Anda di halaman 1dari 2

Nama: Graciatri Rappun Salman

NIM: K011211238
Kelas: Gizi Masyarakat Pesisir dan Kepulauan C
REVIEW MATERI
Mengapa masalah stunting di Indonesia perlu ditanggulangi?
Permasalahan stunting di Indonesia sangat prlu ditangani karena stunting merupakan
masalah kondisi kurang gizi yang kronis. Fenomena ini diperparah dengan kondisi masyarakat
Indonesia yang masih sangat asing dengan istilah stunting. Stunting secara sederhana dikenal
sebagai ‘tubuh pendek’ pada anak-anak. Stunting dikatakan sebagai masalah karena stunting
terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia dan di seluruh tingkatan sosial ekonomi. Stunting
merupakan masalah yang bersifat multidimensional, tidak hanya kemiskinan dan akses
terhadap pangan, tetapi juga pola asuh dan pemberian makan pada balita. Berdasarkan data
riskesdas 2018 sebanyak 1 dari 3 baduta dan balita di Indonesia mengalami stunting dan 1 dari
10 balita mengalami wasting.
Stunting terjadi karena asupan gizi yang kurang dalam kurun waktu yang cukup lama
dan infeksi berulang. Hal tersebut menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak yaitu tinggi
badan anak lebih pendek dari standar normal pada usianya. Stunting juga merupakan kondisi
tubuh anak yang pendek dan bukan faktor keturunan. Stunting disebabkan oleh faktor perilaku,
faktor lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik) dan pelayanan kesehatan. Faktor perilaku
yang mempengaruhi stunting yaitu perilaku orang tua terhadap asupan gizi anaknya. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi dapat dilihat dari beberapa aspek seperti sosial yaitu
pendidikan dari orang tua dalam menanggapi kebutuhan gizi bagi balitanya. Kemudian
kemampuan ekonomi dan ketersediaan pangan keluarga. Serta pengaruh budaya dan politik
kepada kebiasaan dan kepentingan keluarga. Sehingga, stunting sebenarnya merupakan
masalah yang dapat dicegah dan perlu penanggulangan.
Stuting menjadi permasalahan yang harus segera ditanggulangi karena stunting
membawa dampak di segala dimensi seperti kesehatan, ekonomi, dan pertumbuhan penduduk.
Stunting bagi kesehatan menyebabkan gagal tumbuh seperti berat badan lahir rendah, tubuh
kecil dan kurus serta menurunkan imunitas. Selain itu, stunting juga menyebabkan hambatan
perkembangan secara kognitif dan motorik pada anak. Hal ini akan mebuat anak menjadi
tertinggal secara kemampuan berpikir dibandingkan anak-anak seusianya. Tak hanya itu
stunting juga mengakibatkan gangguan metabolik pada saat dewasa. Gangguan metabolik akan
menimbulkan risiko berbagi penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, stroke
penyakit jantung dan lainnya. Gangguan metbolik ini akan sangat berpengaruh terhadap aspek
kehidupan lainnya.
Ekonomi juga merasakan dampak akibat stunting yaitu potensi kerugian ekonomi setiap
tahunnya yang mencapai 2 – 3% dari GDP. Berdasarkan the worldbank 2016, apabila PDB
Indonesia sebesar Rp. 13 ribu trilliun maka potensi kerugian yang terjadi yaitu Rp 260 – 390
triliun per tahunnya. Tak hanya itu apabila stunting mengalami penurunan maka akan terjadi
keuntungan ekonomi dari investasi di Indonesia sebesar 48 kali lipat. Ekonomi terutama
ekonomi kesehatan akan sangat berdampak karena harus mengeluarkan banyak anggaran untuk
menyelesaikan permasalahan stunting yang masih sulit ditanggulangi. Selain itu, anggaran
kesehatan akan terfokus kepada stunting, sehingga permasalahan kesehatan lainnya dapat
terabaikan.
Dampak secara pertumbuhan penduduk akibat stunting yaitu menurunkan produktivitas
sumber daya manusia. Hal ini terjadi karena balita saat ini di 15 tahun mendatang akan menjadi
generasi penduduk usia produktif. Ketika balita mengalami stunting saat ini maka akan
mempengaruhi kondisi dewasanya. Selain itu, bonus demografi Indonesia tidak dapat
termanfaatkan dengan baik karena mayoritas usia produktif merupakan orang dewasa yang
pernah mengalami stunting. Oleh karena itu diperlukan perbaikan kualitas SDM seperti
investasi pendidikan dan kesehatan pada anak yaitu pencegahan stunting dan peningkatan
kesehatan perempuan. Investasi pendidikan dan kesehatan bertujuan untuk pencegahan
stunting yang dapat dilakukan melalui berbagai program kesehatan yang berkerja sama atau
berkolaborasi dengan berbagai sektor. Peningkatan pendidikan ini memiliki sasaran pada
keluarga-keluarga terlebih pada keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Selain itu,
diperlukan upaya peningkatan kesehatan pada perempuan yang meliputi kesehatan masa
remaja, kesehatan pra-kehamilan, kesehatan masa kehamilan hingga menyusui. Hal ini perlu
dilakukan karena perempuan memiliki peran yang cukup besar dalam permasalahan stunting.
Berdasarkan keterangan-keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
permasalahan stunting sangat berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan. Stunting
memerlukan penanggulangan yang cepat dan tepat sedini mungkin. Stunting memerlukan
tindakan dari berbagai sektor yang saling bekerja sama atau berkolaborasi demi menyelesaikan
permaalahan stunting ini.

Anda mungkin juga menyukai