Anda di halaman 1dari 56

MODUL

7
PASAR DAN PEMBENTUKAN HARGA

7.1 Pendahuluan
Dalam bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan pasar dan
strategi penentuan harga. Pembahasan akan mencakup : asumsi-asumsi
yang melandasi struktur pasar, strategi maksimisasi keuntungan melalui
pengendalian output produksi maupun input produksi, banyaknya
perusahaan/firma yang menghasilkan produk tertentu, besarnya suatu
perusahaan di dalam pasar, praktek-praktek kolusi dan berbagai cara
penentuan harga.
Strategi maksimisasi keuntungan melalui pengendalian output
poduksi maupun input produksi berhubungan dengan cara penggunaan
input/faktor produksi secara efektif yang pada gilirannya akan
menghasilkan produk yang kompetetif.

7.2 PENYAJIAN
7.2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pasar
Pada dasarnya yang dimaksud dengan pasar adalah suatu organisasi
(institusi) atau badan yang menjalankan aktivitas jual beli barang-barang

Pasar dan Pembentukan Harga 188


dan/atau jasa. Di sini pengertian pasar dibatasi oleh produk yang
homogen, oleh karena itu pasar banyak sekali, misalnya pasar ternak,
pasar beras, pasar emas, pasar tekstil dan lain sebagainya. Berdasarkan
pengertian di atas maka pasar tidak selalu harus merupakan tempat atau
bangunan tertentu, akan tetapi setiap hubungan yang terjadi antara
pembeli dan penjual suatu produk tertentu dalam jangka waktu tertentu
telah merupakan pasar. Hubungan tersebut dapat dilakukan melalui alat
komunikasi saja seperti melalui telpon, WA, Internet dan lain lain.
Misalnya pasar valuta asing, wesel luar negeri dan sebagainya.
Berdasarkan sifat dan bentuk, maka pasar dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam, yaitu : 1) pasar persaingan sempurna (perfect
competetive market) dan 2) pasar persaingan tidak sempurna (imperfect
competetive market) yang meliputi antara lain pasar : monopoli murni
(pure monopoly), persaingan monopolistik (monopolistic competition),
duopoli, oligopoli serta monopoli.

7.2.2 Pasar Persaingan


7.2.2.1 Pasar Persaingan Murni (Pure Competition)
Ciri-ciri pasar persaingan murni : 1) barang yang diperjual-belikan itu
haruslah homogen, 2) jumlah penjual atau pembeli amat banyak, 3) tidak
adanya penetapan-penetapan dari luar yang sifatnya memaksa, baik
terhadap penawaran barang, permintaan barang ataupun terhadap harga
barang yang diperjual-belikan, dan 4) adanya mobilitas sumber-sumber
daya, barang-barang dan/atau jasa-jasa dalam aktivitas ekonomi sesuai
dengan prinsip-prinsip ekonomi.

Pasar dan Pembentukan Harga 189


Pasar persaingan murni sebenarnya dalam kenyataannya tidak ada.
Namun teori ekonomi tentang struktur pasar dengan persaingan murni
itu perlu dipelajari karena beberapa hal : 1) Azas-azas persaingan
murni/sempurna itu merupakan langkah awal yang sederhana untuk
analisis ekonomi yang lebih rumit, 2) Teori persaingan murni itu dapat
dijadikan patokan untuk mengevaluasi bekerjanya suatu sistem ekonomi
dalam keadaan sebenarnya, 3) Pengetahuan mengenai pasar persaingan
murni/sempurna dapat memberikan landasan perbandingan struktur
pasar lainnya, 4) Dapat digunakan untuk mengetahui cara-cara
perusahaan menentukan harga dan tingkat produksi dalam rangka
memperoleh keuntungan maksimum dan 5) Banyak komoditas yang
mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia mempunyai
karakteristik pasar persaingan murni/sempurna.
Pada dasarnya pasar suatu produk dengan persaingan murni, kurva
permintaan bagi suatu pengusaha tertentu di pasar itu akan merupakan
garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal yang ditarik melalui
harga pasar (harga keseimbangan pasar) produk tersebut. Pada grafik 15,
kurva permintaan m1 adalah juga merupakan kurva nilai produk rata-
rata (NPR) dan kurva nilai produk marginal (NPM) sehingga :

Pasar dan Pembentukan Harga 190


P1 = NPR1 = NPM1 = m1…...................................................... (1)

Harga Harga
(Rp) (Rp) NPT
NPT’
H1 = NPR1 = NPM1 = m1
H1
H2 = NPR2 = NPM2 = m2
H2
D

α β
0 Y1 Y2 Y 0 Y1 Y
(a) (b)
Grafik 7.1. Permintaan Bagi Pengusaha Yang Bersaing
Murni

Dalam pasar persaingan sempurna, pengusaha maupun pembeli


produk tertentu secara perseorangan tidak dapat mempengaruhi harga
pasar produk tersebut. Artinya berapapun produk yang ditawarkan
maupun yang diminta tidak mempengaruhi harga pasar yang berlaku.
Karenanya kurva NPR suatu pengusaha yang bersaing murni tidak
pernah naik dan tidak pernah pula turun, yang berarti harus sejajar
dengan sumbu horizontal yang ditarik melalui harga pasar yang ada;
begitu pula dengan NPM pengusaha tersebut tidak akan pernah pula
lebih kecil atau lebih besar dari kurva NPR. Sehingga nilai produk total
(NPT) yang diperoleh pengusaha itu dalam pasar persaingan murni
sebagai berikut :
NPT = H1Y ………………………………. (2)
Di mana : NPT = Nilai produk total
Y = Jumlah produk yang ditawarkan.

Pasar dan Pembentukan Harga 191


Berdasarkan rumus (2) dapat disimpulkan bahwa NPT suatu
pengusaha produk Y yang bersaing murni hanya dipengaruhi oleh jumlah
produk yang ditawarkan, karena harga pasar H 1 konstan. Kemiringan
kurva NPT sama dengan harga pasar (H1) atau :
Tg α = H1 ………………………………… (3)
Apabila dimisalkan harga produk turun menjadi H 2 karena adanya
pergeseran kurva penawaran dari S1 ke S2 sedangkan kurva permintaan
pasar tetap D, maka dengan sendirinya juga terjadi pergeseran kurva
permintaan. Kurva permintaan bergeser menjadi m 2, yaitu yang ditarik
melalui titik harga pasar H2 yang sejajar dengan sumbu horizontal. Kurva
m2 juga merupakan kurva NPR dan NPM. Kurva NPT bergeser pula
menjadi NPT’, di mana : Tg β = H2
Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan permintaan bagi suatu
perusahaan produk Y yang bersaing murni hanya terjadi karena
perubahan harga pasar produk Y yang tidak dapat dipengaruhi oleh
pengusaha tersebut secara perseorangan. Perubahan harga pasar hanya
terjadi karena adanya perubahan pada kurva permintaan pasar atau pada
kurva penawaran pasar ataupun karena perubahan kedua kurva itu.
Seorang pengusaha bukanlah bertujuan untuk memperoleh NPT yang
maksimum, melainkan keuntungan maksimum. Keuntungan maksimum
selain ditentukan oleh harga pasar produk, juga ditentukan oleh besarnya
biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Oleh sebab
itu yang menjadi pertanyaan adalah berapa jumlah produk yang harus
dihasilkan agar diperoleh keuntungan maksimum pada harga pasar yang
telah tertentu itu? Grafik 16 membantu kita untuk memperoleh
jawabannya.

Pasar dan Pembentukan Harga 192


Rp BT
NPT

0 Y0 Y1 Y Y2 Y

Grafik 7.2. Keuntungan Maksimum


Suatu Perusahaan yang
Bersaing secara Murni

Jika pengusaha tersebut menjalankan usahanya dengan kapasitas


produksi Y0 satuan, maka pengusaha tersebut akan menderita kerugian
maksimum, karena pada tingkat kapasitas produksi Y 0 itu kurva biaya
total (BT) berada di atas kurva NPT dengan jarak terjauh.
Jika perusahaan tersebut dijalankan tepat pada kapasitas produksi Y1
atau Y2, maka perusahaan tersebut tidak memperoleh keuntungan dan
juga tidak menderita kerugian.
Dalam keadaan seperti itu, perusahaan berada dalam posisi pulang
pokok (break even point). Sedangkan apabila perusahaan menjalankan
usahanya dengan kapasitas produksi antara Y 1 dan Y2 maka akan
diperoleh keuntungan, karena kurva BT berada di bawah kurva NPT yang
diperoleh perusahaan. Dengan demikian, kapasitas produksi yang
mendatangkan keuntungan maksimum bagi perusahaan itu apabila
dijalankan tepat pada Y satuan. Karena pada kapasitas produksi ini

Pasar dan Pembentukan Harga 193


kurva BT berada di bawah kurva NPT pada jarak terjauh atau terbesar.
Karena kemiringan kurva BT = BM (biaya marginal) dan harga satuan
produksi sama dengan NPM juga sama dengan NPR dan kurva
permintaan, maka dapat disimpulkan bahwa agar suatu perusahaan yang
menghasilkan produk Y yang bersaing secara murni mendapatkan
keuntungan maksimum, haruslah dijalankan dengan kapasitas produksi
sedemikian rupa sehingga :
BM = Hy ……………………………….. (4)
Kemungkinan-kemungkinan kapasitas produksi suatu perusahaan
bersaing secara murni bila diketahui fungsi biaya marginal perusahaan
tersebut sebagaimana yang diperlihat pada grafik 17 di bawah ini.

Harga
BM
BR

H1 K

B3
B4 T
B1 P L
B2=H2 M BVR
S
H3 Q N

H4 R
BTR

0 Y4 Y3 Y2 Y1 Y
Grafik 7.3. Hubungan Harga dengan Kapasitas Produksi pada
Perusahaan Yang Bersaingan Secara Murni.

Pasar dan Pembentukan Harga 194


Apabila harga satuan produk Y sebesar H1, maka kapasitas produksi
yang harus djalankan perusahaan tersebut agar mencapai keuntungan
maksimal haruslah sebesar Y1 atau OH1. Biaya total rata-rata yang
diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut (produk sebesar Y 1
satuan) sebesar Y1L atau OB1. Jadi keuntungan maksimum yang
diperoleh adalah sebesar KL = Y1K – Y1L atau sebesar B1H1KL.
Jika harga turun menjadi H2 (tepat pada titik potong BM dan BR),
maka kapasitas produksi yang harus dijalankan perusahaan itu agar
tercapai keuntungan maksimum haruslah sebanyak Y 2 satuan. Biaya
rata-rata yang dikeluarkan untuk satu satuan produk adalah sebesar Y 2M
atau OH2. Nilai produk rata-rata yang diterima perusahaan adalah OH 2.
Jadi perusahaan tersebut secara perhitungan tidak lagi beruntung. Dalam
keadaan seperti ini perusahaan dikatakan mendapatkan keuntungan
normal.
Andai kata harga satuan pasar produk Y turun lagi menjadi H 3 (tepat
pada titik potong antara kurva BM dan kurva BVR), maka kapasitas
produksi perusahaan yang harus dijalankan adalah sebesar Y3 satuan.
Dengan kapasitas produksi sebesar Y3 itu, secara perhitungan
pembukuan, perusahaan sudah rugi, karena NPR< BTR. Kerugian
menurut perhitungan itu sebesar PQ untuk setiap satuan produk . Dalam
keadaan demikian, perusahaan tersebut berada dalam keadaan indiferen,
artinya apakah mau melanjutkan produksi atau menghentikan
produksinya karena, kedua alternatif tersebut seluruh biaya tetap rata-
rata tidak bisa tertutupi.
Sekiranya harga turun lagi menjadi di bawah H 3 misalnya diantara
H3 dan H4, perusahaan sudah seharusnya ditutup atau dihentikan

Pasar dan Pembentukan Harga 195


kegiatan produksinya, karena jika masih meneruskan produksinya,
kerugian yang diderita akan semakin besar yaitu tidak hanya BTR yang
tidak tertutupi melainkan sebagian BVR juga tidak tertutupi, juga karena
NPR yang diperoleh sudah lebih kecil dari BVR yang seharusnya
dikeluarkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga sebesar
H3 itu merupakan harga batas bagi perusahaan tersebut.

