BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
perkembangan mental juga merupakan dampak lain pada anak yang mengalami
stunting (WHO, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Picauly dan
Toy tahun 2013 di Kota Kupang, anak stunting pada
pada umumnya memiliki prestasi
belajar kurang yaitu sebesar 41,18% dan setiap penurunan status gizi Tinggi
Badan menurut Umur (TB/U) anak sebesar 1 SD, maka prestasi belajar anak akan
turun sebesar 0,444 (Picauly dan Toy, 2013). Anak yang mengalami stunting
dalam 2 tahun pertama setelah kelahiran akan menyebabkan gangguan kesehatan,
rendahnya prestasi di sekolah dan meningkatkan resiko penyakit degeneratif
(Bloem, 2013).
1
jika angka kejadiannya lebih dari 20% (Kemenkes, 2018). Angka kejadian
stunting di suatu daerah mengindikasikan bahwa terdapat gangguan nutrisi yang
sudah berlangsung cukup lama (WHO, 2010). Menurut hasil Riskesdas tahun
2018 kejadian stunting ada 30,8%. Hasil dari data Dinas Kesehatan Provinsi Riau
menyebutkan bahwa presentsai Kabutan Indragliri Hulu dengan kejadian stunting
ada 33,7%. Kemudian hasil skrining dari 33 balita yang di dilakukan oleh
Puskesmas Air Molek di Desa Batu Gajah terdapat 8 balita yang stunting . Dari
hasil data yang didapatkan sehingga kelompok tertarik mengambil kasus stunting
di Desa Batu Gajah.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan pengkajian pada keluarga diharapkan dapat mengetahu
dan memahami bagaimana mencegah stunting.
1.2.2 Tujuan Khusus
Memberikan informasi mengenai stunting
mengenai stunting yang
yang terdiri dari :
1. Pengertian
Pengertian stunting
stunting .
2. Faktor yang menyebabkan terjadinya stunting
terjadinya stunting .
3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting
terjadinya stunting .
4. Dampak Stunting .
5. Penilaian Stunting secara Antropometri.
6. Cara mencegah Stunting .
1.3 Manfaat
1. Membantu meningkatkan derajat kesehatan keluarga terutama pada anak.
2. Membantu meningkatkan pengetahuan mengengai stunting
1.4 Sasaran
Pada kegiatan ini sasarannya adalah keluarga Tn.D yang memiliki anak
dengan keadaan stunting yang berumur 3 tahun.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
2.3 Ciri-ciri Stuntii ng
Stunt
a. Pertumbuhanmelambat
b. Performa burukpadatesperhatiandanmemoribelajar
c. Pertumbuhangigiterhambat
d. Wajahtampaklebihmudadariusianya
e. Tandapubertasterlambat
4
2.5 Pencegahan Stu
Stunting
nting
Pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yang
ditujukan dalam 1000 hari pertama kehidupan. Intervensi gizi spesifik untuk
mengatasi permasalahan gizi pada ibu hamil, ibu menyusui 0-6 bulan, ibu
menyusui 7-23 bulan, anak usia 0-6 bulan, dan anak usia 7-23 bulan.
Permasalahan gizi ini biasa diatasi ketika mereka memahami masalahnya dan
mengetahui cara mengatasinya sesuai dengan kondisi masing-masing.
Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam
mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga
apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang
Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil
tersebut. Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet
selama kehamilan. Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami
sakit-sakit.
5
2. Pada bayi
bayi saat lahir
a) Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir
melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
b) Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja
(ASI Eksklusif)
3. Bayi berusia 6 bulan
bulan sampai dengan 2 tahun
a) Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI(MP-
ASI).
b) Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau
lebih. Bayi dan anak memper oleh kapsul vitamin A, imunisasi dasar
lengkap.
c) Memantau pertumbuhan Balita di posyandu merupakan upaya yang sangat
strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah
tangga termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi,
serta menjaga kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit terutama
penyakit infeksi yang dapat membuat energy untuk pertumbuhan teralihkan
kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan
terhambatnya pertumbuhan.
