PEMENUHAN
GIZI BADUTA
Pembekalan Praktis dan Teoritis terkait
Pencegahan Stunting Kepada Petugas Lini
Lapangan dan Mitra Kerja terkait
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur
Pelatihan
Teknis
Agen
Pencegahan
JURUSAN GIZI Stunting
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN 2021
Tahun
2021
Tim Penyusun
Sutomo Rum Teguh Kaswari, SKM., M.Kes.
Endang Widajati, SST., M.Kes.
Juin Hadisuyitno, SST., M.Kes.
Maryam Razak, STP., M.Si.
Carissa Cerdasari, S.Gz., MPH., RD.
ii
Kata Pengantar
ii
Prakata
Tim Penyusun
iii
Daftar Isi
BAB I
iv
ANAK DAN STUNTING
2
sehingga ia mampu memberikan pengasuhan kepada anknya sampai
akhirnya si anak menjadi mandiri.
Stunting
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan
tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga,
anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan
memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan
makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Faktor lingkungan yang
berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi
ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan energi, pola
pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka
kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak. Selain faktor lingkungan,
juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi,
sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi. Gejala
stunting pada anak diantaranya :
Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki
efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek
3
meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan,
perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi
kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang
buruk. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan
toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Penyebab masalah stunting menurut para Ahli di bidang Gizi, antara lain:
1. Rendahnya akses terhadap makanan baik dari segi jumlah maupun
kualitas makanan.
Hasil penelitian kesehatan dan gizi di Indonesia menunjukkan bahwa
konsumsi makanan ibu hamil dan balita:
a. 1 dari 5 ibu hamil mengalami kurang gizi.
b. 7 dari 10 ibu hamil makan kurang energi dan protein
c. 7 dari 10 balita makan kurang energi
d. 5 dari 10 balita makan kurang protein
2. Pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik
pemberian makan pada bayi dan anak.
3. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan.
4. Rendahnya akses terhadap sanitasi dan air bersih.
Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun (periode 1000 Hari
Pertama Kehidupan) merupakan periode kritis terjadinya gangguan
pertumbuhan, termasuk perawakan pendek. Perbaikan status gizi ibu
sebelum hamil sangat penting dilakukan agar nantinya janin dapat tumbuh
dengan lingkungan yang baik. Pencegahan stunting pada anak dapat
dilakukan dengan cara:
1. Memperbaiki status gizi ibu sebelum hamil.
2. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.
3. Menghindari paparan asap rokok dan memenuhi gizi yang baik
selama masa kehamilan antara lain dengan menu sehat seimbang,
asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup.
4. Memenuhi gizi seimbang selama masa menyusui.
4
5. Melakukan kunjungan secara teratur setiap bulan ke posyandu
untuk pemantauan perkembangan berat badan, panjang badan, atau
hal-hal lain.
6. Mengikuti program imunisasi terutama imunisasi dasar.
7. Memberikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 bulan dan
pemberian MPASI yang memadai
5
BAB II
PANDUAN KONSUMSI MAKANAN SEHARI-HARI IBU MENYUSUI
6
Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan periode kritis terjadinya
gangguan pertumbuhan. Perbaikan status gizi ibu sebelum hamil sangat
penting dilakukan agar nantinya janin dapat tumbuh dengan lingkungan
yang baik. Menjaga status gizi ibu di masa menyusui agar ibu dapat
memberikan ASI eksklusif dan dilanjutkan hingga dua tahun, memberikan
MPASI yang memadai dan merawat anak dengan baik.
Berikut ini zat gizi penting yang dibutuhkan oleh ibu menyusui :
1. Protein.
Kebutuhan protein selama menyusui meningkat. Peningkatan
kebutuhan ini untuk pemulihan kondisi ibu pasca melahirkan,
mempertahankan kesehatan ibu serta untuk produksi ASI. Selain itu
7
protein diperlukan untuk pembentkan hormon prolaktin (untuk
memproduksi ASI) dan hormon oksitosin (untuk mengeluarkan ASI)
2. Zat besi.
Kebutuhan zat besi selama masa menyusui meningkat karena
digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru, membentuk
hemoglobin karena pada saat persalinan ibu mengalami kehilangan
darah. Kekurangan hemoglobin disebut anemia. Anemia dapat
membahayakan kesehatan ibu dan meningkatkan resiko kematian. Ibu
menyusui yang menderita anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan
zat besi selama kehamilan.
3. Vitamin A
Salah satu manfaat vitamin A untuk bayi adalah memperkuat daya
tahan tubuh agar lebih kuat melawan infeksi dan menjaga kesehatan
mata bayi.
4. Vitamin B1 (Thiamin) dan B2 (Riboflavin)
Kedua vitamin ini berfungsi untuk membantu ibu menyusui
memperoleh energi, serta mendukung tumbuh kembang dan
perkembangan saraf dan otak bayi.
5. Vitamin B3 (Niacin) dan Vitamin B6 (Piridoksin)
berfungsi untuk untuk menjaga kesehatan mata dan kulit, sementara
vitamin B6 berperan penting dalam menjaga kesehatan otak dan sistem
kekebalan tubuh.
