Anda di halaman 1dari 20

 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stunting (pendek) merupakan salah satu masalah gizi didunia (WHO-


UNICEF-The World Bank, 2017). Stunting   merupakan akibat dari kekurangan
gizi kronik yang terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan anak (Bloem, 2013).
Anak dibawah lima tahun dikatakan  stunting   jika sudah diukur panjang badan
menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) lalu dibandingkan
dengan standar baku WHO-MGRS ( Multicentre Growth Reference Study)
Study) dan
hasilnya berada dibawah -2 Standar Deviasi (SD) (UNICEF, 2013).

Stunting mempunyai efek jangka panjang seperti menurunnya kualitas 


kualitas   hidup,
kesehatan dan ekonomi, sedangkan berkurangnya kemampuan koognitif dan

 perkembangan mental juga merupakan dampak lain pada anak yang mengalami
 stunting   (WHO, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Picauly dan
Toy tahun 2013 di Kota Kupang, anak  stunting  pada
  pada umumnya memiliki prestasi
 belajar kurang yaitu sebesar 41,18% dan setiap penurunan status gizi Tinggi
Badan menurut Umur (TB/U) anak sebesar 1 SD, maka prestasi belajar anak akan
turun sebesar 0,444 (Picauly dan Toy, 2013). Anak yang mengalami  stunting  
dalam 2 tahun pertama setelah kelahiran akan menyebabkan gangguan kesehatan,
rendahnya prestasi di sekolah dan meningkatkan resiko penyakit degeneratif
(Bloem, 2013).

Menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),


stunting disebebkan oleh berbagai faktor seperti pola pengasuhan yang kurang
 baik meliputi pemberian makan dalam 2 tahun pertama setelah kelahiran, masih
kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan selama hamil dan setelah
melahirkan, kurangnya akses keluarga ke makanan bergizi, serta masih
terbatasnya akses air bersih dan sanitasi (TNP2K, 2017). Selain itu, sosial
ekonomi juga berpengaruh terhadap dengan kejadian stunting (Branca, 2016).
Menurut penelitian yang dilakukan di Jember, terdapat beberapa faktor yang
 berhubungan dengan kejadian stunting seperti pendidikan ibu, pendapatan


 

keluarga, pengetahuan ibu mengenai gizi, pemberian ASI eksklusif, umur


 pemberian MP-ASI, tingkat kecukupan zink dan zat besi, riwayat penyakit infeksi
serta faktor genetik (Aridiyah et al, 2015).

Menurut WHO, suatu wilayah mengalami masalah gizi khususnya stunting

 jika angka kejadiannya lebih dari 20% (Kemenkes, 2018). Angka kejadian
stunting di suatu daerah mengindikasikan bahwa terdapat gangguan nutrisi yang
sudah berlangsung cukup lama (WHO, 2010). Menurut hasil Riskesdas tahun
2018 kejadian stunting ada 30,8%. Hasil dari data Dinas Kesehatan Provinsi Riau
menyebutkan bahwa presentsai Kabutan Indragliri Hulu dengan kejadian stunting
ada 33,7%. Kemudian hasil skrining dari 33 balita yang di dilakukan oleh
Puskesmas Air Molek di Desa Batu Gajah terdapat 8 balita yang  stunting . Dari
hasil data yang didapatkan sehingga kelompok tertarik mengambil kasus  stunting  
di Desa Batu Gajah.

1.2 Tujuan
1.2.1  Tujuan Umum
Setelah melakukan pengkajian pada keluarga diharapkan dapat mengetahu
dan memahami bagaimana mencegah stunting.  
1.2.2  Tujuan Khusus
Memberikan informasi mengenai stunting 
mengenai stunting  yang
 yang terdiri dari :
1.  Pengertian
Pengertian stunting 
 stunting . 
2.  Faktor yang menyebabkan terjadinya stunting 
terjadinya stunting . 
3.  Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting 
terjadinya stunting . 
 
4. Dampak Stunting . 
5.  Penilaian Stunting secara Antropometri. 
6.  Cara mencegah Stunting . 
1.3 Manfaat
1.  Membantu meningkatkan derajat kesehatan keluarga terutama pada anak.
2.  Membantu meningkatkan pengetahuan mengengai stunting
1.4 Sasaran
Pada kegiatan ini sasarannya adalah keluarga Tn.D yang memiliki anak
dengan keadaan stunting yang berumur 3 tahun.


