Anda di halaman 1dari 22

OPTIMASI EKONOMI

MAKALAH
OPTIMASI EKONOMI
2.1 Optimasi Ekonomi

Optimisasi ekonomi merupakan suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal
atau optimal dalam perekonomian, khususnya perusahaan (nilai efektif yang dapat
dicapai). Terminologi optimalisasi ekonomi adalah maksimalisasi output dan
minimalisasi input. Pilihan yang optimal merupakan solusi yang efisien (berhasil
guna) dan efektif (berdaya guna) merupakan hasil akhir dari pengambilan keputusan.

Suatu perusahaan bisnis memiliki tujuan utama dalam seluruh rangkaian


aktivitas bisnisnya yaitu maksimisasi laba atau nilai perusahaan serta
meminimumkan biaya dengan beberapa kendala yang dihadapi. Pada bab ini
menjelaskan tentang bagaimana menyajikan berbagai teknik optimasi, atau metode
untuk memaksimumkan serta meminimumkan fungsi tujuan perusahaan.

Fungsi teknik optimasi adalah hasil dari fungsi atau model ekonomi, yang
mana harus dicari kebenaran teorinya secara ekonomi. Teknik optimasi adalah
metode dalam memformulasikan kerangka fungsional antara factor yang mampu
menjelaskan komposisi ideal dalam mencari solusi secara optimal. Jika ingin
menyajikan teknik optimasi maka yang perlu dipelajari adalah hubungan ekonomi.

Hubungan ekonomi dijelaskan dalam berbagai bentuk yaitu, model


persamaan, tabel, grafik. Jika hubungan dijelaskan secara sederhana maka cukup
menggunakan tabel atau grafik atau keduanya digunakan bersama. Namun bila
hubungan variabel lebih kompleks, maka dapat digunakan model persamaan
matematis untuk menjelaskan hubungan ekonominya. Penggambaran menggunakan
model persamaan lebih membantu karena memakai teknik dari kalkulus diferensial
dalam mendapatkan solusi yang optimal dari suatu masalah.

Contoh dalam suatu perusahaan terdapat hubungan antara Total Revenue


(TR) dengan Jumlah Komoditas (Q) yang dijual oleh perusahaan pada periode
tertentu (1 tahun) disusun dalam persamaan/fungsi berikut :

TR = 200Q – 20Q²

Berdasarkan persamaan diatas maka dapat disubstitusikan dengan menggunakan


berbagai nilai hipotesis untuk kuantitas yang terjual, lalu dapat disusun dengan daftar
penerimaan total menggunakan tabel dibawah ini:

Q TR = 200Q – 20Q² TR
0 200(0) – 20(0)² 0
2 200(2) – 20(2)² 320
4 200(4) – 20(4)² 480
6 200(6) – 20(6)² 480
8 200(8) – 20(8)² 320
10 200(10) – 20(10)² 0
12 200(12) – 20(12)² -480
14 200(14) – 20(14)² -1120
15 200(15) – 20(15)² -1500

Dengan menggunakan daftar tabel penerimaan total tersebut maka dapat


digambarkan kurva total penerimaan. Dapat diperhatikan pada kurva dibawah ini
penerimaan total meningkat hingga Q=6 unit, kemudian turun.

c d
b e
Total Revenue

a f
g

h
i

1 2 3 4 5 6 7 8 9
TR 0 480 480 480 320 0 -480 -1120 -1500
Kuantitas

Dapat disimpulkan bahwa penerimaan total perusahaan dan komoditas yang dijual
dapat dijelaskan menggunakan persamaan, tabel dan grafik.

2.2 Hubungan Total, Rata – Rata dan Marginal

Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana perusahaan memaksimumkan


profit yang merupakan perilaku penting dalam optimasi tujuan perusahaan. Yang
dijelaskan melalui hubungan biaya total, dengan biaya rata – rata dan biaya marginal.

Pada tabel berikut dapat dilihat bahwa terdapat daftar biaya total yang
meruapakan hipotesis perusahaan, yang kemudian akan digunakan untuk
memperoleh biaya rata – rata dan biaya marginal.

Q TC ($) AC = TC/Q ($) MC = ΔTC / ΔQ ($)


1 2 3 4
0 0 - -
1 8 8.0 8
2 18 9.0 10
3 30 10.0 12
4 44 11.0 14
5 60 12.0 16
6 80 13.3 20

Dapat dilihat bahwa ketika biaya total sebesar $8,00 jumlah produksinya sebanyak 1
unit, kemudian semakin meningkat jumlah komoditas, biaya total juga semakin
tinggi.

