Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

Diferensial sederhana
A. Hakikat derivatif dan Diferensial
y
 lereng dari kurva y  f(x)
x
lim y dy

x  0 x dx
dy/dx : terdiri dari 2 suku , dy dinamakan diferensial y,merupakan diferensial dari
x.
Diferensial dari x:dx =
Diferensial dari y:dy =(dy/dx)
 Dy/dx adalah lereng taksiran ( approximated slope) dari kurva y= f(x) pada
kedudukan x tertentu.
 ∆y/∆x lereng yang sesungguhnya (the true slope)
 Lereng taksiran ini dapat lebih besar (over estimated), atau lebih kecil
(under estimated), atau sama dengan lereng sesungguhnya (teragantung
pada jenis fungsinya dan besar kecilnya perubahan pada variabel bebas)

B. Kaidah – kaidah Diferensial


Diferensiasi konstanta
Jika y = k, di mana k adalah konstanta, maka dy/dx = 0
Contoh : y = 9, dy/dx = o
Diferensiasi Fungsi pangkat
Jika y = xᶯ, dimana k adalah konstanta, maka dy/dx = nxᶯ¯¹ Contoh : y =
x³, dy/dx = 4x³¯¹ = 4x²
Diferensiasi Perkalian Konstanta dengan fungsi
Jika y = kv, di mana v = h(x), maka dy/dx = k (dv/dx)
Contoh : y = dy/dx = 7(3x²) = 21x²
Diferensiasi Pembagian Konstanta dengan fungsi
Jika y = k/v, dimana v = h(x), maka dy/dx = kdv/dx
v2
Diferensiasi penjumlahan / pengurangan fungsi
Jika y = u ± v, dimana u = g (x) dan v = h(x), maka dy/dx = du/dx ± dv/dx
Contoh : y = 4 x² + x³ misalkan u = 4 x² → du/dx = 8x
v = x³ → dv/dx = 3 x² , maka dy/dx = 8x + 3x²
y = – 2X–1 + 4X + 8 , maka y’ = 2X–2 + 4
Diferensiasi perkalian fungsi
Jika y = uv, dimana u = g(x) dan v = h(x) maka dy/dx = u dv/dx + v du/dx
Contoh : y = (4x²) (x³)
misalkan u = 4 x² → du/dx = 8 x
v = x³ → dv/dx = 3 x²
maka dy/dx = u dv/dx + v du/dx = (4x²) (3x²) + (x³)(8x) = 12 x4 + 8x4 =
20 x4
Diferensiasi pembagian fungsi
Jika y = U/V , dimana U = g (x) dan V = h (x) maka y’ = VU’ – UV’/V
Contoh : y = U/V -> y = (4x²)/x³
y’ = x³(8x) – (4x²).3x2/(x³)2 = 8X4 – 12X4/x 6= – 4X4 .X–6= – 4X–2
Diferensiasi fungsi komposit
Jika y = f(x) sedangkan u = g(x), dengan kata lain y = f {g(x)} maka dy/dx
= dy/du * du/dx Contoh : y = (4x³ + 5)² misalkan u = 4x³ + 5 → du/dx =12
x² y = u² → dy/du = 2u maka dy/dx = dy/du * du/dx = 2u * 12x² = 2 (4x³ +
5) * 12x²= 96 x5 + 120 x²

Diferensiasi fungsi berpangkat


Jika y = uⁿ , dimana u = g (x) dan n adalah konstanta, maka dy/dx = nu n-1
* du/dxContoh : y = (4x³ + 5)² misalkan u = 4x³ + 5 → du/dx = 12x² dan
y= u²
Maka dy/dx = nu n-1 * du/dx = 2 (4x³ + 5)(2-1)*12x² = 96 x5 + 120 x²

Diferensiasi Fungsi Komposit Logaritmik


y = a log U ; U = g(x) maka dy/dx = a log e/U.du/dx
Contoh:y = log (x+5)/(x+7), maka dalam soal ini U = (x+5)/(x+7)
du/dx = (x+7)(1)-(x+5)(1)/(x+7)2 = 2/(x+7)2
Sehingga dy/dx = log e/(x+5)(x+7).2/(x+7)2
dy/dx = 2 log e/(x+5)(x+7)