6. Vitamin B9 (Asam folat) dan B12 (cyanocobalamine)
Kebutuhan asam folat meningkat karena digunakan untuk
pembentukan sel dan sistem saraf, termasuk sel darah merah. Vitamin
B9 atau folat dan vitamin B12 juga termasuk vitamin yang penting
untuk kesehatan ibu menyusui dan bayinya. Bagi ibu menyusui,
vitamin ini dapat meningkatkan jumlah dan kualitas ASI serta produksi
sel darah merah. Sedangkan bagi bayi, kedua jenis vitamin B ini
bermanfaat dalam pembentukan sel darah merah dan perkembangan
saraf otak, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mencegah anemia.
8
7. Vitamin C.
Vitamin C dibutuhkan oleh ibu menyusui untuk membantu penyerapan
zat besi, meningkatkan daya tahan tubuh ibu.
8. Vitamin D.
Vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium.
9. Iodium dan Zink
Zat yodium dalam ASI diperlukan untuk membentuk protein untuk
menunjang pertumbuhan fisik dan otak bayi usia 0-6 bulan. Makanan
tinggi yodium di antaranya ikan, seafood, rumput laut, garam, nanas,
stroberi dan kacang tanah. Seng (zinc) juga penting untuk
menghindarkan anak dari ADHD
10. Kalsium.
Kebutuhan kalsium meningkat pada saat menyusui karena digunakan
untuk meningkatkan produksi ASI yang mengandung kalsium tinggi.
Apabila konsumsi kalsium tidak mencukupi, maka ibu akan mengalami
pengeroposan tulang dan gigi, karena cadangan kalsium dalam tubuh
ibu digunakan untuk produksi ASI.
9
B. Batasi mengonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi, gula,
dan lemak.
Pembatasan konsumsi garam, gula, dan lemak dapat mencegah
hipertensi, diabetes mellitus, ataupun penyakit jantung dan pembuluh
darah.
C. Minum air putih yang lebih banyak
Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh secara
optimal. Air berfungsi membantu pencernaan, membuang racun,
sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan asam basa
tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Jumlah air yang dibutuhkan ibu
menyusui per hari adalah sekitar 850-1000 ml lebih banyak dari ibu
yang tidak menyusui, atau sekitar 3000 ml atau 12-13 gelas air.
Jumlah tersebut diperlukan untuk dapat memproduksi ASI sekitar
600-850 ml per hari.
Anjuran jumlah porsi untuk Ibu Menyusui menurut kecukupan energi
Bahan Usia 19 – 29 tahun Usia 30 – 49 tahun
Makanan (2550- 2650 kkal) (2450-2550 kkal)
Nasi 7-8p 6-7p
Sayuran 3p 3p
Buah 3p 3p
Tempe 3p 3p
Telur 3p 3p
Susu 1-2 gls 1-2 gls
Minyak 5-6p 5-6p
Gula 2p 2p
Air Putih 8 gls 8 gls
1 p Nasi = 100 g = ± 7 sendok makan
1 p telur = 40-50 g = ± 1 butir telur (ukuran sedang)
1 p tempe = 50 g = ± 1 potong sedang
1 p sayur = 75-100 g = ± ¾ gelas
1 gls Susu = 30 g tep susu = ± 3-3½ sendok makan + 180 cc air
1 p minyak = 5g = ± 1 sendok makan
10
BAB III
PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat
kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini
dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pola makan merupakan perilaku paling
penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena
kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan
mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan
individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk
pertumbuhan normal dan kecerdasan bayi dan anak. Gizi baik membuat
berat badan normal dan sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi,
produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan
kematian dini. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit
kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan
masyarakat perlu ditingkatkan ke arah konsumsi gizi seimbang. Keadaan
gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.
Secara umum penganekaragaman pangan, perilaku hidup bersih yang
diterapkan ibu, pemantauan berat badan merupakan pilar yang akan
menjaga anak dari masalah gizi terutama masalah kekurangan zat gizi.
1) Anekaragam Pangan
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan
mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru
lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh: nasi merupakan sumber utama
kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral; sayuran dan buah-buahan pada
umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan
protein; ikan merupakan sumber utama protein tetapi sedikit kalori.
Khusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan makanan tunggal
yang sempurna. Hal ini disebabkan karena ASI dapat mencukupi
11
kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta sesuai
dengan kondisi fisiologis pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh. Jadi
mengonsumsi makanan beragam tanpa memperhatikan jumlah dan
proporsinya tentu tidaklah benar. Beranekaragam dalam prinsip ini selain
keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang
seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan
secara teratur.
12
3. Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan
kuman penyakit anak dan orang sekitarnya; dan
4. Menjaga lingkungan tempat tinggal bersih serta tersedia air dalam
jumlah cukup dan aman.