Biaya rata – rata adalah biaya total yang dibagi dengan jumlah komoditas
(AC=TC/Q) yang mengacu pada tabel maka Q = 2, TC = $18,00 maka AC = $9,00,
dan seterusnya.

Kemudian biaya marginal adalah perubahan biaya total per unit yang terjadi akibat
kuantitas yang diproduksi berubah jumlahnya (MC=ΔTC/ΔQ) di mana Δ = delta
adalah “perubahan dari variabel”. Maka dapat disimpulkan pada tabel diatas biaya
marginal mula – mula rendah, lalu kemudian meningkat seiring dengan
bertambahnya kuantitas.

Berdasarkan biaya total, biaya rata – rata dan biaya marginal, maka dapat
digambarkan kurva untuk ketiga biaya tersebut yang dapat dilihat pada gambar kurva
diatas, di mana kurva biaya rata – rata (AC) dan biaya marginal (MC) dapat
diturunkan dari Kurva biaya total (TC)
2.3 Analisis Optimasi

Analisis Optimasi adalah analisis yang digunakan untuk mempelajari proses


perusahaan dalam menentukan tingkat output yang memaksimumkan laba. Terdapat
beberapa cara: Maksimisasi Laba dengan pendekatan Penerimaan Total & Biaya
Total, Optimasi dengan Analisis Marginal, Optimasi dengan Kalkulus Diferensial
(dengan Konsep Diferensial & Turunan).

Analisis Optimasi dapat dengan mudah dijelaskan dengan mempelajari proses


perusahaan dalam menentukan tingkat output yang memaksimumkan laba total
dengan menggunakan kurva penerimaan total dan biaya total. Laba total adalah
selisih antara penerimaan total dengan biaya total (π = TR – TC ).

