Anda di halaman 1dari 5

STUNTING

Stunting adalah kondisi serius pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak di
bawah rata-rata atau anak sangat pendek serta tubuhnya tidak bertumbuh dan berkembang
dengan baik sesuai usianya dan berlangsung dalam waktu lama. Bahkan pada akhirnya diikuti
dengan gangguan kecerdasan pada anak dikarenakan kurang gizi kronis. Kondisi ini dipicu oleh
beberapa faktor sejak dalam kandungan ibu yang meliputi infeksi pada kehamilan, kekurangan
gizi (malnutrisi) pada ibu hamil, gizi yang tidak optimal pada bayi dari sejak lahir hingga tiga
tahun pertama kehidupannya, infeksi berulang, atau stimulasi yang buruk dari lingkungan.

APA ITU STUNTING?


Stunting adalah masalah tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi badan anak
yang rendah, sementara berat badannya mungkin normal sesuai dengan usianya. Anak dikatakan
stunting bila tinggi badannya tidak bertambah signifikan sesuai dengan usianya atau bila
dibandingkan dengan tinggi badan yang anak itu dapatkan saat baru lahir. 
Sementara anak di bawah 5 tahun yang memiliki berat badan rendah atau sangat kurus dari
usianya, itu disebut wasting. Anak menderita stunting dan wasting bila anak memiliki tubuh
yang pendek/kerdil dan badannya juga sangat kurus, disertai adanya gangguan perkembangan
otak dan keterlambatan kemampuan anak. 
Gangguan tumbuh kembang anak tersebut biasanya diakibatkan oleh gizi buruk (malnutrisi),
infeksi berulang, dan stimulasi atau perawatan psikososial yang tidak memadai pada anak dari
1000 hari pertama sejak pembuahan sampai usia dua tahun. 
1000 hari pertama kehidupan merupakan periode kritis terjadinya Stunting
Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000
hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2
tahun. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat
ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun
(periode 1000 Hari Pertama Kehidupan) merupakan periode kritis terjadinya gangguan
pertumbuhan, termasuk perawakan pendek. Gejala stunting pada anak diantaranya :

1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya


2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
3. Berat badan rendah untuk anak seusianya
4. Pertumbuhan tulang tertunda 

Gejala Stunting

Gejala stunting sering tidak disadari, karena anak hanya diduga memiliki tubuh yang
pendek. Meski demikian, gejala stunting umumnya bisa terlihat saat anak berusia 2 tahun.

Gejala atau ciri - ciri yang menunjukkan anak mengalami stunting adalah:

 Tubuh anak lebih pendek dibandingkan standar tinggi badan anak seusianya
 Berat badan anak bisa lebih rendah untuk anak seusianya
 Pertumbuhan tulang terhambat
 Mudah sakit
 Gangguan belajar
 Gangguan tumbuh kembang

Bila menderita penyakit kronis, anak dengan stunting bisa mengalami sejumlah gejala berikut:

 Tidak aktif bermain


 Batuk kronis, demam, serta berkeringat malam hari
 Tubuh anak membiru ketika menangis (sianosis)
 Sering lemas
 Sesak napas
 Ujung jari berbentuk seperti tabuh (clubbing finger)
 Bayi tidak dapat menyusu dengan baik

DAMPAK DARI STUNTING?

 Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,kecerdasan, gangguan


pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh

 Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah
sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung
dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.
Kesemuanya itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia,
produktifitas, dan daya saing bangsa.

BAGAIMANA CARA MENGINTERVENSI STUNTING?

1. Ibu hamil mendapatkan minimal 90 tablet selama kehamilan


2. Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil
3. Pemenuhan gizi
4. Persalinan dengan dokter atau bidan yang ahli.
5. Inisiasi menyusui dini
6. Berikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan
7. MPASI untuk bayi 6 bulan – 2 tahun
8. Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A
9. Pantau pertumbuhan Balita di Posyandu terdekat
10. Perilaku hidup bersih dan sehat
Antisipasi stunting pada anak dengan cara :

1. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.


2. Menghindari asap rokok dan memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan antara
lain dengan menu sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup.
3. Melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
4. Mengikuti program imunisasi terutama imunisasi dasar.
5. Memberikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan pemberian MPASI
yang memada

 Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil


Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak
adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.  Ibu yang sedang mengandung agar
selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.
Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin
memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

 Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan


ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi
mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif
selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat
pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang
terbilang rentan

 Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat.


Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan
makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang
dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI
untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan
nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan
produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
 Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari
tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik
khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal
gangguan dan penanganannya.

 Selalu jaga kebersihan lingkungan


Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, termasuk
diare terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak
langsung meningkatkan peluang stunting. Sementara salah satu pemicu diare datang dari
paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Anda mungkin juga menyukai