Anda di halaman 1dari 8

Vol.1 No.

1 April 2017 29
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM BROILER FASE STARTER DI PT. CIOMAS
ADISATWA UNIT LAMONGAN

Oleh
Siti Aslimah1),
Eny Solikhatin2) & Safatun Nadliroh3)
1Dosen Program Studi Budidaya Ternak Politeknik Pertanian dan Peternakan MAPENA
2Dosen Program Studi Budidaya Ternak Politeknik Pertanian dan Peternakan MAPENA
3Mahasiswa Program Studi Budidaya Ternak Politeknik Pertanian dan Peternakan

MAPENA
Email: 1Aslimah05@gmail.com

Abstrak
Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dengan pertumbuhan cepat sehingga waktu
pemeliharaannya lebih singkat, pakan lebih efisien dan produksi daging tinggi. Ayam broiler fase
starter dimulai sejak DOC (day old chick) diterima sampai berumur dua minggu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi masalah mengenai sebuah perusahaan dalam manajemen
pemeliharaan ayam boiler fase starter; meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan ketrampilan
mengenai proses pemeliharaan ayam broiler fase starter dalam skala industri atau perusahaan.
Metode yang digunakan dalam magang perusahaan ini adalah observasi lapang, praktik,
wawancara dan diskusi, dokumentasi, studi pustaka. Manajemen pemeliharaan ayam broiler fase
starter yang diterapkan di PT. Ciomas Adisatwa unit Lamongan terdiri dari manajemen
perkandangan dan lingkungan di dalam kandang, pemilihan DOC, pakan, minum, vaksinasi,
vitamin, obat-obatan, sanitasi, biosecurity, sexing, serta evaluasi produksi. evaluasi produksi antara
lain bobot badan, FCR, dan deplesi. Manajemen pemeliharaan yang pertama kali dilakukan
sebelum DOC masuk yaitu: pembersihan kandang, pengapuran, penyemprotan dengan formalin,
penaburan sekam, fogging, pemasangan koran, pemasangan tempat pakan dan pemasangan tempat
minum. Pada saat DOC masuk langkah awal yang dilakukan yaitu pemilihan DOC baik kualitas
maupun kuantitas. Teknik pemberian pakan secara manual (tenaga manusia) dilakukan 2 kali sehari
pagi jam 06.00 WIB dan siang jam 14.00 WIB. Pemberian minum secara adlibitum. Konsumsi air
minum pada peride pertumbuhan mencapai 2 kali dari konsumsi ransum. Program vaksinasi
dilakukan pada ayam umur 10 hari dengan jenis vaksin IBD M (gumboro). Pemberian vitamin dan
obat-obatan diberikan setiap hari sesuai dengan dosis dan jadwal yang sudah ditentukan.
Penerapan biosecurity terhadap tamu dan pegawai sebelum memasuki kandang maupun di dalam
kandang yaitu dengan penyemprotan menggunakan desinfektan (desgrin). Penyemprotan kandang
dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore. Sanitasi yang dilakukan yaitu pencucian tempat pakan,
tempat minum, serta alas kaki setelah pemakaian di dalam kandang. Seleksi terhadap jenis kelamin
dan performa ayam dilakukan pada ayam umur 12 hari. Evaluasi produksi capaian aktual bobot
badan selama fase starter yaitu 602 gram; FCR 1,74; dan deplesi 1,72 %. Hasil tersebut sudah
memenuhi standar perusahaan, karena standar perusahaan untuk bobot badan yaitu 553 gram; FCR
1,209; dan deplesi 1,79 %.
Kata Kunci: Ayam Broiler, Bobot Badan, Deplesi, Fase Starter, Fcr & Manajemen
Pemeliharaan.

