Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASALAH STUNTING DI INDONESIA

1
DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 5

1.3 Tujuan Masalah.................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Stunting............................................................ 6

2.2 Penyebab Stunting............................................................... 6

2.3 Gejalah Stunting.................................................................. 7

2.4 Dampak Stunting................................................................. 8

2.5 Penanggulangan Masalah Gizi............................................ 8

2.6 Pencegahan Stunting........................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................... 11

3.2 Saran.................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini Indonesia dihadapkan pada beban gizi ganda atau sering disebut Double

Burden yang atinya pada saat kita masih terus bekerja keras mengatasi masalah

kekurangan gizi seperti kurus, stunting dan anemia, namun pada saat yang sama

juga harus menghadapi masalah kelebihan gizi atau obesitas. Gizi buruk

merupakan salah satu hal yang menjadi malasah global, termasuk di Indonesia.

Pemantauan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi

lahir dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu

maupun pada bayinya. Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada

bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik. Stunting dapat

terjadi sebagai akibat kekurangan gizi pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan

(HPK) (Kemenkes RI, 2018).

Stunting pada masa kanak-kanak merupakan salah satu hambatan paling

signifikan bagi perkembangan manusia (WHO, 2014). Stunting juga merupakan

gangguan tumbuh kembang yang dialami anak-anak akibat gizi buruk, infeksi

berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Stunting pada awal

kehidupan terutama pada 1000 hari pertama sejak konsepsi sampai usia dua

tahun, gangguan pertumbuhan memiliki konsekuensi fungsional yang merugikan

pada anak. (WHO, 2021). Salah satu cara mencegah stunting adalah pemenuhan

gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Upaya ini sangat diperlukan,

mengingat stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan

3
status kesehatan pada saat dewasa. Saat ini stunting merupakan salah satu

prioritas dalam penanganan masalah kesehatan di Indonesia tahun 2021 yang

kemudian disebut sebagai Program Nasional. Pertumbuhan stunting yang terjadi

pada usia dini dapat berlanjut dan berisiko untuk tumbuh pendek dapa usia

remaja. Anak yang tumbuh pendek pada usia dini (0-2 tahun) dan tetap pendek

pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 27 kali untuk tetap pendek sebelum memasuki

usia pubertas, sebaliknya anak yang tumbuh normal pada usia dini dapat

mengalami growth faltering pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 14 kali tumbuh

pendek pada usia pra-pubertas (Aryastami & Tarigan, 2017)

Data World Health Organization (WHO) menyatakan 21,3% dari semua anak di

bawah umur 5 tahun mengalami stunting pada tahun 2019 (WHO, 2021). Data

prevalensi stunting di Indonesia termasuk ke dalam negara ke tiga dengan

prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara dengan rata-rata prevalensi stunting

di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4% (Kemenkes RI, 2018). Pada tahun

2018 prevalensi stunting di Indonesia mencapai 30,8% dan pada tahun 2019

menjadi 27,67% (Kemenkes RI, 2019). Data stunting di Indonesia mengalami

penurunan di tahun 2019 namun angka tersebut masih di atas batas yang

titetapkan oleh Organisasi Kesehatan (WHO) yaitu 20%, sehingga Indonesia

termasuk dalam negara yang memiliki masalah kesehatan masyaraka (Kemenkes,

2018).

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian stunting?

2. Apa penyebab stunting?

3. Apa gejalah stunting?

4. Apa dampak stunting?

5. Bagaimana penanggulangan masalah gizi?

6. Bagaimana pencegahan stunting?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian stunting

2. Untuk mengetahui penyebab stunting

3. Untuk mengetahui gejalah stunting

4. Untuk mengetahui dampak stunting

5. Untuk mengetahui penanggulangan masalah gizi

6. Untuk mengetahui pencegaha stunting

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stunting

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan

yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang

dan tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi medium standar

pertumbuhan anak. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan

oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan

pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang

akan dating akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan

kognitif yang optimal (Kemenkes RI, 2018)