1. Maksimisasi laba dengan Pendekatan Penerimaan Total dan Biaya Total.

Pada gambar diatas . laba total (π) adalah π = TR-TC. Kerugian terbesar ditunjukkan
pada titik H karena π = $90 – $140 = -$50. Titik impas ditunjukkan pada titik B dan
D dimana π = 0. Sedangkan laba terbesar ditunjukkan pada titik C dimana selisih
positif antara TC dan TR sangat besar yakni π = $210 – $180 = $30
2. Optimisasi dengan Analisis Marginal
Menurut Salvatore D. pada analisis marginal, perusahaan memaksimumkan
laba bila pendapatan marginal sama dengan biaya marginal. Selama kemiringan
kurva TR atau MR melebihi kurva TC atau MC, akan bermanfaat bagi perusahaan
untuk memperluas output dan penjualan. Perusahaan akan memperoleh penerimaan
total lebih banyak dari pada biaya totalnya, sehingga laba total akan meningkat.
Contoh Pada gambar diatas , hal ini terjadi pada titik Q = 1 dan Q = 3. Pada Q = 3,
MR = MC sehingga mencapai titik π maksimal. Oleh karena itu, menurut marginal
analisis, selama manfaat marginal dari suatu aktivitas (seperti memperluas output dan
penjualan) melebihi biaya marginalnya, maka akan bermanfaat bagi perusahaan
untuk meningkatkan aktivitas (memperluas output). Manfaat bersih total (laba)
mencapai maksimum pada saat manfaat marginal (penerimaan) sama dengan biaya
marginal.
2.4 Optimasi Dengan Kalkus
Dalam suatu perusahaan, manajemen selalu berupaya mendapat tujuan
optimal. Oleh sebab itu konsep derivasi diperlukan untuk mencapai tujuan yang
optimal. Konsep derivasi adalah sebuah konsep yang menyatakan perubahan dari
variabel terikat / dependen sebagai akibat dari perubahan variabel yang
mempengaruhinya ( bebas/ independen). Bila dalam konsep matematis variabel
terikat adalah Y dan variabel bebas adalah X. maka derivasi yang dapat dinyatakan
adalah
∂Y ∆Y
Derivasi Y = Y ' = =
∂X ∆X
Rumus ini dapat dibaca sebagai perubahan / delta (∆ ¿ dari variabel terikat/dependen
(Y) akibat adanya perubahan dari variabel bebas/independen (X).
contoh dari penerapan derivasi yang digunakan dalam suatu perusahaan yang
memiliki data empiris antara penjualan total (TR) dengan jumlah yang telah dijual
selama beberapa tahun, yang diestimasi menjadi fungsi penerimaan total adalah
TR = 40Q-0,2Q
Dengan persamaan tersebut dapat ditentukan fungsi derivasinya yang merupakan
marginal revenue (MR) adalah
∂TR
MR= = 40 Q1−1 – 2(0,2)Q 2−1
∂Q
∂TR
MR = = 40 – (0,4)Q
∂Q
Maka untuk memaksimumkan penerimaan total, dapat digunakan rumus
MR = 0 atau 40 – (0,4)Q = 0
40 = (0,4)Q
40
Q=
0,4
Q = 100 unit
Untuk memaksimumkan penjualan perusahaan sebaiknya menjual 100 unit. Dengan
jumlah yang dijual tersebut, maka perusahaan dapat memperoleh penerimaan total
maksimum yaitu
TR = 40Q-0,2Q 2
TR = 40(100)-0,2(1002)
TR = $2.000,00
Contoh lain yang dapat dilihat dalam penerapan fungsi derivasi adalah dalam
memaksimumkan profit yang diinginkan perusahaan dengan data empiris laba yang
telah diperoleh selama beberapa tahun dan diestimasi menjadi fungsi profit berikut :
π=−2 Q2 +150 Q−1.000
, ∂π
Dimana fungsi derivasi profit adalah π = =−4 Q+150, kemudian untuk
∂Q
memperoleh profit maksimum, perlu dicari berapa jumlah (Q) yang harus diproduksi
dan dijual, maka fungsi derivasi profit harus dinolkan sehingga :
∂π
π ,= =0
∂Q
-4Q + 150 = 0
4Q = 150
150
Q=
4
Q = 37,4 unit
Agar profit maksimum, jumlah yang dijual adalah 37,5, maka jumlah profit
maksimumnya adalah :
π=−2 Q 2 +150 Q−1000
π=−2 ( 37,5 )2 +150(37,5)−1000
π=−2.812,5+ 5.625−1000
π=$ 1.812,5
Profit maksimum perusahaan tersebut adalah $1.812,5 dengan volume yang terjual
adalah 37,5 unit. Selain tujuan memaksimumkan penjualan total dan profit, deviasi
juga mampu digunakan untuk menganalisis jumlah yang optimal diproduksi agar
biaya yang ditanggung oleh perusahaan minimum. Berikut adalah contoh fungsi
biaya total (TC).
TC=−2 Q2+100 Q+ 4.000
Maka fungsi biaya marginal (MC) diperoleh dengan menderivasi fungsi biaya total
yaitu :
∂TC
MR= =2 ( 2 ) Q 2−1−1(100)Q 1−1
∂Q
∂TC
MR= =4 Q−100
∂Q
Dengan tujuan agar perusahaan mampu menanggung biaya minimum, maka MC=0,
sehingga :
∂TC
MR= =4 Q−100=0
∂Q
4Q = 100
100
Q= =25 unit
4
Berdasarkan perolehan hasil di atas dapat diputuskan agar perusahaan menanggung
biaya minimum, maka jumlah produksi adalah 25 unit, dengan demikian biaya total
minimumnya adalah :
TC=2 Q 2−100 Q+ 4.000
TC=2(25)2−100(25)+ 4.000
TC = 1.250 – 2.500 + 4.000
TC = $2.750,00

2.5 Optimisasi Dengan Pendekatan Total (Pendekatan Titik Maximum dan


Minimum)

Dalam pendekatan total, analisa optimisasi dapat diartikan sebagai proses


penentuan tingkat output yang memaksimumkan laba total perusahaan. Tingkat
output yang memaksimumkan laba disebut titik optimum perusahaan. Seperti
diketahui, laba total (π) adalah selisih antara pendapatan total (TR) dan biaya total
(TC) yang dapat dinyatakan dalam persamaan π = TR – TC.
Dengan demikian, laba akan maksimum bila selisih positif antara TR dengan
TC terbesar. Dalam Grafik 3.2 kondisi ini terjadi pada tingkat output Q*. Bila selisih
antara TR dengan TC negatif terbesar, perusahaan mengalami kerugian maksimum.
Tingkat output Q’ pada Grafik 3.2 menunjukkan kondisi kerugian maksimum ini.
Sedangkan bila selisih sama dengan nol (laba sebesar nol) atau ketika TR = TC,
perusahaan berada pada kondisi yang disebut titik pulang pokok atau titik impas
(break even point, BEP). Kondisi ini dicapai pada tingkat output Q1 dan Q2 dalam
Grafik 3.2.
CONTOH SOAL