Walaupun remaja putrid secara eksplisit tidak disebutkan dalam 1.000
HPK, namun status gizi remaja putrid atau pranikah memiliki kontribusi besar
pada kesehatan dan keselamatan kehamilan dan kelahiran, apa bila remaja putri
menjadi ibu. (Infodatin, 2016)
Beberapa penambahan zat gizi mikro yang berperan untuk menghindari Stunting
(kerdil) sebagai berikut:
- Kalsium
Kalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan
kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering,
belut, susu, keju, kacang-kacangan.
- Yodium
Yodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur
metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting
6
7
BAB 3
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
An.F mengalami pertumbuhan yang tidak sesuai dengan usianya saat ini.
Ia memang sulit makan, kadang makan hanya 2-3 sendok saja. An.F kadang suka
pilih-pilih lauk. Bila menurutnya rasanya tidak enak, ia tidak mau makan. An.F
senang jajan ciki-cikian dan susu indomilk kotak. Ny.R tidak menyediakan
8
makanan pengganti bila An.F tidak mau makan. Ny.R sudah mengetahui anaknya
mengalami pertumbuhan yang tidak sesuai dengan usianya, namun Ny.R mengira
itu hanya faktor keturunan. Ny.R mengatakan ia belum melakukan tindakan
apapun dalam menyikapi anaknya yang stunting. Ia ingin membeli vitamin untuk
menaikkan BB anaknya namun belum ia lakukan. Ny.R mengatakan ia tidak
pernah menyiapkan makanan khusus
khusus bagi anaknya yang sulit makan.
No Data Masalah
1. DS: Ketidakseimbangan nutrisi
- Ny.
Ny. R mengatakan bahwa An. F sulit makan dan kurang dari kebutuhan
kadang makan hanya 2-3 sendok saja, ia cenderung tubuh
9
- Ny.R
Ny.R mengatakan masih kurang mengerti mengenai
gizi kurang pada balita dan penatalaksanaannya
DO:
Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 20 April 2019:
- Ny.R
Ny.R tidak mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan mahasiswa mengenai An.F
3.3 Intervens
Intervensii Subjek
3.3.1 Alasan pemilihan bentuk intervensi
Tabel 3.2 Diagnosa 1
10
11
1. Ketidakseimb Setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat a. Mengenal masalah kesehatan: beri
angan nutrisi asuhan keperawatan intervensi verbal mengetahui penyuluhan kesehatan mengenai gizi
kurang dari keluarga selama 4 kali keperawatan selama apa itu gizi kurang (stunting) dan penyuluhan
kebutuhan kunjungan keluarga 4x30 menit, keluarga kurang, kesehatan tentang isi piringku yang
tubuh mampu mengenal, mampu: penyebab gizi diberikan untuk anak stunting
berhubungan memutuskan, dan kurang, tanda b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi
- Mengenal
dengan merawat anggota dan gejala gizi keluarga: kontrol anak ke posyandu
masalah
ketidakmamp keluarga dengan kurang, untuk mengetahui BB dan TB setiap
- Mengambil
uan keluarga ketidakseimbangan dampak yang bulannya
keptusan untuk
dalam nutrisi dengan KH: ditimbulkan c. Memberikan perawatan pada keluarga
mengatasi kondisi
merawat pada balita yang sakit: beri pemahaman kepada
BB An.F berada pada ketidakseimbanga
12
anggota rentang -2 SD sampai n nutrisi dengan gizi keluarga apa yang harus dilakukan jika
keluarga dengan +2 SD, BB/U - Merawat anggota kurang anak tidak nafsu makan
dengan dan TB/U standar gizi keluarga yang d. Memodifikasi lingkungan keluarga
kekurangan nasional kemenkes sakit dengan untuk menjamin kesehatan keluarga:
nutrisi menjelaskan cara jelaskan cara membuat makanan yang
membuat menarik bagi anak, beri makanan
makanan yang sedikit tapi sering, beri makanan yang
menarik bernutrisi untuk pertumbuhan