3) Memantau Berat Badan Secara Teratur
Pemantauan berat badan (BB) menjadi bagian dari perilaku hidup di
setiap keluarga, sehingga dapat mengetahui lebih dini penyimpangan BB
dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan
langkah-langkah pencegahan dan penanganannya. Untuk bayi dan balita
indikator yang digunakan adalah perkembangan berat badan sesuai dengan
pertambahan umur. Pemantauannya dilakukan dengan menggunakan
Kartu Menuju Sehat dan berada di dalam pita hijau.
13
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai
secepatnya dengan cara segera setelah lahir bayi ditengkurapkan di dada
ibu sehingga kulit ibu melekat pada kulit bayi minimal 1 jam atau sampai
menyusu awal selesai.
Manfaat IMD yaitu sebagai berikut :
a. Dapat melatih keterampilan bayi untuk menyusu dan langkah awal
membentuk ikatan batin antara ibu dan bayi.
b. Dapat mengurangi stres pada bayi dan ibu.
c. Meningkatkan daya tahan tubuh berkat bayi mendapat antibodi dari
kolostrum
d. Dapat mengurangi risiko hipotermi dan hipoglikemi pada bayi
e. Dapat mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan
14
akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga merangsang pertumbuhan
bayi yang normal. Imunoglobulin A (Ig A), dan bersama dengan berbagai
sistem komplemen yang terdiri dari makrofag, limfosit, laktoferin,
laktoperisidase, lisozim, laktoglobulin, interleukin sitokin, merupakan zat
antibodi yang terkandung dalam Air Susu Ibu dan akan melindungi bayi
dari infeksi.
Segera setelah lahir, hendaknya bayi diletakkan pada dada ibu dan
mulai menyusu, meskipun yang keluar hanya sedikit cairan kolostrum
namun hal itu sangat bermanfaat juga untuk membiasakan bayi belajar
menyusu. Hal ini adalah permulaan dari rawat gabung, yaitu perawatan
ibu dan bayi bersama-sama sepanjang hari. Hormon prolaktin yang
konsentrasinya tinggi pada akhir kehamilan, dan estrogen-progesteron
(yang menghambat produksi ASI) turun bersama lahirnya plasenta, maka
ASI pun mulai diproduksi.
15
2. Berikan ASI eksklusif selama enam bulan dengan memantau
kecukupan.
3. Bila ASI eksklusif sudah diberikan dengan cara yang benar namun bayi
menunjukkan at risk of failure to thrive (gagal tumbuh) nilailah kesiapan
bayi untuk menerima Makanan Pendamping ASI.
4. Bila ASI eksklusif sudah diberikan dengan cara yang benar namun bayi
menunjukkan at risk of failure to thrive dan belum memiliki kesiapan
motorik untuk menerima Makanan Pendamping ASI, maka dapat
dipertimbangkan pemberian ASI donor yang memenuhi persyaratan.
Bila ASI donor tidak tersedia maka diberikan susu formula bayi.
B. Panduan Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak Usia 6-24 bulan
Pada bayi dan anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai
zat gizi semakin meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI
saja. Pada usia ini anak berada pada periode pertumbuhan dan
perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap infeksi dan secara fisik mulai
aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan
memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Untuk
mencapai Gizi Seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI), sementara ASI tetap diberikan sampai bayi
berusia 2 tahun. Kesiapan seorang bayi menerima makanan yang lebih
16
padat ditentukan oleh kesiapan fisik (oromotor, saluran cerna), serta
kesiapan psikologis. Menurut WHO (Global Strategy for Feeding Infant and
Young Children 2013), pemberian MP-ASI baiknya memenuhi 4 syarat:
1. Tepat waktu (timely), MPASI diberikan saat ASI eksklusif sudah tidak
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi
2. Adekuat (adequate), MPASI memiliki kandungan energi, protein, dan
mikronutrien memenuhi kebutuhan bayi sesuai usianya
3. Aman (safe) , MPASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang
higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan makan yang
bersih
4. Diberikan dengan cara yang benar (properly feed), MPASI diberikan
dengan memperhatikan sinyal rasa lapar dan kenyang seorang anak
17
penting. Demikian pula jumlahnya ditambahkan secara bertahap dalam
jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang.
3. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
World Health Organization (WHO) dalam Resolusi World Health
Assembly (WHA) nomor 55.25 tahun 2002 tentang Global Strategy of Infant
and Young Child Feeding melaporkan bahwa 60% kematian balita langsung
maupun tidak langsung disebabkan oleh kurang gizi dan 2/3 dari kematian
tersebut terkait dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada
bayi dan anak. Menyusui secara eksklusif selama 6 bulan merupakan salah
satu upaya pemerintah dalam rangka penurunan angka kematian bayi di
Indonesia.
Kebutuhan gizi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal sampai usia 6 bulan cukup dipenuhi hanya dari ASI saja karena
ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh kebutuhan gizi selama 6 bulan kehidupan. Pemenuhan
gizi merupakan hak dasar anak. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kesehatan dan gizi anak sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang
Dasar Tahun 1945 dan Perjanjian Internasional seperti Konvensi Hak Anak
(Komisi Hak Azasi Anak PBB, 1989, Pasal 24), yakni memberikan makanan
yang terbaik bagi anak usia di bawah 2 tahun. Untuk mencapai hal
tersebut, Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI dan MP-ASI
merekomendasikan pemberian makanan yang baik dan tepat bagi bayi dan
anak 0-24 bulan adalah:
1) Inisiasi menyusu dini segera setelah lahir minimal selama 1 jam;
2) PemberianASI eksklusif sampai usia 6 bulan;
3) Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan;
4) Meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih.
