Oleh:
IIN EVA SUYANTI
1. JUDUL
“Pentingnya Mengetahui Stunting Sebagai Masalah Tumbuh Kembang Anak Dan Upaya
Dalam Penanganannya ”
2. LATAR BELAKANG
Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang menentukan masa
depannya, dan pada periode itu anak Indonesia menghadapi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan yang serius sebagai akibat dari stunting.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah 5 tahun (balita) akibat
kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang terlihat
dari panjang atau tinggi badan di bawah standar anak seumurnya (Kementerian Kesehatan,
2018). Stunting merupakan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang
dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
Stunting dapat meningkatkan risiko kematian pada anak, serta mempengaruhi fisik dan
fungsional dari tubuh anak. Stunting dapat mengakibatkan anak tidak mampu mencapai
potensi genetik, mengindikasikan kejadian jangka panjang dan dampak kumulatif dari
ketidakcukupan konsumsi zat gizi, kondisi kesehatan dan pengasuhan yang tidak
memadai. Selain itu, stunting pada awal masa kanak-kanak dapat menyebabkan gangguan
intelligence Quotient (IQ), perkembangan psikomotor, kemampuan motorik, dan integrasi
neurosensory. Selain itu, anak yang mengalami retardasi pertumbuhan pada masa dewasa
memiliki konsekuensi penting dalam hal ukuran tubuh, performa kerja dan reproduksi, dan
risiko penyakit kronik (Agustina, 2020).
Tingginya kasus stunting ini berdampak pada munculnya gangguan pada pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi yang kronis (Bastiandy, 2018). Begitupun di
negara Indonesia kasus stunting ditahun 2022 mencapai angka 21.6 %, berdasarkan data
tersebut pemerintah berupaya melakukan percepatan penurunan angka stunting yang
dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi,
dan sinkronisasi diantara pemangku kepentingan. Perpres ini merupakan pengganti
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi. Upaya ini telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sejak 2018, diawali dengan
peluncuran Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Penurunan Stunting yang meliputi 5
pilar yang diharapkan nantinya upaya-upaya yang dilakukan dapat mengatasi masalah
stunting yang ada di Indonesia dengan menargetkan ditahun 2024 kasus stunting bisa
mengalami penurunan hingga berada pada angka 14 %.
3. URAIAN MATERI HASIL STUDI MENDALAM
Usia dini merupakan periode keemasan, sekaligus masa kritis dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa-masa usia dini merupakan
faktor determinan atau penentu kesuksesan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada
masa-masa berikutnya. Stunting merupakan salah satu permasalahan pada usia dini yang
terkait dengan nutrisi, dan dihadapi oleh banyak negara di dunia, terutama negara-negara
miskin maupun berkembang salah satunya adalah negara Indonesia. WHO menetapkan
bahwa stunting menjadi masalah kesehatan masyarakat, apabila prevalensi atau angka
kejadiannya 20% atau lebih. Stunting merupakan masalah serius, karena dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada otak, sehingga dampak stunting tidak hanya
dirasakan oleh individu yang bersangkutan, tetapi juga pada kemajuan dan ekonomi suatu
negara.
Pengertian Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat
gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Beberapa pakar memberikan definisi stunting berbeda-beda meskipun kesimpulannya
intinya merujuk pada hal yang sama. Menurut dr. Fatimah Hidayati, Sp.A, stunting adalah
kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau dengan kata
lain, tinggi badan anak di bawah standar. Menurut dr. Endy Paryanto Prawirohartono,
Sp.A(K) dan Rofi Nur Hanifah P., S.Gz. dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, stunting adalah
masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu lama.
WHO, 2015, mendefinisikan stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai
dengan panjang atau tinggi badannya yang berada di bawah standar. Selanjutnya, menurut
WHO, 2020, stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi
badan yang kurang dari -2 standar deviasi (SD), pada kurva pertumbuhan WHO, yang
terjadi dikarenakan kondisi irreversible, akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat (tidak
cukup), dan/atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 HPK
Menurut Peraturan Presiden No. 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting,
didefinisikan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Definisi terbaru dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan RI, 2023, yang disebut sebagai pendek adalah panjang badan/ tinggi badan tidak
sesuai dengan anak seusianya (dibawah garis -2SD pada kurva pertumbuhan PB atau TB/U.
(Materi Pemantauan Pertumbuhan, Kementerian Kesehatan RI, 2023:33). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa anak dikategorikan stunting apabila tinggi badannya di
bawah standar anak seusianya, dan terjadinya akibat kekurangan gizi kronis
(berkepanjangan) selama 1000 hari pertama kehidupan.
CIRI-CIRI STUNTING
Stunting memiliki ciri Tubuh anak yang pendek (tidak sesuai dengan standar tinggi badan
anak menurut usia) namun Anak yang berperawakan pendek belum tentu stunting tetapi,
anak yang stunting pasti berperawakan pendek
Apabila anak mengalami stunting dan tidak ditangani dengan tepat, risiko yang dapat terjadi
yakni Perlambatan pertumbuhan tulang dan gigi , Keterlambatan perkembangan kognitif
dan motorik, Wajah tampak lebih muda dari usianya, Keterlambatan pertumbuhan gigi,
Keterlambatan menstruasi pada perempuan, Rentan mengalami penyakit serta obesitas.
DAMPAK STUNTING
Stunting memiliki dampak jangka panjang ketika anak menjadi dewasa, apabila tidak dicegah
maupun ditangani sejak dini. Dampak tersebut antara lain:
5. DAFTAR PUSTAKA
Modul Stunting Sebagai Masalah Tumbuh Kembang, Diklat Teknis PPS Melalui PAUD HI
Tahun 2023
Paparan Modul Stunting Sebagai Masalah Tumbuh Kembang, Diklat Teknis PPS Melalui
PAUD HI Tahun 2023
Buku Pedoman Diklat Teknis Percepatan Penurunan Stunting Bagi Guru Paud Melalui
Guru Belajar Dan Berbagi, 2021