Anda di halaman 1dari 5

OPTIMASI EKONOMI

2.1. Metode Optimasi (Tabel, Grafik, dan Kalkulus Diferensial)

Di dalam ilmu ekonomi manajerial membahas mengenai optimasi ekonomi.


Optimasi ekonomi yaitu teknik atau metode yang digunakan untuk mengoptimumkan
fungsi suatu perusahaan atau organisasi. Optimasi ekonomi memuat beberapa metode
kuantitatif untuk memudahkan manajemen dalam menentukan tindakan yang efektif dan
efisien.

Menggambarkan hubungan ekonomi dengan metode optimasi ekonomi


dapat menggunakan beberapa alternatif, yaitu bentuk persamaan, table, dan grafik.
Dalam hubungan yang sederhana dapat dihitung menggunakan metode table atau
grafik, tetapi jika hubungannya rumit, dapat dihitung dalam bentuk persamaan. Bentuk
persamaan ini juga berguna sebagai Teknik dari kalkulus deferensial untuk menentukan
suatu solusi yang optimum dari suatu masalah.

1. Model Persamaan
Dengan persamaan dari hubungan jumlah produk yang terjual (Q) dan penerimaan
total atau total cost (TR), yaitu sebagai berikut.
TR = f(Q)

Contoh :
Berikut merupakan suatu persamaan
TR = 100Q - 10Q2

2. Model Tabel

Q 0 1 2 3 4 5 6
TR 0 90 160 210 240 250 240

3. Model Grafik

TR
300

250

200

150

100

50

0
0 1 2 3 4 5 6 7

Q
Pada kurva diatas dapat kita lihat bahwa perusahaan tersebut akan memperoleh laba
yang maksimum ketika jumlah unit produk yang terjual (Q) sebanyak 5 unit dengan
pencapaian pendapatan maksimum sebesar 250. Hal tersebut termuat dalam law of
diminishing return yang menjelaskan ketika perusahaan dapat menyediakan proporsi
input dengan jumlah tepat maka perusahaan juga akan mendapatkan jumlah output
yang maksimum. Teori tersebut juga menerangkan bahwa jika perusahaan memiliki
input yang melebihi dari kapasitas produksi, maka akan berdampak pada return atau
pendapatan perusahaan yang menurun.

4. Hubungan antara Biaya Total, Biaya Rata-rata, dan Biaya Marginal


Adapun hubungan AC (average cost), TC (total cost), dan MC (marginal
cost) adalah sebuah ukuran dan juga salah satu konsep utama dalam teori optimasi.
Hubungan ketiga biaya tersebut saling berkaitan dan sangat penting dalam
menentukan suatu keputusan manajerial. Hal ini karena nilai manajerial akan
menunjukan perubahan dari nilai total (total cost). Hubungan marginal terjadi karena
adanya perubahan dari variable dependen suatu fungsi akibat dari adanya perubahan
pada variabel independennya. Adapun tujuan dari analisis ini, yaitu guna menentukan
nilai optimum yang dapat berguna untuk membantu para penentu keputusan.

Contoh tabel

Q TC AC MC
(output) (total cost) (average cost) (marginal cost)
0 20 - -
1 140 140 120
2 160 80 20
3 180 60 20
4 240 60 60
5 480 96 240

Pada tabel diatas menunjukan biaya suatu perusahaan.


- Keseluruhan pengeluaran biaya produksi dinamakan total cost atau biaya total
(TC). Total cost didapat dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variabelnya.
Dalam tabel TC perusahaan sebesar 160 ketika output (Q) sebesar 2.
TC
- Biaya rata-rata atau AC = . pada tabel diatas TC sebesar 160 dan Q sebesar 2,
Q
maka biaya rata – ratanya menjadi 1602 = 80.
- Marginal cost atau biaya marginal adalah kenaikan dari biaya produksi yang
digunakan untuk menambah jumlah produksi sebesar satu atau dengan
∆ TC
perhitungan MC = . ∆ TC merupakan pertambahan dari biaya total,
∆Q
sedangkan ∆ Q adalah pertambahan dari jumlah produksi. Dalam tabel diatas
ketika TC meningkat dari 140 menjadi 160 maka pertambahan jumlah total
biayanya sebesar 20 dibagi dengan pertambahan output dari 1 menjadi 2
mengalami pertambahan sebesar 1, sehingga MC = 20/1 = 20.
Rumus :