PENDAHULUAN hewani bagi masyarakat. Menurut Kasih et al.,


Ayam broiler merupakan salah satu (2012), saat ini masyarakat Indonesia lebih
komoditi unggas yang memberikan kontribusi banyak mengenal daging ayam broiler yang
besar dalam memenuhi kebutuhan protein asal biasa dikonsumsi, karena memiliki kandungan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
30 Vol.1 No.1 April 2017
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
atau nilai gizi yang tinggi sehingga mampu maupun kualitasnya, litter basah penyebab
memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. tingginya kadar amonia, pelaksanaan vaksinasi
Kebutuhan daging ayam broiler setiap yang kurang tepat, serta sirkulasi udara yang
tahunnya mengalami peningkatan. Hal tersebut kurang baik. Kegagalan pada fase starter akan
disebabkan antara lain karena harga yang relatif menyebabkan kegagalan fase berikutnya
terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, karena potensi genetik ayam tidak dapat
peningkatan pendapatan perkapita penduduk muncul secara optimal, sehingga menyebabkan
dan mudah didapatkan baik di pasar tradisional produktivitas turun. Berdasarkan permasalahan
maupun di pasar modern. Konsumsi daging tersebut perlu adanya manajemen pemeliharaan
ayam broiler dalam rumah tangga secara ayam broiler pada fase starter yang tepat untuk
nasional perkapita perbulan mengalami meningkatkan produktivitas dan kualitas yang
peningkatan dari tahun 2015 sampai 2016 yaitu diharapkan. Mengingat pentingnya hal tersebut
4,797 kg/kapita/bulan menjadi 5,110 di atas, maka penulis tertarik untuk membuat
kg/kapita/bulan (BPS, 2016). Peningkatan tugas akhir dengan topik manajemen
kebutuhan konsumsi daging ayam broiler pemeliharaan ayam broiler fase starter.
berdasarkan BPS (2016) akan mempengaruhi
peternak untuk budidaya ayam broiler. METODE PENELITIAN
Fase starter pada pemeliharaan ayam Penelitian ini merupakan penelitian
broiler yaitu fase awal yang dimulai sejak DOC deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan
sampai bulu tumbuh secara sempurna. Pada teknik studi kasus yang memfokuskan masalah.
fase ini sangat rentan terhadap tingkat kematian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Ciomas
tinggi. Hal tersebut terjadi karena kondisi tubuh Adisatwa unit Lamongan farm Karto. Farm
ayam masih sangat lemah dan organ belum Karto PT. Ciomas Adisatwa unit Lamongan
berfungsi secara optimal, sehingga fase starter beralamat di Dusun Cumpleng, Desa
merupakan periode kritis pada masa Sedayulawas, Kecamatan Brondong,
pemeliharaan. Fadilah (2013) menyatakan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
bahwa peternak masih kurang pengetahuan Jenis Data Dan Sumber Data
dalam manajemen pemeliharaan ayam broiler. Teknik pengumpulan data yang
Kenyataan di lapang sering kali ditemukan dilakukan adalah: 1) Observasi, yaitu
periode pemanasan (brooding) hanya sampai pengamatan langsung yang dilakukan untuk
8-10 hari. Periode pemanasan (brooding) pada mendapatkan data atau informasi guna
ayam broiler seharusnya dimulai sejak DOC mendukung keberlangsungan penelitian, 2)
(Day Old Chick) diterima sampai berumur dua Praktik Lapang yaitu terkait manajemen
minggu. pemeliharaan ayam broiler fase starter 3)
Menurut fadilah (2013), kenyataan Wawancara dan diskusi , yaitu salah satu teknik
Periode brooding pada fase starter merupakan pengumpulan data melalui dua orang untuk
pondasi awal bagi kehidupan dan produktivitas saling bertukar data/informasi melalui tanya
ayam, karena pada masa ini terjadi jawab, 4) Dokumen, merupakan catatan
pembentukan sistem kekebalan tubuh, peristiwa, 5) Studi Pustaka adalah
pembentukan sistem kardiovaskuler, terjadi pengumpulan data dengan cara mempelajari
pembelahan dan pembesaran sel, pembentukan literatur seperti buku, jurnal, dan catatan. Hal
kerangka tubuh, tingkat konversi pakan ini bertujuan agar dapat mengumpulkan
menjadi daging paling tinggi, dan respon paling informasi berupa teori-teori sebagai pendukung
baik terhadap vaksinasi. Penyebab kegagalan data pengamatan yang diperoleh selama tugas
lain pada periode brooding yaitu temperatur akhir dilaksanakan.