anak,demonstrasikan cara menata
makanan yang menarik bagi anak dan
motivasi keluarga untuk modifikasi
lingkungan yang nyaman untuk
meningkatkan nafsu makan anak
13
berhubungan keluarga selama 4 kali keperawatan selama apa itu gizi kurang (stunting) dan penyuluhan
dengan kunjungan, keluarga 4x30 menit, keluarga kurang, kesehatan tentang gizi yang diberikan
ketidakmamp mampu mengenal, mampu: penyebab gizi untuk anak stunting
uan keluarga merawat anggota - Mengenal kurang, tanda b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi
dalam keluarga dengan gizi masalah dan gejala gizi keluarga: kontrol anak ke posyandu
mengatasi kurang pada balita - Mengambil kurang, untuk mengetahui BB dan TB setiap
masalah gizi dengan KH: keptusan untuk dampak yang bulannya
kurang BB An.F berada pada mengatasi kondisi ditimbulkan c. Memberikan perawatan pada keluarga
rentang -2 SD sampai kurang gizi pada pada balita yang sakit: beri pemahaman kepada
dengan +2 SD, BB/U balita dengan gizi keluarga apa yang harus dilakukan jika
dan TB/U standar gizi - Merawat anggota kurang anak tidak nafsu makan
nasional kemenkes keluarga yang d. Memodifikasi lingkungan keluarga
sakit dengan untuk menjamin kesehatan keluarga:
menjelaskan cara diskusikan dengan keluarga cara
membuat memodifikasi piring makan (isi
makanan yang piringku) yang menyenangkan bagi
menarik balita
- Menciptakan e. Menggunakan pelayanan kesehatan:
lingkungan yang jelaskan kepada keluarga pentingnya
14
(SOAP)
1. Senin, 22 a. Menjelaskan cara membuat makanan yang S:
April 2019 menarik bagi anak dan memberi makanan sedikit - Ny.R
Ny.R mengatakan sudah mengetahui cara membuat makanan
tapi sering yang menarik untuk meningkatkan nafsu makan bagi An.F
09.00 wib - Ny.R
Ny.R mengatakan jika An.F tidak mau makan, Ny.R tidak
memaksa An.F untuk makan dan menuruti keinginan An.F
15
16
17
menarik bagi anak (buah-buahan) Ny.R mengatakan sudah tahu cara menata makanan yang
- Ny.R
menarik untuk meningkatkan nafsu makan An.F
O:
Ny.R tampak mau membuatkan makanan yang menarik untuk
- Ny.R
An.F seperti menghias buah-buahan dalam bentuk yang
menarik
- An.F tampak menghabiskan buah-buahan yang telah ditata
dengan menarik
- BB: 11,2 kg TB: 83 cm
A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan:
- Evaluasi kemampuan Ny. R dalam mendemonstrasikan cara
menata makanan yang menarik bagi anak (buah-buahan)
- Motivasi keluarga untuk modifikasi lingkungan yang nyaman
untuk meningkatkan nafsu makan anak
Kamis, 25 a. Mengevaluasi kemampuan Ny. R dalam S:
April 2019 mendemonstrasikan cara menata makanan yang Ny.R
- Ny.R mengatakan sudah paham tentang cara
menarik bagi anak (buah-buahan) mendemonstrasikan cara menata makanan yang menarik bagi
18
09.00 wib b. Memotivasi keluarga si lingkungan yang nyaman anak (buah-buahan)
untuk meningkatkan nafsu makan anak Ny.R mengatakan termotivasi untuk menata lingkungan lebih
- Ny.R
nyaman
O:
- Lingkungan rumah Ny.R
Ny.R tampak menjadi lebih nyaman, ra
rapi
pi
dan bersih
Ny.R tampak sudah termotivasi untuk membuat makanan yang
- Ny.R
membuat An.F menjadi nafsu makan
- BB: 11,2 kg TB: 83 cm
A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sudah
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
- Cara
Cara membuat makanan yang menarik bagi anak dan memberi
19
20
21
O:
Ny.R tampak sudah ppaham
- Ny.R aham dalam mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah anaknya
Ny.R tampak bisa menindaklanjuti dan akan mempertahankan
- Ny.R
kondisi kesehatan anaknya