2.2 Penyebab Stunting

Masalah stunting ini memang sangat mempengaruhi para orang tua yang memiliki

anak usia balita. Stunting disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor yang

berkembang dalam jangka panjang, di antaranya: (Kemenkes RI, 2018)

a. Kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang

b. Retardasi pertumbuhan intrauterine

c. Kebutuhan protein tidak tercukupi sesuai proporsi total kalori

d. Adanya perubahan hormone akibat stress

e. Sering mengalami infeksi pada awal kehidupan anak

Selain itu ada beberapa faktor penyebab stunting: (Indriyani dkk, 2018)

6
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu

mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan paad masa kehamilan, serta

setelah ibu melahirkan.

2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care

(pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care dan

pembelajaran dini yang berkualitas.

3. Kurangnya akses rumah tangga/ keluarga ke makanan bergizi. Penyebabnya

karena harga makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal.

4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.

Selain itu faktor penyebab stunting meliputi kesehatan ibu yang buruk, makanan

bayi dan anak kecil yang tidak memadai. Secara khusus, ini termasuk status gizi

dan kesehatan ibu sebelum, selama, dan setelah kehamilan mempengaruhi

pertumbuhan awal anak dan perkembangannya. Misalnya, hambatan

pertumbuhan untrauterin karena ibu kurang gizi menyumbang 20% dari stunting

pada anak. Faktor lainnya yaitu jarak lahir pendek, kehamilan remaja, yang

mengganggu ketersediaan nutrisi untuk janin.

2.3 Gejalah Stunting

Untuk mengantisipasi terjadinya stunting pada anak, sebaiknya mengetahui

gejalah stunting sedini mungkin. Dengan demikian dapat dilakukan upaya

penyembuhan dan pencegahan agar tidak semakin parah dan membahayakan

anak. Gejalah stunting yang perlu diketahui antara lain: (Kemenkes RI, 2018)

1. Anak memiliki tubuh lebih pendek dibandingkan anak seusianya

7
2. Proporsi tubuh yang cenderung normal namun anak terlihat lebih kecil dari

usianya

3. Berat badan yang rendah untuk anak seusianya

4. Pertumbuhan tulang anak yang tertunda

2.4 Dampak Stunting

Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek

dan jangka panjang

1. Dampak jangka pendek

a. Peningkatan kejadian kesakitandan kematian

b. Perkembangan kognitif, motoric, dan verbal pada anak tidak optimal

c. Peningkatan biaya kesehatan

2. Dampak jangka panjang

a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa

b. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya

c. Menurunnya kesehatan reproduksi

d. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah

e. Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal

2.5 Penanggulangan Masalah Gizi

Penanggulangan masalah gizi antara lain:

1. Pemberian tablet tambahan darah untuk remaja putri, calon pengantin dan ibu

hamil

8
2. Promosi ASI eksklusif

3. Promosi makanan pendamping ASI

4. Promosi makanan berfortifikasi termasik garam beryodium

5. Promosi dan kampanye tablet tambah darah

6. Suplemen gizi mikri

7. Suplemen gizi makro

8. Kelas ibu hamil

9. Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku

10. Pemberian obat cacing

11. Tata laksana gizi kurang/buruk

12. Suplemen vitamin A

13. Jaminan Kesehatan Nasional

Selain itu salah satu upaya promotif preventif dalam rangka menanggulangi

berbagai masalah gizi dan kesehatan tersebut, Kementerian Kesehatan telah

mencanangkan GERMAS dengan focus pada tiga kegiatan yaitu meningkatkan

aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah dan deteksi dini penyakit (Kemenkes RI,

2018)

2.6 Pencegahan Stunting

Setelah memahami apa itu stunting, penyebab dan gejalahnya, kita bisa

melakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi pada anak-anak. Berikut

beberapa cara pencegahan stunting (Kemenkes RI, 2018)

9
1. Memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai pada 1000 hari pertama kehidupan

anak

2. Pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi bagi ibu hamil

3. Konsumsi protein pada menu harian untuk balita usia di atas 6 bulan dengan

kadar protein sesuai dengan usianya

4. Menjaga kebersihan sanitasi dan memenuhi kebutuhan air bersih

5. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya stunting adalah dengan rutin

membawa anak untuk mengikuti posyandu minimal 1 bulan sekali. Anak-anak

usia balita akan ditimbang dan diukur berat badan serta tingginya sehingga

akan diketahui secara rutin apakah balita tersebut mengalami stunting atau

tidak .

