Anda di halaman 1dari 46

MATEMATIKA EKONOMI

Program Studi
Program Studi : :
S1 Manajemen
S1 Akuntansi
S1 Akuntansi

Dosen Pengampu:
Djayadi Nugroho, S.Kom, M.Kom
Website: nugroho.stiemj.ac.id
PERSYARATAN KULIAH
PERSYARATAN KULIAH
• Kehadiran minimal 80 %
minimal 80 %
• Tugas terstruktur
• Tugas mandiri
• Ujian tengah semester
• Uji akhir
Ujian khi semester
t
• Di kelas nada dering HP dinonaktifkan
• Wajib pakai sepatu
• Tidak memakai kaos
Buku Referensi
• Dumairy, “Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi”, 
Edisi ke‐2, Penerbit BPFE, Yogyakarta
• Chiang, Alpha C., “Dasar‐dasar Matematika Ekonomi”, Edisi
ke‐4, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta
• Kalangi, Josep Bintang, “Matematika Ekonomi dan Bisnis”,  
Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
• Soeprapto, 
Soeprapto, “Matematika
Matematika (Kalkulus)
(Kalkulus)”
• Assauri, Sofyan, ”Pengantar Matematika Ekonomi”
• H.Johannes & Budiono Sri Handoko, “Pengantar
Matematika untuk Ekonomi
Ekonomi”, LP3S, Jakarta
LP3S Jakarta
• Weber, Jean E., “Matemathical Analysis: Business and 
Economic Applications”, 4th edition, McGraw‐Hill, New York
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Tatap Pokok Bahasan Materi Referensi
Muka
I  ‐ II Pendahuluan 1. Sifat‐sifat matematika Ekonomi • Dumairy (Bab 1 & 3)
2. Model ekonomi • Chiang (Bab 1& 2)
3. Himpunan • Kalangi (Bab 1 & 2)
4
4. Bilangan Pangkat akar dan logaritma
Bilangan Pangkat, akar dan logaritma
III Limit & Kesinambungan 1. Pengertian limit • Dumairy (Bab 8)
Fungsi 2. Kaidah‐kaidah limit • Chiang (Bab 6)
3. Kesinambungan • Kalangi (Bab 13)
4. Penerapan
e e apa Ekonomi
o o
IV ‐ V Deferensial Fungsi 1. Derivatif • Dumairy (Bab 9 )
Sederhana &  2. Kaidah‐kaidah deferensial • Chiang (Bab 6)
Deferensial Fungsi 3. Deferensial parsial & derivatif parsial • Kalangi (Bab 13)
Majemuk 4. Nilai Ekstrim (max & min)
VI ‐ VII Aplikasi Deferensial 1. Elastisitas permintaan • Dumairy (Bab 10 )
Dalam Ekonomi 2. Elastisitas penawaran • Chiang (Bab 7)
3. Elastisitas produksi • Kalangi (Bab 15)
4. Biaya marjinal
5. Penerimaan marjinal
VIII U T S U T S
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Tatap Pokok Bahasan Materi Referensi
Muka
IX Fungsi Dan  1. Pengertian & unsur‐unsur Fungsi • Dumairy (Bab 5 )
Penggambaran Grafik 2. Jenis‐jenis Fungsi • Kalangi (Bab 3)
3. Penggambaran fungsi Linear & non linear
X ‐ XI Fungsi Linear 1. Pembentukan persamaan • Dumairy (Bab 6 )
2. Hubungan dua garis lurus • Kalangi (Bab 4)
3. Mencari akar fungsi
XII ‐ XIII Aplikasi Fungsi Linear  1. Fungsi permintaan,penawaran dan • Dumairy (Bab 6 )
D l
Dalam Bisnis (Mikro)
Bi i (Mik ) K i b
Keseimbangan pasar • K l i (B b 6)
Kalangi (Bab 6)
2. Pengaruh pajak dan subsidi terhadap
keseimbangan pasar
3. Pengaruh keseimbangan dua komoditi
4. Fungsi biaya, penerimaan, break even 
point (titik pulang pokok)
XIV ‐ XV Aplikasi Fungsi Linear  1. Fungsi konsumsi, tabungan dan  • Dumairy (Bab 6 )
Dalam Bisnis (Makro) multiplier • Kalangi (Bab 6)
2. Pendapatan disposible
3. Fungsi pajak, investasi, impor
4. Analisis Pendapatan Nasional
XVI U A S U A S
SIFAT SIFAT
SIFAT SIFAT MATEMATIKA 
MATEMATIKA
EKONOMI
• Matematika Ekonomi bukan merupakan cabang
tersendiri dari ilmu ekonomi, tidak seperti keuangan
negara atau perdagangan internasional.
• Matematika ekonomi lebih merupakan pendekatan
untuk analisis ekonomi.
• Para ahli ekonomi (Ekonom) menggunakan simbol
simbol matematis untuk menyatakan permasalahan
dan juga menggunakan dalil dalil matematis yang
terkenal untuk membantu didalam pembahasannya.
• Matematika
M ik ekonomi
k i dapat
d di
digunakan
k d l
dalam teorii
ekonomi makro atau mikro, keuangan negara, ekonomi
perkotaan, dll
Perbedaan Mendasar
No Matematika Ekonomi Non Matematika Ekonomi
.
1 Asumsi dan Kesimpulan  Asumsi dan kesimpulan 
di
dinyatakan dalam simbol 
k d l i b l di
dinyatakan dalam kata‐kata
k d l k k
matematis
2 Mengandung Persamaan
Mengandung Persamaan‐ Mengandung kalimat‐kalimat
Mengandung kalimat kalimat
persamaan