7.2.1.2 Pasar Persaingan Sempurna


Suatu pasar dikatakan dalam keadaan persaingan sempurna (perfect
competition) apabila selain pasar tersebut berada dalam persaingan murni
(pure competition) juga harus memenuhi syarat-syarat : (a) semua
pengusaha (yang di dalam atau yang di luar pasar tersebut) mempunyai
pengetahuan yang sempurna tentang keuntungan-keuntungan yang
diperoleh pengusaha-pengusaha yang turut dalam pasar tersebut, (b)
semua pengusaha ( di dalam dan di luar pasar itu) bebas untuk keluar
masuk pasar tersebut.
Dengan pengertian di atas jelaslah bahwa pasar dengan persaingan
sempurna juga merupakan pasar dengan persaingan murni. Karenanya
dalam menentukan kebijaksanaan agar tercapai keuntungan maksimum,
seorang pengusahan produk tertentu dalam pasar dengan persaingan
sempurna sama saja dengan kebijaksanaan yang dijalankan oleh
pengusaha-pengusaha dengan pasar persaingan murni. Untuk jelasnya ,
perhatikan Grafik 7.4 di bawah ini.

Pasar dan Pembentukan Harga 196


Harga BM

BR
H1

H0
B1
B0
B2=H2

0 Y2 Y0 Y1 Y
Grafik 7.4. Menentukan Kapasitas Produksi Seorang Pengusaha
Penghasil Produk Yang Bersaing Sempurna

Grafik 7.4 di atas memperlihatkan struktur biaya suatu perusahaan


yang menghasilkan produk Y yang bersaing sempurna, dengan berbagai
situasi harga pasar yang disertai dengan kapasitas produksi untuk
mencapai keuntungan maksimum sesuai dengan perubahan harga pasar
produk tersebut. Struktur pembiayaan ditunjukkan oleh kurva biaya total
rata-rata (BR) dan biaya marginal (BM). Perubahan harga digambarkan
pada sumbu vertikal oleh harga-harga H0, H1 dan H2, sedang kapasitas
produksi sesuai dengan perubahan harga satuan pasar itu ditunjukkan
oleh Y0, Y1 dan Y2 pada sumbu horizontal. Besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk setiap satuan produk, sesuai dengan perbedaan
kapasitas produksi yang dilukiskan pada sumbu vertikal dengan ukuran-
ukuran B0, B1 dan B2.

Pasar dan Pembentukan Harga 197


Pada saat harga pasar sebesar H1, maka agar pengusaha tersebut
mendapat keuntungan maksimum dalam pasar yang bersaing secara
sempurna itu, produksi perusahaannya haruslah dijalankan dengan
kapasitas sebesar Y1 satuan produk, karena pada tingkat produksi yang
demikian BM sama dengan H1 (sesuai dengan rumus 4). Pada kapasitas
produksi sebesar Y1 dengan harga satuan pasar sebesar H1 itu, nilai
produk rata-rata (NPR) yang diperoleh pengusaha tersebut adalah sebesar
0H1 rupiah. Karena BR yang digunakan untuk menghasilkan satu satuan
produk tersebut adalah 0B1 rupiah, maka keuntungan maksimum yang
diperoleh pengusaha itu untuk setiap satuan produk yang dihasilkannya
adalah sebanyak 0H1 – 0B1 rupiah yaitu B1H1 rupiah.
Kalau harga satuan produk di pasar yang bersaing secara sempurna
itu turun menjadi H0 rupiah, maka agar pengusaha tersebut tetap
mencapai keuntungan maksimum, kapasitas produksi perusahaannya
harus pula diturunkan menjadi sebesar Y 0 satuan produk, yaitu sebesar
titik potong BM dengan H0 dengan kapasitas produksi sebesar Y0 itu
keuntungan maksimum yang diperolehnya menjadi B 0H0 rupiah untuk
setiap satuan produk, yaitu NPR 0H0 dikurangi dengan biaya rata-rata
sebesar 0B0 rupiah untuk setiap satuan produk. Jadi makin turun harga
satuan pasar, makin kecil kapasitas produksi dan makin kecil pula
keuntungan yang bisa diperoleh.
Andaikata harga turun lagi menjadi sebesar H2 yaitu tepat pada titik
potong kurva BM dengan kurva BR, maka sesuai dengan rumus 4,
kapasitas produksi yang harus dijalankan harus diturunkan lagi menjadi
sebesar Y2 satuan produk. Dengan keadaan demikian, NPR yang diperoleh
sama dengan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk setiap satuan

Pasar dan Pembentukan Harga 198


produk yang dihasilkan. Secara grafik terlihat bahwa keadaan ini
merupakan keadaan yang seimbang, artinya perusahaan tidak untung
dan tidak pula rugi. Namun demikian perusahaan tersebut pada keadaan
ini belum akan menghentikan aktivitas perusahaannya, karena secara riil
perusahaan masih beruntung, walaupun secara administrasi tidak lagi
beruntung. Keuntungan masih ada karena dalam biaya rata-rata telah
termasuk di dalamnya bunga modal, tunjangan direksi, biaya tak diduga
dan lain-lain yang sebenarnya masih merupakan keuntungan seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya. Batas kegiatan perusahaan itu ialah pada
titik potong BM dengan BVR seperti dijelaskan pada Grafik 7.4 terdahulu.

A. Pembentukan Harga Dalam Pasar Bersaing


Telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam pasar bersaing (murni
atau sempurna), baik konsumen maupun pengusaha, secara perorangan
tidak akan dapat mempengaruhi harga pasar yang telah ada, melainkan
tiap-tiap pengusaha dan masing-maisng konsumen itu harus
menyesuaikan tingkah lakunya dengan harga pasar yang telah ada itu,
baik dalam menjalankan kebijaksanaan berproduksi, maupun dalam
menentukan sikap dalam membeli produk yang ditawarkan di pasar
bersaing tersebut. Soalnya sekarang ialah, siapakah atau faktor apakah
sesungguhnya yang menentukan harga pasar produk yang bersaing
(murni atau sempurna) itu? Dan bagaimana proses pembentukan harga
pasar produk yang bersaing itu?
Dalam memecahkan masalah tersebut, kita harus mengingat kembali,
bahwa dalam pasar persaingan, jumlah pembeli dan penjual adalah tidak
terbatas dan masing-masing bebas untuk turut serta atau tidak ikut serta

Pasar dan Pembentukan Harga 199


dalam pasar tersebut sesuai dengan hukum ekonomi, di mana setiap
konsumen berusaha untuk mendapat harga yang serendah mungkin,
sedang setiap pengusaha sebaliknya mengharapkan harga yang setinggi
mungkin bagi produk yang ditawarkannya di pasar tersebut.
Kedua pola yang berlawanan itu akan mencapai kesimbangan pada
suatu tingkat harga di mana baik konsumen maupun pengusaha sama-
sama rela untuk melakukan jual beli pada harga ksetimbangan itu karena
pada harga tersebut masing-masing konsumen dan tiap-tiap produsen
yang telah menyetujui harga tersebut merasa telah sama-sama
beruntung. Cuma saja masing-masing konsumen dan tiap-tiap produsen
yang ikut ambil bahagian pada harga tersebut, tidak sama kapasitas
pembelian/atau produksinya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya
perbedaan selera dan preferensi di antara para konsumen dan karena
adanya perbedaan biaya untuk menghasilkan produk tersebut di antara
pengusaha produk tersebut. Konsumen yang selera dan preferensinya
akan membeli jumlah barang yang sama pada tingkat harga
kesetimbangan itu. Begitu juga dengan pengusaha yang mempunyai
struktur pembiayaan yang sama benar akan menjalankan perusahaan
mereka masing-masing dengan kapasitas yang sama pula pada tingkat
harga kesetimbangan pasar tersebut.
Proses pembentukan harga kesetimbangan pasar itu ditentukan oleh
kurva permintaan pasar dan kurva penawaran pasar produk yang
bersangkutan. Pertama marilah kita tinjau pembentukan kurva
permintaan pasar terhadap suatu produk tertentu Y. Untuk mudahnya
dimisalkan ada 4 konsumen dalam pasar produk Y yang bersaing itu, di

Pasar dan Pembentukan Harga 200


mana kurva permintaan masing-masing konsumen tersebut dimisalkan
seperti kurva-kurva yang terlihat pada Grafik 7.5 di bawah ini.
Pada Grafik 7.5 kita lihat empat kurva permintaan dari masing-
masing konsumen yang turut dalam pasar bersaing produk Y. Jika hanya
ada empat konsumen yang menentukan permintaan pasar produk Y yang
bersaing itu, maka kurva permintaan pasaranya adalah merupakan
jumlah kurva-kurva permintaan keempat konsumen tersebut, di mana
penjumlahan dilakukan secara horizontal seperti yang diperlihatkan pada
Grafik 7.5 paling kanan, di mana berlaku :
Y1 = Y1A + Y1B + Y1C + Y1D (5)
Y2 = Y2A + Y2B + Y2C + Y2D
Kemudian kalau diumpamakan pula hanya ada empat pengusaha
yang turut ambil bahagian dalam pasar produk Y yang bersaing itu,
sehingga kurva penawaran pasar produk Y hanya ditentukan oleh
keempat pengusaha produk Y itu, maka proses pembentukan kurva
penawaran pasar tersebut adalah seperti pada Grafik 7.5.

