MUKTAHIR
(IPTEK)
OLEH :
INDAH MASRI
182110099
DIII GIZI 3A
TAHUN AJARAN
2020/2021
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas berdasarkan materi dan literatur yang sudah
dikirimkan serta literatur lain yang anda cari sendiri!
1. Apa yang di maksud dengan 1000 HPK ? Jelaskan mengapa 1000 HPK itu penting?
Jawab :
1000 hari pertama kehidupan adalah periode percepatan tumbuh kembang
yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hinggan anak berusia 2 tahun
periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam
kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
1000 HPK itu penting sebab pada 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan
periode kritis tumbuh kembang dan penentu kualitas kesehatan seumur hidup. Pada
saat 1000 HPK ini hampir seluruh organ penting dan sistem tubuh semuanya selesai
dibentuk, dan jika terjadi gangguan pada saat 1000 HPK maka akan memebrikan efek
jangka pendek berupa gangguan organ metabolik,pertumbuhan otak dan fisik yang
tidak optimal yang akan memberikan efek jangka panjang berupa menurunkan
kualitas kognitif dan pendidikan yang dapat menurunkan kualitas sumber daya
manusia, stunting/pendek, dan penyakit degeneratif.
Dan untuk provinsi sumatera barat proporsi balita sangat pendek dan pendek (TB/U)
masih berada pada angka 30,8%, yang menunjukkan masih tigggi nya angka stunting
di sumatera barat.
Berdasarkan data PSG 2017 indeks TB/U :
Nasional Umur 0-23 bulan :
Sangat pendek : 6,9%
Pendek : 13,2%
Nasional Umur 0-59 bulan :
Sangat pendek : 9,8%
Pendek : 19,8%
Dari data PSG 2017 disebutkan masalah balita pendek lebih banyak terjadi
pada kelompok balita umur 0-59 bulan
Sedangkan untuk wilayah sumbar :
Umur 0-23 bulan
Sangat pendek : 6,3%
Pendek : 12,3%
Umur 0-59 bulan
Sangat pendek: 9,3%
Pendek : 21,3%
Dari data PSG 2017 wilaya sumbar untuk masalah balita pendek lebih banyak
terjadi pada kelompok balita umur 0-59 bulan
Dari kedua data tadi dapat disimpulkan jika prevalensi balita sangat pendek dan
pendek (TB/U) masih tinggi secara nasional maupun diwilayah sumbar.
(sumber : data riskesdas 2018 dan data PSG 2017)
5. Stunting dapat disebabkan secara langsung oleh kurangnya asupan zat gizi secara
kronik dan penyakit infeksi. Jelaskan bagaimana mekanisme hubungan antara
defisiensi zat gizi dan penyakit infeksi dengan kejadian stunting?
Jawab :
Asupan zat gizi yang menjadi faktor risiko terjadinya stunting dapat
dikategorikan menjadi 2 yaitu asupan zat gizi makro atau mkronutrien dan asupan zat
gizi mikro atau mikronutrien. asupan zat gizi makro yang paling mempengaruhi
terjadinya stunting adalah asupan protein, sedangkan asupan zat gizi mikro yang
paling mempengaruhi kejadian stunting adalah asupan kalsium, seng, dan zat besi.
Sebagai mana zat gizi tersebut sangat penting untuk pertumbuhan anak,berpengaruh
pada perkembangan otak,tulang dan otot. Kekurangan zat gizi tersebutlah yang
menyebabkan anak menderita stunting.
Kekurangan asupan zat gizi ini akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh anak,
rentan terkena penyakit infeksi berulang dan meningkatkan kebutuhan metabolik serta
anak rentan kekurangan zat gizi yang akhirnya berpeluang terjadinya stunting pada
anak.
(sumber : e-book epidemiologi stunting komplit dan buletin stunting 2018)
6. Penyebab tidak langsung kejadian stunting, diantaranya adalah pemberian ASI
ekslusif, sanitasi lingkungan, pola asuh anak dan stimulasi. Jelaskan bagaimana
hubungannya dengan kejadian stunting ?
Jawab :
Pemberian ASI-ekslusif kepada bayi akan meningkatkan sistem imun dan
dengan kebutuhan gizi bayi tercukupi sehingga dapat mencegah stunting pada anak.
kondisi sosial ekonomi dan sanitasi tempat tinggal juga berkaitan dengan terjadinya
stunting.
Kondisi ekonomi erat kaitannya dengan kemampuan dalam memenuhi asupan
yang bergizi dan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan balita. Sedangkan sanitasi
dan keamanan pangan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit infeksi.
Sedangkan pola asuh dan stimulasi akan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
ibu mengenai penyediaan makanan,pola pemberian makan anak yang baik sehingga
dapat meningkatkan status gizi anak dan pola asuh seperti bagaimana ibu memberikan
contoh makanan yang baik kepada anaknya sehingga anak memiliki asupan yang baik
dan terhindar dari stunting.
( sumber ; buletin stunting 2018 dan jurnal gizi indonesia tahun 2015)
Dengan mempersipakan calon orang tua yang baik, yaitu mempersiapkan dari
pengetahuan dari calon orang tua, dan juga mempersiapkan faktor sosial ekonomi guna
mencegah terjadinya stunting.
Pendidikan gizi formal dan pendidkan gizi non formal dimana perlu adanya peran dari
pemerintah dan masyarakat dalam menyampaikan materi tentang gizi sehingga masalah
stunting bisa diatasi.