1) Pendekatan Titik Maksimum dan Minimum

Berikut informasi penerapan titik maksimum pada perusahaan “Gula Saya”, dengan
harga yang berlaku adalah Rp10.000
Tabel 1.1 TR, MR dan AR dari Penjualan Gula Saya
Q TR = 10.000Q AR MR
2 20.000 10.000 0
4 40.000 10.000 10.000
6 60.000 10.000 10.000
8 80.000 10.000 10.000
10 100.000 10.000 10.000

Tabel 1.2 TC, MC dan AC dari Penjualan Gula Saya


Q TC AC MC
2 15.000 7.500 0
4 20.000 5.000 2.500
6 36.000 6.000 9.000
8 56.000 7.000 10.000
10 80.000 8.000 12.000
Pertanyaan: Bagaimana hubungan TR, TC, MR, MC, dan Profit? Gambarkan beserta
grafiknya!
Jawab:
Dengan mengacu pada rumus profit yaitu  = TR – TC, diperoleh daftar sebagai
berikut:
Q TR = TC  = TR – TC ∂ /∂ Q
10.000Q
2 20.000 15.000 5.000 0
4 40.000 20.000 20.000 7.500
6 60.000 36.000 24.000 2.000
8 80.000 56.000 24.000 0
10 100.000 80.000 20.000 - 2.000
120,000

100,000

80,000
TR
60,000 TC
MR
40,000 MC

20,000

0
2 4 6 8 10

30,000

25,000

20,000

15,000
π
10,000

5,000

0
2 4 6 8 10

Gambar 1.1 Hubungan TR, TC, MR, MC, dan Profit


Berdasarkan grafik diatas, indikasi pengukuran bahwa volume optimal itu diukur dari
profit maksimal, yang mana terjadi saat TR di titik maksimum dan TC di level
minimum yang nampak pada Gambar 1.1.

2.6 Optimasi Mutivariant


Optimisasi multivariate merupakan proses penentuan nilai maksimum atau
minimum atas suatu fungsi yang memiliki dua atau lebih variabel. Langkah yang
perlu ditempuh adalah terlebih dahulu melakukan derivasi secara partial dan
kemudian mengujinya dengan melalui proses maksimisasi fungsi multivariabel. Oleh
karena itu sering disebut partial derivative.

` Sebagai contoh, total revenue mungkin saja dipengaruhi (atau fungsi dari)
output dan advertising secara sekaligus. Total cost dapat saja dipengaruhi oleh
pengeluaran atas biaya tenaga kerja dan juga kapital. atau, total profit mungkin
dipengaruhi oleh penjualan barang X dan Y sekaligus.
Banyak perusahaan yang memproduksi produk yang lebih dari satu jenis, serta
kegiatan yang lebih dari satu jenis ini memakai sarana dan prasarana yang berfungsi
ganda atau rangkap, artinya fasilitas perusahaan bukan hanya dipergunakan untuk
menghasilkan 1 jenis produk, melainkan digunakan juga untuk memproduksi produk
jenis lain/diversifikasi. Sehingga struktur biaya akan berbeda atau otomatis berperan
ganda untuk menanggung beberapa jenis produk yang dihasilkan. Karenanya penting
dicari solusi dalam menentukan kombinasi optimum sebagai dasar pengambilan
keputusan bagi perusahaan.
Sebagai pemisalan adalah apabila Perusahaan Abdi Jaya memproduksi dua jenis
komoditas antara lain X dan Y. dengan informasi yang berasal dari data empiris
diperoleh bahwa fungsi profitnya adalah sebagai berikut:

π = 60X - 3X ^ 2 - XY - 2Y ^ 2 + 50Y

perusahaan ingin mencari solusi optimum berapa X dan Y yang harus dijual agar
perusahaan mampu mendapatkan profit maksimum. Untuk memperoleh solusi
tersebut, dengan memakai komposisi dua jenis komoditas yang berbeda. dapat
dirumuskan fungsi derivasi profit dari masing-masing jenis komoditas dengan cara
berikut ini:
ꝍn
Derivasi X = ꝍ x = 60-6X-Y dan

ꝍn
Derivasi Y = ꝍ x = -X-4Y+50

Dengan kedua fungsi derivasi di atas, dapat dicari profit maksimum (derivasi profit sama
dengan nol) dengan susunan:

Derivasi X = 60 - 6X - Y = 0 I x4 = 240 - 24X - 4Y = 0


Derivasi Y = 50 – X - 4Y = 0 I x1 = 50 – X - 4Y = 0 (-)
190- 23X = 0
190
X= 23
X = 8,26 unit
Dengan jumlah komoditas X adalah 10,22 unit maka dapat diperoleh jumlah komoditas Y
yaitu 50 - X - 4Y = 0
50 - (8, 26) - 4Y = 0
50 - (8, 26) = 4Y

41,74
Y= 4 = 10,43 unit

Dengan demikian, perusahaan akan mengalami profit maksimal ketika menjual 8,26 unit
komoditi X dan 10,43 unit komoditi Y. Besarnya total maksimal profit dapat diketahui
dengan mensubstitusikan nilai X dan Y ke dalam persamaan profit. Hasil perolehan jumlah
komoditas tersebut dapat digunakan untuk menentukan besaran profit maksimum perusahaan
tersebut, yakni:

π = 60(8,26) - 3(8,26)^2 - (8,26)(10,43) - 2(10,43)^ 2 + 50(10,43)


π = (495,6) - (204,68) (86,15) - (217,57) + (521,5)
π = $508,7

2.7 Optimasi Multivariant Terkendala


Dalam banyak kegiatan perusahaan seringkali manajer diperhadapkan pada
kendala atau batasan - batasan pilihan yang dimiliki. Bidang fungsional seringkali
menghadapi masalah optimasi yang dibatasi. Para manajer pemasaran dihadapkan
pada tugas memaksimalkan penjualan, memaksimalkan profit, atau meminimumkan
biaya.

Masalah Maksimasi Masalah Minimasi

1. Fungsi Tujuan : 1. Fungsi Tujuan :


Maksimasi : penerimaan, profit, Minimasi : Biaya
output
2. Fungsi Batasan 2. Fungsi Batasan :
Tunduk pada : Kendala Sumber Tunduk pada : Kendala Kuantitas
Daya Perusahaan atau Kendala Output

Sebagai ilustrasi sederhana, perusahaan berusaha untuk memaksimumkan profit yang


diinginkan dengan menggunakan fungsi profit yang diperoleh dari data empiris yang
dimiliki selama beberapa tahun, sebagai berikut :
Fungsi tujuan :

π = 80x – 2x2 – xy - 3y2 + 100y


dimana penyalur komoditas hanya satu dan hanya menerima kedua jenis barang (X
dan Y) maksimum 14 unit saja, dengan kombinasi bebas tetapi maksimum 14 unit,
dengan demikian :
fungsi batasan/kendala :

x + y = 14 atau X = 14-y atau Y = 14-X

untuk memecahkan persoalan optimasi ini, maka dapat diterapkan model subtitusi
fungsi kendala ke dalam fungsi profit, dengan memilih salah satu X atau Y, misalnya
Y= 14X sehingga :

π = 80x – 2x2 – X(14 – X) – 3(14 – X)2 +100(14 – X)


π = 80x – 2x2 – 14X + X2 – 588 + 84X – 3X2 + 1400 – 100X
π = 50X – 4X2 + 812
berdasarkan hasil subtitusi diatas diperoleh fungsi profit baru, kemudian untuk
mencari besarnya jumlah komoditas X yang dijual dapat digunakan derivasi fungsi
profit sama dengan nol.

∂π =0
∂X

50 - 8X = 0

X = 50
8
X = 6,25 unit

Berdasarkan hasil ini diperoleh jumlah komoditas Y yang dijual dengan memasukkan
jumlah X ke fungsi kendala, yaitu :

Y = 14-X
Y = 14 – (6,25)
Y = 7,75 Unit

Meskipun dengan kendala produksi yang terjual maksimal 14 unit, perusahaan masih
mampu mencapai profit maksimum apabila komoditas X dijual sebanyak 6,25 dan
komoditas Y sebanyak 7,75 unit. Dengan demikian total profit maksimum yang
dicapai adalah sebesar $1.425,50.