Harga Harga Harga Harga Harga

H1
m1 m2 m3 m4 M
H2

0 Y1A Y2A Y 0 Y1B Y2B Y 0 Y1C Y2C Y 0 Y1D Y2D Y 0 Y1 Y2 Y

Grafik 7.5. Pembentukan Kurva Permintaan Pasar Produk Y Yang Bersaing


(Murni/Sempurna)

Pasar dan Pembentukan Harga 201


Grafik 7.6 tersebut juga memperlihatkan proses pembentukan kurva
penawaran pasar produk Y yang bersaing, di mana diumpamakan jumlah
pengusaha yang turut ambil bagahagian dalam pasar produk Y yang
bersaing itu hanya empat pengusaha yang masing-masingnya mempunyai
kurva penawaran seperti digambarkan oleh Grafik 7.6 dari kiri ke kanan,
kecuali grafik yang paling kanan. Grafik 7.6 yang paling kanan adalah
kurva penawaran pasar produk Y itu yang merupakan penjumlahan
secara horizontal grafik-grafik yang empat buah di sebelah kiri sehingga :
Y1 = Y1E + Y1F + Y1G + Y1H (6)
Y2 = Y2E + Y2F + Y2G + Y2H

Harga Harga Harga Harga Harga

H1
t1 t2 t3 t4 T
H2

0 Y1E Y2E Y 0 Y1F Y2F Y 0 Y1G Y2G Y 0 Y1H Y2H Y 0 Y1 Y2 Y

Grafik 7.6. Pembentukan Kurva Penawara Pasar Produk Y Yang Bersaing Murni atau
Sempurna

Kemudian apabila Grafik 7.5 paling kanan dengan Grafik 7.6 paling
kanan kita satukan dalam satu grafik, maka didapatkan grafik
permintaan dan penawaran produk Y yang bersaing itu, di mana kurva
permintaan pasar dengan kurva penawaran pasar itu akan berpotongan
pada suatu titik seperti terlihat pada Grafik 7.7 di bawah ini.

Pasar dan Pembentukan Harga 202


Harga

M T

H P

0 Y Y
Grafik 7.7. Pembentukan Harga Pasar Produk Y
yang Bersaing Secara Murni/
Sempurna

Pada Grafik 7.7 terlihat bahwa kurva penawaran T memotong kurva


permintaan M di titik P. Bila melalui titik P ini kita tarik garis sejajar
sumbu horizontal, maka garis tersebut akan memotong sumbu vertikal
pada titik H, dan bila melalui titik P ditarik pula garis sejajar sumbu
vertikal, garis tersebut akan memotong sumbu horizontal di titik Y. Maka
ukuran 0H adalah harga satuan produk Y di pasar yang bersaing tersebut
dengan kapasitas penjualan/pembelian sebesar Y satuan.
Grafik 7.7 di atas juga mengandung arti bahwa untuk harga satuan
pasar produk Y sebesar H rupiah itu, transaksi jual beli Y adalah
sebanyak Y satuan. Harga satuan sebesar H itu tidak dapat dipengaruhi
baik oleh konsumen maupun oleh produsen secara perseorangan, karena
pasar produk Y adalah dalam persaingan (murni atau sempurna).
Perubahan harga pasar produk Y hanya mungkin terjadi bila terjadi
pergeseran kurva permintaan pasar atau kurva penawaran pasar ataupun
pergeseran kedua kurva tersebut secara sekaligus.

Pasar dan Pembentukan Harga 203


B. Kelemahan-kelemahan pasar persangan sempurna.
Beberapa kelemahan pasar persaingan sempurna yang penting adalah
sebagai berikut : 1) Persaingan sempurna tidak mmemdorong inovasi.
Dalam pasar persaingan sempurna, teknologi dapat dicontoh atau dijiplak
dengan mudah oleh perusahaan/firma lain. Sebagai akibatnya suatu
perusahaan tidak memperoleh keuntungan yang kekal; 2) Persaingan
sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial (social cost). Misalnya
kegiatan yang efisien tersebut menimbulkan polusi lingkungan yang
serius, makabiaya sosial timbul dari kegiatan tersebut akan sangat
memberatkan/merugikan masyarakat; 3) Membatasi pilihan konsumen,
karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahaan adalah homogen
(100% sama), menyebabkan konsumen mempunyai pilihan yang terbatas
(tidak mempunyai pilihan lain) untuk menentukan barang yang akan
dikonsumsikannya karena semua barang adalah serupa; 4) Biaya
produksi dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi. Bila
dikatakan bahwa biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna
adalah paling minimum tersirat bahwa biaya produksi tidak berbeda. Hal
ini tidaklah selalu benar. Perusahaan-perusahaan dalam struktur pasar
lainnya, misalnya pasar monopoli mungkin dapat mengurangi biaya
produksi sebagai akibat menikmati skala usaha ekonomis, perkembangan
teknologi dan inovasi; 5) Efisiensi penggunaan sumber-sumber daya tidak
selalu membuat distribusi pendapatan merata. Suatu corak distribusi
pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola tertentu dalam permintaan
masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan bentuk
pengalokasian sumber-sumber daya. Ini berarti distribusi pendapatan
menentukan bagaimana bentuk dan penggunaan sumber-sumber daya

Pasar dan Pembentukan Harga 204


yang efisien. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan
sumber-sumber daya (pengalokasian secara efisien) akan lebih banyak
digunakan untuk kepentingan orang-orang kaya. Sebagai contoh, dalam
masyarakat banyak diperlukan rumah yang murah. Tetapi kalau
mekanisme pasar menunjukkan bahwa rumah mewah mudah dijual,
maka pengusaha akan menghasilkan rumah mewah. Dengan
memperhatikan permintaan pasar, maka efisiensi dalam penggunaan
sumber-sumber daya mencapai maksimum tetapi tidak memaksimumkan
seluruh kepentingan masyarakat.

7.2.3 Pasar Monopoli dan Persaingan Monopolistik


7.2.3.1 Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat
satu perusahaan/firma saja; dan perusahaan/firma ini menghasilkan
barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Ciri-
ciri pasar monopoli : 1) pasar monopoli adalah industri atau
perusahaan/firma, 2) tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
(closed substitute), 3) tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam
industri. Salah satu kendalanya adalah berupa kendala teknologi, hal ini
yang menyebabkan suatu perusahaan mempunyai sifat monopoli, 4) dapat
menguasai penentuan harga. Oleh karena itu perusahaan monopoli
dipandang sebagai penentu harga (price setter), 5) promosi/iklan kurang
diperlukan, kalaupun ada iklan bukanlah bertujuan untuk menarik

Pasar dan Pembentukan Harga 205


pembeli, akan tetapi hanya untuk memelihara hubungan baik dengan
masyarakat.

A. Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli : (1) Memiliki


sumber daya yang unik. Salah satu sumber penting dari adanya monopoli
adalah oemilikan sumber daya yang unik (istimewa). Misalnya suara
emas dari seorang penyanyi tertkenal. Berlakunya monopoli apabila suatu
perusahaan menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah yang
tersedia. Contohnya : perusahaan yang masih memiliki sifat ini adalah
Perusahaan Permata De Beers Company di Afrika Selatan, (2) Terdapat
skala ekonomis. Pada berbagai kegiatan ekonomi, dengan tingkat
perkembangan tekonologi yang sangat pesat yang sedemikian rupa
sehingga produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah
produksinya sangat banyak/besar dan meliputi hampir seluruh produksi
yang ada di pasar, (3) Kekuasaan monopoli yang diperoleh melalui
Peraturan Pemerintah (PP). Misalnya peraturan paten dan hak cipta
(copy right). Untuk mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan
waktu bertahun-tahun dan biaya dalam jumlah yang sangat besar. Oleh
karena kegiatan pengembangan teknologi tidak akan dilakukan apabila
segala jerih paya mereka dengan mudah saja ditiru atau dijiplak oleh
perusahaan lain. Agar usaha mengembangkan teknologi dengan tujuan
untuk menciptakan barang baru atau memperbaiki mutu barang lama
akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, haruslah pemerintah
melarang dengan menghukum kegiatan menjiplak tersebut. Langkah
seperti ini dilakukan dengan memberikan hak paten kepada perusahaan
yang mengembangkan barang baru. Hak cipta adalah juga hak paten,

Pasar dan Pembentukan Harga 206


merupakan suatu jaminan hukum untuk menghilangkan penjiplakan.
Tetapi hak cipta adalah khusus diberikan untuk penulis atau
komposer/penggubah lagu. Dengan adanya hak cipta tersebut hanya
penulis atau penggubah lagu saja yang berhak atas penerbitan buku atau
lagu yang digubah, (4) Hak usaha eksklusif. Apabila skala ekonomis
hanya akan diperoleh perusahaan setelah memcapai tingkat produksi
yang sangat tinggi, kepentingan khalayak ramai akan dimaksimumkan
apabila perusahaan diberikan kesempatan untuk menikmati skala
ekonomis itu, dan pada waktu yang sama diharuskan menjual hasil
produksinya dengan harga yang rendah. Untuk mencapai keadaan seperti
itu, maka secara serentak pemerintah harus menjalankan dua langkah :
1) memberikan hak monopoli kepada perusahaan dalam suatu kegiatan
tertentu, 2) menentukan harga/tarif yang rendah atas barang/jasa yang
dihasilkan perusahaan tersebut. Tindakan pemerintah yang seperti ini
banyak dilakukan pada perusahaan jasa umum seperti PLN, TELKOM,
PAM, perusahaan penerbangan dan perusahaan angkutan kerta api.
Pasar yang benar-benar monopoli murni jarang ditemui, namun
monopoli itu sendiri perlu dipelajari guna dipakai sebagai alat analisis
bagi penentuan: harga produk, kapasitas produksi, pengalokasian sumber-
sumber ekonomi. Kegunaan teori monopoli adalah : 1) untuk menilai
suatu perusahaan apakah ia menjalankan praktek-praktek monopoli atau
tidak, 2) untuk mempelajari struktur pasar yang monopolistik, duopoli
dan oligopoli.
Perbedaan permintaan bagi pengusaha monopoli dengan pengusaha
bersaing, ditunjukkan pada grafik 24 di bawah ini. Secara matematis

Pasar dan Pembentukan Harga 207


perbedaan pengusaha monopoli dengan pengusaha bersaing dinyatakan
sebagai berikut :
Pengusaha Monopoli : Y = f(Hy)
Hy = g(Y) …………………………….. (7)
Pengusaha bersaing : X = f(Hx)
Hx ≠ g(X) ......................................... (8)

Karena pengusaha tersebut secara perseorangan tidak dapat


mempengaruhi harga pasar dengan jalan mengubah-ngubah jumlah
barang X yang diproduksinya.
Bila ditinjau dari segi nilai produk yang diperoleh, maka sifat nilai
produk pengusaha monopoli sangat berbeda dengan pengusaha bersaing,
baik mengenai NPT, NPR dan NPM. Bagi pengusaha bersaing, NPT
berbentuk garis lurus miring dari kiri bawah ke kanan atas yang ditarik
melalui titik pangkal yang bersudut positif dengan sumbu horizontal Bagi
pengusaha monopoli, kurva NPT berbentuk parabola, karena setiap
penambahan jumlah produk yang dihasilkan tidak selalu memperbesar
NPT, melainkan mula-mula besar sampai pada titik maksimum, setelah
melewati titik tersebut NPT terus menurun hingga dapat bernilai nol, dan
jika diteruskan lagi, maka NPT akan bernilai negatif .
Pada perusahaan monopoli, nilai produk total yang diperoleh
pengusaha adalah sebagai berikut :
NPTy = Hy.Y ….......................................... (9)
Hy adalah harga produk yang merupakan fungsi dari jumlah produk
Y; Y adalah jumlah produk yang dihasilkan yang juga adalah merupakan
fungsi dari harga produk Y, sehingga NPT yang diperoleh pengusaha
tersebut dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Apabila Y

Pasar dan Pembentukan Harga 208


bertambah besar maka Hy menjadi lebih kecil hingga nol bahkan negatif
sehingga menyebabkan kurva NPT berbentuk parabola karena itu rumus
di atas merupakan fungsi kuadrat bila nilai Hy diganti dengan Y.

