanan dan minuman selain ASI yang diberikan sccara beragam
kepada balita baik itu dibuat sendiri di rumah maupun MP- ASI siap saji.
Lemak 34 gr
Karbohidrat 58 gr
10
Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:
Vitamin
Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
Vitamin D: 5 mcg
Vitamin K: 5 mcg
Mineral
Kalsium: 200 mg
Fosfor: 100 mg
Magnesium: 30 mg
Natrium: 120 mg
Kalium: 500 mg
Makanan terbaik bagi bayi adalah air susu ibu (ASI) sampai berumur 2
tahun, dimana sampai 6 bulan pertama hanya ASI tanpa disertai makanan
atau minuman lain (ASI ekslusif). Mulai umur 6 sampai 24 bulan pemberian
ASI harus disertai makanan lain (MPASI) karena kualitas dan kuantitas ASI
tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan bayi yang terus tumbuh. Jumlah
kebutuhan ASI bagi bayi tidak dibatasi, kapan bayi mau menyusu harus
diberikan.
Menginjak usia 6 bulan, sudah saatnya memberikan asupan nutrisi lewat
makanan padat. ASI memang masih diperlukan bayi, namun perkembangan
bayi tentu membutuhkan asupan gizi lainnya dari makanan pendamping ASI.
11
Nutrisi berikut ini akan membantu tumbuh kembang bayi mulai dari fisik
hingga perkembangan otaknya.
1. Zat besi
2. Zinc
Hampir sama seperti zat besi, nutrisi ini menjaga otak bayi untuk
terus berkembang dan bergerak. Zinc juga berfungsi untuk produksi sel
darah putih yang dapat melawan infeksi serta memastikan sel-sel tubuh
bertumbuh dengan baik. Jenis nutrisi ini, biasanya ada di dalam daging
sapi dan daging ayam.Biasanya makanan yang mengandung zat besi juga
mengandung zinc.
4. Omega-3
12
Berbagai penelitian juga mengungkapkan, omega-3 akan membantu
perkembangan kemampuan kognitif bayi. Lemak sehat ini pun,
membantu tubuh menyerap vitamin A dan E. Omega-3 bisa didapatkan
dari alpukat, salmon, tuna, minyak zaitun, dan lainnya.
5. Vitamin A, B, C dan E
Memasuki usia 6 bulan ke atas atau sampai awal usia balita, ASI bisa
tetap diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi hariannya. Akan tetapi,
pemberian ASI sebaiknya disertai juga dengan makanan padat. Pasalnya,
di usia 6 bulan sampai awal usia balita, ASI tidak dapat sepenuhnya lagi
memenuhi kebutuhan gizi harian anak.
Oleh karena itu, diperlukan bantuan dari makanan dan minuman
lainnya untuk mencukupi kebutuhan karbohidrat, lemak, protein, serat,
mineral, dan vitamin anak.
Protein: 18 gr
13
Lemak 36 gr
Karbohidrat 82 gr
Serat: 10 gr
Vitamin
Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
Vitamin D: 5 mcg
Vitamin K: 10 mcg
Mineral
Kalsium: 250 mg
Fosfor: 250 mg
Magnesium: 55 mg
Natrium: 200 mg
Kalium: 700 mg
Besi: 7 mg
14
harus mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI)
sejak usianya 6 bulan. Proses pengenalan dan pemberiannya pun harus
dilakukan secara bertahap.
Kaya akan gizi, yakni MP-ASI mampu mencukupi kebutuhan zat gizi
makro dan mikronutrien bayi dan balita.
Protein: 26 gr
Lemak 44 gr
Karbohidrat 155 gr
Serat: 16 gr
15
Air: 1200 mililiter (ml)
Vitamin
Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
Vitamin D: 15 mcg
Vitamin K: 15 mcg
Mineral
Kalsium: 650 mg
Fosfor: 500 mg
Magnesium: 60 mg
Natrium: 1000 mg
Kalium: 3000 mg
Besi: 8 mg
16
makanan yang sebaiknya ditingkatkan secara bertahap, tapi tetap
seimbang dan tidak berlebihan. Sebab kebutuhan zat gizi harian anak
menginjak usia balita ini sudah mulai meningkat. Hal ini dikarenakan
masa pertumbuhan anak di usia ini terbilang cepat dan disertai dengan
si kecil yang semakin aktif.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Anik Maryunani. Buku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Jakarta: Trans Info Media; 2019.
Dinkes Kab. Pesisir Selatan. Laporan Tahunan Program Kesehatan Ibu, Anak dan
KB Tahun 2018. In: Kesehatan, editor. Painan: Dinkes Kab. Pesisir Selatan;
2017.
Dinkes Kab. Pesisir Selatan. Laporan Tahunan Program Kesehatan Ibu, Anak dan
KB tahun 2018. In: Kesehatan, editor. Painan2018.
Dinkes Kab. Pesisir Selatan. Laporan Tahunan Program Kesehatan Ibu, Anak dan
KB tahun 2015. In: Kesehatan, editor. Painan2019.
Dinkes Prov. Sumbar. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat 2018. In:
Kesehatan, editor. Padang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat; 2018.
Dinkes Prov. Sumbar. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat 2017. In:
Kesehatan, editor. Padang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat; 2017.
Dinkes Prov. Sumbar. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat 2018. In:
Kesehatan, editor. Padang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat; 2018.
https://doktersehat.com/kebutuhan-nutrisi-bagi-bayi-dan-balita/
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/16845/16377;hubungan
19
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/16845/16377;hubungan
https://hellosehat.com/parenting/bayi/kebutuhan-gizi-bayi/#gref
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia In: Kesehatan, editor. Jakarta: Kemenkes
RI; 2018.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. In: Kesehatan, editor. Jakarta: Kemenkes
RI; 2018.
Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2017 In: Kesehatan, editor. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2017.
Marmi K, R,. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar; 2018.
Salido P. Pusat Data dan Informasi Tahun 2019. In: Kesehatan, editor. Kab. Pesisir
Selatan2019.
20