Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK AYAM BROILER FASE GROWER

Disusun Oleh :

Saskia D.S.Y Radja

2005030226

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

Ternak unggas merupakan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan karena produknya
quick yielding (cepat menghasilkan) dan mengandung nilai gizi tinggi. Performans yang baik pada unggas
akan tampak apabila faktor genetik dan lingkungan pemeliharaannya juga baik. Ayam broiler sebagai
ayam pedaging pertumbuhannya sangan cepat karena mempunyai kemampuan mengubah makanan
menjadi daging dengan sangat efisien.

Ayam ras pedaging atau broiler merupakan sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi
oleh masyarakat sehingga peternakan ayam pedaging semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke
tahun seiring tingginya permintaan pasar akan daging ayam. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
tersebut akan kebutuhan daging ayam, usaha peternakan ayam broiler telah banyak berkembang di
Indonesia. Hal ini ditandai dengan kecenderungan peningkatan jumlah produksi daging ayam broiler di
berbagai daerah di Indonesia dari tahun 2006 hingga tahun 2011.

Sejalan dengan peningkatan konsumsi masyarakat akan daging ayam, pemeliharaan ayam
pedaging membutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan tersebut dimaksudkan
untuk mencapai hasil yang maksimal dengan membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas
dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara baik. Hal inilah yang kemudian mendasari
perntingnya mengetahui manajemen pemeliharaan ayam broiler.

Ayam broiler adalah jenis ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk dijadikan sumber protein
hewani yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Selama masa pemeliharaan ayam broiler, fase grower
merupakan fase yang sangat penting. Pada fase ini, ayam broiler akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat sehingga memerlukan perawatan yang tepat. Manajemen pemeliharaan
ayam broiler fase grower harus dilakukan dengan baik agar ayam dapat tumbuh sehat dan mencapai
berat badan yang diharapkan.

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menjelaskan manajemen pemeliharaan ayam broiler
pada fase grower secara lengkap, mulai dari persiapan sebelum pemeliharaan hingga persiapan
menjelang panen
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Ras Pedaging (Broiler)

Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis
dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, masa panen pendek dan menghasilkan
daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990).

Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan
pesat pada umur 1 –5 minggu. Selanjutnya dijelaskan bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah
sama besarnya dengan ayam kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan.

Keunggulan ayam broiler tersebut didukung oleh sifat genetis dan keadaan lingkungan yang
meliputi makanan, temperatur lingkungan, dan pemeliharaan. Pada umumnya di Indonasia ayam broiler
sudah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu dengan berat 1,3–1,6 kg walaupun laju pertumbuhannya
belum maksimum, karena ayam broiler yang sudah berat sulit dijual. (Rasyaf, 1999). Ayam broiler yang
baik adalah ayam yang cepat tumbuh, dengan warna bulu putih, tidak terdapat warna-warna gelap pada
karkasnya, memiliki konfirmasi dan ukuran tubuh yang seragam. (Mountney, 1983).

2.2 Manajemen Pemeliharaan

Teknis budidaya atau cara beternak ayam broiler sebenarnya tidaklah sulit, hampir sama dengan
memelihara ayam jenis lain. Dimana kita harus menyediakan kandang dan peralatannya sedini mungkin
sebelum DOC datang.

Pemanas dengan suhu yang cocok adalah hal yang penting, karena pertumbuhan anak ayam
sangat dipengaruhi oleh suhu induk buatan. Terlalu panas atau terlalu dingin membuat pertumbuhan
yang tidak rata. Anak ayam kedinginan karena lampu kurang cukup memberikan panas, ditandai dengan
bergerombolnya anak ayam di sekitar lampu panas. Anak ayam kepanasan, nafasnya terengah-engah,
sayapnya dibuka. Lampu pemanas memberi kehangatan yang cukup terlihat dari tersebarnya anak ayam
dibawah induk buatan dengan merata. (Yahya, 1980)
Temperatur yang terlalu panas atau terlalu dingin akan berakibat kurang baik pada ayam.
Temperatur yang terlalu panas akan menyebabkan ayam kurang makan dan banyak minum. Temperatur
yang terlalu dingin menyebabkan ayam berhimpitan mendekati panas. Hal ini dapat menyebabkan
kematian. Selain itu, karena terlalu dekat dengan pemanas maka dapat menyebabkan terjadinya
dehidrasi sehingga pertumbuhan dapat terganggu. (Anton,1993).