 

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Definisi  Stu


 Stunting  
nting
Chilhood stunting atau tubuh pendek pada masa anak-anak merupakan akibat
kekurangan gizi kronik atau kegagalan pertumbuhan di masa lalu. Stunting
digunakan sebagai indicator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. WHO,
2010 menuliskan  stunting atau anak pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya yaitu dengan indikator TB/U z score <-2SD. Anak  stunting  berdampak
 pada perkembangan kecerdasan
k ecerdasan anak
an ak dan sebagai fakor
fa kor risiko terjadinya penyakit
pe nyakit
kronis/PTM dimasa desawa (Susanti dan Citerawati, 2018).
Stunting atau disebut juga dengan pendek merupakan kondisi gagal tumbuh
 pada anak balita (12-59 bulan) akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000
hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan
gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir,
tetapi kondisi  stunting  baru Nampak setelah anak berusia 2 tahun. Balita
dikatakan pendek jika nilai z-score
 z-score  panjang badan menurut (PB/U) atau tinggi
 badan menurut (TB/U) <-2SD/standar deviasi ( stunted)
 stunted) dan kurang dari -3SD
( severely
 severely stunted).
stunted). Balita  stunted akan memiliki tingkat kecerdasan tidak
maksimal, menjadi lebih rentan terhadap penyakit, dan di masa depan dapat
 beresiko menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya,  stunting akan dapat
menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan (PERSAGI,
2018).
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi
 badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan
 penjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median
standar pertumbuhan anak dari WHO, ditandai dengan terlambatnya
 pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan
yang normal dan sehat sesuai usia anak. (Buletin, 2018).


 

2.2 Penyebab  Stuntii ng 


 Stunt
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya stunting diantaranya adalah
asupan makanan yang tidak memadai (praktik pemberian makanan bayi dan anak
yang tidak tepat dan penyakit infeksi yang berulang terjadi). Faktor penyebab
tidak langsung diantaranya disebabkan oleh faktor-faktor seperti kurangnya
 pendidikan dan pengetahuan pengasuh anak, penggunaan air yang tidak bersih,
lingkungan yang tidak sehat, keterbatasan akses ke pangan dan pendapatan yang
rendah. (Susanti dan Citerawati, 2018).
Stunting disebabkan oleh factor multidimensi, di antaranya praktik
 pengasuhan gizi kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai
kesehatan dan gizi sebelum pada masa kehamilan serta setelah ibu melahirkan.
Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi  stunting
 perlu dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anak balita.
Peluang intervensi kunci yang terbukti efektif di antaranya adala hintervensi yang
terkait praktik-praktik pemberian makanan anak dan pemenuhan gizi ibu.
Beberapa informasi untuk balita dalam pemenuhan gizi dengan menerima
makanan pendamping ASI (MPASI). MPASI diberikan ketika balita berusia
diatas 6 bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru pada
 bayi, MPASI juga dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi yang dapat
d apat membentuk
daya tahan tubuh dan perkembangan system imunologis anak terhadap makanan
dan minuman (PERSAGI, 2018).

2.3 Ciri-ciri Stuntii ng 
 Stunt
a.  Pertumbuhanmelambat
 b.  Performa burukpadatesperhatiandanmemoribelajar
c.  Pertumbuhangigiterhambat
d.  Wajahtampaklebihmudadariusianya
e.  Tandapubertasterlambat

2.4 Akibat dan Efek dari  Stu


 Stunting  
nting
a.  Terjadi hambatan dalam perkembangan fisik
b.  Terjadi penurunan fungsi kognitif dan sulit berprestasi
c.  Mudah terkena penyakit infeksi dan berisiko terkena penyakit kronis
d.  Kepercayaan diri menurun


 

2.5 Pencegahan Stu
 Stunting  
nting
Pencegahan  stunting dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yang
ditujukan dalam 1000 hari pertama kehidupan. Intervensi gizi spesifik untuk
mengatasi permasalahan gizi pada ibu hamil, ibu menyusui 0-6 bulan, ibu
menyusui 7-23 bulan, anak usia 0-6 bulan, dan anak usia 7-23 bulan.
Permasalahan gizi ini biasa diatasi ketika mereka memahami masalahnya dan
mengetahui cara mengatasinya sesuai dengan kondisi masing-masing.

Pemberian konseling gizi kepada individu dan keluarga dapat membantu


untuk mengenali masalah kesehatan terkait gizi, memahami penyebab terjadinya
masalah gizi, dan membantu individu serta keluarga memecahkan masalahnya
sehingga terjadi perubahan perilaku untuk dapat menerapkan perubahan perilaku
makan yang telah disepakati (PERSAGI, 2018).

