Anda di halaman 1dari 34

Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

PERTEMUAN 11

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini diharapkan Mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Menjelaskan ciri pasar persaingan sempurna
2. Memahami Pemaksimum keuntungan jangka pendek
3. Menghitung dan membuat kurva biaya marginal dan kurva penawaran
4. Memahami, membuat kurva serta membaca kurva tentang Operasi
perusahaan dan Industri dalam jangka panjang
5. Menjelaskan dengan kurva kebaikan dan keburukan pasar persaingan
sempurna.

A. URAIAN MATERI
Pengertian Pasar dan Pasar Persaingan Sempurna
Pengertian Pasar
Pasar merupakan tempat/mekanisme antar konsumen dengan produsen yang
memiliki kepentingan yang sama untuk bertransaksi jual beli pada suatu tempat
tertentu. Oleh karena itu, pasar ini mempunyai banyak fungsi bagi pelaku
ekonomi baik konsumen, produsen, maupun pemerintah. Misalnya pasar
berfungsi sebagai sumber informasi bagi konsumen, produsen, bahkan juga
pemerintahan.
Dengan demikian, pasar mempunyai peranan yang sangat strategis bagi pelaku
bisnis (produsen) dan masyarakat secara keseluruhan. Tanpa ada akses pasar,
maka tidak mungkin suatu bisnis dapat bertahan hidup. Pasar adalah tempat para
produsen bersaing merebut konsumen dalam rangka mencapai tujuan usahanya.
Di samping itu, pasar mempunyai berbagai bentuk struktur yang mempunyai

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 213


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

hukumnya sendiri-sendiri, sehingga berpengaruh dan menentukan tinggi


rendahnya harga yang akan terjadi.
Selanjutnya, dari sisi konsumen, pasar adalah sumber informasi mengenai pilihan
yang dapat dilakukan. Dengan demikian, konsumen juga berkepentingan
terhadap kondisi pasar dari barang dan jasa yang dibutuhkannya. Dari sisi luas
atau ruang lingkupnya,pasar dapat juga dikelompokkan menjadi pasar domestic
pasar ekspor, atau pasar luar negeri. Dengan demikian, maka
pemahamanmengenai pasar ini sangat penting dalam menganalisis fenomena
ekonomi, baik bagi pelaku maupun pembuat keputusan di bidang bisnis dan
ekonomi publik.

Pengertian Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna merupakan jenis pasar di mana tidak ada pelaku
ekonomi yang mempunyai kekuasaan pasar (market power) terhadap harga suatu
produk yang homogen. Pembeli (orang yang melakukan permintaan) maupun
penjual (orang yang melakukan penawaran) tidak mempunyai kekuatan untuk
mempengaruhi harga pasar. Mereka hanya bertindak sebagai pengambil harga
(price taker) dan bukan sebagai pembuat harga (price maker). Dalam pasar
persaingan sempurna jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap
perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehinga tidak mampu mempengaruhi
pasar.
Beberapa karakteristik agar sebuah pasar dapat dikatakan pasar persaingan
sempurna yaitu:
1. Semua perusahaan memproduksi barang yang homogeny (homogenitas
product). Produk yang homogen adalah produk yang mampu member
kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa
produsennya.
2. Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan atau informasi sempurna
(perfect knowledge). Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen)
S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 214
Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual
sehingga konsumen tidak akan mengelami perlakuan harga jual yang berbeda
dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
3. Output sebuah perusahaan relative kecil disbanding output pasar (small
relatively output). Jumlah output setiap perusahaan secara inividu dianggap
relative kecil disbanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industry.
4. Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taker)
Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahaan yang ada di dalam
pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Dalam artri
Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang
ditetapkan pasar (price taker) karena perusahaan tidak mampu mempengaruhi
harga pasar.
5. Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
Dalam pasar persaingan sempurna faktor mobilitasnya tidak terbatas dan tidak
ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. Jika
perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri tsb, langkah
ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya jika ada produsen yang ingin
melakukan kegiatan di industri tsb, maka dapat dengan mudah hal tersebut
dilakukan.

PERMINTAAN DAN HASIL JUALAN


Supaya Perusahaan dapat dikatakan mencapai keuntungan maksimum, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
2. Hasil penjualan dari barang yang dihasilkan perusahaan itu
Biaya produksi dapat dikeluarkan oleh perusahaan secara bersamaan, hal ini
dapat terlihat dari ( pasar persaingan sempurna, monopoli, oligopoli, atau
persaingan monopolistis ).

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 215


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

a) Permintaan Pasar dan Perusahaan


Seberapa banyak pun barang yang diproduksi dan dijual oleh produsen, ia
tidak akan dapat mengubah harga yang ditentukan di pasar, karna jumlah yang
diproduksikan itu hanya sebagian kecil dari jumlah yang diperjual-belikan di
pasar.

