C. TUJUAN
1.Untuk mengetahui hubungan antara gizi dan
ekonomi
2.Untuk mengetahui hubungan antara gizi dan
ekonomi manusia
3. Untuk mengetahui hubungan antara gizi dan
ekonomi social
BAB II
PEMBAHASAN
GIZI DAN EKONOMI
Krisis ekonomi yang telah berlangsung lama telah meningkatkan angka
kemiskinan dan diikuti dengan penurunan kualitas gizi masyarakat.
Indikatornya, di berbagai daerah terus ditemukan kasus busung lapar, gizi
buruk, dan aneka penyakit rakyat karena melemahnya fisik serta menurunnya
daya tahan tubuh karena kualitas gizi yang rendah, yang disebabkan oleh
terbatasnya pengetahuan dan ketidakberdayaan ekonomi. Banyak keluarga
menghabiskan uang untuk rokok daripada untuk susu bagi anaknya.
Kualitas pangan rakyat kita selama ini telah meningkat cukup baik
melalui kampanye intensif 4 Sehat 5 Sempurna. Empat sehat: nasi, jagung,
ubi kayu (sumber karbohidrat), daging, telur, ikan (sumber protein dan
lemak), sayur dan buah-buahan (sumber serat, vitamin dan mineral); dan
sempurna dengan ditambah susu. Namun, bangsa-bangsa lain asupan gizinya
meningkat jauh lebih baik, akibatnya secara relatif kualitas pangan rakyat kita
menjadi kurang baik jika dibandingkan dengan banyak negara lain.
Membangun ketahanan pangan menyangkut juga penghapusan
kemiskinan yang antara lain berarti penyediaan lapangan kerja; pengetahuan,
pemahaman dan kesadaran menyangkut keluarga, pengambil keputusan dan
masyarakat umum; dan sistem gizi nasional, seperti penyuluh gizi, ahli gizi,
dan kelembagaan kebijakan gizi.
Kemiskinan memiliki hubungan yang timbal
balik dengan gizi ini menyatakan bahwa,
kemiskinan merupakan penyebab pokok atau
akar masalah gizi kurang. Proporsi anak gizi
kurang berbanding terbalik dengan pendapatan.
Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi
prosentase anak yang kekurangan gizi. Makin
tinggi pendapatan makin kecil prosentase anak
yang kurang gizi, sementara itu kurang gizi pada
anak akan berlanjut hingga dewasa akan
berpotensi sebagai penyebab kemiskinan melalui
rendahnya prestasi pendidikan pada sekolah dan
rendahnya produktivitas pada sat mereka
bekerja. Kemiskinan juga menjadi penyebab bagi
keluarga dalam memperoleh akses terhadap
pelayanan kesehatan .
GIZI DAN EKONOMI MANUSIA
A.KESIMPULAN
Di mana pun, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ditentukan oleh
kualitas pangan yang dikonsumsi rakyat yang akan menentukan tingkat pertumbuhan
fisiknya, termasuk kecerdasannya, di samping pendidikan yang bermutu dan pelayanan
kesehatan yang baik.
Krisis ekonomi yang telah berlangsung lama telah meningkatkan angka kemiskinan
dan diikuti dengan penurunan kualitas gizi masyarakat. Indikatornya, di berbagai daerah
terus ditemukan kasus busung lapar, gizi buruk, dan aneka penyakit rakyat karena
melemahnya fisik serta menurunnya daya tahan tubuh karena kualitas gizi yang rendah,
yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan ketidakberdayaan ekonomi.
masalah gizi buruk dan gizi kurang dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi
pangan dan penyakit infeksi serta dipengaruhi secara tidak langsung oleh pola asuh,
ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya dan politik.
Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya
manusia yang berkualitas yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat,
kesehatan yang prima serta cerdas dan bukti empiris menunjukkan bahwa hal tersebut
sangat ditentukan oleh status gizi yang baik.
Kondisi sosial-ekonomi yang baik memberi kemungkinan agar kebutuhan gizi anak
dapat terpenuhi. Yang dimaksud dengan terpenuhinya kebutuhan gizi adalah tersedianya
berbagai zat yang diperlukan untuk mempertahankan stabilitas fungsi-fungsi tubuh, dan
sekaligus untuk kebutuhan pertumbuhan badan si anak; seperti misalnya kalori,
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, kalsium dan mikronutrien.
B.SARAN