Selain itu beberapa usaha yang dilakukan dalam mencegah stunting


mencegah  stunting adalah
zat gizi mikro pada makanan anak-anak atau pemberian makanan yang diperkaya
dengan vitamin dan mineral, dan pemberian konseling kepada ibu tentang praktek
 pemberian makan harus berjalan seiring dengan pengajaran orang tua tentang
 perilaku kesehatan dan kebersihan secara optimal, kegiatan untuk meningkatkan
keterampilan orang tua, dan intervensi psikososial untuk mempromosikan
 perkembangan psikologis anak (SusantidanCiterawati, 2018).
2018).

Upaya intervensi tersebut meliputi:

1.  Pada ibu hamil

Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam
mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga
apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang
Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil
tersebut. Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet
selama kehamilan. Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami
sakit-sakit.


 

2. Pada bayi
bayi saat lahir
a)  Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir
melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
 b)  Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja
(ASI Eksklusif)
3. Bayi berusia 6 bulan
bulan sampai dengan 2 tahun
a)  Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI(MP-
ASI).
 b)  Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau
lebih. Bayi dan anak memper oleh kapsul vitamin A, imunisasi dasar
lengkap.
c)  Memantau pertumbuhan Balita di posyandu merupakan upaya yang sangat
strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah
tangga termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi,
serta menjaga kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit terutama
 penyakit infeksi yang dapat membuat energy untuk pertumbuhan teralihkan
kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan
terhambatnya pertumbuhan.
Walaupun remaja putrid secara eksplisit tidak disebutkan dalam 1.000
HPK, namun status gizi remaja putrid atau pranikah memiliki kontribusi besar
 pada kesehatan dan keselamatan kehamilan dan kelahiran, apa bila remaja putri
menjadi ibu. (Infodatin, 2016)
Beberapa penambahan zat gizi mikro yang berperan untuk menghindari Stunting
(kerdil) sebagai berikut:
-   Kalsium
 Kalsium  
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi, pembekuan darah dan
kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering,
 belut, susu, keju, kacang-kacangan.
-  Yodium
Yodium  
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur
metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting


 

untuk mencegah gondok dan kekerdilan. Bahan makanan sumber yodium :


ikan laut, udang, dan kerang.
-   Zink  
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, fungsi
kekebalan dan pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan makanan
sumber zink : hati, kerang, telur dan kacang-kacangan.
-   Zat Besi 
Besi 
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan
metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang-
kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.
-   Asam Folat  
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel,
memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat
antara lain : bayam, lobak, kacang-kacangan, serealia dan sayur-sayuran.


 

BAB 3
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1  Gambaran Umum Subjek


3.1.1  Gambaran Umum Tempat Tinggal Subjek
Keluarga Tn.D tinggal di Desa Batu Gajah RT 004 RW 002 dengan jenis
rumah permanen, luas 7,5 meter, sirkulasi udara di rumah baik pencahayaan baik
dengan ventilasi udara ada 8 dan pintu 2 buah. Keluarga selalu membersihkan
rumah dengan menyapu rumah setiap hari. Perabotan dalam rumah tersusun
dengan rapi. Jarak savetytank dari sumur lebih kurang 10 meter. Sumber air yang
digunakan oleh keluarga yaitu air pam dan galon.
3.1.2  Gambaran Umum Anggota Rumah Tangga Subjek
Keluarga Tn.D merupakan tipe keluarga besar yaitu dimana dalam satu
keluarga tinggal Kakek, bibi, dan suami serta keponakan. Keluarga bersuku jawa,
 bahasa sehari-hari yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa jawa. Status
ekonomi keluarga, Tn.D bekerja sebagai buruh bangunan dari jam 08.00-16.00
WIB dengan penghasilan seminggu Rp. 700.000, pamannya bekerja sebagai
wirawasta dengan penghasilan Rp. 800.000
800.000 perminggu.
perminggu. Ny. R mengidap penyakit
Hipertensi dengan TD ; 160/100. Menurut Ny. R hanya dirinya yang menderita
hipertensi dan anggota keluarga lainnya dalam keadaan sehat. Pengobatan yang
dikukan untuk mengatasi masalah kesehatan/penyakit yang dialami oleh Ny. R
yaitu dengan meminum rebusan daun alpukat, jika tidak mendingan Ny. R berobat
ke Puskesmas. Keluarga mendapatkan informasi kesehatan dari petugas
kesehatan.
3.1.3  Gambaran Umum subjek
An.F merupakan anak pertama dari Tn.D dan Ny. R berusia 3 tahun dengan
 berat badan 11 kg dan tinggi 83 cm. An.F mengalami keterlambatan pertumbuhan
yang tidak sesuai dengan usianya.
usi anya.