Dilihat dari ciri pasar persaingan sempurnayaitu Sifat tersebut adalah setiap
perusahaan adalah pengambil harga yaitu sesuatu perusahaan tidak mempunyai
kekuasaan untuk menentukan harga yaitu suatu perusahaa tidak mempunyai
kekuasaan untuk menentukan harga dan seorang produsen hanya menenrima saja
harga yang sudah ditentukan. Hal ini berarti berapa banyakpun barang yang
diproduksikandan dijualoleh produsentidak dapat mengubah harga yang
ditentukan dipasar karena jumlah yang diproduksikan hanya sebagian kecil dari
jumlah yang diperjual belikan dipasar.Sifat permintaan dapat digambarkan dalam
gambar 11.1

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 216


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

Pada Gambar 11.1(ii) menunjukkan Permintaan dan penawaran keatas


barang yang dihasilkan perusahaan-perusahaan dalam suatu pasar persaingan
sempurna. Dapat dilihata bahwa harga pasar yang tercapai adalah Rp.3000,-dan
jumlah barang yang diperjual belikan adalah Rp 200.000,- unit Kurva permintaan
dd adalah berbentuk satu garis yang sejajar dengan sumbu datar, dan tingkat
harga yang dicapai adalah Rp 3000.

Pada gambar 11.1(ii) ditunjukkan permintaan yang dihadapi oleh suatu


perusahaan dalam industri. Kurva permiintaan dd adalah berbentuk satu garis
yang sejajar dengan sumbu datar ,dan tingkatharga yang dicapai adalah Rp
3000,-Kurva dd adalah bersifat elastis sempurna karena dua alasan. Yang
pertama, hasil produksi perusahaan tersebut adalah serupa (identical) dengan
produksi perusahaan-perusahaan lain dalam industri itu, dengan demikian apabila
perusahaan tersebut menaikkan harga hasil produksinya, tidak satu pun dari hasil
produksinya akan terjual. Para konsumen akan membeli dari perusahaan lain.
Alasan kedua, oleh karena produksi perusahaan tersebut adalah sebagian kecil
saja dari yang diperjualbelikan di pasar, perusahaan tersebut dapat menjual
seluruh produksinya pada harga Rp 3000. Sumbu datar dari Gambar 11.1 (i)
menunjukkan bahwa produksi perusahaan itu adalah jauh lebih kecil dari jumlah
barang yang diperjualbelikan di pasar. Karena perusahaan itu dapat menjual
semua hasil produksinya, tidak ada alasan kepada perusahaan untuk menurunkan
harga penjualan barangnya.

HASIL PENJUALAN MARJINAL, RATA-RATA DAN TOTAL

Hasil Penjualan Rata-rata

Kurva permintaan pada dasarnya digambarkan dengan tujuan untuk menjelaskan


tentang jumlah permintaan terhadap suatu barang pada berbagai tingkat harga.
Didalam menganalisa kegiatan perusahaan, ia menunjukkan pula hasil penjualan
rata-rata yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksinya. Penjualan

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 217


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

Rata-rata dapat ditunjukkandalam gambar 11.2


Untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-
rata (AR) adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 11.2 harga barang yang
diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MR0 adalah kurva
permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva
hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan
sebagai AR0. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva
d1 = AR1 = MR1 adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-
rata pada harga Rp 6000.

Hasil Penjualan Marjinal

Satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk
diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan
adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari
perkataan Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualan yang diperoleh
perusahaan dari menjual satu unit lagi barang yang diproduksikannya. Contoh
kalauharga Rp 3000,- maka setiap unit tambahan barang yang akan dijual akan
menambahkan hasil penjualan sebanyak Rp 3000,- juga, Dengan demikian dalam
pasar persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga = hasil penjualan rata-
rata=hasil penjualan marjinal. Dalam Gambar 11.2 (i) kurva d(0 = AR0 = MR0
menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 3000, dan kurva d1 = AR1 =
MR1 menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 6000.

Hasil Penjualan Total

Seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barang


yang diproduksikannya dinamakan hasil penjualan total (TR —yaitu dari
perkataan Total Revenue}. Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna
S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 218
Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang
dijual perusahaan. Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk
garis lurus yang bermula dari titik O. Dalam gambar 11.2(ii) garis TR0 adalah
kurva hasil penjualan total apabila harga adalah Rp 3000, sedangkan TR1 adalah
kurva hasil penjualan total apabila harga barang meningkat menjadi Rp6000.
Sebagai contoh titik A menggambarkan bahwa pada harga Rp 3000, penjualan
sebanyak 10 unit akan menyebabkan hasil penjualan total perusahaan
mencapaiRp 6000. Hal ini dapat dilihat dalam gambar 11.2 dibawah ini.

Gambar 11.2 Hasil Pejualan Rata-rata, Marjinal dan Total

PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN JANGKA PENDEK


Syarat Pemaksimuman Keuntungan

Di dalam jangka pendek, pemaksimuman keuntungan oleh suatu


perusahaan dapat diterangkan dengan dua cara berikut:

 Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total.

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 219


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

 Menunjukkan keadaan di mana hasil penjualan marjinal sama


dengan biaya marjinal.
Dalam cara pertama keuntungan ditentukan dengan menghitung dan
membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total. Keuntungan adalah
perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang
dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan di antara
keduanya adalah maksimum. Maka dengan cara yang pertama ini keuntungan
yang maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antara hasil penjualan total
dengan biaya total adalah yang paling maksimum.
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan kurva atau data
biaya rata-rata dan biaya marjinal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada
tingkat produksi di mana hasil penjualan marjinal (MR) sama dengan biaya
marjinal (MC) atau MR = MC. Suatu perusahaan akan menambah
keuntungannya apabila menambah produksinya pada ketika MR > MC yaitu
hasil penjualan marjinal (MR) melebihi biaya marjinal (MC). Dalam keadaan ini
pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam
keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR < MC, mengurangi produksi dan
penjualan akan menambah keuntungan, maka keuntungan maksimum dapat
dicapai dalam keadaan dimana MR = MC.