Diferensiasi Fungsi Komposit Logaritmik Berpangkat


y = (a log U)n dimana U = g(x) n = konstanta
maka dy/dx = n (a log U)n-1 . a log e/U.du/dx
Contoh: y = (log 6x2)3. -> U = 6x2 ; jadi du/dx = 12x
dy/dx = 3 (log 6x2)2 . log e/6x2 (12x)
= 36x(log 6x2)2 log e/6x2= 6 (log 6x2)2 log e/x

Diferensiasi Fungsi Komposit Logaritmik Napier


Log. Napier → logaritma yang bilangan e = 2,71828
→Biasa ditulis dengan e log a = 1n a
y = Ln U ; U = g(x) maka dy/dx = 1/U. du/dx
Contoh: y = 1n (5x2 + 7) -> U = 5x2 + 7
du/dx = 10x
dy/dx = 1/(5x2 + 7). 10x = 10x/(5x2 + 7)

Diferensiasi Fungsi Komposit logaritmik Napier Berpangkat


y = (Ln U)n ; U = g (x) ; n = konstanta
dy/dx = n(Ln U)n-1.1/U.du/dx
Contoh: y = (Ln 3x2)4 -> U = 3x2 -> du/dx = 6x
dy/dx = 4(Ln 3x2)3 1/3x2 . 6xdy/dx = 8/x(Ln 3x2)3

Diferensiasi Fungsi Komposit Eksponensial


y = au ; U = g (x) dan a = konstanta ; maka dy/dx = au Ln a du/dx
Contoh: y = 5 (x2-2) maka U = x2-2 sehingga du/dx = 2x
dy/dx = 5 (x2-2) Ln 5. 2x
Diferensiasi Fungsi Kompleks
y = Uv ; U = g (x) dan V = h (x) maka dy/dx = V.Uv-1 du/dx + Uv Ln U
dv/dx Contoh: y = 7x x5 -> U = 7x -> du/dx = 7
V = x5 -> dv/dx = 5x4
dy/dx = x5 . 7x x5-1 . 7 + 7x x5 Ln 7x . 5x4 = 49x x5+4 + 35x x5+4 Ln.
7x = 35x x5+4 (7/5 + Ln 7x)

Diferensiasi Fungsi Balikan


Jika y = f (x) dan x = g (y) adalah fungsi-fungsi yang berbalikan, maka
dy/dx = 1/dx/dy Contoh: x = 10y + 3y4maka dx/dy = 10 + 12y3 sehingga
dy/dx = 1/ 10 + 12y3

C. Hubungan fungsi dan Derivatifnya


Pendekatan kalkulus diferensial amat berguna untuk menyidik bentuk gambar suatu
fungsi non-linear. Dengan mengetahui besarnya harga dari turunan pertama dan
turunan kedua sebuah fungsi, akan dapat dikenali bentuk gambar dari fungsi
tersebut. Hubungan antara fungsi non-linear dan derivatif pertamanya, untuk
mengetahui apakah kurvanya menaik ataukah menurun pada kedudukan tertentu.
Sedangkan Hubungan antara fungsi parabolik dan derivatifnya, untuk mengetahui
letak dan bentuk titik ekstrimnya (maksimum dan minimum); serta hubungan antara
fungsi kubik dan derivatif-nya, guna mengetahui letak dan bentuk titik ekstrim serta
letak titik beloknya.

1.Hubungan secara umum antara sebuah fungsi dan fungsi-fungsi turunannya.