An.F mengalami pertumbuhan yang tidak sesuai dengan usianya saat ini.
Ia memang sulit makan, kadang makan hanya 2-3 sendok saja. An.F kadang suka
 pilih-pilih lauk. Bila menurutnya rasanya tidak enak, ia tidak mau makan. An.F

senang jajan ciki-cikian dan susu indomilk kotak. Ny.R tidak menyediakan


 

makanan pengganti bila An.F tidak mau makan. Ny.R sudah mengetahui anaknya
mengalami pertumbuhan yang tidak sesuai dengan usianya, namun Ny.R mengira
itu hanya faktor keturunan. Ny.R mengatakan ia belum melakukan tindakan
apapun dalam menyikapi anaknya yang stunting. Ia ingin membeli vitamin untuk
menaikkan BB anaknya namun belum ia lakukan. Ny.R mengatakan ia tidak
 pernah menyiapkan makanan khusus
khusus bagi anaknya yang sulit makan.

3.2  Masalah Kesehatan Subjek


Tabel 3.1 Masalah Kesehatan Subjek

No Data Masalah
1. DS: Ketidakseimbangan nutrisi
-  Ny.
 Ny. R mengatakan bahwa An. F sulit makan dan kurang dari kebutuhan
kadang makan hanya 2-3 sendok saja, ia cenderung tubuh 

 pilih-pilih makanan dan senang jajan ciki-ciki dan


minum susu indomilk.
-  Ny.R
 Ny.R mengatakan bahwa ia mengetahui
 pertumbuhan anaknya
anaknya tidak sesuai dengan usianya
-  Ny.R
 Ny.R mengatakan ia belum melakukan tindakan
apapun dalam menyikapi anaknya yang stunting. Ia
ingin membeli vitamin untuk menaikkan BB
anaknya namun belum ia lakukan.
-  Ny.R
 Ny.R mengatakan tidak pernah menyiapkan

makanan khusus bagi anaknya yang sulit makan


DO:
Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 20 April 2019:
- BB: 11 kg, TB: 83 cm
- Z score TB/U <-3 SD (Sangat pendek), BB/U <-2
SD (Gizi kurang)
- Lila= 15 cm, lingkar kepala= 48 cm
2. DS: Kurang pengetahuan
-  Ny.R
 Ny.R mengatakan baru mengetahui An.F mengalami

gizi kurang sejak umur 1 tahun


 

-  Ny.R
 Ny.R mengatakan masih kurang mengerti mengenai
gizi kurang pada balita dan penatalaksanaannya
DO:
Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 20 April 2019:
-  Ny.R
 Ny.R tidak mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan mahasiswa mengenai An.F

3.3  Intervens
Intervensii Subjek
3.3.1  Alasan pemilihan bentuk intervensi
Tabel 3.2 Diagnosa 1

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


Pembenaran

1. Sifat masalah: Masalah merupakan masalah


Aktual aktual yang sudah terjadi.
Keluarga sangat peduli
3 1 3/3X1=1
terhadap anaknya yang
stunting tetapi keluarga tidak
tahu cara penanganannya
2. Kemungkinan masalah Keluarga Tn.D merupakan
dapat diubah: keluarga dengan sosial
Sebagian ekonomi yang sederhana,

namun keluarganya saat ini


mendukung jika ada anggota
1 2 1/2X2=1
keluarga yang sakit. Akses
terhadap bahan makanan
mudah karena keluarga Tn.D
tinggal didekat perkotaan dan
 pasar.
3. Potensial masalah untuk Tidak terdapat tanda
dicegah: 3 1 3/3X1=1 komplikasi. Dampak dapat

Tinggi dicegah karena anak tidak

10 
 

terkena penyakit infeksi dan


 Ny.R peduli untuk mengatasi
masalah kesehatan yang
dialami An.F.
4. Menonjolnya masalah:  Ny.R sudah mengetahui
Masalah berat, harus anaknya kurus dan pendek,
ditangani  Ny.R berupaya memberikan
2 1 2/2X1=1
suplemen kepada An.F ia
tidak ingin anaknya
 berdampak pada gizi buruk.