3 Permasalahan diselesaikan  Permasalahan diselesaikan 
dg Dalil Matematis dengan Logika
Perbedaan Mendasar
No Matematika Ekonomi Ekonometrika
.
1 Penerapan Matematis pada  Pengukuran data ekonomi
aspek teoritis murni dari 
k ii id i
analisa ekonomi
2 Mengabaikan masalah 
Mengabaikan masalah Pengamatan Empiris (Analisa 
Pengamatan Empiris (Analisa
Statistik Empiris)
3 Bahan Teori (Analisa Teoritis) Penaksiran dg Metode 
Statistik
4 Penalaran Deduktif Pengujian Hipotesa
Hubungan Antara Matematika
Ekonomi
k Dan Ekonometrika
k k
• Teori harus diuji terhadap data empiris untuk
kebenarannya sebelum diterapkan.
• Sedangkan Statistik memerlukan Teori Ekonomi
untuk dapat menentukan arah penelitian yang
paling relevan dan bermanfaat.
• Jadi Matematika Ekonomi sebagai prasyarat
untuk mempelajarai Statistik dan Ekonometrika
Sifat‐sifat
Sifat sifat Matematika Ekonomi
• Bahasa yang dipergunakan ringkas dan tepat
• Kaya akan dalil ‐ dalil matematis sehingga
mempermudah pemakaiannya
• Mendorong kita untuk menyatakan asumsi‐
asumsi secara jelas sebagai prasyarat
mempergunakan dalil matematis
• Memungkinkan kita untuk mempergunakan
sebanyak n Variabel
MODEL EKONOMI
• Model Ekonomi = Penyederhanaan hubungan
antara variabel ‐ variabel ekonomi
• Model Ekonomi dapat berbentuk model
matematika dan Non Matematika
• Apabila berbentuk model matematika maka akan
terdiri atas satu atau sekumpulan persamaan
• Persamaan terdiri atas sejumlah variabel,
variabel
konstanta, koefisien dan atau parameter
Variabel, Konstanta, Koefisien, dan
Parameter
• Variabel adalah sesuatu yang nilainya dapat berubah
berubah‐
ubah dalam suatu masalah tertentu
• Misalnya
y : Harga g ((Price)) = P,, Jumlah yyangg
diminta/ditawarkan (Quantity) = Q, Biaya (Cost) = C,
Penerimaan (Revenue) = R, Investasi (Investment) = I,
Tingkat Bunga (Interest Rate) = I, dan lain‐lain.
• Akan tetapi, jika telah dinyatakan bahwa P = 3 atau C
= 18, maka
k nilai
l variabel
b l ini sudah
d h “tertentu”,
“ ” yaitu 3
untuk P dan 18 untuk C (dalam satuan yang dipilih
secara tepat)
• Variabel terdiri dari :
• Variabel Endogen = variabel yang nilai
penyelesaiannya diperoleh dari dalam model
• Variabel Eksogen (variabel yang nilai nilainya
diperoleh dari luar model atau sudah ditentukan
berdasarkan data yang ada.
• Konstanta adalah suatu bilangan nyata tunggal
yang nilainya tidak berubah‐ubah dalam suatu
masalah tertentu.
tertentu
• Koefisien adalah angka pengali terhadap
variabelnya, misal 5R; 4P atau 0.3C
• Parameter adalah
Parameter adalah suatu nilai tertentu dalam
suatu masalah tertentu dan mungkin akan
menjadi nilai yang lain pada
yang lain pada suatu masalah
yang lainnya. (Biasanya dilambangkan dengan
huruf awal abjad Yunani atau Arab), misalnya
Arab) misalnya
α, β atau a, b dan c.
Persamaan dan Pertidaksamaan
• Persamaan adalah penyataan bahwa dua
lambang adalah sama. Disimbolkan dengan
tanda = (dibaca
= (dibaca : : “sama
sama dengan
dengan”))
• Pertidaksamaan adalah suatu pernyataan yang 
menyatakan bahwa dua lambang adalah tidak
sama. Disimbolkan dengan tanda < (baca
lebih Kecil
“lebih Kecil”)) atau
atau > (baca
> (baca “lebih
lebih besar)
Persamaan dalam Matematika Ekonomi dan Bisnis terdiri dari 3
(Tiga) Macam, yaitu:
1. Persamaan Definisi (Identity, =) adalah suatu bentuk kesamaan
diantara dua pernyataan yang mempunyai arti yang sama. sama
Contoh : π = R – C (Total Laba adalah selisih antara total
pendapatan dan total biaya).
2. Persamaan Perilaku (behavioral equation) adalah suatu
persamaan yg menunjukkan bahwa perubahan perilaku suatu
variabel sebagai
g akibat dari p
perubahan variabel lainnya
y yg ada
hubungannya. Contoh : C = 75 + 10Q , C = 110 + Q2
3. Persamaan Bersyarat (conditional equation) adalah suatu
persamaan yang menggambarkan persyaratan untuk
pencapaian keseimbangan (equilibrium). Misalnya; Qd = Qs
(jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan) dan S = I
( b
(tabungan yang diharapkan
dih k = investasi
i i yang diharapkan)
dih k )
Sistem Bilangan Nyata
Bilangan
Nyata