2.3 Kandang Ayam Broiler

Manajemen perkandangan merupakan salah satu factor penting penentu keberhasilan dalam
usaha pemeliharaan ayam broiler. Hal ini dikarenakan kandang adalah tempat tinggal ayam dalam
melakukan semua aktivitas selama hidupnya (makan, minum dan tumbuh). Kandang yang baik yang
sesuai untuk peternakan ayam harus terletak di lokasi yang lebih tinggi dari tempat sekitarnya, arah
kandang menghadap ke barat-timur, dan dipisahkan dari percampuran orang, predator maupun unggas
lain (Martono, 1996).

Temperatur dan kelembaban kandang yang tinggi berpengaruh pada penampilan ayam.
Tingginya kelembaban akan menurunkan efektivitas. Pengeluaran panas secara evaporasi baik melalui
kulit maupun respirasi, sebaliknya temperature yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya evaporasi.
Pada saat temperatur lingkungan mendekati atau sama dengan temperatur tubuh ayam maka panas di
dalam kandang akan sulit dikeluarkan (Erast,1995).

Adapun ukuran kandang ayam broiler yang ideal adalah 7 ekor / meter persegi. Peralatan dalam
kandang: penghangat kandang saat DOC baru masuk hingga umur 14 hari, tempat pakan anak dan ayam
dewasa, tempat minum, listrik. Obat-obatan: vitamin, vaksin, sanitaser, dan obat-obatan.

2.4. Pakan dan Air Minum

Hal yang paling penting diperhatikan dalam manajemen ternak ayam broiler adalah cara
pemberian makanan. Modal atau uang keluar paling besar dalam proses pemeliharaan ayam pedaging
ini ada pada biaya pakan. Jika kita mampu melakukan efisiensi penggunaan pakan bisa dipastikan 80%
proses budidaya yang kita lakukan akan menghasilkan keuntungan.

Ternak akan dapat mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai dengan potensi
genetiknya bila memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkannya. Zat makanan tersebut diperoleh
ternak dengan jalan mengkonsumsi sejumlah makanan. (Sutardi,1980)
Konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila diberikan secara ad
libitum. (Parakkasi, 1999). Konsumsi diperhitungkan dari jumlah makanan yang dimakan oleh ternak,
dimana zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan
untuk produksi hewan tersebut. (Tillman et al. 1991)

Air merupakan senyawa penting dalam kehidupaan. Dua per tiga bagian tubuh hewan adalah air
dengan berbagai peranan untuk kehidupan (Parakkasi, 1999). Menurut Scott et al. (1982), air
mempunyai beberapa fungsi yaitu, sebagai zat dasar dari darah, cairan interseluler dan intraseluler yang
bekerja aktif dalam transformasi zat- zat makanan, penting dalam mengatur suhu tubuh karena air
mempunyais sifat menguap dan specific heat, serta membantu mempertahankan homeostatis dengan
ikut dalam reaksi dan perubahan fisiologis yang mengontrol pH, tekanan osmotis dan konsentrasi
elektrolit.

Kandungan air dalam tubuh anak ayam berumur satu minggu adalah 85% pada umur 42 minggu.
Kehilangan air tubuh 10% dapat menyebabkan keruskan yang sangat hebat dan kehilangan air tubuh
29% akan menyebabkan kematian. (Wahju, 1997). Pada ayam broiler konsumsi air minum erat
hubungannya dengan bobot badan dan konsumsi ransum.