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 220


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

Tabel 11.1

Jumlah produksi dan biaya produksi

Jumlah Biaya tetap Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya total
produksi (2) berubah total marginal tetap rata- berubah rata-rata
(1) (3) (4) (5) rata rata-rata (8)
2+3 MC = (6) (7) 4:1
MCn – MCn - 4:1 3:1
1

0 100 0 100 100 – – –


1 100 100 200 80 100 100 200
2 100 180 280 60 50 90 140
3 100 240 340 40 33.3 80 113.3
4 100 280 380 20 25 70 95
5 100 300 400 80 20 60 80
6 100 380 480 150 17.7 63.3 80
7 100 530 630 250 14.3 75.7 90
8 100 780 880 380 12.5 97.5 110
9 100 1160 1260 540 11.1 128.9 140
10 100 1700 1800 10 170 180

Pada dasarnya data tersebut menjelaskan:

 Dalam kolom(1) ditunjukkan berbagai jumlah produksi yang dapat dicapai.

 Kolom(2) menggambarkan biaya tetap total yaitu biaya yang dikeluarkan


untuk membeli input tetap ynga di gunakan dalam proses produksi.

 Kolom(3) menunjukkan biaya tetap biaya berubah total yaitu semua biaya
yang dibelanjakan untuk membeli input berubah (tenaga kerja).

 Dengan menjumlahkan biaya tetap total dengan biaya berubah total diperoleh
biaya total, yaitu seperti ditunjukkan dalam kolom (4).

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 221


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

 Kolom (5) menunjukkan biaya marginal, yaitu tambahan biaya yang perlu
dikeluarkan untuk menambah satu unit produks.

 Kolom (6) menunjukkan biaya tetap rata-rata, yaitu biaya tetap dibagi dengan
jumlah produksi.

 Kolom (7) menunjukkan biaya berubah rata-rata, yaitu biaya berubah total
dibagi jumlah produksi.

 Biaya total ditunjukkan dalam kolam (8), biaya ini menunjukkan biaya per
unit untuk menghasilkan barang.

Ciri-ciri kurva berbagai jenis biaya adalah:

 Biaya berubah total mula-mula mengalami kenaikan yang lambat, akan


tetapi setelah satu tingkat produksi tertentu kenaikannya makin lama
makin cepat.
 Biaya total mempunyai sifat yang sama dengan biaya berubah total.
 Biaya tetap rata-rata semakin lama semakin kecil.
 Biaya berubah rata-rata biaya total rata-rata dan biaya marginal
mempunyai sifat yang sama. Pada tingkat produksi yang rendah ketiga
jenis biaya tersebut semakin menurun apabila produksi meningkat, tetapi
pada produksi yang lebih tinggi biaya-biaya tersebut semakin tinggi
apabila produksi ditambah. Berdasarkan sifat ini kurva kurva untuk ke
tiga jenis biaya berbentuk huruf U

JUMLAH PRODUKSI DAN HASIL PENJUALAN

Hubngan diantara jumlah produksi dengan hasil penjualan total, hasil penjualan
rata-rata dan hasil penjualan marjinal ditunjukkan dalam tabel 11.2 dibawah ini

Tabel 11.2

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 222


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

Produksi dan Penjualan (ribu rupiah)

Jumlah Harga (P) Hasil penjualan Hasil penjualan Hasil penjualan


produksi (Q) total (TR = PxQ) total rata-rata marginal (MR)
(2)
(AR)
(1) (3) (5)
(4)
0 150 – – –

1 150 150 150 150

2 150 300 150 150

3 150 450 150 150

4 150 600 150 150

5 150 750 150 150

6 150 900 150 150

7 150 1050 150 150

8 150 1200 150 150

9 150 1350 150 150

10 150 1500 150 150


Data dan informasi yang digambarkan adalah sebagai berikut:
 Data dalam kolom (1) menggambarkan jumlah produksi yang dapat
dicapai.

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 223


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

 Kolom (2) menunjukkan tingkat harga barang yang diproduksi. Harga


seunit tetap Rp.150 ribu karena produsen tersebut berada di pasar
persaingan sempurna.
 Kolom (3) menunjukkan hasil penjualan total yang akan diterima
produsen pada berbagai tingkat produksi. Data hasil penjualan total dalam
kolom dapat dihitung
TR= P x Q
 Kolom (4) menunjukkan hasil penjualan rata-rata. Telah diterangkan
bahwa dalam persaingan sempurna harga adalah tetap, walaupun jumlah
produksi yang dilakukan
 Kolom (5) menunjukkan hasil penjualan marginal, yaitu tambahan hasil
penjualan yang disebabkan oleh pertambahan seunit barang yang dijual.
Oleh karena harga adalah tetap, maka hasil penjualan marginal adalah
sama dengan tingkat harga.

MENENTUKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM

Telah dinyatakan bahwa terdapat dua cara untuk menentukan tingkat


produksi yang memaksimumkan untung tersebut: (i) dengan menggunakan
pendekatan biaya total dan hasil total dan (ii) dengan menggunakan pendekatan
hasil marginal.

Hasil Penjualan Total, Biaya Total dan Keuntungan

Cara ini merupakan cara paling mudah untuk menentukan tingkat produksi yang
akan memaksimumkan keuntungan. Untuk menentukan keadaan tersebut yang
perlu dilakukan adalah:

 Membandingkan hasil penjualan totaldan biaya total pada setiap tingkat


produksi.

