Anda di halaman 1dari 41

MANAJEMEN LAKTASI

Retnayu Pradanie
Divisi Maternitas FKp Unair
2013
LAKTASI
dapat disebut juga menyusui merupakan bagian
dari proses fisiologis reproduksi yang meliputi
produksi ASI, pengeluaran ASI dan pemberian
ASI. Laktasi merupakan fase akhir dari siklus
reproduksi yang memiliki system pengaturan yang
sangat kompleks yaitu hipotalamus, hipofisis dan
payudara
(Machfuddin, 2004).
TAHAPAN LAKTASI (RIORDAN, 2005):
1. Mammogenesis
 pembentukan dan pertumbuhan kelenjar payudara pada
seorang wanita yang dimulai sejak dalam kandungan,
pubertas dan selama kehamilan. Mammogenesis sangat
dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
2. Laktogenesis tahap I
 Laktogenesis merupakan tahap pembentukan ASI.
Laktogenesis tahap I dimulai pada pertengahan hingga
akhir usia kehamilan.
Pada laktogenesis tahap I, ukuran payudara meningkat
seiring dengan diferensiasi sel epitel alveoli menjadi sel-sel
sekretori untuk memproduksi kolostrum.
Lemak juga berakumulasi di dalam sel-sel tersebut serta
terjadi peningkatan konsentrasi plasma dari laktosa dan α-
laktalbumin
Produksi ASI
Oksitosin Menyebabkan
sel-sel ini berkontraksi
Sel-sel otot

Prolaktin menyebabkan
Sel sel yang
Sel-sel memproduksi ASI
Memproduksi susu

Saluran / Ductus
ASI
di tampung
di sini
Saluran / Ductus

BFC 1/10
Puting

Areola
Kelenjar Montgomery

Jaringan penunjang
Dan lemak
3. Laktogenesis tahap II
 Produksi ASI yang terjadi setelah persalinan
 Tahap ini dipicu oleh penurunan progesteron secara
mendadak (dan mungkin juga estrogen) setelah
kelahiran plasenta.
 Pada tahap ini terdapat 2 refleks yang sangat
berperan yaitu: a) refleks prolaktin
b) refleks let down
4. Galaktopoeisis
 Galaktopoiesis adalah pemeliharaan produksi dan
pengeluaran ASI.
 Faktor yang sangat berperan dalam keberlanjutan
produksi ASI ini adalah kualitas dan kuantitas hisapan
bayi (supply-demand response). Semakin sering ibu
menyusui, maka semakin banyak ASI yang diproduksi
5. Involusi
 Involusi merupakan proses pengembalian bentuk dan
fungsi payudara seperti sebelum menyusui yang terjadi
kurang lebih 40 hari setelah terakhir menyusui.
 Pada tahap ini terjadi penurunan sekresi ASI sebagi
akibat dari penumpukan peptida penghambat.
KOMPOSISI ASI
Komposisi ASI dipengaruhi oleh stadium laktasi dan
nutrisi ibu. ASI berdasarkan stadium laktasi terdiri
dari:
1. Kolostrum: ASI yang disekresi pertama kali oleh
kelenjar payudara pada saat sebelum atau setelah
melahirkan dengan kandungan utama tissue debris
dan residual material
2. ASI peralihan : ASI yang disekresi setelah kolostrum
dan sebelum ASI matur (hari ke-4 sampai 10
postpartum) dengan karakteristik protein yang lebih
rendah dan hidrat arang lebih tinggi dari kolostrum
3. ASI matur : ASI yang disekresikan pada hari ke-10
dan seterusnya dengan komposisi yang relatif konstan
KOLOSTRUM

Kandungan Kegunaan
Kaya antibodi Melindungi dari infeksi
Banyak sel darah putih Melindungi dari infeksi
Pencahar Membersihkan mekonium,
mengurangi kuning

Faktor pertumbuhan Membantu usus matang, mencegah


alergi, intoleransi

Kaya vitamin A Mengurangi keparahan infeksi,


Mencegah penyakit mata
 ASI juga dapat dibedakan menjadi:
1. Foremilk (susu awal)
 ASI yang keluar pada awal menyusui, berwarna bening
dan encer yang kaya akan protein, laktosa, vitamin,
mineral dan air.
 Kandungan air yang banyak pada foremilk mampu
memenuhi kebutuhan air pada bayi sehingga bayi tidak
perlu air minum lagi meskipun tinggal di tempat yang
panas.