Tabel 3.3 Diagnosa 2


No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
Pembenaran
1. Sifat masalah: Merupakan masalah yang
Ancaman kesehatan mengancam kesehatan. Ny.R
2 1 2/3X1=1
tidak tahu cara pencegahan
masalah anaknya
2. Kemungkinan masalah Keluarga saling peduli, Ny.R
dapat diubah: 2 2 2/2X2=2 menginginkan anaknya sehat
Mudah
3. Potensial masalah untuk Jika masalah nutrisi anak
dicegah: terpenuhi dan anak tidak
Tinggi 3 1 3/3X1=1 menderita infeksi berat maka
gangguan tumbuh kembang
dapat dicegah
4. Menonjolnya masalah: Keluarga belum mengetahui
Masalah tidak dirasakan dampak dari kurus dan
0 1 0/2X1=0
 pendek adalah gangguan
tumbuh kembang
Total skor :

11 
 

3.3.2  Bentuk intervensi


Tabel 3.4 Intervensi

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar

1. Ketidakseimb Setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat a.  Mengenal masalah kesehatan: beri
angan nutrisi asuhan keperawatan intervensi verbal  mengetahui  penyuluhan kesehatan mengenai gizi
kurang dari keluarga selama 4 kali keperawatan selama apa itu gizi kurang (stunting) dan penyuluhan
kebutuhan kunjungan keluarga 4x30 menit, keluarga kurang, kesehatan tentang isi piringku yang
tubuh mampu mengenal, mampu:  penyebab gizi diberikan untuk anak stunting
 berhubungan memutuskan, dan kurang, tanda  b.  Memutuskan tindakan yang tepat bagi
-  Mengenal
dengan merawat anggota dan gejala gizi keluarga: kontrol anak ke posyandu
masalah
ketidakmamp keluarga dengan kurang, untuk mengetahui BB dan TB setiap
-  Mengambil
uan keluarga ketidakseimbangan dampak yang  bulannya
keptusan untuk
dalam nutrisi dengan KH: ditimbulkan c.  Memberikan perawatan pada keluarga
mengatasi kondisi
merawat  pada balita yang sakit: beri pemahaman kepada
BB An.F berada pada ketidakseimbanga

12 

anggota rentang -2 SD sampai n nutrisi dengan gizi keluarga apa yang harus dilakukan jika
keluarga dengan +2 SD, BB/U -  Merawat anggota kurang anak tidak nafsu makan
dengan dan TB/U standar gizi keluarga yang d.  Memodifikasi lingkungan keluarga
kekurangan nasional kemenkes sakit dengan untuk menjamin kesehatan keluarga:
nutrisi  menjelaskan cara  jelaskan cara membuat makanan yang
membuat menarik bagi anak, beri makanan
makanan yang sedikit tapi sering, beri makanan yang
menarik  bernutrisi untuk pertumbuhan
anak,demonstrasikan cara menata
makanan yang menarik bagi anak dan
motivasi keluarga untuk modifikasi
lingkungan yang nyaman untuk
meningkatkan nafsu makan anak

e.  Menggunakan pelayanan kesehatan:


 jelaskan kepada keluarga pentingnya
membawa anak ke pelayanan kesehatan
terdekat
Kurang Setelah dilakukan Setelah dilakukan Respon Keluarga dapat a.  Mengenal masalah kesehatan: beri
2.
 pengetahuan asuhan keperawatan intervensi verbal mengetahui  penyuluhan kesehatan mengenai gizi

13 
 

 berhubungan keluarga selama 4 kali keperawatan selama apa itu gizi kurang (stunting) dan penyuluhan
dengan kunjungan, keluarga 4x30 menit, keluarga kurang, kesehatan tentang gizi yang diberikan
ketidakmamp mampu mengenal, mampu:  penyebab gizi untuk anak stunting
uan keluarga merawat anggota -  Mengenal kurang, tanda  b.  Memutuskan tindakan yang tepat bagi
dalam keluarga dengan gizi masalah dan gejala gizi keluarga: kontrol anak ke posyandu
mengatasi kurang pada balita -  Mengambil kurang, untuk mengetahui BB dan TB setiap
masalah gizi dengan KH: keptusan untuk dampak yang  bulannya
kurang BB An.F berada pada mengatasi kondisi ditimbulkan c.  Memberikan perawatan pada keluarga
rentang -2 SD sampai kurang gizi pada  pada balita yang sakit: beri pemahaman kepada
dengan +2 SD, BB/U  balita dengan gizi keluarga apa yang harus dilakukan jika
dan TB/U standar gizi -  Merawat anggota kurang anak tidak nafsu makan
nasional kemenkes keluarga yang d.  Memodifikasi lingkungan keluarga
sakit dengan untuk menjamin kesehatan keluarga:
menjelaskan cara diskusikan dengan keluarga cara
membuat memodifikasi piring makan (isi
makanan yang  piringku) yang menyenangkan bagi
menarik  balita
-  Menciptakan e.  Menggunakan pelayanan kesehatan:
lingkungan yang  jelaskan kepada keluarga pentingnya

14 

lebih kondusif membawa anak ke pelayanan kesehatan


untuk terdekat
meningkatkan
nafsu makan
 balita
-  Membawa balita
ke pelayanan
kesehatan terdekat