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 224


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

 Menentukan tingkat produksi di mana hasil penjualan total melebihi biaya


total pada jumlah yang paling maksimum.
Perhatikan tabael di bawah 11.3.

Kolom (2)menunjukkan hasil penjualan, kolom (3) menunjukkan biaya produksi.


Keuntungan yang diperoleh pada berbagai tingkat produksi ditunjukkan pada
kolom (4) yang dihitung dengan rumus

Keuntungan = Hasil Penjualan Total – Biaya Produksi Total

Tabel 11.3

Hasil Penjualan, Biaya produksi, dan Keuntungan Maksimum

Produksi Hasil Penjualan Biaya Produksi Keuntungan


(2) (3) (4)
(1)

0 - 100 -100

1 150 200 -50

2 300 280 20

3 450 340 110

4 600 380 220

5 750 400 350

6 900 480 420

7 1050 630 420

8 1200 880 320

9 1350 1260 90

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 225


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

10 1500 1800 -300

Dengan Perhitungan rumus diatas dihasilkan bahwa hasil perhitungan yang


diperoleh menunjukkan keutungan maksimum dicapai apabila perusahaan
memproduksi sebanyak 6 atau 7 unit

HASIL PENJUALAN MARJINAL, BIAYA MARJINAL, DAN


KEUNTUNGAN

Tabel 11.4

Tambahan dan Jumlah Untung (ribu rupiah)

*Catatan: Dalam nilai ini masih termasuk biaya tetap sebanyakRp 100,rbu

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 226


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

Catatan : Dalam nilai ini masih termasuk biaya tetap sebanyak Rp. 100 ribu.
Kolom (4), yang menggambarkan tambahan (pengurangan) untung apibala
produksi ditambah satu unit, dihitung berdasarkan formula berikut :

Tambahan untung = Tambahan penjualan total – tambahan biaya


Kolom (5) itu merupakan keuntungan ―bruto‖ , yaitu sebelum dikurangi dengan
biaya tetap. Sebagai contoh, keuntungan yang diperoleh apabila produksi adalah
4 unit adalah : Rp. 320 ribu (lihat Tabel 11.4) – Rp. 100 rb = Rp. 220 rb.
Keuntungan maximum dicapai pada tingkat produksi sebanyak 6 atau 7 unit.
Jumlah keuntungan maximum adalah tersebut adalah : Rp. 250 rb (lihat Tabel
11.4) – Rp. 100 rb (biaya tetap) = Rp. 420 rb. Nilai keuntungan maximum ini
adalah sama dengan yang dihitung dalam pendekatan pertama. Berlaku keadaan
berikut : MC=MR. selalu dinyatakan hal yang berikut : peusahaan akan
memproduksi 7 unit, yaitu pada tingkat produksi di mana MC=MR.
Kesamaan MC=MR adalah penting dalam penentuan ―keseimbangan
perusahaan‖ keadaan yang memaksimumkan keuntungan. Di bawah ini
ditunjukkan kurva MC dan MR dan penentuan tingkat produksi yang
memaksimumkan keuntungan. Grafik tersebut dibuat berdasarkan data dalam
Kesamaan MC=MR adalah penting dalam penentuan ―keseimbangan
perusahaan‖ keadaan yang memaksimumkan keuntungan.

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 227


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

Gambar 11.3 Menentukan tingkat produksi yang memaksimumkan keuntungan

GRAFIK PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN JANGKA PENDEK

Grafik pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan dapat


ditunjukkan dengan dua cara, yaitu:

 Dengan grafik yang menggambarkan biaya total dan hasil penjualan total
 Dengan grafik yang menunjukkan biaya marginal dan hasil penjualan
marginal.
PENDEKATAN BIAYA TOTAL HASIL PENJUALAN TOTAL

Kurva TC (biaya total) dan TR(hasil penjualan total) dibuat berdasarkan


data yang terdapat dalam table 11.1 dan 11.2. kurva TC bermula di atas kurva TR
dan ini terus berlangsung sehingga tingkat produksi hamper 2 unit. Keadaan di

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 228


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

mana kurva TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan


mengalami kerugian. Pada waktu produksi mencapai di antara 2 sampai 9 unit
kurva TC berada di bawah kurva TR dan ini menggambarkan bahwa perusahaan
memperoleh keuntungan.

Gambar 11.4 Menetukan keuntungan maksimum dengan kurva biaya dan


penjualan total

Apabila dibuat garis tegak diantara TC dan TR, garis tegak yang terpanjang
yaitu pada keadaan diamana produksi adalah 7 unit, menggambarkan keuntungan
yang paling maksimum. Apabila produksi mencapai 10 unitatau lebih kurva TC
telah berada diatas kurva TR kembali, yang berarti bahwa perusahaan mengalami
kerugian kembali, Perpotongan diantar kurva TC dan kurva TR dinamakan titik
inpas ( break even point ) yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 229


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

perusahaan adalah sama dengan hasil penjualan total yang diterimanya.


Perpotongan tersebut berlaku di dua titik yaitu titik A dan titik B.

PENDEKATAN BIAYA MARGINAL-HASIL PENJUALAN MARGINAL

Gambar 11.5 Menentukan keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan


Penjualan Marginal

Kegiatan perusahaan mencapai keuntungan maksimum apabila pada jumlah


produksi tercapai keadaan di mana MC=MR. Dengan demikian perusahaan
mencapai keuntungan maksimum apabila produksi adalah 7 unit.

