Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 12:

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konsep diferensial fungsi
sederhana. Setelah menyelesaikan perkuliahan, mahasiswa diharapkan
mampu:
12.1 Memahami konsep diferensial fungsi sederhana.
12.2 Menentukan diferensial fungsi sederhana.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 8.1:
Diferensial Fungsi Sederhana

Jika y = f(x) dan terdapat tambahan variabel bebas x sebesar ∆x (baca:


“delta x”), maka bentuk persamaannya dapat dituliskan menjadi:
y = f(x)
y + ∆y = f(x + ∆x)
∆y = f(x + ∆x) - y
∆y = f(x + ∆x) – f(x)
Di mana ∆x adalah tambahan x, dan ∆y adalah tambahan y berkenaan dengan
adanya tambahan x. Jadi ∆y timbul karena adanya ∆x. Apabila ruas kiri dan
ruas kanan persamaan terakhir di atas sama-sama dibagi ∆x, maka diperoleh:

=
Bentuk ∆y/∆x inilah yang disebut dengan hasil bagi perbedaan atau kuesien
diferensi (difference quotient), mencerminkan tingkat perubahan rata-rata
variabel terikat y terhadap variabel x.
Contoh:
Tentukan kuosien diferensi dari y = 3x2 + x !
Jawab:
y = 3x2 – x

135
y + ∆y = 3(x + ∆x)2 – (x + ∆x)
y + ∆y = 3 {x2 + 2x(∆x) + (∆x)2} – x - ∆x
y + ∆y = 3x2 + 6x(∆x) + 3(∆x)2 – x - ∆x
∆y = 3x2 + 6x(∆x) + 3(∆x)2 – x - ∆x – y
∆y = 3x2 + 6x(∆x) + 3(∆x)2 – x - ∆x – 3x2 – x
∆y = 6x(∆x) + 3(∆x)2 - ∆x

= = 6x + 3∆x -1
Proses penurunan sebuah fungsi, disebut juga proses pendiferensian
atau diferensiasi yang pada dasarnya merupakan penentuan limit, suatu
kuosien diferensi dalam hal pertambahan variabel bebasnya sangat kecil atau
mendekati nol. Hasil yang diperoleh dari proses diferensiasi tersebut
dinamakan turunan atau derivatif (derivative). Dengan demikian, Jika y = f(x)

Maka kuosien diferensinya =

Dan turunan fungsinya

( )–

Contoh:
Dari persamaan y = 3x2 – x
Diperoleh kuosien diferensi ∆y/∆x = 6x + 3 -1
(periksa kembali contoh kuosien diferensi sebelumnya)

6x + 3 – 1 = 6x + 3 (0) – 1 = 6x -1

Jadi, turunan atau derivatif dari fungsi y = 3x2 – x adalah 6x -1.


Cara menuliskan turunan dari suatu fungsi dapat dilakukan dengan
beberapa macam notasi atau lambang. Jika fungsi aslinya y = f(x), maka
turunannya dapat dituliskan dengan notasi-notasi:

≡ y’ ≡ f’(x) ≡ yx ≡ fx (x) ≡ ≡

136
Semua cara penulisan di atas sama arti dan maksudnya, yaitu melambangkan
turunan dari y = f(x) terhadap x. Untuk nilai sangat kecil.

≡ y’ ≡ f’(x) ≡ yx ≡ fx (x) ≡ ≡ ≡

Dengan perkataan lain, turunan dari fungsi yang bersangkutan adalah kuosien

difersinya sendiri. Sedangkan kuosien diferensi tak lain adalah lereng

(slope) dari garis atau kurva y = f(x).


Dari berbagai macam notasi turunan fungsi yang ditunjukkan di atas, yang

paling lazim digunakan adalah bentuk (baca “deye deeks” dan bukan “deye

bagi deeks”).

Tujuan Pembelajaran 12.2:


Kaidah-Kaidah Diferensial Fungsi Sederhana

Secara umum, membentuk turunan sebuah fungsi dapat dilakukan


dengan cara terlebih dahulu menemukan kuosien diferensinya, kemudian
menentukan limit kuosien diferensi tersebut untuk pertambahan variabel
bebas mendekati nol. Jelasnya, langkah-langkah sebagai berikut:
1. Andaikan fungsi aslinya ialah y = f(x)
2. Masukkan tambahan x dan tambahan y untuk memperoleh y + ∆y = f(x +
∆x)
3. Manipulasikan untuk memperoleh ∆y = f(x + ∆x) – f(x)
4. Bagi kedua ruas dengan ∆x sehingga diperoleh kuosien diferensinya

=
5. Tentukan limitnya untuk ∆x 0, sehingga diperoleh turunan fungsinya
( )–
=

Prosedur di atas jelas sangat membosankan dan cenderung


membuahkan hasil yang tak seharusnya, terutama untuk fungsi-fungsi yang
tidak sedehana. Berikut ini disajikan sejumlah kaidah yang dapat digunakan
untuk menurunkan berbagai bentuk fungsi tertentu.