yang terlalu panas atau dingin, pakan dan
minum yang kurang tepat baik secara jumlah

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.1 April 2017 31
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Analisa Data dan barat. Kandang dibuat dengan model rumah
Analisa data yang digunakan dalam gudang, yaitu persegi panjang dengan atap dua
manajemen pemeliharaan ayam broiler fase sisi menyamping dan lantai yang rendah
starter adalah: terutama karena penggunaan sistem alas litter.
a. Deplesi Kandang memiliki 3 lantai dengan ukuran
Deplesi populasi dapat diartikan sebagai panjang 108 meter, lebar 12 meter, dan tinggi
penyusutan jumlah ayam yang dapat perlantai 2 meter. Kandang dengan ukuran
disebabkan oleh dua faktor yaitu kematian dan sekian berisi 20.000 ekor ayam perlantainya,
afkir ayam (culling) (Arifin, 2002) . Rumus jika terlalu padat menyebabkan ayam tidak
deplesi sebagai berikut: mendapakan pakan dan minum secara serentak
jumlah ayam mati + afkir sehingga menyebabkan ketidak seragaman
D= x 100%
populasi awal pada bobot badan.
Keterangan: Persiapan kandang sebelum DOC masuk,
D : Deplesi langkah awal yang dilakukan adalah
b. Konsumsi Pakan (Feed Intake) membersihkan dan mensterilkan dengan cara
Feed intake digunakan untuk mengetahui pengerukan litter, bulu-bulu ayam, debu yang
seberapa banyak pakan yang dikonsumsi ternak menempel di dinding, dan atap. Pengerukan
(Lampiran 3) sehingga nantinya bisa diprediksi litter dilakukan dengan dua cara, pengerukan
berapa bobot badan yang dihasilkan (Arifin, secara total dan pengerukan sebagian.
2002). Perhitungan feed intake menggunakan Pengerukan secara total yaitu pengerukan
rumus: keseluruhan tanpa menyisakan litter dalam
total pakan x 50.000 gr
Fi = kandang. Pengerukan sebagian yaitu
sisa ayam
Keterangan: pengerukan dengan perbandingan 50%
Fi : feed Intake fermentasi dan 50% pembuangan. Proses
50.000 gr : 1 karung pakan (50 kg) fermentasi adalah pengumpulan litter menjadi
c. Konversi Pakan satu titik dalam kandang kemudian litter
Konversi pakan merupakan perbandingan dicampur dengan 1 liter EM4 peternakan : 50
antara jumlah pakan yang dihabiskan dan liter air : 1,5 liter tetes tebu. Litter ditutup
kenaikan bobot badan pada periode waktu dan dengan menggunakan plastik dan dilapisi oleh
satuan berat yang sama (Arifin, 2002). terpal pada bagian atasnya. Proses fermentasi
Perhitungan konversi pakan menggunakan antara 3 sampai 7 hari. Pembersihan kandang
rumus: menggunakan sprayer tekanan tinggi dengan
Fi bahan pembersihan 1 lantai 12 pcs detergen
FCR= Bw
dengan ukuran 900 gram dalam 1.000 liter air.
Keterangan: Setelah dua hari pencucian, dilakukan
FCR : Feed Conversion Ratio pengapuran menggunakan gamping
Fi : Jumlah pakan yang dikonsumsi perbandingan 3 kg kapur gamping : 100 liter air
Bw : Berat badan yang dihasilkan dalam satu lantainya. Pengapuran hanya pada
lantai bawah. Luar dan dalam kandang. Jarak
HASIL DAN PEMBAHASAN satu malam setelah pengapuran, penyemprotan
A. Perkandangan dan Lingkungan di dengan formalin perbandingan 10 liter formalin
Dalam Kandang Ayam Broiler Fase Starter : 200 liter air. Penaburan sekam setelah
Salah satu faktor yang menentukan penyemprotan formalin dengan ketebalan 8 cm.
keberhasilan suatu usaha peternakan ayam Jika dengan fermentasi, maka pada saat proses
broiler adalah perkandangan. Kandang fermentasi selesai dilakukan pembukaan plastik
dikondisikan sedemikian rupa agar ayam dengan syarat semua kipas menyala, tujuannya
mendapatkan rasa nyaman. PT. Ciomas agar kondisi dalam kandang tidak pengap.