2. Hindmilk (susu akhir)


 ASI yang disekresikan pada akhir pemberian ASI yang
berwarna lebih putih dibandingkan susu awal dan
mengandung kadar lemak yang tinggi.
 Lemak ini membuat hindmilk kaya akan energi karena
lemak merupakan pemasok 50% energi dalam ASI
sehingga bayi dapat kenyang lebih lama
MANAJEMEN LAKTASI
 Manajemen laktasi adalah berbagai upaya yang
dilakukan untuk mencapai keberhasilan
menyusui, mulai dari produksi ASI sampai ASI
dihisap dan ditelan oleh bayi yang dimulai pada
periode prenatal, perinatal dan postnatal
 Manajemen laktasi pada periode postnatal
meliputi ASI eksklusif, teknik menyusui,
memeras ASI, menyimpan ASI Peras (ASIP),
memberikan ASIP, nutrisi ibu menyusui,
masalah potensial selama menyusui dan
solusinya.
ASI EKSKLUSIF

 Pemberian ASI eksklusif berarti memberikan


ASI saja pada bayi baru lahir sampai usia 6
bulan tanpa disertai cairan atau makanan
tambahan apapun.

 Telah ditetapkan di dalam Peraturan


Pemerintah Republik Indonesia No. 33 Tahun
2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
MENYUSUI MERUPAKAN PERINTAH TUHAN:

ISLAM (Al-Qu’ran dalam Surat AL-Baqarah : 233)


“Dan para Ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama dua
tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”

KRISTEN (Kitab Injil : Petrus 2 – 2)


“Jadilah seperti bayi yang baru lahir yang selalu ingin akan air
susu yang murni yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh
dan peroleh keselamatan”

HINDU (Kitab Weda : Nts.)


“Tidak ada cinta yang melebihi cinta kepada anaknya, air susu ibu
adalah perantara cinta kasih itu kepada anaknya. Susuilah anak
mulai dari lahir sampai tiga aton (630 hari) lamanya”
KEUNTUNGAN MENYUSUI
ASI MENYUSUI
• Zat-zat gizi yang • Membantu bonding dan
yang lengkap perkembangan

• Mudah dicerna, • Membantu menunda


diserap secara kehamilan baru
efesien

• Melindungi kesehatan
• Melindungi terhadap ibu
infeksi
• Biaya lebih rendah
dibanding asupan
buatan

BFC 1/1
KEUNGGULAN ASI
1. ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan
oleh bayi baru lahir sampai usia 6 bulan
2. ASI mengandung lemak dan protein paling cocok
dengan kebutuhan bayi dalam jumlah yang tepat
3. Zat besi dalam ASI tidak terlalu banyak tapi dapat
diserap dengan baik oleh bayi sehingga dapat
mencegah anemia
4. ASI mengandung vitamin dan laktosa dalam jumlah
yang tepat sehingga tidak perlu tambahan dari luar
5. ASI mengandung sel perantara imunitas, enzim,
hormone dan faktor antiinflamasi sehingga dapat
meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah
infeksi
 ASI mengandung air dalam jumlah yang cukup bagi
bayi walaupun berada pada iklim yang panas
KEBURUKAN PEMBERIAN MAKANAN BUATAN:

 Makanan buatan termasuk susu formula mudah tercemar


oleh bakteri, termasuk botol yang digunakan, bahkan
bakteri sudah berkembang cepat sebelum susu tercium
basi.
 Susu formula tidak mengandung sel darah putih hidup dan
antibody sehingga bayi yang diberi susu formula lebih
mudah terkena diare dan infeksi pernafasan
 Pemborosan uang, sehingga bagi keluarga dengan ekonomi
rendah mungkin membuat susu tidak sesuai dengan
takaran sehingga gizi bayi tidak tercukupi dengan
sempurna.
 Kandungan nutrien yang tidak sesuai dengan kebutuhan
bayi mungkin menyebabkan gangguan pencernaan pada
bayi
 Resiko alergi terhadap protein susu sapi yang terkandung
dalam susu formula
RINGKASAN PERBEDAAN KOMPOSISI
Komponen ASI Susu Sapi Susu Formula
Protein Jumlah tepat Terlalu banyak Jumlah dikurangi
Mudah dicerna Sulit dicerna Kualitas sprt sapi
Lemak Ada asam lemak Tidak ada asam Ditambahkan
esensial lemak esensial asam lemak
Liipase untuk Tidak ada lipase esensial
mencerna Tidak ada lipase
Karbohidrat Banyak laktosa Sedikit laktosa Laktosa+sukrosa
Oligosakarida Oligos tidak cocok Kurang oligos
(anti-infeksi)
Vitamin dan Adekwat jika ibu Zat besi, Vit A Ditambahkan
mineral cukup dan C rendah, vit/mineral, cukup
Faktor anti IgA, laktoferin, Tidak ada Tidak ada
infeksi lysozim, sel-sel
Faktor ada Tidak ada Tidak ada
pertumbuhan
MANFAAT ASI BAGI BAYI Aku sehat, kuat