Rp Rp

0 Y 0 X
(a) (b)

Grafik 7.8 : Permintaan Pengusaha Monopoli


(a) dan Permintaan Pengusaha
Bersaing (b)

Contoh soal : fungsi permintaan produk Y yang dihasilkan pengusaha


monopoli sebagai berikut : Y = 25 – 0.25Hy; karena Hy = f(Y) maka :
4Y = 100 – Hy
Hy = 100 – 4 Y
NPT = Hy. Y
NPT = (100 – 4Y) (Y)
= 100Y – 4Y2
Pada perusahaan bersaing, nilai produk total yang diperoleh adalah
sebagai berikut :

Pasar dan Pembentukan Harga 209


NPTx = Hx.X …………………………….. (10)

Rp Rp

H1 P (E =1) Hx Hx=NPR=NPM=m

0 Y1 Y2 Y 0 X
(a) (b)
Grafik 7.9. Perbedaan NPR & NPM, Pengusaha
Monopoli (a) & Pengusaha Bersaing (b)

Karena Hx adalah konstan, maka NPTx hanya dipengaruhi oleh


jumlah produk yang dihasilkan. Makin banyak produk yang dihasilkan,
makin besar NPT yang diperoleh dan sebaliknya, sehingga kurva NPT
merupakan garus lurus miring dari kiri bawah ke kanan atas, di mana
kemiringannya ditentukan oleh Hx. Nilai produk rata-rata (NPR) dan
nilai produk marginal (NPM) juga berbeda.
Keuntungan yang diperoleh pengusaha monopoli ditentukan oleh : 1)
jumlah produk yang dihasilkan; 2) harga satuan produk; 3) biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Maka NPM = BM, ini
merupakan syarat tercapainya keuntungan maksimum bagi pengusaha
monopoli. Sedangkan untuk tercapainya keuntungan maksimum bagi
pengusaha bersaing adalah BM = Hy, jadi seakan-akan ada perbedaan di
antara keduanya. Sesungguhnya tidak demikian. Syarat tercapainya
keuntungan maksimum bagi kedua bentuk pasar tersebut sama saja yaitu

Pasar dan Pembentukan Harga 210


NPM = BM. Karena dalam pasar persaingan sempurna atau bersaingan
murni berlaku NPM = NPR = Hy.

B. Pengendalian Monopoli Oleh Pemerintah


Dalam upaya menghilangkan eksploitasi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan monopoli, pemerintah dapat menjalankan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam bentuk : 1) pengendalian harga
pasar, dan 2) pengendalian dengan sistem perpajakan.
Pengendalian harga pasar merupakan perlindungan langsung
terhadap masyarakat, karena dengan adanya ketentuan harga itu, maka
perusahaan monopoli tidak dapat lagi menentukan harga dengan
sewenang-wenang untuk tercapainya keuntungan maksimum, sehingga
konsumen langsung dilindungi oleh pemerintah.
Pengendalian dengan sistem perpajakan, merupakan bantuan tidak
langsung kepada masyarakat, karena hasil pajak yang diperoleh
pemerintah itu juga akan dikembalikan kepada masyarakat.
Kedua macam kebijaksanaan pemerintah di atas akan membawa
akibat yang sama bagi perusahan-perusahaan monopoli yaitu bertambah
besarnya pembiayaan secara perhitungan, atau keuntungan yang
diperolehnya menjadi berkurang dan eksploitasi yang dilakukannya
menjadi kecil kalau belum boleh dikatakan lenyap sama sekali.

Pasar dan Pembentukan Harga 211


Rp
BM
BR
H1
H2 P
B3=H3 Q
B3 K
B1 NPM D
N
0 Y1Y2 Y3 Y
Grafik 7.10. Pengendalian Harga Pasar Monopoli
Oleh Pemerintah

Sebelum adanya pengendalian harga pasar oleh pemerintah,


pengusaha monopoli akan menjalankan perusahaannya dengan kapasitas
produksi sebesaar Y1 satuan (NPM = BM) pada harga pasar H1 untuk
setiap satuan produk. Keuntungan yang diperoleh sebesar B 1H1 per
satuan produk.
Apabila pemerintah menetapkan harga penjualan maksimum H 2
untuk setiap satuan produk, yaitu tepat pada titik potong kurva BM
dengan kurva permintaan D. Maka kapasitas produksi yang seharusnya
dijalankan adalah sebesar Y2 sehingga keuntungan maksimum yang akan
diperoleh adalah B2H2 per satuan produk. Dalam kondisi seperti inii,
pengusaha monopoli tidak akan menjalankan kapasitas produksi yang
lebih kecil dari Y2 atau lebih besar dari Y2, karena itu kurva permintaan
pasar monopoli itu sekarang adalah H2PD (karena adanya batas harga
maksimum) dan kurva NPM adalah H2PKL. Walaupun kapasitas
produksi lebih kecil dari Y2, namum harga tidak naik lebih tinggi dari H 2.

Pasar dan Pembentukan Harga 212


Karena H2 ini telah ditetapkan pemerintah sebagai harga maksimum.
Sebaliknya apabila harga lebih tinggi dari Y 2, harga pasar harus
diturunkan lagi menjadi lebih kecil dari H 2. Hal ini tidak perlu karena
akan memperkecil keuntungan saja.
Pada harga H2 kedudukan pengusaha monopoli sama dengan
pengusaha bersaing sempurna dalam memperoleh keuntungan
maksimum, pada kapasitas produksi yang sama dengan yaitu Y 2 itu. BM =
Hy (ini sesuai dengan sayarat keuntungan maskimum bagi pengusaha
bersaing sempurna). Bila harga maksimum yang ditetapkan pemerintah
berada di antara H1 dan H2, maka keuntungan monopoli lebih besar dari
pengusaha bersaing. Bila pemerintah menetapkan harga maksimum
sebesar H3 yaitu tepat pada titik potong kurva BR dengan kurva
permintaan D, maka keadaan ini merupakan titik batas bagi pengusaha
itu untuk terus berproduksi atau tidak, sebab pada harga maksimum
sebesar H3 itu, kapasitas produksi sebesar Y3 dengan harga satuan produk
adalah H3, karena itu kurva permintaan sekarang adalah H 3QD.
Dalam keadaan inii BR = Hy, sehingga secara perhitungan
perusahaan tidak lagi beruntung. Jika harga maksimum yang ditetapkan
pemerintah lebih rendah dari H3, maka perusahaan harus menghentikan
kegiatannya agar tidak mengalami kerugan.
Pengendalian dengan sistem perpajakan
Dalam mengendalikan perusahaan monopoli dengan sistem
perpajakan ditempu melalui tiga cara : 1) memungut pajak tetap dengan
jumlah tertentu per tahun; 2) memungut pajak berdasarkan persentase
keuntungan yang diperoleh pengusaha monopoli, dan 3) memungut pajak

Pasar dan Pembentukan Harga 213


berdasarkan satuan produk yang dihasilkan dengan jumlah tertentu
untuk setiap satuan produk yang dihasilkan itu.
Bila pengusaha monopoli itu dikenakan pajak tetap setiap tahun
dengan jumlah tertentu, maka kebijaksanaan tersebut tidak membawa
pengaruh kepada harga pasar yang telah ditetapkan pengusaha monopoli
itu sesuai dengan tujuannya untuk mencapai keuntungan maksimum.
Pengaruhnya ialah, keuntungan yang diperoleh pengusaha itu terpaksa
berkurang sebanyak pajak tetap yang ditentukan pemerintah. Hal ini
karena besarnya pajak tetap itu bukan merupakan fungsi dari jumlah
produk yang dihasilkan, jumlahnya tidak berubah. Untuk jelasnya
perhatikan grafik 7.11 berikut.

Rp

T BM

H1
BR

B1 M
NPM

0 Y1 Y
Grafik 7.11 Pengatuh Pajak Tetap Terhadap
Perusahaan Monopoli

Berdasarkan grafik 7.11 di atas nampak bahwa kapasitas produksi


perusahaan monopoli dalam jangka satu tahun dengan keuntungan
maksimum adalah sebesar Y1 satuan dengan harga penjualan sebesar H 1

Pasar dan Pembentukan Harga 214


per satuan produk yang dihasilkan, sehingga keuntungan diperoleh
perusahaan tersebut dalam setahun adalah B 1H1. Jika pemerintah
menetapkan pajak tetap terhadap perusahaan sebesar T, maka
keuntungan perusahaan tersebut menjadi :
π = (H1 x Y1) – T ……………………………… (13)
= NPT – BT - T
Syarat untuk tercapainya keuntungan maksimum tetap yakni pada
kapasitas produksi sedemikian rupa sehingga NPM = BM, karena T bukan
merupakan fungsi dari jumlah produk yang dihasilkan.
Apabila kepada pengusaha dikenakan pajak dengan sistem persentase
dari keuntungan, kebijaksanaan produksi juga tidak terpengaruh. Artinya
pengusaha tetap menjalankan kebijaksanaan perusahaan untuk mencapai
keuntungan maksimum dengan kapasitas produksi sedemikian rupa
sehingga NPM = BM. Hal ini disebabkan karena persentase pajak
tersebut adalah konstan.
Misalnya : kalau pemerintah menetapkan besarnya pajak 25% dari
keuntungan, maka tidak ada manfaatnya bagi pengusaha untuk
menjalankan perusahaannya di bawah kapasitas produksi yang
menghasilkan keuntungan maksimum, sebab berapapun kapasitas
produksi yang dijalankan, pemerintah tetap mengambil 25% dari
keuntungan yang diperoleh. Oleh karena perusahaan tetap berusaha
dengan kapasitas produksi yang menghasilkan keuntungan maksimum.
Secara matematis dapat dijelaskan sebagai berikut :

π = NPT – BT
Keuntungan setelah ditetapkannya pajak, berkurang menjadi :

Pasar dan Pembentukan Harga 215


πp = (NPT – BP) – p(NPT – BT) ………………. (14)
= (1 – p)(NPT – BT)
Leuntungan maksimum tercapai apabila : ∂πp/∂Y = 0, mala :
(1 – p) (NPM –BM) = 0
NPM – BM = 0
NPM = BM

Sebelum dikenakan pajak, kapasitas produksi yang dijalankan


sebanyak Y1 satuan agar tercapai keuntungan maksimum dengan harga
penjualan sebesar H1 Dan biaya sebesar B1 untuk setiap satuan produk
yang dihasilkan. Keuntungan yang diperoleh sebesar B 1H1 per satuan
produk, di mana pada kapasitas produksi tersebut NPM = BM. Kalau
pemerintah mengenakan pajak r rupiah per satuan produk yang
dihasilkan, maka diartikan bahwa biaya untuk setiap satuan produk
bertambah sebesar r rupiah. Akibatnya struktur pembiayaan perusahaan
mengalami perubahan pula, di mana kurva pembiayaan bergeser ke kiri,
sehingga BM menjadi (BM + r) atau BM’ = (BM + r).
Apabila kapasitas produksi yang dijalankan tetap sebesar Y 1, maka
keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak lagi maksimum, karena
(BM + r) > NPM; yang berarti untuk satu satuan produk yang dihasilkan
membutuhkan biaya yang lebih besar dari NPM yang diperoleh. Oleh
sebab itu agar perusahaan tetap berjalan dengan keuntungan maksimum,
kapasitas produksi harus diturunkan menjadi Y 2 di mana pada kapasitas
produksi tersebut (BM + r ) = NPM. Dengan diturunkannya kapasitas
produksi perusahaan, harga penjualan terpaksa harus dinaikan menjadi
H2 agar pasar bersih. Pembiayaan pun menjadi lebih besar yaitu sebesar

Pasar dan Pembentukan Harga 216


B2 per satuan produk. Maka keuntungan yang diperoleh setelah
dikenakan pajak itu adalah sebesar H2B2 per satuan produk.