137
1. Diferensiasi konstanta

Jika y = k, di mana k adalah konstanta, maka =0

Contoh:

Jika y = 5, maka =0

2. Diferensiasi fungsi pangkat


n-1
Jika y = xn , di mana n adalah konstanta, maka =nx

Contoh:

Jika y = x3 , maka = 3x3-1 = 3x2

3. Diferensasi perkalian konstanta dengan fungsi

Jika y = kv, di mana v = h(x), maka =k

Contoh:

Jika y = 5x3 , = 5(3x2) = 15x2

4. Diferensiasi pembagian konstanta dengan fungsi

Jika y = , di mana v = h(x), maka =-

Contoh:

Jika y = , =- =-
5. Diferensiasi penjumlahan (pengurangan) fungsi

Jika y = u ± v , di mana u = g(x) dan v = h(x), maka = ±


Contoh:
Y = 4x2 + x3
Misalkan: u = 4x2 du/dx = 8x
v = x3 dv/dx = 3x2

= + = 8x + 3x2

6. Diferensiasi perkalian fungsi

Jika y = uv, di mana u = g(x) dan v = h(x), maka = +

138
Contoh: y = (4x2)(x3)

= +
= (4x2)(3x2) + (x3)(8x) = 12x4 + 8x4 = 20x4
7. Diferensiasi pembagian fungsi
Jika y = , dimana u = g(x) dan v = h(x)

Maka =

Contoh:

y=

= = = =-4
8. Diferensiasi fungsi komposit
Jika y = f(u) sedangkan u = g(x), dengan kata lain y = f{g(x)},

maka .
Contoh:
Y = (4x3 + 5)2
misalkan u = 4x3 + 5, sehingga y = u2
du/dx = 12 x2 dy/du = 2u

.
= 2u(12x2) = 2(4x3 + 5)(12x2) = 96x5 + 120x2
9. Diferensiasi fungsi berpangkat
Jika y = un , dimana u = g(x) dan n adalah konstanta,

maka = nun-1 .
Contoh: y = (4x3 + 5)2 misalkan u = 4x3 + 5 maka du/dx = 12x2

= nun-1 .
= 2(4x3 + 5)(12x2) = 96x5 + 120x2

139
Kaidah ke-9 ini mirip dengan kaidah-8, dan memang merupakan kasus-
khusus dari kaidah ke-8. Untuk kaidah ke-9 ini terdapat pula sebuah kasus
khusus; yakni jika u = f(x) = x, sehingga y = un = xn, maka dy/dx = nun-1
(yang tak lain adalah kaidah ke-2).
10. Diferensiasi fungsi logaritmik

Jika y = a , maka =
5
Contoh: y = , = =
11. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik
.
Jika y = a , di mana u = g(x), maka =

Contoh: y = log( )

Misalkan u =( )maka =

.
=

.
= = =
( )

12. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik-berpangkat


Jika y = (a )n , di mana u = g(x) dan n adalah konstansta,
. .
Maka =

Contoh: y = (log 5x2)3 misalkan u = 5x2 maka = 10x

= 3(log 5x2)2( )(10x)

= = log e

13. Diferensiasi fungsi logaritmik-Napier

Jika y = ln x, maka =

140
Contoh: y = ln 5, =
Kaidah ini merupakan kasus khusus dari kaidah ke-10, yakni dalam
hal logaritmanya berbasis e. Ingat, bahwa ln x ≡ elog x dan ln e ≡ elog e =

1. Jadi, jika y = ln x = elog x, maka = =


Kaidah ke-14 dan ke-15 berikut ini masing-masing merupakan kasus
khusus dari kaidah ke-11 dan ke 12, untuk alasan yg sama.
14. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik-Napier
.
Jika y = ln u, di mana u = g(x), maka =

Contoh: y = ln( )

Misalkan u = maka =

. .
= = =
15. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik-Napier-berpangkat
Jika y = (ln u)n , di mana u = g(x) dan n adalah konstanta,
. .
maka =

Contoh: y = (ln 5x2)3 misalkan u = 5x2 maka = 10x

= 3(ln 5x2)3 ( )(10x) =


16. Diferensiasi fungsi eksponensial
x
Jika y = ax , di mana a adalah konstanta, maka =a ln a

Contoh: y = 5x , = ax ln a = 5x ln 5

Pada hal y = ex, maka = ex juga, sebab ln e = 1.