Berdasarkan kaidah diferensiasi, dapat disimpulkan bahwa turunan dari suatu fungsi berderajat
”n” adalah sebuah fungsi berderajat ”n-1”. Dengan perkataan lain, turunan dari suatu fungsi
berderajat 3 adalah sebuah fungsi berderajat 2; turunan dari fungsi berderajat 2 adalah sebuah
fungsi berderajat 1; turunan dari fungsi berderajat 1 adalah sebuah fungsi berderajat 0 alias
sebuah konstanta; dan akhirnya, turunan dari sebuah konstanta adalah 0.
Contoh :
Fungsi kubik : y = f(x) = 1/3 x 3 ─ 4 x 2 + 12 x ─ 5
Fungsi kuadrat: y ’ = dy / dx = x 2 ─ 8 x + 12
Fungsi linier: y ” = d 2 y / dx 2 = 2 x ─ 8
Fungsi konstanta : y “ ‘ = d 3 y / dx 3
2.Fungsi Menaik dan Fungsi Menurun
Derivatif pertama dari sebuah fungsi non-linear dapat digunakan untuk menentukan apakah
kurva dari fungsi yang bersangkutan menaik ataukah menurun pada kedudukan tertentu.
Fungsi derivatif pertama dari fungsi y = f(x), yakni f’ (x), tak lain adalah lereng (taksiran) dari
kurva yang mencerminkan fungsi y = f(x). Berarti untuk y = f(x) pada kedudukan tertentu x =
a, f ’ (a) merupakan lereng kurva y = f(x) pada kedudukan x =a. Positif negatifnya nilai f ’ (a)
akan menentukan menaik atau menurunnya fungsi y = f(x) pada x = a.
Jika derivatif pertama f ’ (a) > 0 (lereng kurvanya positif pada x = a), maka y = f(x) merupakan
fungsi menaik pada kedudukan x = a; yakni y = f(x) menaik manakala x bertambah sesudah x
= a, Sedangkan jika derivatif pertama f ’ (a) < 0 (lereng kurvanya negatif pada x = a), maka y
= f(x) merupakan fungsi menurun pada kedudukan x = a; yakni y = f(x) menurun manakala x
bertambah sesudah x = a.
3.Uji Tanda
Apabila derivatif pertama f ’ (x) = 0, berarti y = f(x) berada di titik ekstrimnya. Guna
menentukan apakah titik ekstrim tersebut merupakan titik maksimum ataukah titik minimum,
perlu dilakukan uji tanda terhadap f ’ (a) = 0, Jika f ’ (x) > 0 untuk x < a dan f ’ (x) < 0 untuk
x > a, maka titik ekstrimnya titik maksimum. Sedangkan jika f ’ (x) < 0 untuk x < a dan f ’ (x)
> 0 untuk x > a, maka titik ekstrimnya adalah titik minimum.
Contoh :Tentukan apakah y = f(x) = 1/3 x3 ─ 4 x2 + 12 x ─ 5 merupakan fungsi menaik ataukah
fungsi menurun pada x = 5 dan x = 7. Selidiki pula untuk x = 6.
f ’ (x) = x2 ─ 8 x + 12
f ’ (5) = 52 ─ 8 (5) + 12 = ─ 3 < 0, berarti y = f(x) menurun pada x = 5
f ‘ (7) = 72 ─ 8 (7) + 12 = 5 > 0, berarti y = f (x) menai pada x = 7
f ‘ (6) = 62 ─ 8 (6) + 12 = 0, berarti y = f(x) berada di titik ekstrim pada x = 6; karena f ’(x) <
0 untuk x < 6 dan f ’ (x) > 0 untuk x > 6, titik ekstrim pada x = 6 ini adalah titik minimum.
4.Titik Ekstrim Fungsi Parabolik
Dalam hal y = f(x) adalah sebuah fungsi parabolik, derivatif pertama berguna untuk
menentukan letak titik ekstrimnya, sedangkan derifatif kedua untuk mengetahui jenis titik
ekstrim yang bersangkutan. Perhatikan fungsi parabolik berikut dan turunan-turunannya, serta
hubungan mereka secara grafik.
y = f(x) = x2 ─ 8 x +12 (fungsi parabolik)

y ‘ = f’(x) = dy / dx = 2 x ─ 8 (fungsi linear)

y “ = d 2 y / dx 2 = 2 (fungsi konstanta)

Parabola y = x2 ─ 8 x +12 mencapai titik ekstrim ─ dalam hal ini titik minimum yaitu (4,-4) ,
tepat pada saat turunan pertama dari fungsi parabolik tadi ( yakni fungsi linear y’ = 2x ─ 8)
sama dengan nol. Pada y’ = 0, nilai variabel bebas x = 4, dan parabola tersebut mencapai titik
ekstrimnya yaitu pada kedudukan x = 4 dan y = -4. Nilai y = -4 untuk fungsi parabolik ini
diperoleh melalui substitusi x = 4 ke dalam persamaan parabolanya.Penentuan titik ekstrim
suatu fungsi parabolik dapat pula dilakukan dengan pendekatan diferensial. Absis dari titik
ekstrim fungsi parabolik y = f(x) adalah x pada y’ = 0, sedangkan kordinatnya adalah y untuk
x pada y’ = 0. kemudian untuk menegetahui apakah titik ekstrimnya berupa titik maksimum
ataukah titik minimum, dengan kata lain untuk mengetahui apakah parabolanya terbuka ke
bawah atukah terbuka ke atas, dapat disidik melalui turunan kedua dari fungsi paraboliknya
yaitu y”. Apabila y” < 0, bentuk parabolanya terbuka ke bwah, titik ekstrimnya adalah titik
maksimum. Sebaliknya jika y” > 0, bentuk parabolanya terbuka ke atas, titik ekstrimnya adalah
titik minnimum. Jadi, ringkasnya :
Parabola y = f(x) : mencapai titik ekstrim pada y’ = 0
jika y” < 0 : bentuk parabolanya terbuka ke bwah, titik
ekstrimnya adalah titik maksimum; jika y” > 0 : bentuk parabolanya terbuka ke atas, titik

Ekstrimnya adalah titik minimum


Contoh :
1).Andaikan y = – x2 + 6 x ─ 2
Maka y’=–2x+6
Y”=–2<0
Karena y” <0 maka bentuk parabolanya terbuka ke bawah, titik ekstrimnya adalah titik
maksimum.
Koordinat titik maksimum :
Syarat y maksimum : y ’ = 0 – 2 x + 6 = 0, x=3
Untuk x = 3 y = – (3)2 + 6(3) ─ 2 = 7

D. Nilai Ekstrim Fungsi


Bagian ini dimulai dengan pengertian nilai ekstrim suatu fungsi yang
mencakup nilai ekstrim maksimum dan nilai ekstrim minimum.
Definisi 3:
Diberikan fungsi 𝑓:𝐼 → ℝ,𝐼 ⊆ ℝ, dan 𝑀 = 𝑓(𝑐) untuk suatu 𝑐 ∈ 𝐼.
(a) 𝑀 merupakan nilai maksimum (mutlak) 𝑓 apabila 𝑀 ≥ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐼.
(b) 𝑀 merupakan nilai minimum (mutlak) 𝑓 apabila 𝑀 ≤ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ 𝐼..
(c) Nilai maksimum dan minimum suatu fungsi disebut nilai ekstrim
(mutlak) fungsi tersebut.

Dipunyai fungsi 𝑓: ℝ → ℝ, 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 1)


Sketsa grafik 𝑓 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Grafik 𝑓(𝑥) = (𝑥 − 1)


2
.
Intuisi: 𝑓(1) = 0 merupakan nilai minimum 𝑓(𝑥).
Bukti:
Ambil sembarang 𝑥 ∈ ℝ. Jelas (𝑥 − 1)
2 ≥ 0 ⇔ 𝑓(𝑥) ≥ 𝑓(1).
Jadi 𝑓(1) ≤ 𝑓(𝑥) ∀𝑥 ∈ ℝ. Jadi 𝑓(1) = 0 merupakan nilai minimum f
BAB VII
Aplikasi Defernsial Sederhana Dalam Ekonomi
1. Elastisitas Permintaan, Penawaran dan Produksi

Anda mungkin juga menyukai