Rp

BM’
H2 BM
H1
B2 BR’
B1
BR
NPM M
0 Y2Y1 Y
Grafik 7.12. Pengaruh Pajak Atas Dasar
Jumlah Produk Yang Dihasilkan Pengusaha
Monopoli

7.2.3.2 Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar persaingan monopolistik merupakan suatu pasar di mana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak
(differentiated product).
Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik : (1) Terdapat banyak penjual,
namun tidaklah sebanyak dalam pasar persaingan sempurna.
Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya. Keadaan ini
menyebabkan produksi sesuatu perusahaan adalah sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah produksi yang ada dalam pasar secara
keseluruhan, (2) Barangnya bersifat berbeda corak. Ciri ini merupakan
sifat yang penting dalam membedakan antara pasar persaingan

Pasar dan Pembentukan Harga 217


monopolistik dan pasar persaingan sempurna. Produksi dalam pasar
persaingan momnopolistik berbeda coraknya dan secara fisik mudah
dibedakan di antara produksi suatu perusahaan dengan produksi
perusahaan lainnya. Terdapat pula perbedaaan-perbedaan dalam
pembungkusannya, dalam bentuk jasa perusahaan setelah penjualan
(after sale service) dan dalam cara membayar barang yang dibeli.
Akibatnya adalah barang yang dihasilkan bukanlah bersifat substitusi
dekat (closed substitute), (3) Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan
dalam mempengaruhi harga. Namun demikian pengaruhnya inii relatif
kecil kalau dibandingkan dengan perusahaan oligopoli. Kekuasaan
mempengaruhi harga dari perusahaan monopolistik bersumber dari sifat
produk yang dihasilkannya, yaitu berbeda corak, yang mengakibatkan
para pembeli mempunyai sifat memilih dan lebih menyukai barang suatu
perusahaan dan kurang menyukai barang perusahaan lainnya. Apabila
suatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih dapat menarik
pembeli walaupun tidak sebanyak sebelum kenaikkan harga dan
sebaliknya, (4) Relatif mudah untuk memasuki industri. Tetapi tidak
semudah untuk masuk dalam pasar persaingan sempurna, karena: a)
modal yang diperlukan realtif besar bila dibandingkan mendirikan
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna; b) perusahaan harus
menghasilkan yang berbeda corak dengan barang yang sudah ada dalam
pasar, dan mempromosikan barang tersebut untuk menarik/memperoleh
langganan dan (5) Persaingan dalam melakukan promosi sangat aktif.
Dalam pasar monopolistis, sesuatu perusahaan mungkin menjual
barangnya dengan harga yang relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik

Pasar dan Pembentukan Harga 218


banyak langganan. Sebaliknya perusahaan lain harga barangnya rendah
tetapi tidak banyak menarik langganan.

7.2.3.2.1 Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis


Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistis adalah lebih elastis dari pada yang dihadapi
perusahaan monopoli, akan tetapi elastisitasnya tidak mencapai
elastisitas sempurna (kurva permintaan sejajar sumbu horizontal). Pada
hakekatnya kurva permintaan atas barang produksi perusahaan
persaingan monopolistis bersifat menurun sedikit demi sedikit (lebih
mendatar dan bukan menurun dengan curam). Kurva permintaan yang
demikian berarti : 1) apabila perusahaan menaikkan harga, maka jumlah
barang yang dijualnya menjadi sangat berkurang; dan 2) apabila
perusahaan menurunkan harga, maka jumlah barang yang dijualnya
menjadi sangat bertambah. Perbandingan dengan grafik untuk pasar
persaingan murni, pasar persaingan monopolistis dan pasar monopoli
murni dapat diikuti pada Grafik 7.13 di bawah ini.

Pasar dan Pembentukan Harga 219


Harga Harga Harga

m1
m2 M

0 X 0 Y 0 Z
(a) (b) (c)
Garafik 7.13 Perbandingan Permintaa Bagi Pengusaha
Dengan Pasar : (a) Persaingan Sempurna,
(b) Monopolistik, (c) Monopoli.

Kesembangan Jangka Pendek; Keseimbangan yang dicapai suatu


perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik adalah sama dengan
pasar monopoli. Bedanya, di dalam pasar monopoli yang dihadapi adalah
seluruh pasar, sedangkan dalam pasar persaingan monopolistik yang
dihadapi adalah sebagian dari keseluruhan pasar.
Grafik 7.13 menunjukkan keadaan di mana perusahaan monopolistis
memperoleh keuntungan. Keuntungan maksimum akan dicapai oleh
perusahaan apabila terus memproduksi sampai pada tingkat di mana MC
= MR. Maka keuntungan maksimum tercapai bila jumlah produksi adalah
Y1 Dan tingkat harga yang berlaku H 1. Daerah H1ABC menunjukkan
besarnya keuntungan maksimum yang dinikmati perusahaan.
Sedangkan pada grafik 7.14 berikut ini menunjukkan keadaan di
mana perusahaan monopolsitis mengalami kerugian. Kerugian tersebut
dapat diminimumkan apabila keadaan MC = MR tercapai. Ini berarti
perusahaan harus memcapai tingkat produksi sebanyak Y 1, di mana pada

Pasar dan Pembentukan Harga 220


tingkat produksi ini harga yang berlaku sebesar H 1. Besarnya kerugian
yang diderita sebagaimana yang ditunjukkan pada Grafik 36 berikut yaitu
daerah H1ABC.
Kesimbangan Jangka Panjang; Dalam pasar persaingan monopolistis,
setiap perusahaan mendapat keuntungan normal dalam jangka panjang.

H
MC

A
H1 AC
B
C D
MR

0 Y1 Y
Grafik 7.14 Perusahaan Memperoleh
Keuntungan Dalam Jangka
Pendek

Dalam jangka panjang produksi berjumlah Y L dan pada tingkat


produksi ini harga produknya adalah H L. Di sini terlihat bahwa HL sama
dengan biaya total rata-rata, yang berarti bahwa perusahaan hanya
memperoleh keuntungan normal. Corak kegiatan perusahaan dalam
persaingan monopolis ketika mendapat keuntungan normal berbeda
dengan corak kegiatan perusahaan dalam keadaan persaingan sempurna.
Perbedaan itu adalah : 1) harga dan biaya produksi di pasar persaingan
monopolistis lebih tinggi; 2) kegiatan memproduksi di pasar persiangan
monopolistis belum mencapai tingkat yang optimal (mencapai tingkat di
mana biaya produksi per unit adalah paling rendah).

Pasar dan Pembentukan Harga 221


7.2.3.2.2 Persaingan Non Harga
Persaingan non harga pada hakekatnya mengandung arti bahwa
usaha-usaha di luar perubahan harga yang dilakukan oleh perusahaan
untuk menarik lebih banyak pembeli terhadap barang yang
diproduksikan. Persaingan non harga dapat dibedakan atas :

MC
H1 A AC

C B

D
MR

0 Y1 Y
Grafik 7.15 Perusahaan Monopolistis
Mengalami Kerugian

1. Diferensiasi Produksi; seriap perusahaan dalam pasar persaingan


monopolis akan berusaha untuk memproduksi barang yang
mempunyai sifat khusus, dapat dengan jelas dibedakan dengan
produksi dari perusahaan-perusahaan lainnya. Maka di dalam pasar
akan terdapat berbagai barang yang dihasilkan sesuai industri yang
mempunyai corak, mutu, desain, mode dan merk yang berbeda-beda.
Adanya barang yang beraneka ragam coraknya di pasar menimbulkan
keuntungan kepada perusahaan maupun kepada konsumen. Kepada
perusahaan, dengan menghasilkan suatu barang tertentu yang
berbeda dengan barang lainnya, perusahaan telah menciptakan
penghambat bagi perusahaan-perusahaan lain untuk menarik

Pasar dan Pembentukan Harga 222


langganan. Diferensiasi produksi memungkinkan seorang produsen
tetap menjual produknya (tetapi jumlahnya semakin kecil) apabila
harga dinaikkan. Tetapi sebaliknya produsen tersebut hanya dapat
menarik sebagian kecil langganan dari perusahaan-perusahaan
lainnya apabila harga barang yang dihasilkan diturunkan. Kepada
konsumen, barang yang sejenis tetapi berbeda coraknya dapat
menimbulkan keuntungan, yaitu pilihan konsumen akan sesuatu
jenis barang akan beraneka ragam. Ini memungkinkan mereka untuk
memilih barang yang benar-benar sesuai dengan keinginannya.
2. Promosi penjualan melalui iklan; Perusahaan melakukan promosi
melalui iklan karena tiga tujuan : 1) usaha untuk memberikan
keterangan kepada konsumen mengenai barang yang diproduksinya.
Iklan itu mungkin untuk barang yang telah lama ada, atau barang
yang baru saja dikembangkan. Iklan semacam ini dinamakan
information advertising; 2) untuk menekankan barang yang
dihasilkannya sangat baik, atau untuk terus menerus mengungatkan
bahwa barang tersebut ada di pasar. Iklan seperti ini disebut iklan
untuk bersaing atau competetive advertising; 3) untuk memelihara
hubungan baik dengan para konsumen. Iklan tersebut lebih
berbentuk memperkenalkan perusahaan mengenai kegiatan yang
dilakukannya.