A: Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengatasi masalah gizi kurang sudah
sud ah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
- Beri penyuluhan kesehatan mengenai gizi kurang (stunting) dan
penyuluhan kesehatan tentang gizi yang diberikan untuk anak
stunting
- Kontrol anak ke posyandu untuk mengetahui BB dan TB setiap
bulannya
- Jelaskan kepada keluarga pentingnya membawa anak ke
pelayanan kesehatan terdekat
3. Senin, 22 a. Memberi penyuluhan kesehatan mengenai S:
April 2019 pencegahan hipertensi dan penyuluhan kesehatan - Ny.R
Ny.R mengatakan belum sepenuhnya memahami apa itu yang
tentang rendah garam berkaitan dengan pencegahan hipertensi
hipertensi
09.00 wib - Ny.R
Ny.R mengatakan sudah melakukan pengobatan seperti
22
23
24
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Peneliti melakukan pengkajian pada keluarga Tn. D dengan menggunkan
format pengkajian keluarga dengan kasus stunting pada balita, menggunkan
metode wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang
diperlukan.
Saat dilakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik Ny. R mengatakan An. F
susah kalau disuruh makan dan makannya hanya sedikit, kebiasaan makan An. F
dalam sehari tidak menentu. Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada An. F
yaitu BB 11 kg, TB 83 cm. An. F tampak kurus dan pendek, konjungtiva tidak
anemis, warna rambut berwarna hitam, balita tampak bersih dan menu makanan
tidak seimbang. Keluhan yang dirasakan oleh Ny. R yaitu anaknya susah makan
dan kalau makan hanya sedikit. Menurut asumsi kelompok pola makan dan
asupan nutrisi sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak
balita. Menurut Pudiastuti (2011), penyebab terjadinya gizi kurang yaitu pola
makan yang salah, anak sering sakit dan perhatian yang kurang, infeksi penyakit,
kurangnya asupan gizi dan berbagai hal buruk yang terkait dengan kemiskinan.
Menerut penelitian Nuzula (2016), stunting
(2016), stunting dipengaruhi
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung adalah kurang
adekuatnya intake makanan yang mengandung protein dan kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh, perbedaan sosial dan budaya tentang kebiasaan makan yang
25
4.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan keluarga mengacu pada P-E-S dimana untuk problem
(P) dapat digunakan tipologi dari (NANDA, 2015-2017) dan etiologi (E)
berkenaan dengan 5 tugas keluarga dalam hal kesehatan/keperawatan menurut
(Friedman, 2010). Pada perumusan diagnosa yang didapatkan dari analisa data
berdasarkan data subjektif dan objektif.
Diagnosa yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori
t eori dengan kasus
mengenai masalah gizi kurang terdapat sedikit perbedaan. Dalam teori terdapat 4
diagnosa keperawatan, tetapi di kasus terdapat 3 diagnosa
dia gnosa keperawatan,
diantaranya :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan kekurangan nutrisi
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengatasi masalah gizi kurang.
Masalah yang didapatkan adalah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan kekurangan nutrisi , keluarga Tn.D data ini
didukung oleh Ny. R mengatakan bahwa An. F sulit makan dan kadang makan
hanya 2-3 sendok saja, ia cenderung pilih-pilih makanan dan senang jajan ciki-
ciki dan minum susu indomilk. Ny.R mengatakan bahwa ia mengetahui
pertumbuhan anaknya tidak sesuai dengan usianya. Ny.R mengatakan ia belum
melakukan tindakan apapun dalam menyikapi anaknya yang stunting. Ia ingin
membeli vitamin untuk menaikkan BB anaknya namun belum ia lakukan. Ny.R
26