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi,
diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI berupa makanan padat atau cair
yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan
pencernaan bayi atau anak. Alasan MP-ASI diberikan mulai usia 6 bulan,
adalah pada usia 6-12 bulan, ASI hanya menyediakan ½ atau lebih
18
kebutuhan gizi bayi, dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 dari
kebutuhan gizinya sehingga MP-ASI harus segera diberikan mulai bayi
berusia 6 bulan.
Pada prinsipnya MP-ASI dapat diberikan dengan melihat tanda-
tanda bayi, antara lain jika bayi didudukkan kepalanya sudah tegak, bayi
mulai meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut, dan jika
diberikan makanan lumat bayi tidak mengeluarkan makanan dengan
lidahnya. Menurut European Society for Pediatric Gastrohepatology and
Nutrition (ESPGHAN), MP-ASI diperkenalkan antara usia 17 minggu – 26
minggu, tetapi tidak lebih lambat dari 27 minggu.
2. Jumlah
Jumlah makanan makanan yang diberikan harus sesuai dengan
kemampuan anak. Pada saat anak mulai belajar makan perhatikan
kemampuan menerima makanan baik jumlah maupun tekstur. Mulai
dengan 2-3 sendok makan makanan lumat dengan sesuai selera bayi,
kemudian ditingkatkan secara bertahap. Tingkatkan secara bertahap
sampai setengah mangkok ukuran 250ml, untuk usia 6-9 bulan. Umur 10-
12 bulan diharapkan mampu menghabiskan lebih dari ½ sampai ¾
mangkok ukuran 250ml. Setelah umur 1 tahun, porsi rata-rata 1 mangkok
ukuran 250ml.
3. tekstur
Pemilihan tekstur makanan sangat tergantung dari kemampuan anak
menelan dan mengunyah makanan. Tekstur yang tidak sesuai kemampuan
anak dalam mengunyah dan menelan dapat menyebabkan anak trauma
19
karena memiliki pengalaman makan yang tak menyenangkan. Sehingga
anak pada akhirnya menolak makanan tertentu.
Tahapan tekstur ini jangan terlalu cepet, tapi jangan terlalu lambat juga.
Waktu mulai makan umur 6 bulan, kasih bubur kental atau puree. Jangan
terlalu encer atau terlalu kental. Patokannya? Kalau MPASI-nya ditaro di
sendok, sendoknya dimiringin, itu puree/bubur gak langsung tumpah.
Setelah mulai makan beberapa minggu, sampai umur 9 bulan kasih bubur
yang lebih kental atau bubur saring. Mulai umur 9 bulan udah bisa dikasih
makanan cincang halus, yang penting tidak keras, dan mudah dijumput
anak. bagian2 yg sulit dikunyah seperti daging sap
4. Jenis,
Keberagaman makanan adalah kunci gizi seimbang, karena tidak ada
satupun bahan makanan yang mengandung semua zat gizi. Sejak umur 6
bulan mulai kenalkan semua variasi makanan: pangan pokok (serealia,
ubi), buah, sayuran, kacang-kacangan, dan sumber hewani.
5. Aktif
Pemberian makan secara aktif dan responsif terhadap bayi/anak. Baik ibu
dan anak secara bersama-sama memperhatikan makanan. Tidak
mengalikan perhatian dengan menyalakan televisi, atau mengajak berjalan-
jalan. Lakukan respon mata dan senyuman, mengucapkan kata-kata yang
positif sehingga suasana makan menjadi menyenangkan.
20
meningkatkan risiko alergi, meningkatkan risiko kehamilan ibu bila
frekuensi pemberian ASI kurang.
Hal yang perlu diperhatikan bila anak mulai makan MP-ASI adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan MP-ASI secara bertahap sesuai dengan usia anak, mulai
dari MP-ASI bentuk lumat, lembik sampai anak menjadi terbiasa dengan
makanan keluarga.
Makanan lumat yaitu sayuran, daging/ikan/telur, tahu/tempe dan
buah yang dilumatkan/disaring, seperti tomat saring, pisang lumat
halus, pepaya lumat, air jeruk manis, bubur susu dan bubur ASI
Makanan lembik atau dicincang yang mudah ditelan anak, seperti
bubur nasi campur, nasi tim halus, bubur kacang hijau
Makanan keluarga seperti nasi dengan lauk pauk, sayur dan buah
Dengan pola pemberian ASI dan MP-ASI seperti di bawah ini
Umur Makanan Makanan Makanan
ASI
(bulan) Lumat Lembik Keluarga
0–6
6–8
9 – 11
12 – 23
>24
b. MP-ASI yang diberikan pertama sebaiknya adalah makanan lumat
berbahan dasar makanan pokok terutama beras/tepung beras, karena
beras bebas gluten. Gluten merupakan bahan yang umumnya terdapat
dalam bahan makanan seperti gandum/terigu yang dapat menyebabkan
alergi
21
c. Bila bayi sudah mulai makan MP-ASI, bayi memerlukan waktu untuk
membiasakan diri pada rasa maupun bentuk makanan baru tersebut.
d. Mengenalkan aneka jenis buah, sayur, lauk sumber protein dalam MP-
ASI, bertahap sambil mengamati reaksi bayi terhadap makanan yang
diperkenalkan.
e. Ketika anak bertambah besar, jumlah yang diberikan juga bertambah.