π = 80(6,25) – 2(6,25)2 – (6,25) (7,75) – 3(7,75)2 +


100(7,75)
π = $1.425,50

Contoh soal :

1. kasus dalam persamaan multivariate akan digunakan di sini ditambah dengan


kendala yang dimiliki perusahaan. Dimisalkan kendala perusahaan terkait dengan
kapasitas produksi. Perusahaan hanya mempunyai kapasitas produksi sebesar 12 unit.
Artinya, perusahaan hanya mampu menghasilkan output paling banyak 12 unit.
Dengan demikian, kapasitas produksi ini membatasi perusahaan untuk menghasilkan
output X dan Y lebih dari 12 unit. Kendala ini dapat dinyatakan dalam persamaan
matematika sebagai berikut :

X + Y < 12

Dari penyelesaian optimisasi tanpa kendala diperoleh X = 4,28 dan Y = 11,43 yang
bila dihasilkan semua membutuhkan kapasitas produksi sebesar (4,28 + 11,43) =
15,71 unit, melebihi kapasitas produksi 12 unit yang dimiliki perusahaan.
Permasalahan yang harus diselesaikan perusahaan sekarang adalah mencari nilai X
dan Y yang dapat menghasilkan laba maksimum sesuai dengan kendala keterbatasan
kapasitas produksi. Permasalahan optimisasi selengkapnya menjadi sebagai berikut :

Tujuan : memaksimumkan laba


Fungsi tujuan π = f(X, Y) = 20X – X2– 2Y2 + 50Y – XY

Kendala: kapasitas produksi


Fungsi kendala : X + Y < 12
Penyelesaian :

Metode Substitusi
Penyelesaian dengan metode substitusi dapat dilakukan melalui beberpa langkah
sebagai berikut:

Langkah 1: Memecahkan persamaan fungsi kendala untuk salah satu dari variabel
keputusan, Dari fungsi kendala X + Y < 12 dapat dituliskan

X + Y = 12
atau X = 12 - Y
Langkah 2: Mensubstitusikan nilai variabel keputusan tersebut ke dalam fungsi
tujuan sehingga
menjadi fungsi tujuan terkendala.

π = 20X – X2 – 2Y2 + 50Y – XY


= 20(12 – Y) – (12 – Y)2– 2Y2 + 50Y – (12 – Y)Y
= 240 – 20Y – 144 + 24Y – Y2– 2Y2 + 50Y – 12Y + Y2
= -2Y2 + 42Y + 96
= Y2– 21Y – 48

Langkah 3: Menderivasikan fungsi tujuan terkendala untuk menentukan nilai Y yang


memaksimumkan laba

∂π =0
∂X
2Y – 21 = 0
Y = 10,5

Langkah 4: Mensubstitusikan nilai Y ke dalam fungsi kendala yang telah dinyatakan


dalam X:
Untuk Y = 10,5

X = 12 – Y
= 12 - 10,5
= 1,5

Hingga di sini, penyelesaian optimisasi terkendala telah tercapai. Hasil menunjukkan


bahwa untuk memaksimumkan laba dengan mempertimbangkan kendala kapasitas
produksi perusahaan harus menghasilkan obat X dan Y masing-masing sebesar 1,5
unit dan 10,5 unit. Produksi kedua macam obat tersebut menggunakan kapasitas
produksi 12 (= 1,5 + 10,5) unit secara penuh. Sedangkan besar laba maksimum yang
dihasilkan dapat dihitung dengan mensubstitusikan nilai X dan Y ke dalam fungsi
tujuan dimana akan dihasilkan laba sebesar 316,5 unit.

π = 20X – X2– 2Y2 + 50Y – XY


= 20(1,5) – (1,5)2– 2(10,5)2 + 50(10,5) – (1,5)(10,5)
= 30 – 2,25 – 220,5 + 525 - 15,75
= 316,5