Walaupun setiap perusahaan akan berusaha untuk memaksimumkan keuntungan,


tidaklah berarti bahwa setiap perusahaan akan selalu mendapat untung dalam
kegiatannya. Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak
keuntungan atau kerugian perusahaan:

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 230


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

 Mendapat untung yang luar biasa


 Mendapat untung normal
 Mengalami kerugian tetapi masih dapat membayar biaya berubah
 Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan.

KEUNTUNGAN NORMAL ATAU LEBIH

Gambar 11.6: Tiga kemungkinan keuntungan perusahaan

Penjelasan

1. Pada gambar 11.6 (i) Perusahaan mendapat keuntungan normalapabila harga


lebih tinggi dari biaya paling rata-rata paling minimum.Apabila Harga adalah
P0, Perusahaan akan mendapat luar biasa. Keuntungan ini dapat dicapai pada
waktu jumlah produksi Q0 dan besarnya keuntungan luar biasa tersebut adalah
AEP0 B. Keuntungan seperti ini akan berlaku dalam jangka pendek.Dalam

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 231


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

jangka panjangadanya keuntungan tersebut akan menarik kemasukan


perusahaan-perusahaan baru. Maka penawaran barang akan bertambah dan ini
mengakibatkan penurunan harga sehingga akhirnya keuntungan luar biasa
tersebut tidak wujud lagi.
2. Gambar 11.6 (ii) menunjukkan keadaan dimana perusahaan mengalami
kerugian tetapi masih dapat beroperasi dimana harga lebih rendah dari biaya
total rat-rata. Dalam keadaan seperti ini perusahaan akan meneruskan
usahanya, karena kalau tidak ia akan mengalami kerugian yang lebih besar
lagi yaitu sebanyak biaya tetap yang dikeluarkannya. Dalam meneruskan
kegiatannya perusahaan akan menghasilkan produksi sampai kepada tingkat
dimana MC=MR. Kesamaan diantara MC dan MR dicapai titik E. Dengan
demikian produksi yang harus dicapai supaya kerugiannya minimum adalah
Q. Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan sebanyak OQAB dan hasil
penjualannya adalah sebanyak OQEP, ini berarti kerugian minimum yang
ditanggung perusahaan sebesar PEAB.
3. Gambar 11.6 (iii) Menunjukkan keadaan Perusahaan menutup
usahanya.Dalam grafik ditunjukkan bahwa garis d=AR=MR menyinggung
kurva AVC dan garis d1=AR1=MR1 berada dibawah AVC. Apabila
perusahaanmenghadapi kindisi seperti ini makasebaiknya
perusahaanmengambil langkah untuk menutup usaha ,sekalipun perusahaan
menghasilkan barang, perusahaan sama sekali tidak memperoleh pendapatan.
Pendapatan dikeluarkan hanya menutupi biaya tetap yang telah dikeluarkan.
Dalam jangka pendek perusahaan tidak bisa langsung membubarkan
kegiatannya, karena dalam situasi seperti ini perusahaan tidak dapat menjual
harta yang dimiliki. Dengan demikian perusahaan baru dalam tahap
menghentikan kegiatan produksinya atau ― menutup perusahaannya atau
―shutdown” dan belum pada tingkat membubarkan perusahaan atau
meninggalkan industry tersebut.
BIAYA MARGINAL DAN KURVA PENAWARAN
S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 232
Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan perkaitan diantara harga


suatu barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Dalam bagian
ini akan diterangkan bahwa semenjak ia memotong kurva AVC, kurva biaya
marginal (MC) dari suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna adalah
merupakan kurva penawaran dari perusahaan tersebut. Ada dua kurva penawaran
yaitu kurva penawaran perusahaan dan kurva penawaran industri.

Gambar 11.7 Membentuk kurva penawaran Perusahaan

Penjelasan Kurva;

1. Pada gambar 11.7(i) menunjukkan keseimbangan pada berbagai tingkat


harga. Apabila perusahaan tidak ingin menutup usahanya, maka perusahaan
tersebut akan terus berproduksi. Untuk meminimumkan kerugiannya
perusahaan akan memproduksi pada keadaan dimana MC=MR, keadaan ini
dapat tercapai pada titik E1, maka pada harga P1, Perusahaan akan
S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 233
Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

menghasilkan barang sebanyak Q. Apabila harga menjadi P2 perusahaan akan


menyesuaikan tingkat produksinya dengan perubahan ini. Untuk
meminimumkan kerugian perusahaan akan memproduksi pada keadaan
MC=MR. Pada harga P2 Akan tercapai pada titik E2, maka perusahaan akan
memproduksi sebanyak Q2. Pada saat harga P3 dan P4 , perusahaan sudah
memperoleh keuntungan luar biasa. Oleh karena pada harga P3 keadaan
dimana MC =MR dicapai pada E3 dan pada harga P4 dicapai pada E4, maka
untuk memaksimumkan keuntungan maka pada harga P3 , perusahaan akan
memproduksi sebanyak Q3 dan pada harga P4 , perusahaan akan
memproduksi sebanyak Q4 .
2. Pada gambar 11.7 (ii), Titik A menggambarkan keadaan yang ditunjukkan
oleh E yaitu pada harga P1, perusahaan akan memproduksi dan menjual
sebanyak Q1. Titik B,C,D menunjukkan keadaan yang digambarkan oleh E2,
E3, dan E4, . Kurva SS yang digambarkan melalui titik A, B, C dan D
merupakan kurva penawaran dari perusahaan tersebut.

