KECAMATAN CIDAUN
KABUPATEN CIANJUR
JAWA BARAT
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..
I. PENYEBAB STUNTING………………………….…………………….
BAB IV KESIMPULAN…………………………………….………………………
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
oleh negara. Hal ini disebabkan perlu adanya kerjasama berbagai pihak
yang diinginkan.
Stunting merujuk pada kondisi dimana tinggi badan anak lebih pendek
daripada tinggi badan anak yang seumurnya. Kondisi ini terjadi lantaran
kekurangan gizi dalam waktu lama pada masa 1000 hari pertama kehidupan
sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Kekurangan gizi pada masa
tersebut akan berdampak panjang dan pada banyak hal berupa dampak
untuk masalah kesehatan adalah anak akan rentan terserang penyakit yang
stunting adalah masalah ekonomi yang ditandai dengan rendahnya daya beli
ditingkat rumah tangga yang menjadikan rendahnya asupan gizi. Selain itu,
ketersediaan sarana air bersih dan akses pelayanan kesehatan yang kurang
stunting. Semua lini digerakkan mulai dari tim kesehatan, bidan desa, kader
pekerjaan multi sector, selain tim kesehatan juga harus melibatkan sector
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam
rentang yang cukup waktu lama, umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi (WHO, 2006). Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun
Bagi UNICEF, seorang anak dikatakan mengalami stunting apabila tinggi badan dan panjang
tubuhnya minus 2 dari standar Multicentre Growth Reference Study atau standar deviasi
Selain itu, Kementerian Kesehatan RI menyebut stunting adalah anak balita dengan nilai z-
skor nya kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3SD (severely stunted).
Tabel grafik ini bisa dijumpai di buku kesehatan ibu dan anak.
I. Penyebab Stunting
Situs Adoption Nutrition menyebutkan, stunting berkembang dalam jangka panjang karena
makanan saat ini tidak memadai. Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di masa lalu
seorang.
Penyebab Stunting merupakan faktor multi dimensi. Intervensi paling menentukan pada
1.000 HPK (1000 Hari Pertama Kehidupan). Berikut adalah faktor-faktor yang menjadi
penyebab stunting:
a. Faktor Langsung:
2. Penyakit Infeksi
1. Ketersediaan Pangan
4. BB Lahir
6. ASI Eksklusif
7. MP ASI
Gejala yang dapat dilihat ketika balita bermasalah dengan stunting adalah:
2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil dari usianya
Diakibatkan oleh asupan gizi yang kurang, mencegah Stunting tentu dapat dilakukan dengan
memenuhi kebutuhan gizi yang sesuai. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana
jalan yang paling tepat agar kebutuhan gizi dapat tercukupi dengan baik?
Dampak Stunting umumnya terjadi karena diakibatkan oleh kurangnya asupan nutrisi pada
1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia
2 tahun.
Jika pada rentang waktu ini, gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan
memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek
dan gangguan sistem pembakaran. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas,
Oleh karena itu, upaya pencegahan baiknya dilakukan sedini mungkin. Pada usia 1.000 hari
pertama kehidupan, asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil.
Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dirinya, asupan nutrisi yang baik juga
Lebih lanjut, pada saat bayi telah lahir, penelitian untuk mencegah Stunting menunjukkan
bahwa, konsumsi protein sangat mempengaruhi pertambahan tinggi dan berat badan anak di
atas 6 bulan.
Anak yang mendapat asupan protein 15 persen dari total asupan kalori yang dibutuhkan
terbukti memiliki badan lebih tinggi dibanding anak dengan asupan protein 7,5 persen dari
badan. Sementara anak usia 1 – 3 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 g/kg berat
badan. Jadi, pastikan si kecil mendapat asupan protein yang cukup sejak ia pertama kali
▪ Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah
sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan
pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua. Semua hal tersebut dapat
menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, produktifitas, juga daya saing bangsa
di pasar global.
Beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan agar dapat mencegah stunting adalah:
1. Berikan anak gizi seimbang agar tubuhnya bisa bertambah tinggi dan juga untuk
perkembangan otak anak. Melalui nutrisi yang cukup dan seimbang pertumbuhan dan
2. Melakukan aktivitas fisik, minimal olahraga 30 menit setiap hari. Aktivitas fisik
metabolisme di dalam tubuh, sehingga tubuh bisa menjadi lebih sehat untuk
3. Bimbing anak untuk mendapat istirahat yang cukup dengan tidak tidur larut.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat secara maksimal terjadi ketika anak
dalam keadaan tidur, sehingga anak membutuhkan jam tidur yang cukup untuk
BAB III
TEMUAN LAPANGAN
Desa Cibuluh Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur merupakan salah satu desa yang
merupakan lokus stunting sejak tahun 2018 dengan angka cukup tinggi yakni 12, 83 %.
Wilayah desa yang cukup luas dengan dataran yang cukup ekstrim membuat desa
hidup bersih sehat (PHBS) yang tidak diterapkan dan pola asuh menjadi faktor desa
Menggandeng tim dari puskesmas kecamatan, tim kesehatan desa Cibuluh beserta para
kader melakukan beberapa hal untuk menekan pertumbuhan stunting di Desa Cibuluh,
yaitu:
kemungkinan bisa terjadi seperti cara mengukur yang salah dari kader dan
Sosialisasi pemenuhan gizi dilakukan ke setiap orangtua oleh tim gizi puskesmas
kepada anak balita berupa penjelasan mengenai jenis makanan, bagaimana cara
pengolahan yang tepat, dan waktu pemberian makanan yang baik agar dapat
Para orangtua diberikan kuesioner untuk menggali bagaimana pola asuh dan
cara pemenuhan gizi yang dilakukan orangtua kepada anak Balita. Selain itu,
orangtua juga bisa sambil diberikan pemahaman mengenai pola asuh yang baik
dilakukan oleh bidan desa didampingi tim PKK desa dan kader posyandu agar
terhadap Balita mereka sehingga orangtua tidak merasa sendiri dan bisa
Dalam hal ini posyandu sebagai pos pelayanan kesehatan yang paling dekat
memperoleh air bersih layak pakai. Dalam hal ini pemanfaatan dana desa
Dengan beberapa hal yang dilakukan di atas, prevalensi stunting di desa cibuluh
kecamatan cidaun terjadi penurunan setiap tahunnya, data terakhir untuk 2021
sebesar 7,62%.
BAB IV
KESIMPULAN
2. Setiap lini mulai dari tim desa, tim kesehatan, tim gizi, tim kesehatan
lingkungan, tim pangan, tim pekerjaan umum, tim ekonomi, memiliki peran
stunting.
5. Sanitasi yang baik, perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan juga pemenuhan
DAFTAR PUSTAKA