Pada usia 12 bulan, anak dapat menghabiskan 1 mangkuk kecil penuh
makanan yang bervariasi setiap kali makan.
f. Memberikan anak makan 3x sehari dan 2x makanan selingan
diantaranya secara terjadwal
g. Memberikan makanan selingan terjadwal dengan porsi kecil, buah dan
kue kering.
h. Makanan selingan yang tidak baik adalah yang banyak mengandung
gula tetapi kurang zat gizi lainnya seperti minuman bersoda, jus buah
yang manis, permen, es lilin dan kue-kue yang terlalu manis.
i. Pedoman frekuensi dan jumlah MP-ASI untuk Bayi dan Anak Balita
seperti di bawah ini:
Umur Frekuensi Penjelasan
0-6 bulan ASI eksklusif sesuai keinginan anak, minimal 8 kali/hari
6-8 bulan Teruskan ASI 2-3 sendok makan penuh setiap kali
2-3 x makan makan dan tingkatkan porsi secara
lumat + 1-2 x perlahan sampai setengah ½ dari cangkir
makan selingan mangkuk ukuran 250 ml tiap kali makan
(jus
buah/sayur ) Berikan bubur susu, sari tomat, sari
jeruk, pisang lumat, pepaya lumat
7 bulan:
2-3 x 7 sdm peres
22
Umur Frekuensi Penjelasan
8 bulan:
3 x 8 sdm peres
9-11 bulan Teruskan ASI Teruskan ASI, berikan MP-ASI lebih padat
3-4 x makanan dan kasar (bubr, nasi tim , nasi lembek)
lembik + 1-2 x porsi ½ mangkuk ukuran 250 ml
makanan
selingan (buah Setiap hari berikan makanan
atau sayur 9 bulan:
sebagai finger 3 x 9 sdm peres
food)
10 bulan:
3 x 10 sdm peres
11 bulan:
3 x 11 sdm peres
12-23 Teruskan ASI Berikan makanan keluarga secara
bulan 3-4 x makanan bertahap sesuai kemampuan anak, porsi
keluarga + 1-2x ¾ - 1 mangkuk ukuran 250 ml atau 1/3
makanan porsi makan orang dewasa terdiri dari
selingan nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan berikan
selingan 2 kali diantara waktu makan
>24 bulan 3 x makanan Lebih 1 mangkuk ukuran 250 ml atau
keluarga + 2-3 1/3 atau ½ porsi makan orang dewasa,
x makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur,
selingan buah, dan berikan selingan 2-3 kali
diantara waktu makan
23
k. Untuk mendukung keberhasilan pemberian MP-ASI, di bawah ini
merupakan panduan atau tips agar pemberian MP-ASI dapat berjalan
dengan baik :
Pastikan kondisi anak sudah siap untuk makan
Pada dasarnya makan adalah proses belajar, jadi ibu/pengasuh
memberikan kesempatan anak untuk belajar bagaimana cara makan,
mencoba rasa dan tekstur makanan baru. Anak perlu belajar
mengunyah makanan, memindah-mindahkan makanan dalam mulut
dan menelannya
Pastikan makanan yang diberikan bersih dan bergizi agar anak
terhindar dari diare dan malnutrisi.
24
Selain itu mengikuti rekomendasi WHO yang benar yaitu:
Pemberian makan langsung kepada bayi oleh pengasuh dan
pendampingan untuk anak yang lebih tua.
Peka terhadap tanda lapar dan kenyang dan memberikan
makanan secara perlahan dan sabar.
Dorong anak untuk makan tanpa adanya paksaan. Berikan pujian
atau terima kasih kepada anak karena telah menghabiskan
makanannya.
Mencoba berbagai kombinasi makanan, rasa, tekstur serta cara
agar anak mau bila anak menolak banyak macam makanan.
Sesedikit mungkin distraktor selama makan Waktu makan
merupakan periode pembelajaran, pemberian kasih sayang
termasuk berbicara kepada anak disertai kontak mata.