KURVA PENAWARAN INDUSTRI

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 234


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

Gambar 11.8 Kurva Penawaran Perusahaan dan Industri

Penjelasan:
Dalam gambar 11.8 dimisalkan dalam persaingan sempurna suatu industry ada 3
perusahaan yaitu Perusahaan A,B,C. Masing-masing perusahaan memiliki kurva
penawaran yang terbentuk berdasarkan marjinal dari perusahaan tersebut.
Pada harga P1 hanya perusahaan C yang akan memproduksi dan
menawarkan barang sebanyak 14 unit, hal imi digambarkan pada (iv) pada titik
K. Pada Harga P2, perusahaan A dan C akan menawarkan barang dipasar
sebanyak 33 unit.( 15 unit diproduksi oleh perusahaan A dan 18 unit di produksi
oleh perusahaan C. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik L (gambar iv). Pada harga
P3 dan P4 ketiga perusahaan akan menawarkan barangnya kepasar. Jumlah
penawaran pada harga P3 adalah 61 unit (23 + 14+24) digambarkan oleh titik M,
sedangkan jumlah penawaran pada harga P4 adalah 90 unit (38+18+34) dan
digambarkan oleh titik N. Dengan menghubungkan titik K, L,M,N terbentuk

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 235


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

kurva SS yang menunjukkan penawaran industri atau penawaran barang yang


berlaku dipasar persaingan sempurna yang terdiri dari gabungan penawaran
ketiga perusahaan tersebut.
OPERASI PERUSAHAAN DAN INDUSTRI DALAM JANGKA
PANJANG

Dalam jangka panjang perusahaan dan industri dapat membuat beberapa


perubahan tertentu yang di dalam jangka pendek tidak dapat dilakukan.
Perusahaan dapat menambah faktor-faktor produksi yang di dalam jangka pendek
adalah tetap jumlahnya. Kemungkinan ini menyebabkan perusahaan tidak lagi
mengeluarkan biaya tetap, semuanya adalah biaya berubah. Apabila suatu
perusahaan tidak dapat menutupi biaya berubahnya, ia tidak akan membubarkan
usahanya, tetapi hanya akan menghentikan kegiatan produksinya.perubahan lain
yang mungkin berlaku dalam jangka panjang adalah kemajuan teknologi,
kenaikan upah tenaga kerja dan kenaikan harga-harga umum. Perubahan ini akan
mempengaruhi biaya produksi di setiap perusahaan.

Dengan adanya kemungkinan untuk membuat penyesuaian-ppenyesuaian


tersebut keadaan dalam perusahaan dan industri akan mengalami perubahan, dua
hal yang harus diperhatikan:

 Keadaan yang wujud apabila permintaan bertambah


 Keadaan yang wujud apabila permintaan berkurang.

PERUBAHAN AKIBAT KENAIKAN PERMINTAAN

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 236


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

Gambar 11.9 Penyesuaian akibat kenaikan Permintaan

Penjelasan:

1. Gambar 11.9 (i) kenaikan harga dari P0 menjadi P1 menyebabkan setiap


perusahaan mendapat keuntungan melebihi normal. Ini merupakandaya
penarik kepada perusahaan-peruusahaan baru untuk mask kedalam industry.
Kemasukan perusahaan baru akan berlangsung sehingga penawaran menjadi
S1 dan harga menjadi P0 kembali. Apabila barang yang diperjual belikan
menjadi 60.000unit, dan perusahaan memproduksi pada keadaan
permulaannya 40unit, itu artinya perusahaan yang ada di industry sebanyak
1500 unit.
2. Gambar 11.9 (ii) menggambarkan permintaan dan penawaran dalam industry
(pasar) missal diindustri ada 1000 perusahaan, permulaan permintaan pada
pasar adalah D0 dan jumlah barang yang diperjual belikan adalah 40.000 unit.
Karena ada 1000 perusahaan dan setiap perusahaan mempunyai kurva biaya
yang sama, maka setiap perusahaan menghasilkan 40 unit.Hal ini
menunjukkan bahwa pada harga P0 perusahaan mendapat untung normal.
Dalam masa berikutnya misalkan permintaan permintaan bertambah dari D0
menjadi D1, akibatnya harga akan naik menjadi P1 dan jumlah yang ditawarkan
S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 237
Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

di pasar bertambah menjadi 48000. Jadi perusahaan memproduksi sebesar 48


unit.
PERUBAHAN YANG DIAKIBATKAN KEMEROSOTAN PERMINTAAN

Apabila permintaan dalam pasar turun dari D0 menjadi D1 perubahan ini


menyebabkan permintaan harga turun dari P0 manjadi P1 yang selnajutnya
menyebabkan jumlah barang yang diperjual belikan turun dari 40000 unit
menjadi 34000 unit. Dengan demikian setiap perusahaan memproduksikan
sebanyak 34 unit. Harga yang baru (P1 ) adalah lebih rendah dari biaya rata-rata
yang paling minimum, oleh karenanya setiap perusahaan mengalami kerugian.
Sebagai reaksi dari keadaan ini sebagian perusahaan menghentikankegiatannya.
Jumlah barang yang ditawarkan semakin lamasemakin berkurang, dan sedikit

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 238


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

demi sedikit harganya mengalami kenaikan kembali,yang pada akhirnya


penawaran seperti terlihat oleh kurva S. Penawaran yang seperti itu
menyebabkan harga kembalimenjadi P0, dengan jumlah barang yang
diperjualbelikan dipasar hanya sebanyak 28.000, sedangkan tiap perusahaan telah
kembali menghasilkan sebanyak 40 unit. Dengan demikian jumlah perusahaan
telah berkurang yaitu dari 1000 sekarang menjadi 28000/40 = 700 perusahaan.