Adisatwa unit Lamongan farm Karto memiliki Proses nyala kipas selama 3-4 hari. Perataan
dua kandang bersebelahan menghadap ke timur
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
32 Vol.1 No.1 April 2017
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
litter kelantai dengan penambahan sekam perusahaan, ayam umur 1-7 hari 0,1-0,4 m/s,
sampai ukuran litter mencapai ketinggian 8 cm. dan ayam umur 8-14 hari 0,5-0,7 m/s.
Setelah penaburan sekam, dilakukan B. Manajemen Pemeliharaan Ayam Broiler
pengasapan (fogging). Bahan yang digunakan Fase Starter
yaitu 1 liter sinergis : 2 liter solar, tujuannya Kegiatan pertama yang dilakukan ketika
adalah untuk membunuh serangga pada sekam DOC datang adalah memeriksa keadaan DOC
yang telah ditebar. secara keseluruhan, baik kualitas maupun
Pemasangan lingkaran pemanas kuantitas (fadilah, 2004). Bibit ayam yang
(Brooder) dalam 1 kandang dibagi menjadi 4 dipelihara berasal dari PT. Japfa Comfeed
sekat dengan ukuran persekat 6 meter. Pemanas Indonesia dengan lokasi hatchery di daerah
yang digunakan yaitu infraconik dan gas olek. Kediri. Strain DOC yaitu Lohman dengan
Infraconik terletak pada lantai atas dan tengah bobot badan awal rata-rata 50 gram per ekor.
dengan kapasitas 1 infraconik menampung DOC ditempatkan pada lingkaran pemanas
2.000 sampai 2.500 ekor ayam. Gas olek (brooder) yang sebelumnya sudah dinyalakan
terletak pada lantai bawah dengan kapasitas 1 kurang lebih 4 jam. Tujuannya agar panas yang
gas olek menampung 700 sampai 1.000 ekor dihasilkan merata. Tahapan berikutnya yaitu
ayam. Pemasangan koran pada litter secara pemberian air gula dengan tujuan untuk
keseluruhan. Tempat pakan jenis baby cick mengembalikan energi yang hilang selama
diletakkan diatas koran dengan jumlah 150 biji perjalanan menuju tempat peternakan. dosis
per sekat Brooder, sementara untuk tempat pemberian air gula yaitu 10 kg gula : 100 Liter
minum jenis baby drinker berjumlah 25 biji. air untuk 60.000 ekor ayam.
Tempat pakan diletakkan secara berselang- Pemberian pakan dilakukan secara
seling dengan air minum. Pemasangan lampu manual (tenaga manusia), dua kali sehari pagi
secara zig zag dengan jarak perlampu 4 meter. pukul 06.00 WIB sebanyak 50% dan siang
Jumlah dalam satu lantai yaitu 53 lampu dengan pukul 14.00 WIB sebanyak 50%. Untuk ayam
pemasangan sisi kanan 18, tengah 17, dan sisi umur 1-7 hari jenis pakan yang diberikan yaitu
kiri 18. 1 lampu menghasilkan 9 watt. Program SB-10 dengan penggunaan tempat pakan jenis
pencahayaan konversional pada ayam pedaging baby chick, untuk ayam umur 11-14 hari jenis
adalah dengan memberikan cahaya secara terus pakan yang diberikan yaitu SB-11 dengan
menerus. Program ini terdiri dari pencahayaan penggunaan tempat pakan jenis tabung
dengan fase terang yang panjang diikuti dengan kapasitas 7 kg. Pemberian air minum pada
fase gelap yang pendek ( 1 jam) secara periodik. ayam umur 1-7 hari tempat air minum yang
Sistem ventilasi yang digunakan adalah dipakai adalah baby drinker dan nipple
sistem tekanan negatif, yaitu cooling pad drinker. Baby drinker ditempatkan di
system dimana udara yang masuk ke dalam atas litter kurang lebih setinggi mata ayam dan
kandang akan disedot oleh kipas penyedot nipple drinker sudah mulai diturunkan.