Bil.  Bil. 
Rasional Irrasional

Bil. 
Bil. Bulat
Pecahan

Bil. 
Nol Bil. Positif
Negatif
HIMPUNAN
• Konsep Himpunan adalah suatu konsep yang
paling mendasar bagi ilmu matematika
modern pada umumnya dan dibidang ilmu
ekonomi dan bisnis pada khususnya. Karena
dalam hal pembentukan model kita harus
menggunakan himpunan/sekelompok data
observasi dari lapangan
Pengertian Himpunan
• Himpunan
p adalah kumpulan
p benda atau objek
j yyangg
didefinisikan (diterangkan) dengan jelas.
• Yang dimaksud diterangkan dengan jelas adalah benda
atau objeknya jelas mana yang merupakan anggota dan
mana yang bukan anggota dari himpunan itu
• Himpunan dilambangkan dengan huruf kapital misalnya
A, B, C, D, …,Z dan objek‐objek dari himpunan itu ditulis
diantara dua kurung kurawal dan dipisahkan dengan
tanda koma
• Contoh : A adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10
• A = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9 }
SOAL :
1. B adalah bilangan Asli yang lebih dari 3 dan
k
kurang atau
t sama dengan
d 15
2. C adalah bilangan bulat lebih dari atau sama
dengan ‐5 tetapi kurang dari 10
Jawaban :
1. B = { x | 3 < x ≤ 15}
2 C = { x | ‐5 ≤ x < 10}
2.
Keanggotaan Suatu Himpunan