3.3.3  Pelaksanaan intervensi


Tabel 3.5 Pelaksanan Intervensi
No Dx Waktu Implementasi Evaluasi

(SOAP)
1. Senin, 22 a.  Menjelaskan cara membuat makanan yang S:
April 2019 menarik bagi anak dan memberi makanan sedikit -  Ny.R
 Ny.R mengatakan sudah mengetahui cara membuat makanan
tapi sering yang menarik untuk meningkatkan nafsu makan bagi An.F
09.00 wib -  Ny.R
 Ny.R mengatakan jika An.F tidak mau makan, Ny.R tidak
memaksa An.F untuk makan dan menuruti keinginan An.F

15 
 

untuk membeli jajanan


O:
-  Ny.R
 Ny.R tampak sudah mengerti cara membuat makanan yang
menarik untuk meningkatkan nafsu makan bagi An.F
-  Ny.R
 Ny.R tampak sudah
sud ah paham cara memberi makanan sedikit tapi
sering
- BB: 11 kg TB: 83 cm
A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan:
- Evaluasi
Evaluasi kemampuan Ny. R tentang cara membuat makanan
yang menarik bagi anak dan memberi makanan sedikit tapi
sering
- Beri
Beri makanan yang bernutrisi untuk pertumbuhan anak
Rabu, 24 a.  Mengevaluasi kemampuan Ny. R tentang cara S:
April 2019 membuat makanan yang menarik bagi anak dan   Ny.R mengatakan sudah paham tentang cara membuat makanan
- Ny.R
memberi makanan sedikit tapi sering yang menarik bagi anak dan memberi makanan sedikit tapi
09.00 wib  b.  Memberi makanan yang bernutrisi untuk sering
 pertumbuhan anak   Ny.R mengatakan An.F mau memakan makanan yang telah
- Ny.R

16 

diberikan seperti bubur kacang hijau


  Ny.R mengatakan An.F suka dengan makanan yang lunak
- Ny.R
O:
- An.F tampak mau memakan makanan
makanan yang telah diber
diberikan
ikan
meskipun porsi tidak habis
- An.F terlihat senang dengan makanan yang diberikan
- BB: 11,1 kg TB: 83 cm
A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan:
- Evaluasi kemampuan Ny. R dalam memberikan makanan yang
 bernutrisi untuk pertumbuhan anak (bubur kacang hijau, dan
 pulut hitam)

- Demonstrasikan cara menata makanan yang menarik bagi anak


Rabu, 24 a.  Mengevaluasi kemampuan Ny. R dalam S:
April 2019 memberikan makanan yang bernutrisi untuk   Ny.R mengatakan sudah paham tentang cara memberikan
- Ny.R
 pertumbuhan anak (bubur kacang hijau, dan makanan yang bernutrisi untuk pertumbuhan anak (bubur
20.00 wib  pulut hitam) kacang hijau, dan pulut hitam)
 b.  Mendemonstrasikan cara menata makanan yang   Ny.R mengatakan An.F porsi makannya habis
- Ny.R

17 
 

menarik bagi anak (buah-buahan)   Ny.R mengatakan sudah tahu cara menata makanan yang
- Ny.R
menarik untuk meningkatkan nafsu makan An.F
O:
  Ny.R tampak mau membuatkan makanan yang menarik untuk
- Ny.R
An.F seperti menghias buah-buahan dalam bentuk yang
menarik
- An.F tampak menghabiskan buah-buahan yang telah ditata
dengan menarik
- BB: 11,2 kg TB: 83 cm
A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan:
- Evaluasi kemampuan Ny. R dalam mendemonstrasikan cara
menata makanan yang menarik bagi anak (buah-buahan)
- Motivasi keluarga untuk modifikasi lingkungan yang nyaman
untuk meningkatkan nafsu makan anak
Kamis, 25 a.  Mengevaluasi kemampuan Ny. R dalam S:
April 2019 mendemonstrasikan cara menata makanan yang   Ny.R
- Ny.R mengatakan sudah paham tentang cara
menarik bagi anak (buah-buahan) mendemonstrasikan cara menata makanan yang menarik bagi