(exhaust fan) melalui bantalan (pad) khusus Ketinggian nipple adalah 1-5 cm di atas kepala
yang dialiri air sehingga temperatur dan ayam sehingga ayam bisa mengangkat
kelembaban udara yang masuk kedalam kepalanya sekitar 900. Pemberian air minum
kandang disesuaikkan dengan kebutuhan ayam. dilakukan secara ad libitum (tidak terbatas).
Suhu yang dibutuhkan dalam periode brooding Menurut Wahyu (1985), bahwa konsumsi air
berdasarkan standar perusahaan, ayam umur 1- minum pada peride pertumbuhan mencapai 2
3 hari 32oC, umur 4-7 hari 30oC, dan umur 8-14 kali dari konsumsi ransum. Kebutuhan air
hari 29oC. Sementara kelembaban di dalam minum selama masa pemeliharaan adalah umur
kandang ayam umur 1-14 hari yaitu antara 60- 1-7 hari 50 liter : 1.000 ekor ayam, umur 8-14
70 %. Kecepatan angin berdasarkan standar hari 8 liter : 1.000 ekor ayam. Pada pemberian
air minum dilakukan juga penambahan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.1 April 2017 33
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kaporit/chlorine pada air minum. Tujuan dari 1 kg, temu lawak 1 kg, manjakani 1 kg, kayu
klorinasi (pemberian kaporit/ klorin) adalah manis 1 kg, broto wali 1 kg, tetes tebu 1 kg, dan
sebagai upaya sanitasi air minum yang dapat air 80 liter. Proses pembuatannya direbus
membunuh bakteri dan mikroorganisme lain sampai mendidih, dengan 3 kali perebusan.
yang mencemari air. Setelah itu baru difermentasi selama 7 hari dan
Program pencegahan penyakit dan virus ditabahkan dengan 1 liter EM4.
dilakukan secara masal melalui vaksinasi. Tindakan dalam menjaga kandang dari
Aplikasinya melalui pencampuran air minum. infeksi penyakit adalah sanitasi dan biosecurity.
Jenis vaksin yang digunakan untuk ayam umur Penerapan biosecurity dalam farm Karto
10 hari yaitu IBD M (infectious bursal disease) sebelum masuk kandang, pekerja dan tamu
dalam mencegah penyakit gumboro. Dosis melakukan penyemprotan seluruh tubuh dan
pemberian vaksin per 1.000 dosis (1 vial) alas kaki (sandal/sepatu boots khusus untuk
vaksin dicampur dengan 100 liter air. Ayam masuk ke dalam kandang) dengan desgrin.
dipuasakan selama 2 jam sebelum divaksin. Desinfeksi dilakukan secara menyeluruh
Tujuannya agar saat pemberian vaksin bisa terhadap orang, peralatan, sumber air, dan
langsung habis. Obat-obatan dan vitamin juga material lain yang memasuki kandang. Selain
dibutuhkan untuk mengatasi penyakit, itu, desigrin juga digunakan dalam
meningkatkan kekebalan tubuh, dan penyemprotan kandang yang dilakukan dua kali
menunujang pertumbuhan ayam broiler. Jenis sehari dengan dosis 160 mili liter dengan 20
dan jadwal pemberian obat dan vitamin yang liter air setiap lantainya, sementara sanitasi
digunakan disajikan pada tabel 1 berikut ini: yang dilakukan yaitu pencucian tempat pakan,
Tabel 1. Jadwal penggunaan obat-obatan tempat minum, serta alas kaki setelah
dan vitamin pemakaian didalam kandang.