Meningkatkan kekebalan tubuh


dan pintar
 karena ASI

 Mencegah penyakit akibat infeksi seperti


ISPA dan infeksi lambung/usus
 Mencegah alergi
 Bayi yang diberi ASI lebih tahan terhadap
penyakit kuning (jaundice)
 Lebih cerdas (IQ lebih tinggi 7-9 poin dari
pada bayi yang tidak diberi ASI)
 Dapat diserap secara sempurna
 ASI merupakan ungkapan kasih sayang ibu
sehingga bayi merasa lebih aman, nyaman
dan terlindungi
 ASI selalu siap dalam keadaan steril dan suhu
yang tepat kapanpun bayi membutuhkannya.
PERLINDUNGAN TERHADAP INFEKSI

1. Ibu yang terkena


infeksi 2. Sel darah putih ibu
membuat antibodi
untuk melindungi
ibu

4. Antibodi terhadap 3. Sebagian sel darah


infeksi ibu dialirkan putih masuk ke
kedalam ASI untuk payudara dan
melindungi bayi membuat antibodi

BFC 1/7
MANFAAT MENYUSUI BAGI IBU
 Menyusui dapat mempercepat pegembalian ukuran
rahim seperti sebelum hamil
 Tumpukan lemak yang tertimbun selama masa
kehamilan diubah menjadi ASI sehingga ibu cepat
langsing kembali
 Lebih menghemat uang, tenaga dan waktu karena
tidak perlu membeli, membuat dan mensterilkan
botol
 Ibu dapat merasa lebih dekat dengan bayi
 ASI yang keluar dari payudara ibu tidak pernah basi
dan praktis mudah dibawa kemana-mana
 Hasil penelitian menunjukkan ibu yang menyusui
mempunyai resiko lebih rendah untuk terkena
kanker payudara dan kanker rahim.
TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
1. Sebelum memulai
menyusui, cuci tangan,
bersihkan puting dengan
kapas yang dibasahi air
matang, dan stimulasi
puting agar menonjol.
2. Perah sedikit ASI oleskan
di sekitar puting, duduk
atau berbaring dengan
santai. Beberapa posisi
menyusui yang dapat
diterapkan tampak
seperti pada gambar
disamping:
3. Dekatkan bayi ke tubuh ibu, kepala dan tubuh
bayi lurus, perut bayi menempel pada perut ibu.
4. Sentuhkan bibir bayi ke puting susu, dagu
menempel pada payudara sehingga mulut bayi
membuka lebar dan bibir bawah bayi membuka
lebar seperti yang terlihat pada gambar berikut:
5. Pastikan bayi mengisap dengan benar dan biarkan bayi
bersandar ke arah ibu. Jaga agar posisi kepala tidak
menggantung, karena kondisi ini akan menyebabkan bayi sulit
menyusu dengan benar sehingga saat mengisap akan sering
terlepas karena tidak ada tahanan pada kepala. Mulut bayi tidak
tertekan pada payudara ibu.
6. Susui bayi selama ia mau dan berikan
ASI secara bergantian pada kedua
payudara sehingga mempertahankan
ASI tetap diproduksi seimbang pada
kedua payudara.
7. Setelah bayi selesai menyusu,
sebaiknya puting susu dan sekitarnya
dibasahi oleh ASI dan biarkan kering
sendiri untuk menjaga kelembapan.
8. Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur,
sendawakan bayi dengan cara seperti
gambar disamping:
Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila sesuatu menyentuh
bibirnya, bayi membuka
mulutnya dan lidahnya
turun
Ketrampilan
Refleks mengisap
Ibu belajar Bila sesuatu menyentuh
Memposisikan langit-langinya, bayi
Bayi mengisap