18 

09.00 wib b.  Memotivasi keluarga si lingkungan yang nyaman anak (buah-buahan)
untuk meningkatkan nafsu makan anak   Ny.R mengatakan termotivasi untuk menata lingkungan lebih
- Ny.R
nyaman
O:
- Lingkungan rumah Ny.R
Ny.R tampak menjadi lebih nyaman, ra
rapi
pi
dan bersih
  Ny.R tampak sudah termotivasi untuk membuat makanan yang
- Ny.R
membuat An.F menjadi nafsu makan
- BB: 11,2 kg TB: 83 cm
A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sudah
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
- Cara
Cara membuat makanan yang menarik bagi anak dan memberi

makanan sedikit tapi sering


- Berikan
Berikan makanan yang bernutrisi untuk pertumbuhan anak
(bubur kacang hijau, dan pulut hitam)
- Demonstrasikan cara menata makanan yang menarik bagi anak
(buah-buahan)
- Motivasi keluarga untuk modifikasi lingkungan yang nyaman

19 
 

untuk meningkatkan nafsu makan anak

2. Senin, 22 a.  Memberi penyuluhan kesehatan mengenai gizi S:


April 2019 kurang (stunting) dan penyuluhan kesehatan   Ny.R mengatakan sudah paham tentang stunt ing dan gizi yang
- Ny.R
tentang gizi yang diberikan untuk anak stunting  baik untuk balita
09.00 wib   Ny.R mengatakan gizi kurang terjadi karena anak tidak nafsu
- Ny.R
makan dan anak tampak kurus
O: Ny.R mampu menyebutkan pengertian, tetapi Ny.R belum
dapat mengulangi lagi tentang penyebab, ciri-ciri, akibat dan efek,
serta pencegahan stunting
A: Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengatasi masalah gizi kurang teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan:
- Evaluasi kembali kemampuan Ny.R dalam mengenal penyakit
anaknya
- Kontrol anak ke posyandu untuk mengetahui BB dan TB setiap
 bulannya
Rabu, 24 a.  Mengevaluasi kembali kemampuan Ny.R dalam S:
April 2019 mengenal penyakit anaknya -  Ny.R
 Ny.R mengatakan sudah paham tentang masalah penyakit

20 

 b.  Mengontrol anak ke posyandu untuk mengetahui anaknya


09.00 wib BB dan TB setiap bulannya  
- Ny.R mengatakan akan membawa anaknya ke posyandu bulan
depan dan anaknya akan dibawa setiap bulannya
O: Ny.R tampak sudah paham dalam mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah anaknya
A: Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengatasi masalah gizi kurang teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan:
- Evaluasi kembali kemampuan Ny.R untuk kontrol anak ke
 posyandu untuk mengetahui BB dan TB setiap bulannya
- Jelaskan kepada keluarga pentingnya membawa anak ke
 pelayanan kesehatan terdekat

Kamis, 25 a.  Mengevaluasi kembali kemampuan Ny.R untuk S:


April 2019 mengontrol anak ke posyandu untuk mengetahui -  Ny.R
 Ny.R mengatakan akan mengontrol anak ke posyandu untuk
BB dan TB setiap bulannya mengetahui BB dan TB setiap bulannya
09.00 wib  b.  Menjelaskan kepada keluarga pentingnya  
- Ny.R mengatakan akan membawa anaknya ke puskesmas jika
membawa anak ke pelayanan kesehatan terdekat sakit

21 
 

O:
  Ny.R tampak sudah ppaham
- Ny.R aham dalam mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah anaknya
  Ny.R tampak bisa menindaklanjuti dan akan mempertahankan
- Ny.R
kondisi kesehatan anaknya
A: Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengatasi masalah gizi kurang sudah
sud ah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan:
- Beri penyuluhan kesehatan mengenai gizi kurang (stunting) dan
 penyuluhan kesehatan tentang gizi yang diberikan untuk anak
stunting
- Kontrol anak ke posyandu untuk mengetahui BB dan TB setiap
 bulannya
- Jelaskan kepada keluarga pentingnya membawa anak ke
 pelayanan kesehatan terdekat
3. Senin, 22 a.  Memberi penyuluhan kesehatan mengenai S:
April 2019  pencegahan hipertensi dan penyuluhan kesehatan -  Ny.R
 Ny.R mengatakan belum sepenuhnya memahami apa itu yang
tentang rendah garam  berkaitan dengan pencegahan hipertensi
hipertensi
09.00 wib -  Ny.R
 Ny.R mengatakan sudah melakukan pengobatan seperti

22 

meminum obat dan meminum rebusan air daun alpukat


O:
-  Ny.R
 Ny.R tampak aktif saat mahasiswa menjelaskan tentang
hipertensi
-  Ny.R
 Ny.R mendengar penjelasan yang diberikan
diberikan
- TD: 130/90mmHg, N: 85x/i, RR: 20x/i
A: Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan:
- Evaluasi kembali kemampuan Ny.R mengenai pencegahan
hipertensi dan penyuluhan kesehatan tentang rendah garam
- Kontrol tekanan darah setiap bulan kepuskesmas/pelayanan
kesehatan terdekat