KEUNTUNGAN JANGKA PANJANG

Di dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan tidak mungkin


memperoleh keuntungan yang luar biasa(melebihi normal). Keuntungan luar
biasa akan menarik perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri
tersebut.

Dalam keadaan di mana perusahaan mengalami kerugian adalah merupakan


keadaan yang sementara. Kerugian mendorong beberapa perusahaan untuk
mengundurkan diri dari industri tersebut.

hal tersebut menunjukkan bahwa di dalam jangka panjang perusahaan-


perusahaan dalam persaingan sempurna cenderung untuk memperoleh
keuntungan normal saja.

KURVA PENAWARAN INDUSTRI DALAM JANGKA PANJANG

Perubahan-perubahan biaya produksi dalam jangka panjang akan


mempengaruhi kurva penawaran. Berdasarkan kepada sifat perubahan biaya
produksi dalam jangka panjang, kurva penawaran industri dalam pasar
persaingan sempurna dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu:

1) Biaya jangka panjang yang tidak berubah


2) Biaya jangka panjang yang semakin meningkat

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 239


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

3) Biaya jangka panjang yang semakin menurun

KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PERSAINGAN SEMPURNA

Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan
pasar-pasar yang lainnya antara lain :
a. Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi
sebelum menerangkan kebaikan dari pasar persaingan sempurna ditinjau dari
sudut efisiensi, terlebih dahulu akan diterangkan dua konsep efisiensi yaitu:
Efisiensi produktif : Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi
dua syarat. Yang pertama, untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan
adalah yang paling minimum. Untuk menghasilkan suatu tingkat produksi
berbagai corak gabungan faktor-faktor produksi dapat digunakan. Gabungan
yang paling efisien adalah gabungan yang mengeluarkan biaya yang paling
sedikit. Syarat ini harus dipenuhi pada setiap tingkat produksi. Syarat yang
kedua, industri secara keseluruhan harus memproduksi barang pada biaya rata-
rata yang paling rendah, yaitu pada waktu kurva AC mencapai titik yang paling
rendah. Apabila suatu industri mencapai keadaan tersebut maka tingkat
produksinya dikatakan mencapai tingkat efisiensi produksi yang optimal, dan
biaya produksi yang paling minimal.
Efisiensi Alokatif: Untuk melihat apakah efisiesi alokatif dicapai atau
tidak, perlulah dilihat apakah alokasi sumber-sumber daya keberbagi kegiatan
ekonomi/produksi telah dicapai tingkat yang maksimum atau belum. Alokasi
sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum apabila dipenuhi syarat
berikut : harga setiap barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi
barang tersebut. Berarti untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus
dilakukan sehingga tercapai keadaan dimana harga=biaya marjinal. Dengan cara

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 240


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

ini produksi berbagai macam barang dalam perekonomian akan


memaksimumkan kesejahteraan masyarakat.

Efisiensi dalam persaingan sempurna


Di dalam persaingan sempurna, kedua jenis efisiensi ynag dijelaskan diatas
akan selalu wujud. Telah dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan
dalam persaingan sempurna akan mendapat untung normal, dan untung normal
ini akan dicapai apabila biaya produksi adalah yang paling minimum. Dengan
demikian, sesuai dengan arti efisiensi produktif yang telah dijelaskan dalam
jangka panjang efisiensi produktif selalu dicapai oleh perushaan dalam
persaingan sempurna.
Telah juga dijelaskan bahwa dalam persaingan sempurna harga = hasil
penjualan marjinal. Dan didalam memaksimumkan keuntungan syaratnya adalah
hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Dengan demikian didalam jangka
panjang keadaan ini berlaku: harga = hasil penjualan marjinal = biaya marjinal.
Kesamaan ini membuktikan bahwa pasar persaingan sempurna juga mencapai
efisiensi alokatif. Dari kenyataan bahwa efisiensi produktif dan efisiensi alokatif
dicapai didalam pasar persaingan sempurna.

b. Kebebasan bertindak dan memilih


Persaingan sempurna menghindari wujudnya konsentrasi kekuasaan di
segolonan kecil masyarakat. Pada umumnya orang berkeyakinan bahwa
konsentrasi semacam itu akan membatasi kebebasan seseorang dalam melakukan
kegiatannya dan memilih pekerjaan yang disukainya. Juga kebebasaannya untuk
memilih barang yang dikonsumsikannya menjadi lebih terbatas.
Didalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam
menentukan harga, jumlah produksi dan jenis barang yang diproduksikan. Begitu
pula dalam menentukan bagaimana faktor-faktor produksi digunakan dalam
masyarakat, efisiensilah yang menjadi factor yang menentukan pengalokasinya.
S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 241
Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

