1
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan......................................................................... 11
3.2 Saran.................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini Indonesia dihadapkan pada beban gizi ganda atau sering disebut Double
Burden yang atinya pada saat kita masih terus bekerja keras mengatasi masalah
kekurangan gizi seperti kurus, stunting dan anemia, namun pada saat yang sama
juga harus menghadapi masalah kelebihan gizi atau obesitas. Gizi buruk
merupakan salah satu hal yang menjadi malasah global, termasuk di Indonesia.
Pemantauan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi
lahir dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu
maupun pada bayinya. Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada
bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik. Stunting dapat
terjadi sebagai akibat kekurangan gizi pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan
gangguan tumbuh kembang yang dialami anak-anak akibat gizi buruk, infeksi
berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Stunting pada awal
kehidupan terutama pada 1000 hari pertama sejak konsepsi sampai usia dua
pada anak. (WHO, 2021). Salah satu cara mencegah stunting adalah pemenuhan
gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Upaya ini sangat diperlukan,
3
status kesehatan pada saat dewasa. Saat ini stunting merupakan salah satu
pada usia dini dapat berlanjut dan berisiko untuk tumbuh pendek dapa usia
remaja. Anak yang tumbuh pendek pada usia dini (0-2 tahun) dan tetap pendek
pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 27 kali untuk tetap pendek sebelum memasuki
usia pubertas, sebaliknya anak yang tumbuh normal pada usia dini dapat
mengalami growth faltering pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 14 kali tumbuh
Data World Health Organization (WHO) menyatakan 21,3% dari semua anak di
bawah umur 5 tahun mengalami stunting pada tahun 2019 (WHO, 2021). Data
di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4% (Kemenkes RI, 2018). Pada tahun
2018 prevalensi stunting di Indonesia mencapai 30,8% dan pada tahun 2019
penurunan di tahun 2019 namun angka tersebut masih di atas batas yang
2018).
4
1.2 Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan
yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang
dan tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi medium standar
pertumbuhan anak. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan
oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan
pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang
akan dating akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan
Masalah stunting ini memang sangat mempengaruhi para orang tua yang memiliki
anak usia balita. Stunting disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor yang
Selain itu ada beberapa faktor penyebab stunting: (Indriyani dkk, 2018)
6
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu
mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan paad masa kehamilan, serta
(pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care dan
Selain itu faktor penyebab stunting meliputi kesehatan ibu yang buruk, makanan
bayi dan anak kecil yang tidak memadai. Secara khusus, ini termasuk status gizi
pertumbuhan untrauterin karena ibu kurang gizi menyumbang 20% dari stunting
pada anak. Faktor lainnya yaitu jarak lahir pendek, kehamilan remaja, yang
anak. Gejalah stunting yang perlu diketahui antara lain: (Kemenkes RI, 2018)
7
2. Proporsi tubuh yang cenderung normal namun anak terlihat lebih kecil dari
usianya
Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek
d. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah
1. Pemberian tablet tambahan darah untuk remaja putri, calon pengantin dan ibu
hamil
8
2. Promosi ASI eksklusif
Selain itu salah satu upaya promotif preventif dalam rangka menanggulangi
aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah dan deteksi dini penyakit (Kemenkes RI,
2018)
Setelah memahami apa itu stunting, penyebab dan gejalahnya, kita bisa
9
1. Memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai pada 1000 hari pertama kehidupan
anak
3. Konsumsi protein pada menu harian untuk balita usia di atas 6 bulan dengan
5. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya stunting adalah dengan rutin
usia balita akan ditimbang dan diukur berat badan serta tingginya sehingga
akan diketahui secara rutin apakah balita tersebut mengalami stunting atau
tidak .
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi
badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan
panjang dan tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi medium
2. Penyebab Stunting:
3. Gejalah Stunting:
b. Proporsi tubuh yang cenderung normal namun anak terlihat lebih kecil dari
usianya
4. Dampak Stunting
11
1. Dampak jangka pendek
d. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah
5. Pencegahan Stunting:
1. Memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai pada 1000 hari pertama kehidupan
anak
3. Konsumsi protein pada menu harian untuk balita usia di atas 6 bulan
5. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya stunting adalah dengan rutin
anak usia balita akan ditimbang dan diukur berat badan serta tingginya
12
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Masih
dan penulis juga butuh saran/kritikan yang membangun agar bisa menjadi motivasi
13
DAFTAR PUSTAKA
(https://media.neliti.com/media/publications/222768-kajian-kebijakan-dan-
penanggulangan-masa.pdf)
(https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1999)
KemenKes RI. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Kementeria
Kesehatan RI.
KemenKes RI. 2018. Ancaman Generasi Masa Depan Indonesia. Jakarta: Kementeria
Kesehatan RI.
KemenKes RI. 2019. Soft Launching Hasil Survei Gizi Balita Indonesia. Jakarta:
World Health Organization (WHO). 2014. Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy
14
World Health Organization (WHO). 2021. Stunting In a Nutshell. (online)
Maret 2021)
World Health Organization (WHO). 2021. Global Helath Observatory (GHO). (online)
15