- Beri pemahaman kepada keluarga apa yang harus dilakukan


-  jika
 jika muncul gejala hipertensi yang dirasakan
dirasakan

23 
 

3.3.4  iaya kegiatan


Dalam melaksanakan tindakan keluarga binaan kelompok mengeluarkan
 biaya dari pengkajian sampai dengan evaluasi yaitu:
a.  Foto copy format pengkajian : Rp. 5.000
 b.  Print leaflet (stunting, HT) dan poster isi piringku : Rp. 15.000
c.  Biaya konsumsi selama kegiatan : Rp. 32.000

24 
 

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga dengan kasus stunting


 pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Molek tepatnya di Desa Batu Gajah
RT 004 Rw 001 yang telah dilakukan sejak tanggal 21 April sampai tanggal 25
April 2018 selama 1 - 2 kali kunjungan perhari, maka pada bab pembahasan
 penulis akan menjabarkan adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat
 pada pasien antara teori dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan
tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan
diagnosa, merumuskan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi
keperawatan.

4.1 Pengkajian
Peneliti melakukan pengkajian pada keluarga Tn. D dengan menggunkan
format pengkajian keluarga dengan kasus  stunting   pada balita, menggunkan
metode wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang
diperlukan.
Saat dilakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik Ny. R mengatakan An. F
susah kalau disuruh makan dan makannya hanya sedikit, kebiasaan makan An. F
dalam sehari tidak menentu. Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada An. F
yaitu BB 11 kg, TB 83 cm. An. F tampak kurus dan pendek, konjungtiva tidak
anemis, warna rambut berwarna hitam, balita tampak bersih dan menu makanan
tidak seimbang. Keluhan yang dirasakan oleh Ny. R yaitu anaknya susah makan
dan kalau makan hanya sedikit. Menurut asumsi kelompok pola makan dan
asupan nutrisi sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak
 balita. Menurut Pudiastuti (2011), penyebab terjadinya gizi kurang yaitu pola
makan yang salah, anak sering sakit dan perhatian yang kurang, infeksi penyakit,
kurangnya asupan gizi dan berbagai hal buruk yang terkait dengan kemiskinan.
Menerut penelitian Nuzula (2016), stunting 
(2016),  stunting  dipengaruhi
 dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung adalah kurang
adekuatnya intake makanan yang mengandung protein dan kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh, perbedaan sosial dan budaya tentang kebiasaan makan yang

25 
 

mempengaruhi nutrisi, kurang pengetahuan tentang nutrisi, kelebihan makanan


 baik dalam jumlah maupun kualitas yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, adanya
 penyakit yang menyertai
men yertai seperti pencernaan, absorbsi makanan, gagal menyusun
menu berdasarkan tingkat istirahat dan aktifitas menurut Purwaningrum dan
Wardani (2011 dalam Nuzula, 2016).
Sedangkan faktor penyebab tidak langsung antara lain pengetahuan ibu,
 pendidikan ibu, penghasilan keluarga, pola pengasuhan anak dan riwayat
 pemberian ASI ekslusif.

4.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan keluarga mengacu pada P-E-S dimana untuk problem
(P) dapat digunakan tipologi dari (NANDA, 2015-2017) dan etiologi (E)
 berkenaan dengan 5 tugas keluarga dalam hal kesehatan/keperawatan menurut
(Friedman, 2010). Pada perumusan diagnosa yang didapatkan dari analisa data
 berdasarkan data subjektif dan objektif.
Diagnosa yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori
t eori dengan kasus
mengenai masalah gizi kurang terdapat sedikit perbedaan. Dalam teori terdapat 4
diagnosa keperawatan, tetapi di kasus terdapat 3 diagnosa
dia gnosa keperawatan,
diantaranya :
a.  Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan kekurangan nutrisi
 b.  Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengatasi masalah gizi kurang.
Masalah yang didapatkan adalah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan kekurangan nutrisi , keluarga Tn.D data ini
didukung oleh Ny. R mengatakan bahwa An. F sulit makan dan kadang makan
hanya 2-3 sendok saja, ia cenderung pilih-pilih makanan dan senang jajan ciki-
ciki dan minum susu indomilk. Ny.R mengatakan bahwa ia mengetahui
 pertumbuhan anaknya tidak sesuai dengan usianya. Ny.R mengatakan ia belum
melakukan tindakan apapun dalam menyikapi anaknya yang stunting. Ia ingin
membeli vitamin untuk menaikkan BB anaknya namun belum ia lakukan. Ny.R

26 

Anda mungkin juga menyukai