Bayi belajar
Untuk menyusu

Refleks menelan
Bila mulut penuh ASI,
Bayi akan menelan

BFC 3/12
MANAJEMEN LAKTASI BAGI IBU YANG BEKERJA
 ASI perah (ASIP) merupakan solusi bagi ibu-ibu
bekerja yang tetap ingin menyusui bayinya
secara eksklusif.
 Memerah ASI dapat dilakukan secara manual
dengan menggunakan tangan atau memakai
pompa manual maupun elektrik.
 ASI yang telah diperah dapat disimpan di wadah
yang telah disterilkan terlebih dahulu.
Contoh:

 Setelah disimpan, berilah label di wadah ASIP


dengan mencantumkan nama bayi dan tanggal.
 Daya tahan ASIP sangat tergantung pada suhu
tempat penyimpanan, seperti penjelasan pada
tabel berikut:
Tempat peyimpanan Suhu Lama Penyimpanan
Dalam ruangan (ASIP 190-260C 6-8 jam di ruangan ber-AC dan
segar) 4 jam di ruangan tanpa AC
Dalam ruangan (ASIP 190-260C 4 jam
beku yang telah dicairkan)
Kulkas (ASIP segar) < 400C 2-3 hari
Kulkas (ASIP beku yang < 400C 24 jam
telah dicairkan)
Freezer (lemari es 1 pintu) -180 sampai 00C 2 minggu
Freezer (lemari es 2 pintu) -200 sampai - 3-4 bulan
180C
Deep freezer Suhu stabil 6-12 bulan
≤ -200C
MEMBERIKAN ASIP
 Ambil ASI berdasarkan tanggal pemerahan, yang pertama
diperah diberikan dulu atau yang paling segar diberikan dulu
asalkan memperthatikan masa kadaluarsa (metode First In First
Out/FIFO atau Last In First Out/LIFO).
 Jika ASI beku cairkan terlebih dahulu dengan cara
meletakkannya pada lemari es (bukan freezer) atau suhu ruangan
sampai cair.
 Untuk menghangatkan taruh ASI dalam wadah yang telah berisi
air hangat sampai suhu ASI sama dengan suhu air yang
digunakan ketika memandikan bayi. Jangan menggunakan
microwave, oven atau mendidihkan ASI karena dapat merusak
kandungan ASI.
 Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI, kemudian teteskan pada
punggung tangan
 Berikan ASI dengan menggunakan sendok/cup feeder, tidak
disarankan menggunakan botol sebelum bayi berumur 4 bulan
karena dapat menyebabkan bingung putting
 ASIP beku yang telah dicairkan dengan cara direndam air
hangat dapat dikembalikan ke lemari es dan bertahan dalam
waktu 4 jam, namun jika sudah diminum (terkena mulut bayi)
lebih baik dibuang.
NUTRISI IBU MENYUSUI
 Pada umumnya ibu yang menyusui
membutuhkan asupan kalori dan protein lebih
tinggi yang berguna untuk produksi ASI dan
memulihkan energi.
 Tidak ada jenis makanan khusus yang harus
dikonsumsi oleh ibu menyusui, hanya saja ibu
harus mengurangi makanan atau minuman yang
mengandung kafein atau alkohol karena dapat
masuk dalam kandungan ASI.
 Selain itu ibu dengan riwayat keluarga
menderita alergi sebaiknya menghindari
makanan penyebab alergi karena manifestasi
alergi mungkin juga dapat dialami oleh bayi
MASALAH POTENSIAL SELAMA
MENYUSUI DAN SOLUSINYA