Banyaknya anggota himpunan A dilambangkan dengan n(A) = 5


Banyaknya anggota himpunan B dilambangkan dengan n(B) = 6
Contoh soal :
Andaikan kita memiliki data beberapa himpunan sebagai
berikut:
• U = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
• A = {0,1,2,3,4}
• B = {5,6,7,8,9}
{5 6 7 8 9}
• C = {0,1,2,3,4}
Kesimpulan yang bisa ditarik berkenaan data diatas adalah :
1. x ∈ U, dimana 0 ≤ x ≤ 9 5. A ⊂ U B ⊂ U C ⊂ U
2. y ∈ A, dimana 0 ≤ y ≤ 4 6. A =  C A ≠ B B  ≠ C
3. z ∈ B, dimana 5 ≤ z ≤ 9
4. y ∈ C, dimana 0 ≤ y ≤ 4
Himpunan Kosong
• Himpunan Kosong adalah himpunan yang  yang
tidak memiliki anggota dan dilambangkan
{ } atau ∅
dengan { } atau
• D = { x | x orang yang tingginya lebih dari 5 m}
• F = { x | x bilangan prima antara 7 dan 11 }
F { | bil i 7 d 11 }
• Pada contoh di atas adakah saat ini orang yang 
tingginya lebih dari 5 meter dan adakah 
bilangan prima diantara 7 dan 11 ? (coba pikir)
Himpunan Lepas
Dua himpunan
p yyangg tidak kosongg dikatakan salingg lepas
p
jika kedua himpunan itu tidak mempunyai satupun
anggota yang sama
Contoh:
h L = { 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 },
}
G = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 }
• Coba
C b kalian
k li perhatikan,
h tik adakah
d k h anggotat himpunan
hi L
dan G yang sama ?
• Karena tidak ada anggota himpunan L dan G yang
sama maka himpunan L dan G adalah dua himpunan
yang saling lepas.
Himpunan Tidak Saling Lepas
Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan
tidak saling lepas (berpotongan) jika kedua
himpunan itu mempunyai anggota yang sama.
Contoh :
P = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
Q = { 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 }
Himpunan P dan himpunan Q tidak saling lepas
karena mempunyai anggota yang sama
(persekutuan) yaitu 2, 4, 6, dan 8.
Himpunan Bagian
A adalah himpunanp bagian
g dari himpunan
p B apabila
p setiap
p
anggota himpunan A juga menjadi anggota himpunan B
dilambangkan dengan A ⊂ B.
C t h
Contoh:
• S = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }
• A = { 0,
0 1,
1 2,
2 3,
3 4,
4 5,
5 6,
6 7 } ; B = { 1,
1 2,
2 3,
3 4 } ; C = { 6,
6 7,
7 8,
8 9}
a. Apakah himpunan B merupakan himpunan bagian dari
himpunan A ?
b. Apakah himpunan C merupakan himpunan bagian dari
himpunan A ?
• Karena setiap anggota himpunan B juga
merupakan anggota himpunan A maka
himpunan B merupakan himpunan bagian dari
himpunan A, jadi B ⊂ A
• Karena ada anggota himpunan C yaitu 8 dan 9
tidak terdapat di dalam himpunan A maka
himpunan C bukan himpunan bagian dari
himpunan A, jadi C ⊄ A
Rumus Banyaknya Himpunan Bagian
Jika suatu himpunan mempunyai anggota sebanyak n(A) maka
b
banyaknya
k hi
himpunan b i dari
bagian d i A adalah k 2n(A) .
d l h sebanyak
b
Contoh : Tentukan banyaknya himpunan bagian yang mungkin dari
himpunan berikut :
1 A = { a,
1. a b,
b c}
2. B = { 1, 2, 3, 4, 5 }
3. C = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
J
Jawabb:
1. n(A) = 3 maka banyaknya himpunan bagian yang mungkin dari A
adalah 23 = 2 x 2 x 2 = 8
2 n(B) = 5 maka banyaknya himpunan bagian yang mungkin dari B
2.
adalah 25 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
3. n(C) = 7 maka banyaknya himpunan bagian yang mungkin dari C
adalah 27 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 128
Himpunan Sama
Dua himpunan dikatakan sama apabila setiap
anggota kedua himpunan itu sama bentuk dan
jumlahnya.
jumlahnya
Contoh :
• A = { a, i,i u, e, o } ;
• B = { u, a, i, o, e }
Kedua himpunan A dan B anggota‐anggotanya
sama yyaitu a,i,u,e,
, , , , dan o maka himpunan
p A=B
Himpunan Ekuivalen
Dua
ua himpunan
pu a d dikatakan
ata a Ekuivalen
u a e apab
apabilaa ju
jumlah
a
anggota kedua himpunan itu sama tetapi bendanya
ada yang tidak sama.
Contoh :
• P = { a, i, u, e, o }
• Q = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Kedua himpunan P dan Q anggota‐anggotanya tidak
sama tetapi jumlah anggotanya sama maka
himpunan P Ekuivalen dengan Q, jadi ( P ~ Q )
Irisan Dua Himpunan (Interseksi)
Irisan himpunan A dan B ditulis A ∩ B adalah
himpunan semua objek yang menjadi anggota
himpunan A sekaligus menjadi anggota
himpunan B.
Contoh :
• Bila P = {a, b, c, d, e } dan Q = {d, e, f, g, h }.
Tentukan P ∩ Q
Jawab :
• P ∩ Q = { d, e }
Gabungan Dua Himpunan ( Union)