TC
AC =
Q
∆ TC
MC =
∆Q

5. Kalkulus Diferensial:

Analisis optimasi dapat dilakukan secara efektif dan juga efisien dengan
menggunakan kalkulus diferensial, yang menggunakan konsep turunan sebagai
acuannya. Adapun penerapan konsep turunan sangat berkaitan dengan konsep
margin. Perubahan dilambangkan dengan simbol ∆ , perubahan variabel independent
(X) dilambangkan menggunakan simbol ∆ X , sedangkan untuk perubahan variabel
dependent (Y) dilambangkan dengan menggunakan simbol ∆ Y . Hasil perbandingan
∆Y
dari menggambarkan suatu spesifikasi umum dari konsep marginal yaitu:
∆X

∆ Y (Y 2−Y 1)
Marginal Y = =
∆ X ( X 2−X 1)

Hal diatas menunjukkan perubahan dari variabel dependent (Y) yang timbul karena
adanya perubahan dari satu unit nilai X.

Adapun notasi turunan adalah:

dY ∆Y
= lim
dX ∆ X →0 ∆ X
∆Y
Turunan dari nilai Y kepada X adalah sama dengan limit dari rasio untuk nilai
∆X
∆ X mendekati nol, yang jika dilihat secara geometris maka akan terlihat bahwa hal
ini akan berkaitan dengan kemiringan kurva pada titik dimana kita ingin menemukan
limit tersebut. Adapun semakin kecil perubahan nilai X, maka nilai turunan akan
semakin mendekati kemiringan kurva pada titik tersebut.

Dalam konsep kalkulus differensial, terdapat beberapa aturan yang harus


diperhatikan, adapun aturan-aturan dari fungsi diferensiasi antara lain:

1) Aturan untuk fungsi konstan: turunan dari konstanta selalu nol. Oleh karena itu,
dY
apabila Y = konstanta, maka diperoleh: = 0 (nol).
dX
2) Aturan untuk fungsi pangkat: turunan dari fungsi pangkat misalnya Y = a. X b
dimana a dan b adalah konstanta, maka sama dengan eksponen (pangkat) b
dikalikan dengan nilai koefisien a dikali variabel X pangkat b-1, maka:
Y = a. X b
dY
= b.a. X (b−1)
dX
3) Aturan untuk penjumlahan (atau pengurangan): turunan dari suatu penjumlahan
(atau pengurangan), sama dengan penjumlahan (atau pengurangan) dari setiap
turunan individu yang ada. Adapun notasi yang digunakan:
 U = g(X) atau dibaca: U adalah g fungsi X
 V = h(X) atau dibaca: V adalah h fungsi X
Jadi, jika Y = U±V maka:
dY dU dV
= ±
dX dX dX
4) Aturan dari perkalian dua fungsi: turunan dari perkalian dua buah fungsi ialah
sama dengan fungsi pertama dikalikan dengan turunan fungsi kedua, lalu
ditambah dengan fungsi kedua dikali dengan turunan pertama. Jadi, jika Y = U.V
maka sama dengan:
dY dV dU
=U + ¿V
dX dX dX
5) Aturan dari pembagian dua fungsi: turunan dari pembagian dua buah fungsi
ialah sama dengan penyebut dikalikan turunan dari pembilang, lalu dikurangi
dengan pembilang yang dikali turunan penyebut, selanjutnya kesemuanya dibagi
U
dengan penyebut kuadrat. Oleh karena itu, jika Y = maka:
V
dU dV
dY V . −U .
= dX dX
dX 2
v
6) Aturan dari fungsi dari fungsi (atau rantai): misal Y = f(U) dan U = g(X), maka
turunan dari Y terhadap X ialah sama dengan turunan Y terhadap U dikali
turunan U terhadap X. Sehingga, jika Y = f(U) dan U = g(X) maka:
dY dY dU
= .
dX dU dX

Anda mungkin juga menyukai