Menurut British Columbia Reproductive Care Program


(1997), beberapa masalah yang sering terjadi selama
menyusui dibagi menjadi 2 yaitu masalah pada ibu dan
masalah pada bayi.
MASALAH PADA IBU
 Bendungan, terjadi karena kongesti vaskular
dan limfatik.
 Tanda dan gejala yang mungkin muncul adalah rasa
nyeri, bengkak dan payudara terasa berat yang
mungkin menyebabkan bayi sulit untuk menyusu.
 Masalah ini dapat dicegah dengan menyusui secara
efektif dan sering.
 Jika sudah terlanjur terjadi penatalaksanaan
dengan:
 cara mengkompres payudara dengan air hangat sebelum
menyusui, kompres dengan air es di antara waktu
menyusui, pijat payudara dan keluarkan ASI dengan cara
diurut dari pangkal ke ujung, menyusui setiap 2-3 jam,
memakai bra yang dapat menyangga payudara.
 Puting lecet yang biasanya terjadi akibat cara
menyusui yang salah.
 Penatalaksanaan dengan menyusui pada sisi payudara
yang lain, pastikan bayi mengulum sampai ke areola
saat menyusu, pastikan bayi tidak sedang menghisap
saat akan melepas puting, olesi puting dengan ASI
sebelum dan sesudah menyusui untuk menjaga
kelembaban.

 Puting rata atau tenggelam


 bisa ditatalaksanai dengan cara menstimulasi puting
dengan memijit ke arah yang berlawanan atau dengan
menggunakan breastpump atau dengan spuit sebelum
menyusui.
 Saluran ASI tersumbat
 yang biasanya ditandai dengan adanya titik putih di lubang
puting.
 Pencegahan dan penanganan dengan cara menghangatkan
payudara dengan kompres hangat untuk merangsang
drainase, mengurut pangkal payudara ke ujung untuk
mengeluarkan ASI, menyusui lebih sering terutama pada
payudara yang terkena, hindari penggunaan baju atau
payudara yang ketat, dan istrihat yang cukup.

 Mastitis
 dengan gejala febrile-flu like symptom, nyeri, payudara
teraba keras dan mungkin kemerahan.
 Penanganan dengan cara kompres hangat sebelum dan
sesudah menyusui, menyusui pada sisi payudara yang lain,
minum cairan, istirahat yang cukup, analgesik dan
antipiretik.
 Jika parah diatasi dengan pembedahan
 Produksi ASI berlebihan (foremilk-hindmilk
imbalance).
 Biasanya ditandai dengan bayi gelisah dan bingung
saat mulai menyusu, frekwensi buang air kecil sangat
sering, sering meludah, peningkatan berat badan bayi
sangat pesat, sering kentut.
 Sedangkan gejala yang mungkin dialami oleh ibu
antara lain rasa nyeri saat mulai terjadi reflek let down
dan ASI memancar keluar dari sisi payudara yang lain.
 Cara penanganannya dengan menyusui bayi pada salah
satu sisi payudara sampai selesai, posisi bayi saat
menyusu setengah tegak, jangan menyusui bayi dalam
keadaan gelisah atau menangis (tunggu tenang),
keluarkan ASI terlebih dahulu sampai pancaran ASI
tidak terlalu deras dan sendawakan bayi sesering
mungkin
 Produksi ASI kurang
 mungkin terjadi karena pemberian cairan tambahan
selain ASI (susu formula, juice atau teh), kurang lama
saat menyusui, posisi dan cara menyusu yang salah,
penggunaan empongan yang terlalu sering, bayi yang
malas menyusu.
 Penanganannya dengan menyusui pada kedua payudara
secara bergantian (2-3 kali setiap menyusui),
meningkatkan frekwensi menyusui, posisikan bayi
secara benar dan pastikan mulut bayi mengulum
sampai ke areola, penggunaan obat-obatan perangsang
ASI mungkin diperlukan seperti domperidone
(motilium).
MASALAH PADA BAYI
 Bayi yang sering rewel/gelisah
 karakteristik: minta menyusu terus-menerus, selalu
merasa tidak puas, ibu merasa sangat lelah.
 Penatalaksanannya dengan cara:
 memastikan posisi dan perlekatan yang benar,
 sering kontak skin-to-skin antara ibu dan bayi,

 mengajarkan tanda-tanda bayi ingin menyusu dan segera


menyusui ketika bayi menunjukkan tanda tersebut,
 menyusui bayi sebelum bayi merasa sangat lapar yang
ditandai dengan bayi menangis,
 perah ASI untuk menstimulasi peningkatan produksi ASI