Pada usia lebih dari dua tahun aktivitas anak makin meningkat,
kegiatan di luar rumah pun semakin banyak, interaksi dengan usia sebaya,
dengan anggota keluarga, kerabat, serta tetangga semakin bertambah
sehingga meningkatkan risiko anak menderita penyakit infeksi jika asupan
makanan tidak dijaga serta istirahat yang tidak cukup. Untuk mendukung
tumbuh kembang pada usia ini, pesan gizi seimbang untuk anak usia 24 –
60 bulan (2 – 5 Tahun) adalah sebagai berikut :
25
a. Membiasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama
keluarga
Dalam upaya memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan
agar anak makan secara teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan
atau makan pagi, makan siang dan makan malam. Selain makan utama
3 kali sehari anak usia ini juga dianjurkan untuk mengonsumsi
makanan selingan sehat. Untuk menghindarkan/mengurangi anak-
anak mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan tidak bergizi
dianjurkan agar selalu makan bersama keluarga. Sarapan setiap hari
penting terutama bagi anak-anak karena mereka sedang tumbuh dan
mengalami perkembangan otak yang sangat tergantung pada asupan
makanan secara teratur.
b. Mengonsumsi makanan kaya protein seperti ikan, telur, daging, susu,
tempe, dan tahu
Pertumbuhan anak membutuhkan pangan sumber protein dan sumber
lemak kaya Omega 3, DHA, EPA yang banyak terkandung dalam ikan.
Anak-anak dianjurkan banyak mengonsumsi ikan dan telur karena
kedua jenis pangan tersebut mempunyai kualitas protein yang baik.
Tempe dan tahu merupakan sumber protein nabati yang kualitasnya
baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika memberikan
susu kepada anak, tidak perlu menambahkan gula pada saat
menyiapkannya. Pemberian susu dengan kadar gula yang tinggi akan
membuat selera anak terpaku pada kadar kemanisan yang tinggi. Pola
makan yang terbiasa manis akan membahayakan kesehatannya di masa
yang akan datang.
c. Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Sayuran dan buah-buahan adalah pangan sumber vitamin, mineral dan
serat. Vitamin dan mineral merupakan senyawa bioaktif yang tergolong
sebagai antioksidan, yang mempunyai fungsi antara lain untuk
mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar
pencernaan dan dapat mencegah dan menghambat perkembangan sel
kanker usus besar.
26
d. Membatasi konsumsi makanan selingan yang terlalu manis, asin dan
berlemak.
Pangan manis, asin dan berlemak dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit kronis tidak menular seperti tekanan darah tinggi,
hiperkolesterol, hiperglikemia, diabetes mellitus, dan penyakit jantung.
e. Minum air putih sesuai kebutuhan.
Sangat dianjurkan agar anak-anak tidak membiasakan minum
minuman manis atau bersoda, karena jenis minuman tersebut
kandungan gulanya tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan cairan sehari
hari dianjurkan agar anak-anak minum air sebanyak 1200-1500 ml
air/hari.
f. Membiasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik setiap
hari. Perkembangan teknologi mainan dan kemudahan akses anak pada
permainan dengan teknologi canggih (electronic game) tanpa aktivitas
fisik, dapat menimbulkan kegemukan dan gangguan perkembangan
mental serta psikomotorik anak. Permainan tradisional dan bermain
bersama teman penting untuk anak-anak karena dapat melatih dan
menstimulasi kemampuan sosial dan mental anak. Selain itu,
permainan tradisional dan bermain bersama dan melakukan aktivitas
fisik dalam bentuk permainan dapat mengusir rasa bosan pada anak
dan merangsang perkembangan kreativitasnya. Hal ini akan
mendukung tumbuh kembang dan kecerdasan anak.
27
anak malah tidak mau makan sama sekali atau sering disebut GTM
(Gerakan Tutup Mulut). Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah GTM pada baduta, antara lain :
1. Disiplin memberi makan kepada anak sesuai jadwal agar dia
terbiasa.
2. Biasakan anak untuk makan sambil duduk, tidak sambil berlari
atau bermain.
3. Budayakan makan bersama dalam keluarga untuk memberi contoh
pada baduta.
4. Perkenalkan berbagai jenis dan bahan makanan sesuai usia
dengan rasa alami agar anak tidak memilih makanan saat besar
(picky eater).
5. Tanamkan dalam diri anak bahwa makan makanan bergizi itu
membuat badan kita sehat, terutama konsumsi sayur dan buah.
28
5. Berikan porsi - porsi kecil, biarkan anak menentukan jumlah
makanan yang ingin mereka makan. Berikan cemilan sehat seperti
potongan buah di antara jadwal makan
6. Beri pujian setiap suapan agar anak senang
7. Hindari memberikan makanan ringan atau cemilan manis dengan
dalih memancing nafsu makan anak, cemilan itu justru akan
membuat anak kenyang dan tidak mau makan
8. Jangan memaksakan anak makan dengan rapi
9. Kurangi hal - hal yang dapat mengalihkan perhatian anak
Meskipun pada akhirnya hanya sedikit makanan yang dimakan oleh
baduta, tetap lebih baik daripada tidak sama sekali. Jangan khawatir anak
akan kekurangan gizi karena makan dalam porsi kecil, sepanjang orang tua
menyajikan makanan yang sehat dan bergizi. Menurut penelitian, anak -
anak dapat memperkirakan banyaknya makanan yang perlu mereka
konsumsi lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa. Tugas orang tua
adalah memastikan sedikit makanan tersebut tetap memiliki nilai gizi yang
tinggi sehingga dapat mengakomodasi proses tumbuh kembang anak.