Tidak seorang pun mempunyai kekuasan untuk menentukan corak


pengalokasiannya. Selanjutnya dengan adanya kebebasaan untuk
memproduksikan berbagai jenis barang maka masyarakat dapat mempunyai
pilihan yang lebih banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhannya. Dan masyarakat mempunyai kebebasan yang
penuh keatas corak pilihan yang akan dibuatnya dalam menggunakan faktor-
faktor produksi yang mereka miliki.
2. Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Disamping memiliki kebaikan-kebaikan, pasar persaingan sempurna juga
memiliki keburukan-keburukan antara lain :
1) Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi.
Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh
perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat meemperoleh
keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi
yang baru tersebut. Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka panjang hanyalah
berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan
dapat menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-perusahaan lain
dalam waktu singkat juga dapat berbuat demikian. Ketidakkekalan keuntungan
dari mengembangkan teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak
terdorong untuk melakukan perkembangan teknologi dan inovasi.
Disamping oleh alasan yang disebutkan diatas, segolongan ahli ekonomi juga
berpendapat kemajuan teknologi adalah terbatas dipasar persaingan sempurna
karena perusahaan-perusahan yang kecil ukurannya tidak akan mampu untuk
membuat penyelidikan untuk mengembangkan teknologi yang lebih baik.
Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul
oleh perusahaan yang kecil ukurannya.
2) Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya social
Di dalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara perusahaan
itu menggunakan sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandangnan
S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 242
Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

perusahaan, penggunaannya mungkimn sangat efisien. Akan tetapi, ditinjau dari


sudut kepentingan masyarakat, adakalanya merugikan.
3) Membatasi pilihan konsumen
Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahan adalah 100 persen sama,
konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan
dikonsumsinya.
4) Biaya dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
Didalam mengatakan biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna adalah
paling minimum,tersirat (yang tidak dinyatakan)pemisalan bahwa biaya produksi
tidak berbeda. Pemisalan ini tidak selalu benar. Perusahaan-perusahaan dalam
bentuk pasar lainnya mungkin dapat mengurangi biaya produksi sebagai akibat
menikmati skala ekonomi,perkembangan teknologi dan inovasi
5) Distribusi pendapatan tidak selalu rata
Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan
tertentu dalam masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan bentuk
pengalokasian sumber-sumber daya. Ini berarti distribusi pendapatan
menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya yang
efisien. Kalau distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-
sumber daya (yang dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan
untuk kepentingan golongan kaya.

B. LATIHAN SOAL/TUGAS

1. Suatu perusahaan dalam persaingan sempurna mengeluarkan biaya (


biaya tetap) sebanayak Rp 10.000. Biaya berubah total pada berbagai
tingkat produksi adalah seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut:

Jumlah Produksi Jumlah Penjualan Biaya Total

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 243


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

0 0 40

1 20 60

2 40 70

3 60 75

4 80 78

5 100 85

6 120 95

7 140 110

8 160 135

9 180 165

10 200 200

a. Hitunglah biaya total, biaya rata-rata, biaya berubah dan biaya


marjinal

b. Harga pasar barang tersebut adalah 90.000. Hitunglah hasil penjualan


total pada berbagai tingkat produksi

c. Tunjukkan keseimbangan yang dicapai perusahaan tersebut dengan


grafik. Berapakah jumlah produksi yang dijualnyaa.

2. Dalam suatu perusahaan yang berada dipasar persaingan sempurna, hasil


penjualan total dan biaya total pada berbagai tingkat produksi adalah
seperti ditunjukkan dalam tabel dibawah ini (nilai –nilai dalam ribuan

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 244


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

rupiah ). (catatan apabila produksi adalah nol, biaya total adalah Rp


40000 maka biaya tetap total adalah 40000

a. Hitunglah biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal. Berapakah


harga barang tersebut?

b. Terangkan pada tingkat produksi yang mana perusahaan dapat


beroperasi dengan menguntungkan. Tingkat pproduksi manakah yang
terbaik? Mengapa? Hitung jumlah Keuntungan yang diterima

c. Gambarkan keadaan keseimbangan perusahaan secara grafik.

3. Jelaskan dengan kurva perubahan akubat kenaikan permintaan.

4. Apa yang dilakukan perusahaan supaya perusahaan tetap bertahan dan


tidak menutup usahanya, bagaimana cara kinerja perusahaan supaya dapat
memaksimumkan keuuntungan jelaskan dengan kurva penawaran.

C. DAFTAR PUSTAKA
1. PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO,Sadono Sukirno,, 2011,
Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
2. MIKRO EKONOMI TEORI PENGANTAR, Edisi ketiga, Sadono
Sukirno,, 2016, cetakan 31, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
3. TEORI EKONOMI MIKRO SUATU PENGANTAR,Edisi Keempat,
2010, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 245


Modul PENGANTAR ILMU EKONOMI S1-Akuntansi

4. PENGANTAR ILMU EKONOMI (Mikroekonomi & Makroekonomi),


2008, Pratama Rahardja, Mandala Manurung, Penerbit Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
5. TEORI EKONOMI MIKRO, Dr Sri Adhiningsih, M.Sc, Penerbit BPFE
Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta
6. PENGANTAR EKONOMI MIKRO, Tri Kunawangsih Purwaningrumi,
Edisi Pertama 2000 , Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Trisakti
7. TEORI EKONOMI MIKRO, Prof. Dr. Suharno TS. Edisi 2011

S1 Akuntansi - Universitas Pamulang 246

Anda mungkin juga menyukai