(Stunting)
Oleh :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan dan
kemudahan dalam menyusun Makalah Isu Terkini AKK terkait “Stunting” oleh Herna Riana
Dewi (18410005) sebagai mahasiswi Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas
Malahayati Bandar Lampung.
Melalui kesempatan ini Saya mengucapkan terima kasih atas semua dukungan baik moril
maupun kebijakan. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih banyak mengalami kekurangan
baik secara manajerial maupun teknis. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini Saya mohon
kritik dan saran agar makalah yang selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga Makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Stunting adalah kondisi tinggi badan seseorang yang kurang dari normal berdasarkan
usia dan jenis kelamin. Tinggi badan merupakan salah satu jenis pemeriksaan
antropometri dan menunjukkan status gizi seseorang. Adanya stunting menunjukkan
status gizi yang kurang (malnutrisi) dalam jangka waktu yang lama (kronis). Oleh karena
itu seseorang yang mengalami stunting sejak dini dapat juga mengalami gangguan akibat
malnutrisi berkepanjangan seperti gangguan mental, psikomotor, dan kecerdasan.
Hal ini juga mengakibatkan anak terlalu pendek untuk usianya. Berdasarkan standar
antropometri Kementerian Kesehatan Indonesia anak dikatakan stunting adalah anak
balita dengan nilai Z-Skore indeks PB/U kurang dari -2SD dan sangat pendek bila Z
skore indeks PB/U kurang dari -3SD.
Banyak ahli berpendapat bahwa intervensi pada perbaikan gizi seperti investasi yang
bakal menuai keuntungan generasi. Investasi pada perbaikan gizi bisa membantu
mematahkan lingkaran setan kemiskinan dan meningkatkan gross domestic product
bangsa sebesar 2-3 persen setiap tahunnya. Investasi $1,- pada perbaikan gizi bisa
menghasilkan $30,- di bidang kesehatan, dan pendidikan ekonomi produktif.
Oleh karena itu, Program pencegahan stunting harus dilaksanakan secara komprehensif,
melibatkan seluruh komponen, tidak kasus per kasus. . Pemerintah telah menetapkan
kebijakan pencegahan stunting, melalui Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2013
tentang Gerakan Nasional Peningkatan Percepatan Gizi dengan fokus pada kelompok
usia pertama 1000 hari kehidupan, yaitu sebagai berikut:
1. Ibu hamil mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil
3. Pemenuhan gizi
4. Persalinan dengan dokter atau bidan yang ahli
5. Pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
6. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan
7. Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi diatas 6 bulan hingga 2
tahun
8. Pemberian imunisasi dasar lengkap dan vitamin A
9. Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu terdekat
10. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Selain itu, pemerintah menyelenggarakan pula PKGBM yaitu Proyek Kesehatan dan Gizi
Berbasis Masyarakat untuk mencegah stunting. PKGBM adalah program yang
komprehensif dan berkelanjutan untuk mencegah stunting di area tertentu. Dengan tujuan
program sebagai berikut:
1. Mengurangi dan mencegah berat badan lahir rendah, kurang gizi, dan stunting pada
anak-anak
2. Meningkatkan pendapatan rumah tangga/keluarga dengan penghematan biaya,
pertumbuhan produkstifitas dan pendapatan lebih tinggi.