g. Anjuran jumlah porsi menurut kecukupan energi
Bahan Makanan Anak Usia 1-3 tahun (1125 kkal)
Nasi 3p
Sayuran 1,5p
Buah 3p
Tempe 1p
Daging 1p
ASI Dilanjutkan hingga 2 tahun
Susu 1p
Minyak 3p
Gula 2p
PERMASALAH/
PENJELASAN
PERTANYAAN
29
MP-ASI? dan bayi menghadapi situasi yang tidak
memungkinkan, ASI boleh diganti susu
formula cukup 1 gelas sehari untuk bayi di
bawah 2 tahun. Perlu dicatat bahwa susu
kental manis bukan pilihan susu yang
dianjurkan untuk anak.
Berapa banyak susu Untuk anak usia di 1-2 tahun, cukup 1 gelas
formula yang boleh sehari. Sedangkan anak usia 2 tahun atau
diberikan kepada anak lebih, cukup 2 gelas sehari. Kebutuhan gizi
usia dini setiap hari untuk lainnya akan terpenuhi dari makanan lain.
memenuhi kebutuhan Terutama anak usia 2 tahun ke atas sudah
gizinya? mengkonsumsi makanan orang dewasa /
menu yang lebih kompleks, yang disesuaikan
teksturnya.
30
Seimbangkan juga dengan protein nabati dari
kacang, tahu atau tempe.
Anak saya tidak suka tahu Selai kacang memang berasal dari kacang,
tempe, tapi suka makan akan tetapi telah mengalami proses
roti dengan selai kacang. pengolahan sehingga mengandung gula tinggi
Tidak apa kan karena yang jika dikonsumsi terlalu sering bisa
sama - sama mengandung meningkatkan risiko obesitas pada anak.
protein? Sebaiknya tetap batasi konsumsi selai kacang
dan cari olahan kacang lain yang lebih sesuai
dengan selera anak.
Lebih baik mana, anak Pada dasarnya keduanya sama saja. Selama
makan porsi kecil namun gizi seimbang setiap porsinya diperhatikan
sering atau porsi besar 3 dengan baik, maka tidak akan mengganggu
kali sehari? tumbuh kembang anak. Poin penting adalah
anak mau makan, jadi biarkan anak
menentukan porsi makan sesuai
kebutuhannya.
Anak saya kok tidak bisa Bunda, gemuk bukan indikator kesehatan
gemuk dan anak. Justru apabila terlalu gemuk akan
menggemaskan seperti berbahaya bagi anak. Gizi seimbang diberikan
teman seusianya padahal agar anak tumbuh sehat. Anak yang sehat
saya sudah berikan adalah anak yang proses tumbuh
makanan bergizi? kembangnya lancar sesuai usianya. Coba
Bunda amati lagi, anak Bunda yang sudah
bisa mengoceh juga menggemaskan kok.
Anak saya alergi susu sapi Apabila memang tidak memungkinkan untuk
dan sudah tidak menyusu memberikan ASI lagi dan anak alergi susu
lagi pada saya, saya harus sapi, bisa diganti dengan susu kedelai.
bagaimana? Namun hanya jika tidak ada opsi lainnya dan
tidak diberikan secara berlebihan.
31
BAB IV
MENYIAPKAN MAKANAN SEHAT DAN AMAN UNTUK BAYI-ANAK
32
2. Ikan Segar
Warna kulit terang,cerah dan tidak lebam
Sisik menempel kuat sehingga sulit dilepas
Bola mata cembung dan cemerlang serta korneanya masih bening
Daging kenyal atau elastis, bila ditekan tidak berbekas
Insang berwarna merah segar dan tidak berbau
Bila ditaruh di air ikan akan tenggelam dalam air
3. Telur
Kulit masih utuh/tidak retak
Jika diteropong (candling) terlihat terang
Tidak berbunyi jika digoyang
Telur akan tenggelam dalam air
Tidak terdapat noda atau kotoran pada kulit
4. Buah-buahan
Keadaan fisiknya baik, isinya penuh, kulit utuh, tidak rusak atau
kotor
Isi masih terbungkus kulit dengan baik
Warna sesuai dengan bawaannya, tidak ada warna tambahan, warna
buatan (karbitan)
Tidak ada cairan lain selain getah aslinya
Bebas residu pestisida
5. Sayuran
Daun, buah atau umbi dalam keadaan segar, utuh atau tidak layu
Kulit buah atau umbi utuh dan tidak rusak/pecah
Tidak ada bekas gigitan hewan , serangga atau manusia
Bebas dari tanah atau kotoran lainnya
Bebas residu pestisida
6. Susu segar
Warnanya putih sampai sedikit kekuningan (akibat larutan zat
karoten dlm lemak susu)
Cairan konstan dan tidak menggumpal
Aroma khas susu, tidak bau asam, tengik atau bau amis
Tidak terdapat lendir
33
Ada sedikit rasa manis dr laktosa (gula susu)
Jika dimasak akan terbentuk lapisan busa lemak (foam)
Berat jenis lebih tinggi dari air (1,027 - 1,031).