2.8 Optimasi Multivariant yang Kompleks


Dalam menghadapi permasalahan yang kompleks dalam fungsi tujuan serta
kendala sering sekali perusahaan mencari jalan keluar dengan menerapkan metode
larangian. Metode ini dosusun dengan fungsi tersendiri dengan menggunakan notasi
lamda yang terpisah dari fungsi tujuan yang diinginkan (Muchlish, 2008). Pertama
yang dilakukan adalah membanruk fungsi langrangian, dimana fungsi ini ditujukan
dari fungsi tujuan yang berusaha untuk memaksimumkan atau meminimalkan oleh
perusahaan kemudian ditambah dengan notasi lamda dikalikan dengan dungsi tujuan
juga dibuat sama dengan nol. Karena ini mendukung fungsi kendala yang juga dibuat
sama dengan nol, fungsi laranggian dapat pula diperlakukan dengan menjadi masalah
optimasi tanpa kendala, serta solusinya akan selalu sama dengan optimasi terkendala
mula-mula (salvarote,2005)
Dengan menggunakan ilustrasi yang ada pada optimasi multivariant dengan
menggunakan metode subtitusi, kita dapat mencari dengan metode laranggaian.
Pertama, ditentukan dulu fungsi kendalanya, yakni : X + Y = 14 sama dengan nol,
sehingga berubah menjadi X+Y-14=0 kemudian notasi lamda dikalikan dengan
fungsi kendala yang baru serta ditambahkan dengan fungsi tujuan yang diharpkan
(profit maksimum) dengan menggunakan fungsi profit yang dimiliki yaitu π = 80X -
2X2 - XY - 3Y 2 + 100Y.
Maka fungsi kompleksnya menjadi:
Lπ = 80X - 2X2 - XY - 3Y 2 + 100Y + λ(X + Y - 14)
Lπ = 80X - 2X2 - XY - 3Y 2 + 100Y + Xλ + Yλ - 14λ
Berdasarkan fungsi Langrangian di atas diperhatikan bahwa fungsi tersebut adalah
fungsi tanpa kendala, namun tiga variabel yang tidak diketahui, antara lain: X, Y, dan
λ, dengan maemaksimumkan Langrangian maka sebenarnya kita juga
memaksimumkan profit (π . Maka untuk memaksimukan Lπ perlu dicari derivasi
Lπ terhadap X, Y, dan λ sama dengan nol, berikut ini:
= 80 -4X - Y + λ + 0 atau λ + 4X + Y - 801)1)
= -X - 6Y + 100 + λ + 0 atau λ + X + 6Y -1002)
= X + Y - 14 = 0
Untk menemukan nilai X, Y, dan λ yang memaksimumkan Lπ , dapat diperoleh
dengan menyelesaikan persamaan 1 dan 2, maka:
λ =λ
4X + Y - 80 + X + 6Y - 100
3X - Y +20 + 0
Kemuian persamaan 3 dan 4 diselesaikan:
X + Y -14 = 0| x 5 = 5X + 5Y - 70 = 0
3X - 5Y -14 = 20| x 1 = 3X - 5Y + 20 = 0
8X - 50 = 0
X = 50 = 6,15 unit
8
Y = 14 -6z25
Y = 7,75 unit
Dengan demikian laba maksimum yang diperoleh adalh:
π = 80(6,25) - 2(6,25)2 - (6,25)(7,75) - 3(7,75)2 + 100(7,75)
π = $1.425,50
Sedangkan nilai lamdanya adalah:
λ = 4(6,25) + (7,75) - 80
λ = -47,25
Nilai lamda (λ) memiliki interpretasi yang sangat penting dalam analisi ekonomi,
yang menunjukkan dampak marginal pada solusi fungsi tujuan yang berkaitan
dengan perubahan dari 1 unit kendala yang dihadapi (Salvatore, 2005). Pada contoh
diatas dimisalkan terjadi penurunan kendala produksi dari 14 ke 13 unit meningkat
menjadi 15 unit, maka secara berturut-turut akan mengurangi atau menambah laba
total perusahaan (π) lebih kurang sebsar $47,25.
CONTOH SOAL
1. Contoh Soal “Menentukan Maksimum dan Minimum”
Fungsi permintaan dan biaya
P = 1000 – Q dan TC = 50000 + 100.Q
Tentukan:
a. Q, P, dan π pada tingkat output yang memaksimalkan TR jangka pendek
b. Q, P, dan π pada tingkat output yang memaksimalkan π jangka pendek
JAWAB :
a. TR = P.Q = 1.000Q – Q2
Turunan pertama -> TR Marginal = 1000 – 2Q  Q = 500
P = 1000 – Q = 1000 – 500 = 500
π = [1000 (500) – 5002] – [50.000 + 100 (500)]
= 500.000 – 250.000 – 50.000 – 50.000
= 150.000

b. π = TR – TC
= [1000Q – Q2] – [50.000 + 100Q]
= 900Q – Q2 – 50.000
Turunan pertama -> π Marginal = 900 – 2Q  Q = 450
π = (900 x 450) – (450)2 – 50.000
= 405.000 – 202.500 – 50.000 = 152.500

Contoh Soal “Membedakan Maksimum dan Minimum”


2) Diketahui:
TR = 41,5Q – 1,1Q2
TC = 150 + 10Q – 0,5Q2 – 0,02Q3
π = TR – TC
π = -150 + 31,5Q – 0,6Q2 – 0,02Q3
Turunan pertama (profit marjinal)

