Anda di halaman 1dari 3

Merdeka.

com - Siapa yang tak mengenal tahu? Setiap masyarakat Indonesia pasti
mengenal makanan ini. Makanan ini memang dapat dengan mudah kita dapatkan di
pasar dan juga tempat-tempat makan. Harganya pun terjangkau sehingga dapat
dinikmati oleh semua kalangan.
Tahu bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan. Makanan ini juga cocok
dimasukkan ke dalam masakan lainnya. Selain lezat, makanan yang berasal dari
kedelai ini juga mengandung banyak nutrisi. Beberapa nutrisi yang terkandung di
dalamnya antara lain protein, zat besi, kalsium dan rendah sodium, kolesterol, dan
kalori.

Lalu bagaimana proses pembuatan tahu ini? Berikut penjelasan mengenai


bagaimana proses pembuatan tahu secara garis besar yang kami lansir dari
berwirausaha.net.
Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang mengalami koagulasi.
Tahu berasal dari Tiongkok, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso. Nama "tahu"
merupakan serapan dari bahasa Hokkian (tauhu) (Hanzi: 豆腐, hanyu pinyin: doufu), yang
secara harfiah berarti "kedelai terfermentasi". Tahu telah dikenal di Tiongkok sejak zaman dinasti
Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An (Hanzi: 劉安) yang merupakan seorang
bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan dinasti Han.

Tahu sutra

Versi tahu yang dikenal di Jepang adalah tahu sutra (絹漉し豆腐, kinugoshi tōfu). Tahu sutra
lebih lunak dan kurang tahan terhadap pengolahan lebih lanjut, sehingga biasanya dikonsumsi
mentah. Tahu secara umum dibawa para perantau Cina ke seluruh penjuru dunia sehingga
menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga akhirnya ke seluruh dunia.

Daftar isi

 1Tahu di Indonesia
 2Tahu di Korea
 3Referensi
 4Pranala luar
Tahu di Indonesia[sunting | sunting sumber]
Tahu telah mengalami indigenisasi di Indonesia sehingga muncul berbagai varian tahu serta
panganan berbahan tahu. Tampilan luar tahu ada yang berwarna putih maupun kuning. Karena
populernya, tahu menjadi bagian tak terpisahkan yang ditemui di tempat makan berbagai tingkat
sosial di Indonesia, bersama-sama dengan tempe.
Di Kediri tahu kuning menjadi makanan khas. Tahu ini dikenal sebagai tahu takwa. Tempat lain
yang juga terasosiasi dengan tahu adalah Sumedang (tahu Sumedang).

Tahu guling, suatu jajanan berbasis tahu dari Surakarta.

Tahu masih terkait dengan kembang tahu dan tauhue (juga disebut sebagai "kembang tahu")


menurut cara pembuatannya.
Aneka makanan yang melibatkan tahu antara lain tahu bacem, tahu bakso, tahu campur, tahu
guling, tahu isi (tahu bunting), perkedel tahu, dan kerupuk tahu, tahu pedes, tahu krispi. Tahu
goreng biasanya dihidangkan untuk menemani makanan berkuah cair, seperti mi
bakso dan soto; atau batagor. Siomay, salah satu bentuk dimsum, juga menggunakan
tahu kukus sebagai komponennya.

Tahu di Korea[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Dubu

Masakan sundubu jjigae.

Dubu adalah tahu Korea (豆腐, 두부).[5] Orang Korea memanfaatkan tahu untuk berbagai


jenis masakan.[6]
Referensi awal mengenai tahu di Korea dapat ditemukan dalam Catatan Mogeun (Mogeunjip)
yang ditulis oleh Yi Saek (bernama pena Mogeun, 1328-1396) pada zaman Dinasti Goryeo (938-
1392). [7] Dalam satu puisinya, Yi Saek mengungkapkan kelezatan tahu yang baru saja dibuat. [7]
Referensi lain menuliskan tentang cara memasak tahu Korea dalam Yangchonjip oleh Gwon
Geun serta Heo Gyun (1569-1618), seorang sastrawan Dinasti Joseon yang menulis artikel
dalam Domundaejak tentang kelembutan rasa dubu yang dijual pedagang di luar Gerbang
Changui.[7] Sebuah catatan di Sejongsillok (Catatan Pemerintahan Raja Sejong) menyebutkan
bahwa Kaisar Ming memuji kelezatan tahu di Joseon dan wanitanya pandai memasak makanan
yang lezat.[7]

Anda mungkin juga menyukai