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi

badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan

panjang dan tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi medium

standar pertumbuhan anak.

2. Penyebab Stunting:

a. Kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang

b. Retardasi pertumbuhan intrauterine

c. Kebutuhan protein tidak tercukupi sesuai proporsi total kalori

d. Adanya perubahan hormone akibat stress

e. Sering mengalami infeksi pada awal kehidupan anak

3. Gejalah Stunting:

a. Anak memiliki tubuh lebih pendek dibandingkan anak seusianya

b. Proporsi tubuh yang cenderung normal namun anak terlihat lebih kecil dari

usianya

c. Berat badan yang rendah untuk anak seusianya

d. Pertumbuhan tulang anak yang tertunda

4. Dampak Stunting

11
1. Dampak jangka pendek

a. Peningkatan kejadian kesakitandan kematian

b. Perkembangan kognitif, motoric, dan verbal pada anak tidak optimal

c. Peningkatan biaya kesehatan

2. Dampak jangka panjang

a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa

b. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya

c. Menurunnya kesehatan reproduksi

d. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah

e. Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal

5. Pencegahan Stunting:

1. Memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai pada 1000 hari pertama kehidupan

anak

2. Pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi bagi ibu hamil

3. Konsumsi protein pada menu harian untuk balita usia di atas 6 bulan

dengan kadar protein sesuai dengan usianya

4. Menjaga kebersihan sanitasi dan memenuhi kebutuhan air bersih

5. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya stunting adalah dengan rutin

membawa anak untuk mengikuti posyandu minimal 1 bulan sekali. Anak-

anak usia balita akan ditimbang dan diukur berat badan serta tingginya

sehingga akan diketahui secara rutin apakah balita tersebut mengalami

stunting atau tidak .

12
3.2 Saran

Demikianlah makalah ini buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Masih

banyak kesalahan dari penulisan makalah ini karena terbatasnya pengetahuan

dan penulis juga butuh saran/kritikan yang membangun agar bisa menjadi motivasi

untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aryastami N, Tarigan I. 2017. Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi

Stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan. 45(4). (online)

(https://media.neliti.com/media/publications/222768-kajian-kebijakan-dan-

penanggulangan-masa.pdf)

Indriyani R, Mayasari D, Sutarto.2018. Stunting,Faktor Risiko dan Pencegahannya.

Jurnal Kesehatan dan Agromedicine, 5(1). (online)

(https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1999)

KemenKes RI. 2018. Warta Kesmas. Jakarta: Kementeria Kesehatan RI

KemenKes RI. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Kementeria

Kesehatan RI.

KemenKes RI. 2018. Ancaman Generasi Masa Depan Indonesia. Jakarta: Kementeria

Kesehatan RI.

KemenKes RI. 2019. Soft Launching Hasil Survei Gizi Balita Indonesia. Jakarta:

Kementeria Kesehatan RI.

World Health Organization (WHO). 2014. Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy

Brief. (online) (https://www.who.int/nutrition/topics/globaltargets_stunting_policybrief.pdf

diakses pada 17 Maret 2021)

14
World Health Organization (WHO). 2021. Stunting In a Nutshell. (online)

(https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell diakses pada 17

Maret 2021)

World Health Organization (WHO). 2021. Global Helath Observatory (GHO). (online)

(https://www.who.int/gho/child-malnutrition/stunting/en/ diakses pada 17 Maret 2021)

15

Anda mungkin juga menyukai