-> 31,5 – 1,2Q – 0,06Q2

Petunjuk: Fungsi tersebut maksimum atau minimum pada saat “profit marjinal = 0”
Jawab :
31,5 – 1,2Q – 0,06Q2 = 0
Dua opsi Q yang ada dapat dicari dengan rumus:
(−𝑏 ± √(𝑏2−4𝑎𝑐))/2𝑎
Q1= -35 unit dan Q2 = 15 unit
Turunan kedua (turunan dari profit marjinal) menjadi -> 1,2 – 0,12Q
Subtitusikan kedua Q yg ada:
Q1= -35  1,2 – 0,12(-35)  5,4 (maksimum)
Q2 = 15  1,2 – 0,12(15)  -0,6 (minimum)

3. Optimisasi Multivariat
Dilakukan dengan metode turunan parsial -> dianalisis secara terpisah, dan
dilambangkan dengan notasi ∂
Misalkan, fungsi laba total (π) tergantung dr penjualan 2 komoditas merek “X” dan
“Y”.
π = f (X,Y) = 80X – 2X2 – XY – 3Y2 + 100Y
Diturunkan parsial menjadi,
∂π/∂X = 80 – 4X – Y
∂π/∂Y = -X – 6Y + 100
Berapa merek “X” dan “Y” yang harus terjual jika ingin penjualan maksimal? Dan
berapa laba total yang maksimal?
Jawab :
∂π/∂X  80 – 4X – Y = 0
∂π/∂Y  -X – 6Y + 100 = 0
Kalikan persamaan pertama dengan -6 (usaha untuk mengeliminasi Y)
-480 + 24X + 6Y = 0
100 – X – 6Y = 0
-380 + 23 X =0
Sehingga X = 380/23  X = 16,52
Subtitusikan X ke dalam salah satu persamaan,
80 – 4(16,52) – Y = 0
80 – 66,08 = Y  Y = 13,92

Subtitusikan X dan Y ke persamaan laba total untuk mendapat laba optimal


π = 80(16,52) – 2(16,52)2 – (16,52)(13,92) – 3(13,92)2 + 100(13,92)
π = 1.356,52

4. Contoh Optimasi Terkendala Dengan Substitusi


Suatu perusahaan memproduksi produknya dengan menggunakan dua pabriknya dan
bekerja dengan fungsi  TC = 3X2 + 6Y2 – XY
Diketahui: X = output pabrik pertama
Y = output pabrik kedua
Kendala  produk total (gabungan kombinasi antara X dan Y) harus sebesar 20 unit
-> X + Y = 20
Ditanya: Berapa kombinasi X dan Y supaya minimum biaya produksinya? Dan
berapa biaya produksinya tersebut?
Jawab :
TC = 3(20 – Y)2 + 6Y2 – (20 – Y)Y
TC = 3(400 – 40 Y + Y2) + 6Y2 – 20Y + Y2
TC = 1200 – 120Y + 3Y2 + 6Y2 – 20Y + Y2
TC = 1200 – 140Y + 10Y2
Turunan pertama (total biaya marjinal)
-> -140 + 20Y = 0 -> 20Y = 140 -> Y = 7
Subtitusikan Y ke dalam persamaan ‘kendala’
-> X + 7 = 20 -> X = 13
Terakhir, substitusikan lah X dan Y yang paling optimal supaya biaya
minimum ini ke dalam persamaan TC yang paling awal (belum diturunkan)
TC = 3(13)2 + 6(7)2 – (13)(7)
TC = 507 + 294 – 91
TC = 710
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Maria Y.D. Hayu. 2018. Ekonomi Manajerial: Pembuatan Keputusan


Berdasar Teori Ekonomi. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
Darwin Damanik, Lora Ekana Nainggolan, Ari Mulianta Ginting Elidawaty Purba,
Andriasan Sudarso, Hengki Mangiring Parulian Simarmata, Abdurrozzaq Hasibuan
Muhammad Fitri Rahmadana, Eko Sudarmanto, Bonaraja Purba, Edwin Basmar,
Yuniningsih. 2021. Ekonomi Manajerial. Medan. Yayasan Kita Menulis
Oesman Yulia. Bab 2: optimasi ekonomi. Ekonomi manajerial manajemen
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/2.Optimisasi_ekonomi_.pptx diakses pada 26-10-
2021 pukul 21.00.

Anda mungkin juga menyukai