Pasar dan Pembentukan Harga 223


MC

AC
HL E

D
MR

0 YL Y
Grafik 7.16 Keseimbangan Perusahaan
Monopolistis Dalam Jangka
Panjang

7.2.4 Pasar Duopoli Dan Oligopoli


7.2.4.1 Pasar Duopoli
Pasar dengan persaingan duopoli, sebenarnya jarang sekali dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu teori pasar duopoli yang
akan kita bahas selanjutnya lebih banyak bersifat asumsi, bahkan ada
yang perlu dikhayalkan karena tidak mungkin dijumpai dalam kenyataan.
Namun demikian teori pasar duopoli perlu dipelajari karena berguna atau
merupakan dasar penyusunan teori pasar oligopoli, karena merupakan
dasar atau sekurang-kurangnya membantu dalam analisis pasar oligopoli.
Situasi pasar suatu produk duopoli dapat dijelaskan sebagai berikut:
Perusahaan yang menghasilkan dan/atau menjual produk hanya dua
perusahaan, katakanlah pengusaha A dan pengusaha B menghasilkan
produk yang homogen. Setiap tindakan yang akan diambil pengusaha A
akan mempengaruhi kebijaksanaan yang akan dijalankan pengusaha B,
dan begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu, baik pengusaha A maupun

Pasar dan Pembentukan Harga 224


pengusaha B sangat berhati-hati dalam menentukan kebijaksanaan yang
akan diambil, terutama dalam hal menentukan harga jual dan kapasitas
produksi.
Baik pengusaha A maupun pengusaha B harus mampu menafsir
dengan tepat tindakan apa yang diambil saingannya apabila menjalankan
suatu kebijaksanaan, sebab kalau tidak, ada harapan kebijaksanaan yang
akan diambilnya dapat merugikan perusahaannya sendiri. Disinilah letak
kelemahan teori pasar dengan persaingan duopoli dan oligopoli, karena
adalah amat sulit, kalau belum boleh dikatakan tidak mungkin bagi suatu
pengusaha untuk meramalkan secara tepat tentang tindakan apa yang
akan diambil saingannya bila menjalankan sesuatu kebijaksanaan
tertentu. Agar masing-masing pengusaha duopoli itu dapat menafsir
tindakan apa yang akan dijalankan saingannya, ia harus memperhatikan
tingkah laku pengusaha saingannya.
Kombinasi harga dan jumlah produksi serta keuntungan dari
pengusaha-pengusaha duopoli tergantung dari tindakan pengusaha-
pengusaha itu. Seorang pengusaha diopoli dapat mengatur jumlah produk
yang dihasilkannya, tetapi tidak dapat mengatur variabel-variabel lain
yang menentukan keuntungan. Keuntungan setiap penjualan dan
interaksi dari keputusan-keputusan yang diambil oleh pengusaha-
pengusaha itu di pasar.

7.2.4.2. Teori Duopoli Cournot


Dalam teori duopoli Cournot inii diasumsikan bahwa dua perusahaan
menghasilkan produk yang homogen. Asumsi pokok yang digunakan

Pasar dan Pembentukan Harga 225


Cournot bahwa pada saat seorang pengusaha duopoli berusaha
memaksimumkan keuntungannya, jumlah barang yang dihasilkan oleh
saingannya tidak tergantung dari jumlah barang yang dihasilkan oleh
pengusaha duopoli yang pertama. Misalnya suatu pasar dengan dua
pengusaha yang menghasilkan produk yang homogen, maka fungsi
permintaan invers dari harga dinyatakan sebagai fungsi agregat dari
jumlah barang yang dijual sebagai berikut :
Hy = F(YA + YB) …………………………….. (11)
Di mana : Hy = Fungsi agregat barang homogen yang dijual
YA = Jumlah barang yang dihasilkan duopolis A
YB = Jumlah barang yang dihasilkan duopolis B
NPTA = YA.Hy
NPTB = YB.Hy
Keuntungan dari masing-masing duopolis itu adalah :
πA = YA.Hy – BA (YA) …………………………. (12)
πB = YB.Hy – BB (YB) …………………………. (13)
Di mana :
BA (YA) = Biaya pengusaha A dalam menghasilkan produk A
BB (YB) = Biaya pengusaha B dalam menghasilkan produk B.

Masing-masing duopolis itu dianggap bertujuan mendapatkan


keuntungan maksimum dengan syarat : berlaku NPM = BM.
Kurva Permintaan Yang Patah (Kinked Demand Curve); Teori duopoli,
selanjutnya yang perlu disinggung juga seperlunya adalah analisis yang
mengasumsikan kurva permintaan bagi suatu pengusaha doupoli
merupakan kurva permintaan yang patah (kinked demand curve). Untuk
ini diperlukan beberapa asumsi : 1) harga pasar yang memuaskan bagi
kedua pengusaha duopoli itu telah terbentuk, misalnya Hy; 2) jika salah
satu dari pengusaha duopoli menurunkan harga penjualannya (lebih
rendah dari harga keseimbangan Hy di atas), pengusaha saingannya yang

Pasar dan Pembentukan Harga 226


mengetahui tindakan tersebut juga akan menurunkan harga
penjualannya (kalau perlu lebih rendah lagi) agar tidak kehilangan
pembeli, hingga terjadi perang harga yang dapat menghancurkan kedua
pengusaha duopoli itu; 3) Jika salah satu dari pengusaha duopoli
menaikkan harga penjualannya, tindakannya ini tidak diikuti oleh
pengusaha saingannya. Akibatnya sebagian atau seluruh pembeli
berpindah kepada pengusaha yang tidak ikut menaikkan harga tersebut.
Berdasarkan situasi sebagaimana yang diasumsikan di atas, maka
kurva permintaan bagi suatu pengusaha duopoli haruslah merupakan
kurva yang patah seperti terlihat pada Grafik 28. Dimisalkan harga
keseimbangan yang sama-sama memuaskan kedua pengusaha duopoli itu
telah terbentuk yaitu sebesar Hy untuk setiap satuan produk. Selanjutnya
pada Grafik 28 itu dapat dilihat kurva permintaan bagi suatu pengusaha
duopoli (kurva CDE) yang patah di titik D, di mana titik ini merupakan
titik keseimbangan harga dan kapasitas produksi dari pengusaha duopoli
tersebut, di mana kapasitas produksi yang dijalankan pada harga Hy
tersebut adalah sebesar Y1 satuan.
Kalau pengusaha duopoli itu menurunkan harga penjualannya lebih
rendah dari harga keseimbangan Hy, maka pengusaha lain juga akan
mengikuti agar mereka tidak kehilangan pembeli. Berdasarkan asumsi
ini, kurva permintaan pengusaha yang menurunkan harga tadi ialah
kurva DE, di mana elastisitas permintaan kurva DE sama dengan
elastisitas permintaan pasar. Samanya elastisitas permintaan ini adalah
karena tindakannya menurunkan harga diikuti oleh pengusaha
saingannya yang satu lagi. Sebaliknya jika pengusaha duopoli tadi
menaikkan harga lebih tinggi dari Hy dan diikuti oleh pengusaha

Pasar dan Pembentukan Harga 227


saingannya, maka kurva permintaannya pada harga yang menaik adalah
kurva DF yang juga sama elastisitasnya dengan elastisitas permintaan
pasar. Tetapi karena menurut asumsi kita, tindakan menaikkan harga itu
tidak diikuti oleh pengusaha saingannya, maka sebagian atau seluruh
pembelinya akan berpindah kepada pengusaha saingannya yang tidak
menaikkan harga harga itu. Akibatnya kurva permintaannya tidak lagi
DF melainkan kurva DC yang elasitisitas permintaannya lebih besar dari
pada elastisitas permintaan pasar.
Jadi yang menyebabkan patahnya kurva permintaan bagi suatu
pengusaha duopoli adalah tindakannya menaikkan harga tidak diikuti
oleh pengusaha saingannya. Dengan patahnya kurva permintaan bagi
suatu pengusaha doupoli, maka dengan sendirinya kurva NPM menjadi
tidak kontinyu sebagaimana yang terlihat pada Grafik 7.17 dibawah ini,
di mana kurva NPM bagi pengusaha tersebut adalah CABG.

Rp

F
C
D

Hy B
A
E
G
0 Y1 Y
Grafik 7.17 Kurva Permintaan Pengusaha
Duopoli Yang Patah

Pasar dan Pembentukan Harga 228


Di samping itu perlu dilanjutkan bahwa mungkin ada yang
mengasumsikan bahwa harga menaik tadi kurva permintaan pengusaha
langsung menjadi HyD. Ini berarti dengan menaikkan harga sedikit saja
semua pembeli akan lenyap dan pindah kepada pengusaha saingannya
yang tidak ikut menaikkan harga. Tetapi harus diingat bahwa dengan
menaikkan harga itu para pembeli tidak sekaligus akan lenyap dan
pindahnya kepada pengusah saingannya yang tidak ikut menaikkan
harga. Tetapi masih ada yang tinggal, karena tidak seluruh pembeli tadai
mengetahui bahwa pengusaha saingannya tidak menaikkan harga, atau
walaupun produk yang dijual homogen, mungkin masih ada diantara
konsumen itu mau membeli kepada pengusaha yang menaikkan harga itu.
Inilah sebabnya kenapa kurva permintaannya tidak menjadi HyD
melainkan DC.
Pengaruh perubahan biaya pengusaha duopoli terhadap
kebijaksanaannya dalam menentukan harga penjualan dan kapasitas
produksi dapat dilihat pada Grafik 29. Grafik tersebut menunjukkan
adanya perubahan pembiayaan pada suatu perusahaan duopoli.
Perubahan itu ditunjukkan oleh kurva BM’ dan BR’ menjadi BM dan BR,
atau sebaliknya dari BM dan BR menjadi BM’ dan BR’. Kalau perubahan
itu sebaliknya dari BM dan BR menjadi BM’ Dan BR’ berarti biaya
meningkat dari biasanya. Oleh sebab itu secara biasa harga penjualan
manaik pula. Tetapi di sini karena kurva permintaan yang patah
mengakibatkan tidak kontinyu kurva NPM, maka kenaikan biaya
produksi tidak selalu perlu dibarengi dengan kenaikan harga penjualan.
Selagi perubahan harga itu terjadi sedemikian rupa sehingga kurva BM
tetap tidak memotong kurva AC atau BF, perubahan harga tidak perlu

Pasar dan Pembentukan Harga 229


dilakukan karena keuntungan yang diperoleh masih tetap maksimum.
Jadi selagi BM masih berada di antara A dan B, perusahaan akan tetap
menjalankan kapasitas produksi sebesar Y 1 satuan dengan harga
penjualan sebesar H1.

H
BM’
C BM
H1 D
BR’ BR
A

B
E
F
0 Y1 Y
Grafik 7.18. Pengaruh Perubahan Biaya Bagi
Kebijaksanaan Pengusaha Monopoli.