Menurut Ensminger et al (1990) pada umumnya ayam mengkonsumsi air minum dua kali dari
bobot pakan yang dikonsumsi. Konsumsi air minum juga akan meningkatkan pada saat ayam pada
temperatur lingkungan yang tinggi. Menurut NRC (1994) konsumsi air minum bertambah sekitar 7%
setiap peningkatan suhu 10° C diatas suhu 21° C.

2.5 Vaksinasi

Seperti halnya pemberian pakan, pemberian obat-obatan dan vitamin juga sangat penting.
Secara umum pemberian vitamin dilakukan setiap hari, dan obat-obatan diberi hingga umur 21 hari.
Sedangkan vaksinasi dilakukan sebangak 3 kali, dimana vaksin tetes dilakukan 1 kali dan vaksin minum
sebanyak 2 kali. Vaksinasi ND mutlak harus dilakukan. Vaksinasi pertama kali harus dilakukan yaitu
dengan vaksin in aktif. Kesehatan ayam harus baik pada saat pemberian vaksin. Dua hari sebelum vaksin
ayam perlu di beri vitamin ekstra seperti vita strong dan vita chik selama 2-5 hari sesudah vaksinasi.
Pemberian antibiotik dan vaksinasi dapat mencegah stess dan efek samping yang merugikan. (Yahya,
1980)
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Persiapan Sebelum Pemeliharaan

Persiapan sebelum pemeliharaan ayam broiler fase grower sangat penting dilakukan agar ayam
dapat tumbuh dengan baik dan sehat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum
pemeliharaan ayam broiler fase grower:

a. Persiapan Kandang

Kandang merupakan tempat ayam broiler akan dipelihara selama masa grower. Kandang harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi ayam.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan kandang adalah:

1. Ukuran Kandang

Ukuran kandang harus disesuaikan dengan jumlah ayam yang akan dipelihara. Setiap ayam
membutuhkan ruang gerak yang cukup agar dapat tumbuh dengan baik. Umumnya, ukuran kandang
untuk 100 ekor ayam broiler adalah 4m x 6m.

2. Ketinggian Kandang

Ketinggian kandang harus disesuaikan dengan ukuran ayam. Ketinggian kandang yang ideal untuk
ayam broiler adalah 2-2,5 meter.

3. Ventilasi

Ventilasi yang baik sangat penting untuk menjaga suhu dan kelembaban di dalam kandang. Ventilasi
yang baik dapat mencegah terjadinya penyebaran penyakit dan membantu mengurangi stress pada
ayam.

4. Cahaya

Ayam broiler membutuhkan cahaya yang cukup untuk tumbuh dengan baik. Cahaya yang cukup
dapat meningkatkan nafsu makan ayam dan mencegah terjadinya kanibalisme.

b. Pemilihan Bibit Ayam Broiler


Pemilihan bibit ayam broiler yang berkualitas sangat penting dilakukan agar dapat memperoleh hasil
panen yang maksimal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit ayam broiler adalah:

1. Kualitas Bibit

Bibit ayam broiler harus dipilih yang berkualitas baik dan sehat. Bibit yang berkualitas akan
menghasilkan ayam broiler yang sehat dan produktif.

2. Kondisi Fisik Bibit

Bibit ayam broiler yang sehat memiliki kondisi fisik yang baik. Bibit yang sehat memiliki bulu yang
rapi, matanya terang, kaki yang kuat, dan tidak ada tanda-tanda penyakit.

3. Usia Bibit

Usia bibit ayam broiler yang ideal untuk fase grower adalah antara 21-35 hari.