Umur Waktu Pemberian Seleksi (sexing) dilakukan pada ayam
(hari) Pagi Sore usia 12 hari untuk memisahkan antara jantan
1 - - dan betina. Adapun kriteria yang digunakan
2 Klorin Agriminovit untuk membedakan antara ayam jantan dan
3 Moxycolgrin Agrimonovit betina adalah dilihat dari bulu ayam, betina
4 Klorin Agrimonovit mamiliki bulu lebih tebal dibagian sayap dan
5 Klorin Agrimonovit ekor sedangkan ayam jantan pada umur 12 hari
6 Klorin Agrimonovit masih memiliki bulu yang tipis, kedua dilihat
7 Klorin Klorin dari performa, ayam jantan memiliki performa
8 Agricarivit Klorin lebih besar dibandingkan ayam betina. Cara
9 Agricarivit Klorin pemisahan antara ayam jantan dan betina yaitu
menggunakan sekatan agar ayam bisa
10 Vaksinasi Vaksinasi
berkumpul dan memudahkan operator untuk
11 Agricarivit Klorin
memisahkan dan membedakan antara ayam
Jamu
12 - jantan dan betina.
Fermentasi
C. Evaluasi Produksi
13 - -
Evaluasi produksi pada fase starter
14 - Agricarivit selama periode April – Mei 2019, disajikan
Keterangan: Pemberian pagi dan sore pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2 dapat
bersamaan dengan pemberian pakan. diketahui bahwa rata-rata deplesi 1,72%, bobot
Jayanata dan Harianto (2011) badan (body weight) 602 gram, dan konversi
menyatakan bahwa penggunaan herbal/jamu pakan (FCR) 1,174. Persentase nilai tersebut
fermentasi dapat membantu meningkatkan dikatakan sudah baik, karena standar
daya tahan tubuh ayam broiler terhadap perusahaan secara berturut-turut adalah 1,79 %,
serangan penyakit. Bahan yang digunakan 553 gram, dan 1,209 %, Kamara (2009)
dalam pembuatan jamu fermentasi yaitu kunyit
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
34 Vol.1 No.1 April 2017
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
menyatakan kematian adalah salah satu faktor manajemen perkandangan dan lingkungan di
yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha dalam kandang, pemilihan DOC, pakan,
pengembangan peternakan ayam. Persentase minum, vaksinasi, vitamin, obat-obatan,
kematian selama periode pemeliharaan tidak sanitasi, biosecurity, sexing, serta evaluasi
boleh lebih dari 5%. Sementara untuk aktualnya produksi. Evaluasi produksi dilakukan terhadap
sendiri 553 gram. Tingkat FCR juga lebih bobot badan, FCR, dan deplesi. Manajemen
rendah dari standar perusahaan. Hal itu dapat pemeliharaan yang pertama kali dilakukan
ditujukan bahwa standar komulatif senilai sebelum DOC masuk yaitu: pembersihan
1,209 % sementara aktualnya yaitu 1,174%. kandang, pengapuran, penyemprotan dengan
Kartasudjaya dan Supijatna (2010) menyatakan formalin, penaburan sekam, fogging,
bahwa konversi pakan didefinisikan sebagai pemasangan koran, pemasangan tempat pakan
banyaknya ransum yang dihabiskan untuk dan minum. Pada saat DOC masuk langkah
menghasilkan setiap kilogram pertambahan awal yang dilakukan yaitu pemilihan DOC baik
bobot badan. Angka konversi yang rendah kualitas maupun kuantitas. Teknik pemberian
menunjukan banyaknya ransum yang pakan secara manual (tenaga manusia)
digunakan untuk menghasilkan satu kilogram dilakukan 2 kali sehari pagi jam 06.00 WIB dan
daging semakin sedikit. Semakin kecil maka siang jam 14.00 WIB. Pemberian minum
menguntungkan perusahaan karena dilakukan secara adlibitum. Konsumsi air
menunjukan penggunaan pakan semakin minum pada periode pertumbuhan mencapai 2
efisien.. kali dari konsumsi ransum. Program vaksinasi
Tabel 2. Evaluasi produksi ayam fase starter dilakukan pada ayam umur 10 hari dengan jenis
selama periode April – Mei 2019 di farm vaksin IBD M (gumboro). Pemberian vitamin
Karto PT. Ciomas Adisatwa unit Lamongan. dan obat-obatan diberikan setiap hari sesuai
Umu dengan dosis dan jadwal yang sudah
r Deplesi Bobot Badan Konversi
(hari Rata-rata Pakan ditentukan.