7.2.4.3 Pasar Oligopoli


Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa
pengusaha saja. Pada dasarnya teori pokok yang dikemukakan dalam
menganalisis pasar oligopoli ini yaitu : 1) antara satu pengusaha dengan
pengusaha lainnya dalam pasar oligopoli tidak terdapat ikatan tertentu
(independent action); 2) antara pengusaha-pengusaha yang turut pasar
oligopoli itu terdapat suatu ikatan (collussion). Sebelum membahas hal-
hal di atas akn dikemukakan lebih dahulu tentang ciri-ciri pasar oligopoli
: (1) Menghasilkan barang standar atau barang berbeda corak. Perubahan

Pasar dan Pembentukan Harga 230


dalam pasar oligopoli yang menghasilkan barang standar, banyak
dijumpai dalam industri yang menghasilkan barang mentah.Misalnya
industri baja dan aluminium, industri bahan baku seperti semen dan
bahan bangunan, usaha peternakan sapi perah. Perusahaan yang
menghasilkan barang berbeda corak dalam pasar oligopoli, pada
umumnya adalah barang akhir. Misalnya insdutri mobil dan truck,
industri rokok, pabrik susu kaleng dan sebagainya dan (2) Kekuasaan
menentukan harga ada kalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh.
Dari kedua kemungkinan inii mana yang terwujud, tergantung dari
bentuk kerja sama di antara perusahaan-perusahaan yang ada dalam
pasar oligopoli. Tanpa ada kerja sama, kekuasaan menentukan harga
menjadi lebih terbatas. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, ia
akan menarik banyak pembeli. Perusahaan yang kehilangan pembeli akan
melakukan tindakan pembalasan dengan menurunkan harga lebih rendah
lagi, sehingga akhirnya perusahaan yang mula-mula menurunkan harga
akan kehilangan langganan.
Akan tetapi apabila perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli
bekerja sama dalam menentukan harga, maka harga dapat distabilkan
pada tingkat harga yang mereka kehendaki. Dalam hal ini kekuasaan
untuk harga adalah sangat kuat, yaitu sama seperti dalam pasar
monopoli. Dengan perkataan lain, perusahaan-perusahaan oligopoli
menggabungkan diri secara sempurna menjadi suatu perusahaan besar,
misalnya dalam bentuk kartel. Kebijaksanaan produksi (menentukan
harga dan kapasitas produksi) diatur oleh kartel. Jadi kartel adalah
perusahaan monopoli murni, dengan keanggotaan yang terdiri dari
beberapa perusahaan oligopoli. Oleh karena itu maka : 1) permintaan

Pasar dan Pembentukan Harga 231


pasar adalah permintaan kartel; 2) biaya marginalnya (BM) adalah
jumlah BM seluruh perusahaan oligopoli yang tergabung dalam kartel; 3)
dengan mengetahui permintaan pasar, NPM kartel dapat dihitung; 4)
dengan demikian keuntungan maksimum kartel (monopoli murni) adalah
NPMkartel = BMkartel; 5) kapasitas produksi dari masing-masing
perusahaan oligopoli yang tergabung itu ditentukan dengan masing-
masing syarat :
NPMK = BM01 = BM02 = BM03 = …. = BMn
NPMK = BM1 = BM2 = BM3 = ……= BMn
Atau biaya marginal masing-masing perusahaan tergantung dari
kartel itu sendiri.

7.2.4.4 Penggabungan Tidak Sempurna


Dalam teori pasar oligopoli selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan asumsi : bahwa di antara pengusaha-pengusaha oligopoli
yang menghasilkan produk yang homogen, terjadi juga penggabungan
namun secara diam-diam. Karena itu sifat penggabungannya tidak
sempurna (imperfect collussion). Adapun keadaanya sebagai berikut : dari
sekian banyak pengusaha oligopoli, salah satu di antaranya ditunjuk
sebagai perusahaan yang menentukan harga penjualan (price leader). Hal
ini dimungkinkan karena pengusaha itu besar (dalam permodalan dan
pemasaran produk). Oleh karena itu pengusaha yang ditunjuk tersebut
akan mengelola usahanya sebagai perusahaan monopoli monopoli murni;
hanya jumlah barang yang dipasarkan kurang dari permintaan pasar, dan
sisanya diserahkan kepada perusahaan-perusahan pengikut yang tidak
langsung (diam-diam) dari perusahaan leader tadi. Oleh karena itu

Pasar dan Pembentukan Harga 232


kapasitas produksi dari perusahaan pengikut dijalankan sedemikian rupa
sehingga :
I. NPMp1 = BMp1 monopoli murni.
II. Hy = Mp1 = Mps =BM1 = BM2 = …. = BMn
n
III. BMPL = ∑ BMPP
1
n n
IV. MPS = ∑ MPL + ∑ MPP (penjumlahan horizontal)
1 1
n
V. YPL + ∑ YPP = YPS (Kapasitas produksi PL + kapasitas produksi PP =
1 Kapasitas produksi pasar).
Di mana :
Hy = Harga penjualan
PP = Pedagang pengikut
PL = Pedagang leader
PS = Permintaan pasar

Pada pasar produk oligopoli yang dbedakan (diskriminatif), misalnya


lemari Es, TV mobil dan sebagainya yang secara jelas berbeda dalam
model. Kapasitas produksi ditentukan konsumen karena akan lebih
banyak produk yang lebih disenangi, walaupun harga penjualan sama. Di
sinilah letak fungsi sales promotion, yaitu menarik pembeli atau
mengusahakan perubahan selera pembeli sehingga berpindah dari selera
produk pengusaha saingannya.

7.2.5 Pasar Monopsoni


Untuk memproduksikan suatu barang membutuhkan faktor-faktor
produksi yang kadang-kadang untuk mendapatkannya harus dengan
membeli secara bersaing dengan pengusaha-pengusaha lain yang juga

Pasar dan Pembentukan Harga 233


membutuhkan faktor-faktor produksi tersebut, atau dalam keadaan
tertentu dapat juga sebagai pembeli tunggal.
Apabila seorang pengusaha membeli suatu faktor produksi secara
bersaing sempurna dengan pengusaha-pengusaha lain, maka secara
perseorangan tidak dapat mempengaruhi harga faktor-faktor produksi itu.
Misalkan fungsi penawaran faktor produksi X adalah :
X = fZ(Hx) ………………………………..... (13)
Fungsi keuntungan pengusaha :
π = Y.Hy – X.Hx …………………………. (14)
Agar tercapai keuntungan maksimum, maka :
∂π ∂Y
=0 Hy. - Hx = 0
∂X ∂X
∂Y
Hy. = Hx
∂X

NPM = Hx (ditinjau dari faktor produksi yang dipakai).

Jadi untuk memperoleh keuntungan maksimum, pengusaha


monopsoni akan membeli Dan mempergunakan faktor produksi sampai
suatu jumlah di mana NPM itu sama dengan biaya marginal dari faktor-
faktor produksi bersangkutan atau :
NPMF = BFM (15)
Apabila dianggap bahwa kurva penawaran faktor produksi itu
bersudut positif, maka kurva biaya faktor marginal selalu berada di
sebelah atas dari kurva penawaran faktor produksi yang bersangkutan.
Keadaan inii dapat dijelaskan dengan Grafik 7.19 berikut :

Pasar dan Pembentukan Harga 234


H BFM

H2 P S
(Hx = j(X))
H1 Q

0 X1 X
Grafik 7.19. Kurva : NPM Dan BFM Pada
Pengusaha Monopsoni

Pada titik P terlihat bahwa NPM = BFM, dari titik P ini ditarik garis
yang memotong kurva penawaran di titik Q dan sumbu horizontal di titik
X1.
Keuntungan maksimum dari pengusaha adalah : 1) apabila
mempergunakan faktor-faktor produksi sebesar X1 dan harga yang harus
dibayar adalah H1; 2) Nilai produk marginal yang ditimbulkan oleh
pemakaian faktor produksi X adalah H2; 3) H2 lebih besar dari H1; 4)
selisih H2 dan H1 (H2 – H1) disebut eksploitasi monopsonistik
(monopsonistic exploitation) yang dianggap sebagai kerugian dari pemilik
faktor produksi.

7.3 Penutup
7.3.1 Ringkasan
Pasar adalah suatu organisasi (institusi) atau badan yang
menjalankan aktivitas jual beli barang-barang dan/atau jasa. Berdasarkan
sifat dan bentuk, maka pasar dapat diklasifikasikan menjadi dua macam,
yaitu : 1) pasar persaingan sempurna (perfect competetive market) dan 2)
pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competetive market) yang

Pasar dan Pembentukan Harga 235


meliputi antara lain pasar : monopoli murni (pure monopoly), persaingan
monopolistik (monopolistic competition), duopoli, oligopoli serta monopoli.
Dalam pasar persaingan sempurna, pengusaha maupun pembeli
produk tertentu secara perseorangan tidak dapat mempengaruhi harga
pasar produk tersebut. Artinya berapapun produk yang ditawarkan
maupun yang diminta tidak mempengaruhi harga pasar yang berlaku.
Karenanya kurva NPR suatu pengusaha yang bersaing murni tidak
pernah naik dan tidak pernah pula turun, yang berarti harus sejajar
dengan sumbu horizontal yang ditarik melalui harga pasar yang ada;
begitu pula dengan NPM pengusaha tersebut tidak akan pernah pula
lebih kecil atau lebih besar dari kurva NPR.
Beberapa kelemahan pasar persaingan sempurna yang penting adalah
sebagai berikut : (1) Persaingan sempurna tidak mmemdorong inovasi.
Dalam pasar persaingan sempurna, teknologi dapat dicontoh atau dijiplak
dengan mudah oleh perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan
tidak memperoleh keuntungan yang kekal, (2) Persaingan sempurna
adakalanya menimbulkan biaya sosial. (3) Membatasi pilihan konsumen,
(4) Biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih
tinggi, (5) Efisiensi penggunaan sumber-sumber daya tidak selalu
membuat distribusi pendapatan merata.
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat
satu perusahaan saja; dan perusahaan ini menghasilkan barang yang
tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Faktor-faktor
yang menimbulkan monopoli : (1) Memiliki sumber daya yang unik, (2)
Terdapat skala ekonomis, (3) Kekuasaan monopoli yang diperoleh melalui
Peraturan Pemerintah (PP), (4) Hak usaha eksklusif.
Keuntungan yang diperoleh pengusaha monopoli ditentukan oleh : 1)
jumlah produk yang dihasilkan; 2) harga satuan produk; 3) biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Syarat tercapainya
keuntungan maksimum bagi perusahaan monopoli maupun bersaing
adalah sama yaitu NPM = BM.
Pasar persaingan monopolistik merupakan suatu pasar di mana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak
(differentiated product). Kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah lebih elastis dari
pada yang dihadapi perusahaan monopoli, akan tetapi elastisitasnya tidak
mencapai elastisitas sempurna (kurva permintaan sejajar sumbu
horizontal). Pada hakekatnya kurva permintaan atas barang produksi

Pasar dan Pembentukan Harga 236


perusahaan persaingan monopolistis bersifat menurun sedikit demi
sedikit (lebih mendatar dan bukan menurun dengan curam). Kurva
permintaan yang demikian berarti : 1) apabila perusahaan menaikkan
harga, maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat berkurang;
dan 2) apabila perusahaan menurunkan harga, maka jumlah barang yang
dijualnya menjadi sangat bertambah.
Pasar dengan persaingan duopoli, sebenarnya jarang sekali dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu teori pasar duopoli yang
akan kita bahas selanjutnya lebih banyak bersifat asumsi, bahkan ada
yang perlu dikhayalkan karena tidak mungkin dijumpai dalam kenyataan.
Situasi pasar suatu produk duopoli dapat dijelaskan sebagai berikut :
Perusahaan yang menghasilkan dan/atau menjual produk hanya dua
perusahaan, katakanlah pengusaha A dan pengusaha B menghasilkan
produk yang homogen. Setiap tindakan yang akan diambil pengusaha A
akan mempengaruhi kebijaksanaan yang akan dijalankan pengusaha B,
dan begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu, baik pengusaha A maupun
pengusaha B sangat berhati-hati dalam menentukan kebijaksanaan yang
akan diambil, terutama dalam hal menentukan harga jual dan kapasitas
produksi.
Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa
pengusaha saja. Pada dasarnya teori pokok yang dikemukakan dalam
menganalisis pasar oligopoli ini yaitu : 1) antara satu pengusaha dengan
pengusaha lainnya dalam pasar oligopoli tidak terdapat ikatan tertentu
(independent action); 2) antara pengusaha-pengusaha yang turut pasar
oligopoli itu terdapat suatu ikatan (collussion).