 yakinkan ibu bahwa bayi akan tenang jika produksi ASI


bertambah.
 Bayi sering mengantuk/malas menyusu
 karakteristik: bayi tidur lama dan sulit dibangunkan
untuk menyusu, dapat melakukan perlekatan namun
tidak menhisap dengan adekuat, berat badan bayi
turun, frekwensi kencing dan buang air besar jarang.
 Penanganan:
 memastikan posisi dan perlekatan yang baik,
 kontak skin-to-skin,

 jangan terlalu sering menggendong bayi,

 mengajarkan tanda bayi ingin menyusu dan segera menyusui

ketika ada tanda tersebut,


 bangunkan bayi untuk menyusu setiap 3 jam, upayakan agar

bayi tetap terjaga selama menyusu,


 berikan ASI menggunakan cup feeder jika perlu,

 perah ASI untuk menstimulasi peningkatan produksi ASI


 Jaundice (bayi kuning),
 faktor predisposisi: pemecahan sel darah merah yang
cepat, liver bayi yang masih imatur tidak mampu
melakukan metabolasi sel darah marah,
inkompatibilitas rhesus, memar karena proses
persalinan, premature dan intake ASI yang tidak
adekuat.
 Penatalaksanaannya :
 dengan cara meningkatkan frekwensi menyusui yang efektif.
 Jika diperlukan fototerapi dan transfusi tukar

Tanda-tanda bayi ingin menyusu:


bangun dari tidur, bernafas lebih cepat,
membuka mulut, memasukkan tangan ke
dalam mulut dan rooting refleks (Hamelin,
et al., 2005).
WHO DAN UNICEF MEMBUAT KEBIJAKAN BABY FRIENDLY HOSPITAL
INITIATIVE (BFHI) ATAU DI INDONESIA DIKENAL DENGAN RUMAH
SAKIT SAYANG BAYI YANG BERISI 10 LANGKAH SEBAGAI BERIKUT:

1. Membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan


secara rutin kepada seluruh petugas kesehatan
2. Melatih ketrampilan seluruh petugas kesehatan untuk menjalankan
kebijakan tersebut
3. Menginformasikan kepada seluruh ibu hamil tetang keuntungan
menyusui dan manajeman laktasi
4. Membantu ibu untuk melakukan inisiasi menyusu dini setengah jam
setelah persalinan
5. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar dan agar tetap
menyusui walaupun harus terpisah dengan bayinya
6. Tidak memberikan makanan ataupun minuman tambahan selain ASI,
kecuali ada indikasi medis
7. Menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan (rooming in) agar ibu
dapat selalu bersama dengan bayinya selama 24 jam
8. Menyusui setiap kali dibutuhkan
9. Tidak menggunakan bantuan alat buatan seperti empongan selama
menyusui
10. Membentuk kelompok dukungan menyusui dan menyarankan ibu untuk
bergabung dengan kelompok tersebut setelah keluar dari rumah sakit.
MENURUT REGISTERED NURSES ASOCIATION OF ONTARIO
(2003), IMPLIKASI KEBIJAKAN BFHI TERHADAP KEPERAWATAN
ANTARA LAIN:

 Perawat berperan sebagai advokat dalam


menciptakan lingkungan yang mendukung
untuk menyusui (breastfeeding friendly
environment) dengan cara menyediakan fasilitas
berupa area menyusui, membantu keluarga dan
masyarakat untuk mendukung ibu menyusui
 Perawat harus mengupayakan keberhasilan ASI
eksklusif selama 6 bulan, pemberian makanan
pendamping ASI setelah bayi berusia 6 bulan
dan terus melanjutkan menyusui sampai bayi
berusia 2 tahun
 Perawat harus melakukan pengkajian secara
komprehensif selama masa prenatal dan postnatal
kepada ibu, bayi dan keluarga untuk menyusun
intervensi keperawatan yang mendukung
keberhasilan menyusui.
 Perawat harus mengembangkan instrument yang
tepat agar dapat mengkaji kebutuhan intervensi
menyusui yang sesuai.
 Perawat harus memberikan pendidikan kesehatan
tentang menyusui
 Menyelenggarakan kelas edukasi prenatal
 Mengkaji kebutuhan menyusui pada ibu dan bayi
untuk kebutuhan discharge planning
 Perlu ada perawat ahli dalam bidang laktasi yang
dapat memberikan dukungan bagi ibu selama hamil
dan nifas
 Perawat yang memberikan edukasi tentang laktasi
perlu mendapatkan pelatihan khusus untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

Anda mungkin juga menyukai