) Penerapan biosecurity terhadap tamu dan
Aktu
al
Aktu Stand Aktu Stand
Aktu Stand pegawai sebelum memasuki kandang maupun
al ar al ar
(Eko
(%) (%) (gr) (gr)
al ar di dalam kandang yaitu dengan penyemprotan
r)
1 57 0,28 0,10 - - 0,321 menggunakan desinfektan (desgrin).
2 59 0,29 0,23 95 73 0,549 Penyemprotan kandang dilakukan 2 kali sehari,
3 37 0,18 0,36 - - 0,711
4 27 0,13 0,49 135 117 0,828 pagi dan sore. Sanitasi yang dilakukan yaitu
5 27 0,13 0,62 - - 0,914 pencucian tempat pakan, tempat minum, serta
6 22 0,11 0,75 - - 0,979
7 12 0,06 0,88 226 205 1,17 1,029
alas kaki setelah pemakaian di dalam kandang.
8 18 0,09 1,01 - - 4 1,069 Seleksi terhadap jenis kelamin dan performa
9 15 0,07 1,14 315 285 1,099 ayam dilakukan pada ayam umur 12 hari.
10 13 0,06 1,27 - - 1,129
11 12 0,06 1,40 414 380 1,149 Evaluasi produksi capaian aktual bobot badan
12 23 0,11 1,53 - - 1,169 selama fase starter yaitu 602 gram; FCR 1,74;
13 12 0,06 1,66 - - 1,189
14 13 0,06 1,79 602 553 1,209
dan deplesi 1,72 %. Hasil tersebut sudah
Juml
347 1,72
memenuhi standar komulatif perusahaan,
ah
karena standar perusahaan untuk bobot badan
Keterangan: Penimbangan dilakukan setiap yaitu 553 gram; FCR 1,209; dan deplesi 1,79 %.
hari Selasa, Kamis, dan Minggu.
DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP [1] [BPS] Badan Pusat Statistik. 2016.
Kesimpulan Konsumsi periode tahun 2016 [Internet].
Manajemen pemeliharaan ayam broiler [diunduh 25 Februari 2019]. Tersedia
fase starter yang diterapkan PT. Ciomas Pada: ditjenpkh. Pertanian. Go. Id/
Adisatwa unit Lamongan terdiri dari
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.1 No.1 April 2017 35
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
userfiles/file/konsumsi 1_periode. 2016.
Pdf? Time=1501058657531.
[2] Fadilah. 2013. Super Lengkap Beternak
Ayam. Jakarta [ID]: Agro Media Pustaka.
[3] Fadlah R dan Polana A. 2004. Aneka
Penyakit pada Ayam dan Cara
Mengatasinya. Depok [ID]: Agro Media
Pustaka.
[4] Jayanata CE, Harianto B. 2011. Hari
Panen Ayam Broiler (Lebih Cepat Panen
Berkat Prebiotik dan Herbal). Jakarta.
[ID]: Agro Media Pustaka.
[5] Kamara T. 2009. Menghitung Indeks
Performa Ayam Broiler. Bandung [ID]:
Universitas Padjajaran
[6] Kartadisastra HR. 1997. Penyediaan dan
pengolahan pakan ternak ruminansia.
Yogyakarta [ID]: Kanisius.
[7] Kasih NS, Jaelani, N Firahmi. 2012.
Pengaruh lama penyimpanan daging ayam
segar dalam refrigator terhadap ph, susut
masak dan organoleptik. J Media Sains.
4(2): 154-159.
[8] Pratikno H. 2010. Pengaruh ekstrak kunyit
(Curcuma Domestica Vahl) terhadap bobot
badan ayam broiler (Gallus Sp). J
Antanomi dan Fisiologi. 18(2): 39-46.
[9] Rizal. 2006. Ilmu Nutrisi Unggas. Padang
[ID]: Andala University Press.
[10] Ustomo E. 2016. 99% Gagal Beternak
Ayam Broiler. Jakarta [ID]: Penebar
Swadaya.
[11] Wahyu J. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas.
Yogyakarta [ID]: Gajahmada University
Press.
[12] Yuwanta T. 2004. Dasar Ternak Unggas.
Yogtakarta [ID]: Kanisius.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
36 Vol.1 No.1 April 2017
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai