A. Tujuan Pembelajaran
Pada materi pertemuan 12 ini, mahasiswa akan dijelaskan mengenai konsep
diferensial fungsi sederhana. Setelah menyelesaikan perkuliahan, mahasiswa
diharapkan mampu memahami konsep diferensial fungsi sederhana dan mampu
menghitung bagaimana diferensial fungsi sederhana itu dalam kaidah-kaidah
diferensial fungsi.
B. Uraian Materi
Diferensial fungsi sederhana akan membahas mengenai tingkat perubahan
pada fungsi tertentu dengan perubahan kecil. Dalam hal ini adalah variabel bebas
mengenai fungsi-fungsi yang masih berkaitan. Suatu diferensial menjadi tempat
kedudukan-kedudukan yang khusus dari fungsi-fungsi layaknya suatu titik
maksimum, minimum dan titik belok, apabila memang ada. Konsep diferensial
fungsi ini menjadi salah satu analsis dalam penerapan ekonomi dan bisnis dalam
menentukan tingkat maksimum maupun minimum.
Suatu diferensial pada dasarnya adalah mengenai fungsi dalam variabel
bebas dan bentuk persamaannya. Proses dari penurunan suatu fungsi merupakan
penentuan dari limit suatu koefisien diferensiasi dengan menambahkan variabel
bebas yang sangat kecil, bahkan mendekati nilai 0. Jadi bisa disimpulkan bahwa
suatu diferensial adalah sebuah tingkatan perubahan pada fungsi tertentu karena
adanya perubahan-perubahan pada variabel bebas dari suatu fungsi tersebut.
Contoh kasus yang nyata dalam penerapan diferensial fungsi adalah jika ada
bukit es di gambar sebagai bentuk dua dimensi atau dua bidang, dengan sudut
pandang tegak lurus ke depan, serta papa skri adalah sebagai garis lurusnya.
Kemudian posisi tegak pemain ski terhadap papannya adalah bentuk garis yang
normal, garis singgung tersebut tegak lurus dengan suatu garis normal. Maka
persamaan garis singgung disini merupakan permasalahan mengenai diferensial.
Limit fungsi yang dipelajari pada bab sebelumnya, akan dikembangkan menjadi
pembahasan diferensial fungsi.
y = f (x)
y + ∆y = f (x + ∆x)
∆y = f (x + ∆x) - y
∆y = f (x + ∆x) – f(x)
Penjelasannya adalah jika ∆x adalah tambahan pada x, dan jika ∆y merupakan
tambahan pada y maka berkenaan tersebut berarti adanya tambahan pada
variabel x. Apabila ∆y timbul akibat adanya unsur ∆x, maka solusi
permaslaahannya adalah ruas kiri dan kanan dari persamaan terakhir di atas
keduanya dibagi dengan ∆x, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:
∆𝐲 𝐟 (𝐱 + ∆𝐱) – 𝐟(𝐱)
=
∆𝐱 ∆𝐱
∆𝐲
Jika bentuk dari ini dinamakan dengan suatu hasil bagi pada perbedaan atau
∆𝐱
koefisien diferensi (difference quotient). Hal ini berarti menggantikan tingkat
perubahan rata-rata pada variabel terikat pada y dengan variabel bebas pada x.
Contoh Soal 1 :
Hitunglah diferensial dari fungsi y = 3x2 + x !
Penyelesaian :
y = 3 x2 – x
y + ∆y = 3 (x + ∆x)2 – (x + ∆x)
y + ∆y = 3 {x2 + 2x (∆x) + (∆x)2} – x - ∆x
y + ∆y = 3x2 + 6x (∆x) + 3 (∆x)2 – x - ∆x
∆y = 3x2 + 6x (∆x) + 3 (∆x)2 – x - ∆x – y
∆y = 3x2 + 6x (∆x) + 3 (∆x)2 – x - ∆x – 3x2 – x
∆y = 6x (∆x) + 3 (∆x)2 - ∆x
∆y 6x(∆x) + 3(∆x)2 − ∆x
=
∆x ∆x
= 6x + 3∆x -1
∆y
Sehingga turunan fungsinya lim =
∆x→0 ∆x
f (x + ∆x)– f(x)
lim =
∆x→0 ∆x
Contoh Soal 2 :
Apabila ada suatu persamaan y = 3x2 – x
Maka penyelesaiannya adalah ∆y/∆x = 6x + 3∆x - 1
(periksa kembali contoh kuosien diferensi sebelumnya)
∆y
lim = ∆x
∆x→0
lim = 6 x + 3∆x – 1
∆x→0
= 6 x + 3 (0) – 1
= 6 x -1
∆𝐲 𝐲 𝐝𝐟(𝐱)
𝐥𝐢𝐦 ≡ y’ ≡ f’(x) ≡ yx ≡ fx (x) ≡ ≡
∆𝐱→𝟎 ∆𝐱 𝐱 ∆𝐱
Dimana semua cara dalam penulisannya mempunyai makna yang sama, yaitu
melambangkan suatu turnan dari fungsi utamanya adalah y = f (x) terhadap
variabel x itu sendiri. Dengan nilai ∆x yang sangat kecil.
∆𝐲 𝐲 𝐝𝐟(𝐱) ∆𝐲
𝐥𝐢𝐦 ≡ y’ ≡ f’(x) ≡ yx ≡ fx (x) ≡ ≡ ≡
∆𝐱→𝟎 ∆𝐱 𝐱 ∆𝐱 ∆𝐱
Dapat dikatakan bahwa suatu turunan sebuah fungsi saling berkaitan apabila
∆y
kuosien difersinya sendiri. Apabila diferensialnya adalah ∆x
yang dengan kata lain
adalah sebuah lereng dari suatu kurva garis berdasarkan y = f (x)
Berdasarkan berbagai jenis dari notasi suatu turunan fungsi tertentu, yang sering
dy
digunakan sevara umum adalah bentuk dari fungsi turunan dx
.
Contoh Soal 3 :
Jika diketahui y = 5, maka :
dy
dx
=0
b) Diferensiasi Fungsi Pangkat
Kaidah ini berbunyi apabila nilai y = xn , yang mana n merupakan suatu
𝐝𝐲
konstanta, maka nilainya menjadi = n xn-1
𝐝𝐱
Contoh Soal 4 :
Jika diketahui fungsi y = x3 , maka :
dy
= 3x3-1
dx
= 3x2
Contoh Soal 5 :
Jika fungsi y = 10 x4 , maka :
dy
dx
= 10 (4x3)
= 20 x3
Contoh Soal 6 :
5
Jika y = , maka :
x3
dy 5(3x2 )
dx
=- (x3 )2
15x2
=-
x6
Contoh Soal 7 :
Jika diketahui fungsi Y = 7x2 + 2x3
Di misalkan: u = 7x2
du/dx = 14x
v = 2x3
dv/dx = 6x2 , sehingga fungsinya menjadi :
dy du dv
dx
= dx
+ dx
= 14x + 6x2
Contoh Soal 8 :
Jika terdapat fungsi y = (6x2)(2x3)
dy dv du
dx
= u dx + v dx
= (6x2)(6x2) + (2x3)(12x)
= 36x4 + 24x4
= 40x4
Contoh Soal 9 :
4x2
Jika diketahui fungsi y =
x3
du dv
dy v −u
dx dx
=
dx v2
(x3 )(8x)− (4x2 )(3x2 )
=
(x3 )2
8 x4 − 12x4
= x6
−4
= x2
= - 4 x −2
Contoh Soal 10 :
Jika diketahui fungsi Y = (2x3 + 3)2
misalkan u = 2x3 + 3, sehingga
y = u2
du/dx = 6x2
dy/du = 2u
dy dy du
dx
= dx
. dx
= 2u(6x2)
= 2(2x3 + 3)(6x2)
= 24x5 + 36x2
Contoh Soal 11 :
Jika diketahui y = (8x3 + 2)2
misalkan u = 8x3 + 2 maka :
du/dx = 24x2
dy du
= nun-1 .
dx dx
= 2(8x3 + 2)(24x2)
= 384x5 + 48x2
Untuk kaidah (i) disini memang mirip pada (h), dan memang merupakan
beberapa kasus dari kaidah (h). Dalam pedoman kaidah (i) ini ada pula
suatu kasus dengan fungsi u = f(x) = x,
maka menjadi : y = un = xn,
dy
maka bentuk rumusnya : = nun-1 (dengan kata lain kaidah (b)).
dx
Contoh Soal 12 :
Jika diketahui y = 7log 4
dy 1
=
dx 𝑥 𝑙𝑛 𝑎
1
= 4 𝑙𝑛 7
Contoh Soal 13 :
𝑥−3
Jika diketahui y = log ( 𝑥+2 )
𝑥−3
Dimisalkan u = ( 𝑥+2 )
𝐝𝐲 (𝑥−3)−(𝑥−3)
Maka = (𝑥+2)2
𝐝𝐱
𝑎log 𝑥
. 𝐝𝐮
dy
= 𝐮 𝐝𝐱
dx
log 𝑒 5
= 𝑥−3 . 2
𝑥+2 (𝑥+2)
5 log 𝑒
=
(𝑥 + 2)(𝑥 − 3)
5 log 𝑒
= 2
(𝑥 −𝑥−6)
Contoh Soal 14 :
Jika diketahui y = (log 5x2)3
Dimisalkan u = 5 x2
𝐝𝐲
Maka : = 10 x
𝐝𝐱
𝐝𝐲 log 𝑒
= 3 (log 5x2)2 ( ) (10x)
𝐝𝐱 𝟓𝒙𝟐
30 x (log 5x2)2 log 𝑒
=
𝟓𝒙𝟐
6
= x
(log 5x2) 2 log e
Contoh Soal 15 :
Jika diketahui y = ln 5
𝐝𝐲 𝟏
Maka nilai =
𝐝𝐱 𝟓
Dalam kasus (m) ini merupakan kesamaan dari kaidah (j) yaitu dalam hal
logaritma berbasis pada nilai e. Apabila ln ≡ elog x sehingga nilai ln e ≡ elog
e = 1.
𝐝𝐲 𝟏 𝟏
Apabila y = ln x = elog x sehingga fungsi = =
𝐝𝐱 𝐱 𝐥𝐧 𝐞 𝐱
Pada aturan berikutnya masing-masing dari penerapan kasus kaidah (k)
dan (l) dan untuk alasan yang sama pula.
Contoh Soal 16 :
𝑥−3
Jika diketahui y = ln ( 𝑥+2 )
(𝑥−3)
Misalkan u = (𝑥+2)
5
Maka y1 =
(𝑥+2)2
1 du
y1 = 𝑢 dx
.
(𝑥−2) 5
= (𝑥−2) . (𝑥+2)2
5
= (x2−x−6)
Contoh Soal 17 :
Jika diketahui y = (ln 5x2)3
Misalkan u = 5x2
du
Maka : dx
= 10x
dy 𝟏
Sehingga dx
= 3(ln 5x2)3 (5x2) (10x)
6
= (ln 5x2)2
x
Contoh Soal 18 :
Jika y = 7x
dy
dx
= ax
Ln a = 7x ln 7
dy
Padahal y = ex dimana fungsi dari dx
= ex pula, karena ln e sama dengan 1.
Contoh Soal 19 :
Jika y = 4xx3
Misalkan u = 4x
du
Maka dx
=4
v = x3
dv
Maka = 3x2
dx
du dv
y1 = vu v-1 . + uv . ln u.
dx dx
b) Titik Ektrim
Dalam titik ekstrim ini, akan mengidentifikasi suatu titik balik dari fungsi
tersebut (bilamana ada).
c) Titik Belok
Dalam kecekungan suatu fungsi, titik belok menjadi alat untuk mengidentifikasi
apakah fungsi tersebut cekung ke bawah atau cekung ke atas. Sebagai contoh
dari fungsi cekung ini, perhatikan gambar berikut :
C. Soal Latihan/Tugas
dy
Tentukan dx
dari fungsi berikut dengan teliti dan benar sesuai kaidah-kaidah
diferensial fungsi di atas !
1. y = 2x 2 – 4x 2 + 7x – 5
2. y = 9 – 3x −1 + 6x −2
3. y = (x 2 - x) (2x – 6)
4. y = (3x 2 - x) (2 + x −1)
x2− 4
6. y = 2x − 6
3x 2
7. y=
4x 5
8. y = (x² + 3)³
5𝑥+2
9. y = (3x2 – x) ( )
𝑥
5𝑥+2 2
10. y=( 𝑥
)
11. y = 6 √𝑥 2 + 4
12. y = (3x² + 3)³
5x 2
13. y=
4 x 10
3x 2
14. y=5
4x 5
16. y = – 5x −1 + 6x −2
17. y = 9 – 3x −1 + 6x −2
D. Daftar Pustaka
KEYWORD :
Diferensial Fungsi Sederhana, Variabel, Turunan, Konstanta, Fungsi Pangkat,
Logaritmik, Eksponensial, Derifativ Fungsi, Kurva.