Anda di halaman 1dari 4

KAJIAN ISU KESEHATAN MASYARAKAT

MASALAH GIZI STUNTING DI INDONESIA

POSTABORTION CARE
KRISTIAN BAEHA 2002561036

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak ke 4 di dunia, selain itu
indonesia juga merupakan negara dengan kepulauan terbanyak juga di dunia, walaupun
begitu indonesia mengalami masalah utama di bidang kesehatan yaitu masalah gizi
stunting, permasalahan ini berdampak serius terhadap peningkatan SDM atau sumber
daya alam, menurut data riset dari Riskesdas (Riset kesehatan dasar) tahun 2013
menunjukan prevalensi dalam nasional 37,2 persen , terdiri dari prevalensi pendek
sekitar 18,0 persen dan sangat pendek sebesar 19,2 persen, masalah stunting akan
dianggap berat jika berada di rentang 30-39 persen, ini menjadi bukti bahwa indonesia
menjadi negara dengan kasus gizi stunting yang mengkhawatirkan.

Kasus stunting dan kurang gizi merupakan 2 masalah yang saling terhubung.
Stunting pada anak merupakan dampak dari defisiensi nutrien selama 1000 hari pertama
(0-2 tahun). Hal ini menimbulkan gangguan perkembangan fisik anak yang irreversible,
sehingga menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan motorik serta penurunan
performa kerja. Anak stunting memiliki rata rata skor IQ 11 poin lebih rendah
dibandingkan rata rata skor IQ pada anak normal. Gangguan tumbuh kembang pada anak
akibat kekurangan gizi bila tidak mendapatkan intervensi sejak dini akan berlanjut
hingga dewasa.

Kasus stunting pada balita perlu mendapatkan perhatian khusus karena dapat
berakibat masalah pertumbuhan pada sang anak, maka dari itu perlu kita tekankan
pengetahuan sedini mungkin agar kelak anak anak kita bisa terhindar dari yang namanya
stunting, untuk itu penulis akan menjabarkan solusi dan pencegahan mengenai isu
stunting di indonesia.

Tujuan dari penulisan kajian isu ini adalah untuk mencari solusi dan strategi
pencegahan yang tepat untuk mengatasi permasalahan gizi stunting di indonesia.
Sebelum kita lanjut ke solusi dan pencegahan mari kita kenali dulu apa itu stunting.
Stunting adalah kondisi dimana anak gagal dalam menjalani tumbuh kembangnya baik
itu perkembangan otak maupun tubuh, biasanya anak yang menderita stunting lebih
pendek atau perawakan pendek dari anak normal biasa seusianya dan memiliki
keterlambatan dalam berfikir, biasanya disebabkan karena asupan makanan yang belum
terpenuhi oleh tubuh, selain itu stunting juga disebabkan oleh faktor multidimensi, di
antaranya praktik pengasuhan gizi yang kurang baik, sanitasi dan kualitas air yang buruk
dapat juga menyebabkan stunting pada anak hal ini didasari oleh penggunaan air sumur
yang kurang bersih yang malah digunakan untuk memasak atau minum selain itu bisa
menyebabkan penyakit seperti diare dan penyakit perut lainnya, selain itu juga faktor
pengetahuan juga menjadi salah satu kunci terjadinya stunting ini kenapa?

Karena jika orang tua terutama ibu tidak memiliki pengetahuan kesehatan dirinya
ataupun janin yang ia kandung jutru anaknya kemungkinan bisa mengalami stunting,
begitu pula setelah lahir sang bayi tepatnya pada umur 0-2 tahun, bayi pada masa ini
harus membutuhkan ASI yang cukup selama 6 bulan dan mendapatkan MPASI atau
makanan pendamping ASI yang berkualitas, karena itulah sang ibu harus memiliki
pengetahuan baik tenang nutrisi pada makanan minuman dan gizi anak agar tidak
memicu stunting pada anak. Lalu bagaimana dengan dampak buruk yang dialami oleh
kesehatan sang anak yang mengalami stunting, biasanya yang umum sang anak
mengalami gangguan perkembangan otak, metabolisme tubuh yang kurang baik, serta
pertumbuhan tubuh atau fisik yang sekilas pertumbuhan anak stunting terlihat normal
baginya tetapi ia lebih pendek ketimbang anak yang seumurannya.

Seiring bertambahnya usia pada anak, stunting dapat menyebabkan berbagai macam
masalah,antara lain kecerdasan anak di bawah rata rata ketimbang anak dengan
pertumbuhan normal ini berdampak tentunya pada prestasi dan perkembangan belajar di
sekolah, sistem imun pada anak menjadi tidak baik sehingga dapat mudah terserang
berbagai penyakit serta anak akan lebih mudah terjangkit penyakit diabetes, stroke dan
kanker.

Maka dari itu sedini mungkin kita bisa mencegah stunting pada anak, penulis dapat
memberikan rekomendasi tentang solusi mencegah stunting ini diantaranya, memilih
atau memakan makan makanan bergizi tinggi dan seimbang bagi sang ibu selama masa
kehamilan dan anak, lalu memberikan nutrisi dan vitamin yang cukup bagi sang anak
seiring bertambahnya usia, rutin memberikan pengetahuan kepada sang anak tentang
kesehatan dan gizi, selain itu juga menerapkan pola hidup sehat bisa mencegah stunting
ini pada anak, dan memberikan penyuluhan atau informasi kepada masyarakat tentang
kesehatan dan masalah masalah mengenai stunting itu sendiri

Kesimpulannya, masalah gizi stunting ini haruslah kita pahami sedini mungkin karena
akan sangat bermasalah kedepannya tak hanya bagi diri sendiri yang mengalami tetapi
juga perkembangan sumber daya manusia di indonesia, karena Generasi yang tumbuh
optimal alias tidak stunting memiliki tingkat kecerdasan yang lebih baik, akan
memberikan daya saing yang baik di bidang pembangunan dan ekonomi. Disamping itu,
pertumbuhan optimal dapat mengurangi beban terhadap risiko penyakit degeneratif
sebagai dampak sisa yang terbawa dari dalam kandungan. Penyakit degeneratif seperti
diabetes, hipertensi, jantung, ginjal merupakan penyakit yang membutuhkan biaya
pengobatan tinggi. Dengan demikian, bila pertumbuhan stunting dapat dicegah, maka
diharapkan pertumbuhan ekonomi bisa lebih baik, tanpa dibebani oleh biaya-biaya
pengobatan terhadap penyakit degeneratif.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Kementerian Kesehatan RI, 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013,
Badan Litbang Kementerian Kesehatan RI, dilihat tanggal 15 September 2020,
labdata.litbang.kemkes.go.id/ccount/click.php?id=1.

Teja M. 2019. ‘Stunting Balita Indonesia Dan Penanggulangannya’, Info Singkat, Vol
XI, No. 22, hal. 13-18,.

Kusumawati E, Setiyowati R, Hesti PS. 2015. Model Pengendalian Faktor Risiko


Stunting Pada Anak Usia di Bawah Tiga Tahun. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,
Vol. 9, No. 3, hal. 249-256, 2015.

Aridiyah, Farah O, Ninna R, Mury. 2015. ‘Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian


Stunting pada Anak balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan’, E-Jurnal Pustaka
Kesehatan, Vol. 3, No. 1, 2015.

Bima M. 2019.‘Analisis bagaimana mengatasi permasalahan stunting di


Indonesia?’ Berita Kedokteran Masyarakat, Vol 35, No. 4, hal 1.

Anda mungkin juga menyukai