Suhu Penyimpanan Bahan Makanan
Suhu dan umur simpan
Jenis bahan makanan
≤ 3 hari ≤ 1 minggu >1 minggu
Daging, ikan, udang, &
-5 - 0°C -10 – -5°C < -10°C
olahannya
Telur, susu, & olahannya 5 - 7°C -5 - 0°C <-5°C
Sayur, buah, & minuman 10°C 10°C 10°C
25°C atau 25°C atau 25°C atau
Tepung dan biji-bijian
suhu ruang suhu ruang suhu ruang
B. Memasak untuk Makanan Bayi dan Anak yang Sehat dan Aman
Kesehatan anak dapat dicapai melalui pemberian makanan yang
sesuai kebutuhan gizi bayi dan anak, yaitu makanan yang komposisi bahan
makanannya secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Makanan dan minuman yang sehat perlu diperkenalkan sejak anak
masuk ke makanan keluarga. Bentuk, konsistensi, porsi disesuaikan
dengan usia anak. Untuk membentuk perilaku makan yang mendukung
kesehatan anak peran orang tua khususnya ibu sangat diperlukan yakni
sedapat mungkin menyiapkan, mengolah serta menyajikan sendiri
makanan minuman untuk putra putrinya. Bila terpaksa ibu harus membeli
maka ibu dapat memilih makanan minuman yang sehat untuk anak-anak
mereka. Dalam proses menyiapkan dan mengolah bahan makanan menjadi
berbagai hidangan dapat menyebabkan sejumlah kehilangan zat gizi.
Untuk mempertahankan kandungan gizi ataupun meminimalkan
kehilangan kandungan gizi suatu bahan makanan terdapat sejumlah
tindakan yang harus dilakukan ibu dalam memasak, antara lain :
1. Mencuci beras 1-2 kali tanpa harus diremas-remas.
2. Mencuci sayur dan buah seutuh mungkin, setelah itu baru dipotong
sesuai dengan selera.
34
3. Tidak mematangkan sayur secara kelebihan yang dicirikan dengan
perubahan warna sayur menjadi lebih pucat atau tekstur sayur menjadi
sangat lunak.
4. Memasak lauk pauk dengan cara direbus dengan air secukupnya, atau
ditim.
5. Menggunakan bahan makanan segar, menghindari penggunaan bahan
makanan yang telah diawetkan
6. Membatasi atau tidak menggunakan bahan tambahan pangan seperti
penyedap rasa/penguat rasa.
2. Jaga Kebersihan
Tidak semua bakteri menyebabkan penyakit, namun bakteri berbahaya
banyak ditemukan di tanah, air, hewan dan manusia. Bakteri bisa terbawa
oleh tangan, kain pembersih serta peralatan dapur khususnya papan
pemotong makanan yang secara tidak sengaja akan mencemarkan
makanan.
35
Untuk itu dianjurkan :
Cuci tangan dengan air bersih sebelum dan sesudah menyiapkan
makanan
Cuci tangan dengan air bersih setelah buang air kecil dan besar
Cuci bersih peralatan yang akan digunakan untuk menyiapkan
makanan
Jaga kebersihan dapur dan lindungi makanan dari serangga, tikus
dan hewan lainnya
36
Panaskan kembali terlebih dahulu makanan yang telah dimasak,
sebelum dikonsumsi kembali.
37
SUMBER PUSTAKA
Aryono Hendarto, 2018, Best Practice Pemberian Makanan Bayi dan Anak,
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM
Alodokter 2020, Ragam Vitamin Ibu Menyusui Agar ASI Lancar. Disitasi dari
https://www.alodokter.com/ragam-vitamin-ibu-menyusui-agar-asi-
lancar-dan-berkualitas. Dikunjungi pada tanggal 31 Mei 2021
Bjarnadottir, Adda. 2019. Oats 101: Nutrition Facts and Health. Disitasi dari
https://www.healthline.com/nutrition/foods/oats. Dikunjungi pada
21 April 2021.
Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food: Gizi untuk Keluarga. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas
Doddy Izuwardy, 2018, Praktik Pemberian Makanan Bayi Dan Anak (PMBA)
Untuk Perubahan Perilaku Pemenuhan Asupan Gizi Anak Dalam
Upaya Pencegahan Stunting
38
Persagi, 2006, Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan
Manusia, Jakarta : Primamedia Pustaka
Pusdiklat BKKBN. 2020. Kesehatan & Gizi Ibu Hamil & Anak Usia Dini.
Jakarta: Pusdiklat BKKBN.
Sisca Soewitomo, 2015, Kue Gurih Isi Snaks Box, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama
Sisca Soewitomo, 2017, 210 Resep Untuk Sarapan Pagi, Makan Siang,
Makan Malam, dan Hidangan Selingan, Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama
Tuti Soenardi, 2008, 100 Resep Makanan Sehat Untuk Balita, Jakarta,
Gramedia Pustaka Utama
39
40