Gabungan himpunan A dan B ditulis A ∪ B


adalah himpunan semua objek yang menjadi
anggota himpunan A atau menjadi anggota
himpunan B.
Contoh :
• Bila P = {a, b, c, d, e } dan Q = {d, e, f, g, h }.
Tentukan P ∪ Q
Jawab :
• P ∪ Q = { a, b, c, d, e, f, g, h }
Diagram Venn
Diagram Venn
Langkah‐langkah menggambar diagram venn
• Daftarlah setiap anggota dari masing‐masing himpunan
• Tentukan mana anggota himpunan yang dimiliki secara bersama‐
sama
• Letakkan
kk anggota himpunan
h yang dimiliki
d l k bersama
b d
ditengah‐tengah
h h
• Buatlah lingkaran sebanyak himpunan yang ada yang melingkupi
anggota bersama tadi
• Lingkaran
Li k yang dibuat
dib t tadi
t di ditandai
dit d i dengan
d nama‐nama himpunan
hi
• Selanjutnya lengkapilah anggota himpunan yang tertulis didalam
lingkaran sesuai dengan daftar anggota himpunan itu
• Buatlah segiempat yang memuat lingkaran‐lingkaran
lingkaran lingkaran itu,
itu dimana
segiempat ini menyatakan himpunan semestanya dan lengkapilah
anggotanya apabila belum lengkap
Contoh :
• Diketahui: S = { 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14 }; 
A = { 1,2,3,4,5,6 }; B = { 2,4,6,8,10 }; C = { 3,6,9,12 }
• Gambarlah diagram Venn untuk menyatakan himpunan di
atas !
Jawab :
Jawab:
Contoh :
Dari 32 siswa terdapat 21 orang gemar melukis, 16 orang
gemar menari dan 10 orang gemar keduanya.
a. Ada berapa orang siswa yang hanya gemar melukis?
b. Ada berapa orang siswa yang hanya gemar menari?
c. Ada berapa orang siswa yang tidak gemar keduanya?
Jawab :
N(S)
( ) = 32 , Misalnya
l :
A = {siswa gemar melukis} Æ n(A) = 21
B = {siswa
{i gemar menari}i} Æ n(B)
(B) = 16
C = {siswa gemar melukis dan menari} Æ n(C) = n(A∩B) = 10
Jawab :
N(S) = 32, Misalnya :
A = {siswa gemar melukis} Æ n(A) = 21
B = {siswa gemar menari} Æ n(B) = 16
C = {siswa gemar melukis dan menari} Æ n(C) = n(A∩B) = 10
• Diagram Venn

a. Ada 11 siswa yang hanya gemar melukis
b Ada 6 siswa yang hanya gemar menari. 
b. Ada 6 siswa yang hanya gemar menari
c. Ada 5 siswa yang tidak gemar keduanya
Contoh :
• Diketahui :
• S = { x | 10 < x ≤ 20, x ∈ B },
• M = { x | x > 15, x ∈ S },
• N = { x | x > 12, x ∈ S }
• Gambarkanlah Diagram Ven‐nya !
Jawab :
Jawab :
• S = { x | 10 < x ≤ 20, x ∈ B } = { 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 }
• M = { x | x > 15, x ∈ S } = { 16,17,18,19,20}
• N = { x | x > 12, x ∈ S } = { 13,14,15,16,17,18,19,20}
• M ∩ N = { 16,17,18,19,20 }
Di
Diagram V
Vennya adalah
d l h sbb:
bb
Contoh :
• Dari 60 siswa terdapat 20 orang suka bakso, 46 orang
suka siomay dan 5 orang tidak suka keduanya.
a. Ada berapa orang siswa yang suka bakso dan siomay?
b. Ada berapa orang siswa yang hanya suka bakso?
c. Ada berapa orang siswa yang hanya suka siomay?
Jawab : N(S) = 60 , Misalnya :
A = {siswa
{ suka b k } Î n(A)
k bakso} ( ) = 20
B = {siswa suka siomay} Î n(B) =46
(A ∩ B)C = {tidak
{ id k suka
k keduanya}
k d ((A ∩ B)C) = 5
} Î n((A
Maka A ∩ B = {suka keduanya} Î n(A ∩ B) = x
{siswa suka bakso saja} = 20 ‐ x
{siswa suka siomay saja} = 46 ‐ x
Perhatikan Diagram Venn berikut :

n(S) = (20 ‐ x) + x + (46 ‐ x) + 5 


60 = 71 ‐ x Æ x = 71 ‐ 60 = 11
a. siswa yang suka keduanya adalah x = 11 orang
b. siswa suka bakso saja = 20 ‐ x = 20 ‐ 11 = 9 orang
c. siswa suka siomay saja = 46 ‐ x = 46 ‐ 11 = 35 orang

Anda mungkin juga menyukai