Oleh:
Retnayu Pradanie
LAKTASI
dapat disebut juga menyusui merupakan
bagian dari proses fisiologis reproduksi yang
meliputi produksi ASI, pengeluaran ASI dan
pemberian ASI. Laktasi merupakan fase akhir
dari siklus reproduksi yang memiliki system
pengaturan yang sangat kompleks yaitu
hipotalamus, hipofisis dan payudara
(Machfuddin, 2004).
TAHAPAN LAKTASI (RIORDAN, 2005):
1. Mammogenesis
pembentukan dan pertumbuhan kelenjar payudara pada
seorang wanita yang dimulai sejak dalam kandungan,
pubertas dan selama kehamilan. Mammogenesis sangat
dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
2. Laktogenesis tahap I
Laktogenesis merupakan tahap pembentukan ASI.
Laktogenesis tahap I dimulai pada pertengahan hingga
akhir usia kehamilan.
Pada laktogenesis tahap I, ukuran payudara meningkat
seiring dengan diferensiasi sel epitel alveoli menjadi sel-
sel sekretori untuk memproduksi kolostrum.
Lemak juga berakumulasi di dalam sel-sel tersebut serta
terjadi peningkatan konsentrasi plasma dari laktosa dan
α-laktalbumin
Produksi ASI
Oksitosin Menyebabkan
sel-sel ini berkontraksi
Sel-sel otot
Prolaktin menyebabkan
Sel sel yang
Memproduksi susu Sel-sel memproduksi ASI
Saluran / Ductus
ASI
di tampung
di sini
Saluran / Ductus
BFC 1/10
Puting
Areola
Kelenjar Montgomery
Jaringan penunjang
Dan lemak
3. Laktogenesis tahap II
Produksi ASI yang terjadi setelah persalinan
Tahap ini dipicu oleh penurunan progesteron
secara mendadak (dan mungkin juga estrogen)
setelah kelahiran plasenta.
Pada tahap ini terdapat 2 refleks yang sangat
berperan yaitu: a) refleks prolaktin
b) refleks let down
4. Galaktopoeisis
Galaktopoiesis adalah pemeliharaan produksi dan
pengeluaran ASI.
Faktor yang sangat berperan dalam keberlanjutan
produksi ASI ini adalah kualitas dan kuantitas
hisapan bayi (supply-demand response). Semakin
sering ibu menyusui, maka semakin banyak ASI
yang diproduksi
5. Involusi
Involusimerupakan proses pengembalian bentuk
dan fungsi payudara seperti sebelum menyusui
yang terjadi kurang lebih 40 hari setelah terakhir
menyusui.
Pada tahap ini terjadi penurunan sekresi ASI sebagi
akibat dari penumpukan peptida penghambat.
KOMPOSISI ASI
Komposisi ASI dipengaruhi oleh stadium laktasi
dan nutrisi ibu. ASI berdasarkan stadium laktasi
terdiri dari:
1. Kolostrum: ASI yang disekresi pertama kali oleh
kelenjar payudara pada saat sebelum atau
setelah melahirkan dengan kandungan utama
tissue debris dan residual material
2. ASI peralihan : ASI yang disekresi setelah
kolostrum dan sebelum ASI matur (hari ke-4
sampai 10 postpartum) dengan karakteristik
protein yang lebih rendah dan hidrat arang lebih
tinggi dari kolostrum
3. ASI matur : ASI yang disekresikan pada hari ke-10
dan seterusnya dengan komposisi yang relatif
konstan
KOLOSTRUM
Kandungan Kegunaan
Kaya antibodi Melindungi dari infeksi
Banyak sel darah putih Melindungi dari infeksi
Pencahar Membersihkan mekonium,
mengurangi kuning
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 33
Tahun 2012
tentang Pemberian ASI Eksklusif
MANAJEMEN LAKTASI PERIODE
PRENATAL
KIE tentang manfaat dan keunggulan ASI
pada ibu hamil dan keluarganya.
Melakukan ANC secara rutin pemeriksaan
kesehatan, kehamilan, dan payudara.
Menjaga asupan nutrisi yang adekuat dan
gizi yang seimbang pada ibu hamil
Menciptakan lingkungan yang kondusif
dalam keluarga mendukung dan
membesarkan hati ibu untuk mencapai ASI
Ekslusif
KEUNTUNGAN MENYUSUI
ASI MENYUSUI
• Zat-zat gizi yang • Membantu bonding dan
yang lengkap perkembangan
• Melindungi kesehatan
• Melindungi terhadap ibu: mencegah
infeksi perdarahan, menurunkan
resiko kanker serviks dan
• Biaya lebih rendah kanker payudara, lebih
dibanding asupan cepat langsing.
buatan
MENYUSUI MERUPAKAN PERINTAH
TUHAN:
Merangsang
produksi kolostrum
Pijat oksitosin
Konseling Laktasi
TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
1. Sebelum memulai
menyusui, cuci tangan,
bersihkan puting dengan
kapas yang dibasahi air
matang, dan stimulasi
puting agar menonjol.