4. Asal Bibit

Bibit ayam broiler yang dipilih harus berasal dari peternak yang terpercaya dan memiliki rekam jejak
yang baik.

c. Persiapan Pakan

Pakan merupakan faktor penting dalam pemeliharaan ayam broiler. Pakan yang baik dan seimbang
dapat membantu ayam tumbuh dengan baik dan mencapai berat badan yang diharapkan. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam persiapan pakan adalah:

1. Kandungan Nutrisi

Pakan harus mengandung nutrisi yang seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan
mineral yang sesuai dengan kebutuhan ayam broiler pada fase grower.

2. Kualitas Pakan
Pakan yang berkualitas baik harus bebas dari kontaminasi bahan kimia dan mikroba yang dapat
membahayakan kesehatan ayam.

3. Ketersediaan Pakan

Ketersediaan pakan harus dijaga selama pemeliharaan ayam broiler. Pakan harus tersedia secara
cukup dan teratur.

3.2 Pemeliharaan Ayam Broiler pada Fase Grower

Setelah melakukan persiapan sebelum pemeliharaan, langkah selanjutnya adalah melakukan


pemeliharaan ayam broiler pada fase grower. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemeliharaan ayam broiler pada fase grower:

1. Suhu dan Kelembaban

Suhu dan kelembaban di dalam kandang harus dijaga agar ayam broiler dapat tumbuh dengan
baik dan sehat. Suhu yang ideal untuk ayam broiler pada fase grower adalah antara 27-32 derajat Celsius
dan kelembaban yang ideal adalah antara 50-60%. Untuk menjaga suhu dan kelembaban di dalam
kandang, dapat dilakukan dengan cara ventilasi yang baik, pengaturan pemanasan, dan pengaturan
kelembaban dengan menggunakan air atau alat pengatur kelembaban.

2. Pemberian Pakan

Pakan harus diberikan secara teratur dan cukup selama pemeliharaan ayam broiler pada fase
grower. Ayam broiler pada fase grower membutuhkan pakan yang mengandung protein tinggi.
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan cara manual atau menggunakan alat pemberi pakan otomatis.
Pemberian pakan yang baik akan membantu ayam tumbuh dengan baik dan mencapai berat badan yang
diharapkan.

3. Pemberian Air Minum

Air minum harus tersedia secara teratur dan cukup selama pemeliharaan ayam broiler pada fase
grower. Air minum harus bersih dan bebas dari kontaminasi bahan kimia dan mikroba yang dapat
membahayakan kesehatan ayam. Pemberian air minum dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pemberi air otomatis atau manual.
4. Pengendalian Penyakit dan Hama

Pengendalian penyakit dan hama sangat penting dilakukan selama pemeliharaan ayam broiler
pada fase grower. Beberapa penyakit yang umum terjadi pada ayam broiler pada fase grower adalah
penyakit saluran pernap asan dan penyakit saluran pencernaan. Beberapa hama yang umum ditemukan
pada ayam broiler adalah tungau dan kutu. Pengendalian penyakit dan hama dapat dilakukan dengan
cara menjaga kebersihan kandang, mengatur ventilasi yang baik, memberikan pakan dan air minum
yang bersih, serta memberikan vaksinasi dan pengobatan yang tepat.

5. Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan ayam broiler harus dilakukan secara teratur selama pemeliharaan pada
fase grower. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan oleh petugas veteriner atau petugas pemeliharaan
ayam. Pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan berat badan, pemeriksaan
saluran pernapasan, pemeriksaan saluran pencernaan, dan pemeriksaan lain yang diperlukan.

6. Manajemen Limbah

Manajemen limbah harus diperhatikan selama pemeliharaan ayam broiler pada fase grower.
Limbah yang dihasilkan dari kandang ayam broiler seperti feses dan sisa pakan harus dibuang dengan
cara yang baik dan benar. Limbah harus dijaga agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak
mencemari lingkungan sekitar.

7. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada usia ayam broiler sekitar 35-42 hari. Pemanenan dilakukan dengan
cara memindahkan ayam broiler dari kandang grower ke kandang finisher. Pada saat pemanenan, ayam
broiler harus diangkut dengan hati-hati agar tidak mengalami cedera. Setelah pemanenan, kandang
harus dibersihkan dan disiapkan untuk pemeliharaan ayam broiler pada fase berikutnya.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dalam manajemen pemeliharaan ayam broiler pada fase grower, perlu diperhatikan juga
manajemen limbah dan pengendalian lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari kandang ayam broiler
seperti feses dan sisa pakan harus dibuang dengan cara yang baik dan benar agar tidak mencemari
lingkungan sekitar. Selain itu, lingkungan di sekitar kandang ayam broiler juga harus dijaga agar tidak
terkontaminasi oleh limbah kandang.
Pengendalian lingkungan dapat dilakukan dengan cara memastikan kualitas udara dan pengaturan
ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik akan memastikan udara di dalam kandang ayam broiler selalu
segar dan cukup oksigen untuk ayam. Selain itu, pengaturan suhu dan kelembaban juga sangat penting
untuk kesehatan ayam broiler pada fase grower.

Dalam manajemen pemeliharaan ayam broiler pada fase grower, perlu juga diperhatikan aspek
ekonomi. Pemeliharaan ayam broiler harus dijalankan dengan efisien dan optimal untuk mencapai profit
yang maksimal. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi
pemeliharaan antara lain penggunaan pakan yang berkualitas dan tepat, pengaturan jumlah ayam yang
tepat di setiap kandang, dan pengendalian penyakit dan hama.

Dalam kesimpulan, manajemen pemeliharaan ayam broiler pada fase grower adalah hal yang sangat
penting dalam keberhasilan bisnis peternakan ayam broiler. Pemeliharaan yang baik dan tepat akan
memastikan kesehatan ayam broiler dan menghasilkan produksi yang optimal. Oleh karena itu, peternak
harus memperhatikan dan menerapkan manajemen pemeliharaan ayam broiler pada fase grower
dengan baik dan benar.

4.2 Saran

Berikut adalah beberapa saran untuk manajemen pemeliharaan ayam broiler pada fase grower:

1. Pilihlah bibit ayam broiler yang baik dan sehat. Pastikan bibit yang dipilih memiliki kualitas yang
baik dan sesuai dengan standar yang diinginkan.

2. Gunakan pakan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan ayam broiler pada fase grower.
Pastikan pakan yang diberikan sudah mencakup semua nutrisi yang dibutuhkan oleh ayam
broiler.

3. Jaga kebersihan kandang dengan baik. Lakukan pembersihan kandang secara teratur dan
pastikan ventilasi yang cukup di dalam kandang.

4. Lakukan pengendalian penyakit dan hama dengan baik. Pastikan ayam broiler mendapatkan
vaksinasi dan pengobatan yang tepat.

5. Lakukan pemeriksaan kesehatan ayam broiler secara teratur.


DAFTAR PUSTAKA

Farida, W. (2017). Petunjuk Teknis Budidaya Ayam Broiler. Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.

Nugroho, A., dan Haryanto, B. (2018). Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler (Studi Kasus di
Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung). Jurnal Agribisnis Dan Agrowisata, 7(1), 54-65.

Setyawan, A.D., Suwarno, S., dan Suyadi, S. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi
Produksi Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu. Jurnal Peternakan
Indonesia, 20(1), 29-38.

Soeharsono, S., Sulandjari, S., dan Wiyono, E.S. (2019). Pengaruh Pemberian Pakan Berbeda
terhadap Kualitas Daging Ayam Broiler Umur 5-6 Minggu. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 7(1), 49-58.

Sudiyono, A., Fadli, A., dan Sudarwanto, M. (2018). Pengaruh Pemberian Konsentrat Kecambah
Kacang Hijau dan Fermentasi Rumen terhadap Pertumbuhan dan Karkas Ayam Broiler. Jurnal
Peternakan Indonesia, 20(1), 1-9.

Anda mungkin juga menyukai