7.3.2 Evaluasi
7.3.2.1 Tugas / Soal Latihan
1. Sebutkan karakteristik pasar yang bersaing sempurna!
2. Mengapa pada perusahaan dalam pasar bersaing sempurna berlaku P
= AR = MR?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pasar monopoli?
4. Jelaskan faktor-faktor yang menimbulkan monopoli!
5. Apakah pasar persaingan monopolistik sama dengan pasar monopoli?
6. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara pasar persaingan
sempurna dengan persaingan monopolistik!

Pasar dan Pembentukan Harga 237


7. Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan yang tidak
melakukan persepakatan berbentuk kurva bengkok? Mengapa
demikian? Apa konsekwensi kurva yang demikian terhadap
keputusan perusahaan memaksimumkan keuntungannya?

7.3.2.2 Test Sumatif 7


1. Suatu organisasi (institusi) atau badan yang menjalankan aktivitas
jual beli barang-barang dan/atau jasa adalah pengertian dari :
a. Tataniaga
b. Pasar
c. Pasar persaingan sempurna
d. Pasar persaingan tidak sempurna
2. Berdasarkan sifat dan bentuk, maka pasar dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam, yaitu :
a. Pasar Persaingan monopolistik dan pasar monopoli
b. Pasar monopoli dan duopoli
c. Pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak
sempurna
d. Pasar Monopoli dan oligopoli
3. Dalam pasar apakah, pengusaha maupun pembeli produk tertentu
secara perseorangan tidak dapat mempengaruhi harga pasar produk?
:
a. Pasar Monopoli
b. Pasar duopoli
c. Pasar Monopsoni
d. Pasar Persaingan sempurna
4. Suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu perusahaan saja;
dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai
barang pengganti yang sangat dekat adalah :
a. Pasar Monopoli
b. Pasar duopoli
c. Pasar Monopsoni
d. Pasar Persaingan sempurna
5. Suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu konsumen saja; dan
perusahaan yang menghasilkan barang itu banyak adalah :
a. Pasar Monopoli
b. Pasar duopoli
c. Pasar Monopsoni

Pasar dan Pembentukan Harga 238


d. Pasar Persaingan sempurna
6. Berdasarkan beberapa pilihan di bawah ini, maka yang tidak
termasuk kelemahan pasar persaingan sempurna adalah sebagai
berikut :
a. Persaingan sempurna tidak mmemdorong inovasi
b. Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
c. Biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih
tinggi,
d. Tidak membatasi pilihan konsumen.
7. Alasan terjadinya kinked demand curve adalah :
a. Jika ada pengusaha menurunkan harga produk, maka
pengusaha lainnya ikut menurunkan jika perlu harga
diturunkan lebih rendah lagi dari pengusaha yang pertama
menurunkan harga tadi.
b. Jika ada pengusaha yang menaikan harga maka semua
pengusaha ikut menaikkan harga
c. Harga pasar ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran
d. Jika pengusaha ingin meningkatkan keuntungannya, maka
produk yang dihasilkan sedikit dan sebaliknya.
8. Setiap konsumen berusaha untuk mendapat harga yang serendah
mungkin, sedangkan setiap pengusaha sebaliknya mengharapkan
harga yang setinggi mungkin bagi produk yang ditawarkannya di
pasar tersebut, keadaan ini ditemukan dalam :
a. Pasar monopoli
b. Pasar monopolistik
c. Pasar persaingan sempurna
d. Pasar persaingan tidak sempurna
9. Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli adalah sebagai berikut,
kecuali :
a. Memiliki sumber daya yang unik
b. Terdapat skala ekonomis
c. Memiliki semua sumber daya produksi dalam suatu daerah
tertentu dalam negara
d. Kekuasaan monopoli yang diperoleh melalui Peraturan
Pemerintah (PP).
10. Keadaan pasar yang terletak di antara pasar monopoli murni dan
persaingan sempurna adalah

Pasar dan Pembentukan Harga 239


a. Pasar persaingan murni
b. Pasar persaingan sempurna
c. Pasar monopoli
d. Pasar monopolistik
11. Jika NPM = Harga pasar produk = NPR = kurva perminataan
keadaan hanya ditemukan dalam :
a. Pasar persaingan murni
b. Pasar persaingan sempurna
c. Pasar monopoli
d. Pasar monopolistik
12. Faktor yang membedakan pasar monopolistik dengan pasar
persaingan sempurna adalah :
a. Mudah masuk dan keluar pasar
b. Menguasai sumberdaya yang unik
c. Adanya diferensiasi produk
d. Adanya homogenitas produk
13. Di antara beberapa pengusaha oligopoli yang menghasilkan produk
yang homogen, terjadi juga penggabungan namun secara diam-diam,
keadaan ini disebut sebagai :
a. Imperfect colussion
b. Perfect colussion
c. Price leader
d. Price taker
14. Pasar persaingan murni sebenarnya dalam kenyataannya tidak ada;
namun struktur pasar itu perlu dipelajari karena beberapa hal,
kecuali :
a. Azas-azas persaingan murni/sempurna itu merupakan langkah
awal yang sederhana untuk analisis ekonomi yang lebih rumit
b. Teori persaingan murni itu dapat dijadikan patokan untuk
mengevaluasi bekerjanya suatu sistem ekonomi dalam keadaan
sebenarnya
c. Tidak dapat digunakan untuk mengetahui cara-cara perusahaan
menentukan harga dan tingkat produksi dalam rangka
memperoleh keuntungan maksimum
d. Pengetahuan mengenai pasar persaingan murni/sempurna dapat
memberikan landasan perbandingan struktur pasar lainnya
15. Corak kegiatan perusahaan dalam persaingan monopolis ketika
mendapat keuntungan normal berbeda dengan corak kegiatan

Pasar dan Pembentukan Harga 240


perusahaan dalam keadaan persaingan sempurna, perbedaan itu
adalah:
a. Harga dan biaya produksi di pasar persaingan monopolistis lebih
tinggi
b. Kegiatan memproduksi di pasar persiangan monopolistis belum
mencapai tingkat yang optimal (mencapai tingkat di mana biaya
produksi per unit adalah paling rendah).
c. a dan b salah
d. a dan b benar

7.3.2.3 Umpan Balik


Setelah mengerjakan test mandiri serta mencocokkan hasilnya
dengan kunci jawaban, anda dapat mengevaluasi diri anda. Kemudian
gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda atas Modul 7 ini.
Tingkat Penguasaan =
Jika nilai yang anda peroleh ≥ 80% berarti sangat baik dan anda boleh
melanjutkan proses belajar ke modul berikutnya. BAGUS. Namun, jika
nilai yang anda peroleh < 80% maka anda perlu mempelajari kembali
modul 8, khususnya bagian-bagian yang belum/kurang dipahami.

7.3.2.4 Kunci Jawaban Test Formatif 7


Jawaban yang benar
1. B 6. D 11. B
2. C 7. A 12. C
3. D 8. C 13. A
4. A 9. C 14. C
5. C 10. D 15. D

Pasar dan Pembentukan Harga 241


7.3.3 Daftar Pustaka

Anindita, Ratya dan Nur Baladina, 2017. Pemasaran Produk Pertanian.


Penerbit Andi Yogyakarta.
Anindita Ratya, 2003. Dasar-Dasar Pemasaran Hasil Pertanian. Jurusan
Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya
Malang.
Ferguson, C. E and K. L. Robinson, 1981. Microeconomics Theory. 4th
Edition. The Irwin Series in Economics.
Gasperzs, Vincent 1996. Ekonomi Manajerial. Penerapan Konsep-Konsep
Ekonomi dalam Manajemen Bisnis Total. Diterbitkan Atas
Kerjasama Yayasan Indonesia Emas.
Gaspersz, Vincent 2011. Ekonomi Manajerial (Mamagerial Economics)
Landasan Analisis dan Strategi Bisnis untuk Manajemen
Perusahaan dan Industri. Penerbit Vinchristo Publication,
Baranangsiang Indah A2 No.9, Bogor 16710
Henderson, James M. and Richard E. Quandt, 1980. Microeconomic
Theory. A mathemtical Approach. 3rd. Edition. International
Student Edition. McGraw-Hill International Book Company.
Lawalu, F. H; Matheos F. Lalus, Maria Kondi dan S. S. Niron, 2006.
Tataniaga Peternakan. Buku Ajar. Fakultas Peternakan
Universitas Nusa Cendana Kupang.
Napitupulu, A. H. 1986. Tataniaga Peternakan. Suatu Pengantar, Sistem
Koordinasi Dan Pasar Berjangka. Jurusan Sosial Ekonomi.
Fakultas Peternakan IPB.
Saefuddin, A. M. 1981-82. Pengantar Pemasaran Produk Pertanian
(Kuliah Sarjana). Institut Pertanian Bogor.
Setianingrum, Ari; Jusuf Udaya dan Efendi, 2015. Prinsip-Prinsip
Pemasaran Plus Tren Terkini, Pemasaran Global, Pemasaran Jasa,
Green Marketing, Enterpreneurial Marketing dan E-Marketing.
Penerbit Andi Yogyakarta.
Sadono Sukirno, 2015. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi III. Penerbit
RajaGrafindo Persada Jakarta. Divisi Buku Perguruan Tinggi.
Sudarsono, 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. Penerbit LP3ES Jakarta.
Sugiharto, Teddy Herlambang, Brastoro, Rachmat Sudjana dan Said
kelana, 2002. Ekonomi Mikro. Sebuah Kajian Komprehensif.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Pasar dan Pembentukan Harga 242


Teken, I. B dan S. Asnawi, 1977. Bahan Kuliah Ekonomi Mikro. Institut
Pertanian Bogor.
Tomek, W. G. and K. L. Robinson, 1981. Agricultural Product Prices.
Cornell University Press. Ithaka.

7.3.4 Senarai
Pasar Pasar persaingan murni
Pasar tidak persaingan sempurna Pasar persaingan sempurna
Pasar monopoli Pasar duopoli
Pasar Monopolistik Pasar oligopoli
Kinked demand curve Pasar monopsoni
Imperfect collussion Collussion
Indedependent action Duopoli Cournot
Competetive advertising Diferensiasi produk

Pasar dan Pembentukan Harga 243

Anda mungkin juga menyukai