2. Perah sedikit ASI oleskan
di sekitar puting, duduk
atau berbaring dengan
santai. Beberapa posisi
menyusui yang dapat
diterapkan tampak seperti
pada gambar disamping:
3. Dekatkan bayi ke tubuh ibu, kepala dan tubuh bayi
lurus, perut bayi menempel pada perut ibu.
4. Sentuhkan bibir bayi ke puting susu, dagu menempel
pada payudara sehingga mulut bayi membuka lebar dan
bibir bawah bayi membuka lebar seperti yang terlihat
pada gambar berikut:
5. Pastikan bayi mengisap dengan benar dan biarkan
bayi bersandar ke arah ibu. Jaga agar posisi kepala
tidak menggantung, karena kondisi ini akan
menyebabkan bayi sulit menyusu dengan benar
sehingga saat mengisap akan sering terlepas
karena tidak ada tahanan pada kepala. Mulut bayi
tidak tertekan pada payudara ibu.
6. Susui bayi selama ia mau dan
berikan ASI secara bergantian
pada kedua payudara
sehingga mempertahankan
ASI tetap diproduksi seimbang
pada kedua payudara.
7. Setelah bayi selesai
menyusu, sebaiknya puting
susu dan sekitarnya dibasahi
oleh ASI dan biarkan kering
sendiri untuk menjaga
kelembapan.
8. Setelah menyusui, bila bayi
tidak tidur, sendawakan bayi
dengan cara seperti gambar
berikut:
MANAJEMEN LAKTASI BAGI IBU YANG BEKERJA
ASI perah (ASIP) merupakan solusi bagi ibu-
ibu bekerja yang tetap ingin menyusui
bayinya secara eksklusif.
Memerah ASI dapat dilakukan secara manual
dengan menggunakan tangan atau memakai
pompa manual maupun elektrik.
ASI yang telah diperah dapat disimpan di
wadah yang telah disterilkan terlebih dahulu.
Contoh:
Usia kehamilan
Stress
Merokok
Konsumsi alkohol
Mastitis
dengan gejala febrile-flu like symptom, nyeri, payudara
teraba keras dan mungkin kemerahan.
Penanganan dengan cara kompres hangat sebelum dan
sesudah menyusui, menyusui pada sisi payudara yang lain,
minum cairan, istirahat yang cukup, analgesik dan
antipiretik.
Jika parah diatasi dengan pembedahan
Produksi ASI berlebihan (foremilk-hindmilk
imbalance).
Biasanya ditandai dengan bayi gelisah dan bingung
saat mulai menyusu, frekwensi buang air kecil
sangat sering, sering meludah, peningkatan berat
badan bayi sangat pesat, sering kentut.
Sedangkan gejala yang mungkin dialami oleh ibu
antara lain rasa nyeri saat mulai terjadi reflek let
down dan ASI memancar keluar dari sisi payudara
yang lain.
Cara penanganannya dengan menyusui bayi pada
salah satu sisi payudara sampai selesai, posisi bayi
saat menyusu setengah tegak, jangan menyusui
bayi dalam keadaan gelisah atau menangis
(tunggu tenang), keluarkan ASI terlebih dahulu
sampai pancaran ASI tidak terlalu deras dan
sendawakan bayi sesering mungkin
Produksi ASI kurang
mungkin terjadi karena pemberian cairan tambahan
selain ASI (susu formula, juice atau teh), kurang
lama saat menyusui, posisi dan cara menyusu yang
salah, penggunaan empongan yang terlalu sering,
bayi yang malas menyusu.
Penanganannya dengan menyusui pada kedua
payudara secara bergantian (2-3 kali setiap
menyusui), meningkatkan frekwensi menyusui,
posisikan bayi secara benar dan pastikan mulut
bayi mengulum sampai ke areola, penggunaan
obat-obatan perangsang ASI mungkin diperlukan
seperti domperidone (motilium).
MASALAH PADA BAYI
Bayi yang sering rewel/gelisah
karakteristik:
minta menyusu terus-menerus,
selalu merasa tidak puas, ibu merasa sangat lelah.
Penatalaksanannya dengan cara:
memastikan posisi dan perlekatan yang benar,
sering kontak skin-to-skin antara ibu dan bayi,
bertambah.
Bayi sering mengantuk/malas menyusu
karakteristik:bayi tidur lama dan sulit dibangunkan
untuk menyusu, dapat melakukan perlekatan
namun tidak menhisap dengan adekuat, berat
badan bayi turun, frekwensi kencing dan buang air
besar jarang.
Penanganan:
memastikan posisi dan perlekatan yang baik,
kontak skin-to-skin,