17. Diferensiasi fungsi komposit-eksponensial

Jika = au , dimana u = g(x), maka = au ln a

141
Contoh: y =

Misalkan u = maka = 6x

= au ln a = (ln 9) (6x) = (6x) ln 9

Kasus khusus: dalam hal y = eu , maka = eu


Kaidah ke-16 sebelumnya sesungguhnya juga merupakan kasus khusus
dari kaidah ke-17 ini, yakni dalam hal u = g(x) = x.
18. Diferensiasi fungsi kompleks
Jika y = uv, dimana u = g(x) dan v = h(x)
v-1 n
maka = vu . +u . ln u .

Penentuan dari y = uv ini dapat pula dilakukan dengan jalan

melogaritmakan fungsi atau persamaannya, kemudian mendiferensialkan


masing-masing ruasnya. Perhatikan:
v
y=u
ln y = v ln u

=v + ln u

v
=( ) u mengingat y = uv

= vu-1 . + uv . ln u .
Berbagai fungsi aljabar yang kompleks bisa lebih mudah didiferensialkan
dengan langkah-langkah seperti di atas.
Contoh:

a) y =

misalkan u = 4x maka =4

v= maka =3

142
= vuv-1 . + uv . ln u .

= (x3) (4) + ln 4x (3x2)


= + n 4x ln 4x
= (4+3 ln 4x)

b) y =

misalkan u = x maka du/dx = 1


v = (x2 + 1)3 maka dv/dx = 6x(x2 + 1)2

= vuv-1 . + uv ln u.

= (x2 + 1)3 (1) + x(x2 +1)3 ln x {6x(x2 + 1)2}

= (x2 + 1)3 + (x2 + 1)2 ln x

= (x2 + 1) 2 {( x2 + 1) x-2 + 6 ln x}
c) y =

Misalkan u = x maka du/dx = 1

v= maka dv/dx =

v-1 v
=vu + u ln u

= (1) + ln x (2 )
= (1 + 2x ln x)
19. Diferensiasi fungsi balikan
Jika y = f(x) dan x = g(x) adalah fungsi-fungsi yang saling berkebalikan

(inverse functions), maka =

Contoh:
a) x = 5y + 0,5y4

= 5 + 2y3 maka = = 1/ (5 +2y3)

b) x = ln (2y3 + y2)

143
= maka = = =

20. Diferensiasi implisit


Jika f(x,y) = 0 merupakan fungsi implisit sejati (tidak mungkin
dieksplisitkan), dy/dx dapat diperoleh dengan mendiferensialkannya suku
demi suku, dengan menganggap y sebagai fungsi dari x.
Contoh:
a) 4xy2 – x2 + 2 = 0, tentukan dy/dx !

8xy + 4y2 – 2x + 2 =0

(8xy + 2) = 2x – 4y2

– –
= =

Dalam contoh ini 4xy2 diperlakukan sebagai perkalian dua buah fungsi
x, kemudian dideferensiasikan dengan menggunakan kaidah perkalian
fungsi (kaidah ke-6). Jadi, u = 4x dan v = y2, diperoleh du/dx = 4 dan
dv/dx = 2y(dy/dx), sehingga d(uv)/dx = u(dv/dx) + v(du/dx) = 8
xy(dy/dx) + 4y2. Adapun dy/dx dari –x2 ialah -2x, sedangkan dy/dx dari
2y ialah 2(dy/dx).
2 x y
b) x y – e – e = 5, tentukan dy/dx !

2
x + 2xy - ex – ey =0
2
(x - ey ) = ex - 2xy

=
Selain keduapuluh kaidah yang diuraikan di atas, masih terdapat
beberapa kaidah lagi yang belum dibahas, yaitu kaidah-kaidah diferensiasi
untuk fungsi trigonometrik dan fungsi hiperbolik.

144
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
Tentukan dari fungsi-fungsi di bawah ini !

1. y = – + 7x – 5
2. y = 9 – +
3. y = ( - x) (2x – 6)
4. y = ( - x) (2 + )

5. y =

6. y = (x² + 3)³

7. y = (3x2 – x) ( )

8. y = ( )2

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku

Dumairy. 2015. Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta.


BPFE-Yogyakarta.

145

Anda mungkin juga menyukai