ABSTRAK
Latar belakang: Suplementai Tablet Besi merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya
menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil. Nilai rata-rata cakupan pemberian tablet besi pada
ibu hamil di wilayah kerja Dinas-Kesehatan-Kota Surabaya selama tiga tahun terakhir mengalami
penurunan. Bila nilai cakupan ditinjau pada tiap puskesmas, maka terdapat beberapa puskesmas
yang cakupannya mengalami peningkatan salah satunya yakni Puskesmas Kalijudan tetapi belum
diikuti dengan penurunan prevalensi anemia ibu hamil.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program suplementasi tablet besi di
Puskesmas Kalijudan dengan menggunakan pendekatan sistem.
Metode: Jenis penelitian ini ialah kualitatif yang melibatkan 8 orang tenaga kesehatan dan 15 orang
ibu hamil sebagai informan. Penentuan keterlibatan informan menggunakan teknik purposive
sampling dan accidental sampling.
Hasil: Tahap input, tenaga kesehatan dalam program berasal dari berbagai profesi dan sudah cukup
dari segi jumlah dan kualifikasi. Dana pembelian tablet berasal dari Jaminan Kesehatan Nasional. Alat
periksa hemoglobin adalah hematology analyzer dan dioperasikan oleh petugas laboratorium.
Ketersediaan tablet besi mengalami kekurangan. Segi tahap proses, perencanaan tablet besi
dilakukan satu tahun sekali dan pengadaan mengikuti jadwal Dinas-Kesehatan-Kota-Surabaya.
Banyaknya tablet yang diberi pada ibu hamil dalam satu kali kunjungan mengikuti jadwal kontrol
atau 15 tablet. Monitoring kepatuhan konsumsi tablet dilakukan dengan wawancara sederhana.
Pengorganisasian tenaga kesehatan khusus pelaksana program tablet besi belum ada. Segi tahap
output, pencatatan persentase cakupan hanya dilakukan setiap akhir tahun. Segi tahap outcome,
prevalensi anemia ibu hamil tidak dapat diketahui.
Kesimpulan: Pelaksanaan program suplementasi tablet besi dapat dikatakan belum berjalan dengan
baik, dikarenakan masih terdapat kendala di beberapa tahapan.
Kata kunci: program suplementasi, tablet besi, anemia, ibu hamil, studi deskriptif kualitatif
ABSTRACT
Background: Supplementation of iron tablet is one of the government program that aims to decrease
prevalence of-anemia on pregnant-women. The average corevage of iron tablet program on
pregnant women in the work area of-Distric-Health-Government of Surabaya over past three years
has decrease. If coverage value is reviewed by each public-health-center, there are some public-
health-center whose coverage is increased one of-them is Kalijudan Public-Health-Center but is not
followed by a-decrease number of anemia in pregnant women.
Objectives: This research aims was to describe the implementation of-iron tablet program in
Kalijudan-Public Health-Center and used system approach.
Methods: The type of- this research was qualitative and involved 8-health workers and 15 pregnant-
women as informants. Determination of informant involvement used purposive sampling and
accidental sampling technic.
Results: Health workers that involved came from various profession and were sufficient in terms
quantity and qualification. The funds used for iron tablet purchases came from National-Health-
Insurance. The hemoglobin examination tool was hematology analyzer and operated by laboratory
worker. The availability of-iron tablets was deficience. The process stage, iron tablets planning was
done once per year and its procurement followed schedule from Distric-Health-Government. The
number of tablets was given to pregnant-women in a-single visit followed a-control schedule or 15-
tablets. The monitoring of iron tablet consumption compliance was done with simple interview.
Special organizing of-health workers for program did not yet exist. The output stage, recording
coverage percentages were performed at the end of each year. The outcome stage, prevalence of-
anemia in pregnant-women could not be known.
Conclusion: The implementation of-program can be said not run well, because there are still some
obstacles.
Keywords: program supplementation, iron tablet, anemia, pregnant women, descriptive qualitative
study
*Koresponden:
kenyonadia@gmail.com
1
Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas
Kesehatan Masyarakat-Universitas Airlangga
di seluruh dunia disebabkan oleh defisiensi tablet besi pada bumil di tingkat puskesmas
terhadap zat besi7. Iron deficiency anemia Kota Surabaya. Kegiatan tesebut dilakukan
(IDA) merupakan tipe anemia mayoritas yang dengan menggunakan pendekatan sistem,
ditemui pada ibu hamil dan 50-60% yakni usaha dalam memecahkan suatu
disebabkan karena rendahnya asupan zat masalah dengan menggunakan metode
besi8. ilmiah10. Melalui pendekatan sistem tersebut,
Salah satu upaya yang dimiliki oleh evaluasi dapat dilakukan terhadap unsur atau
Pemerintah Indonesia adalah program komponen input, proses, output, dan outcome
Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) atau yang ada pada program suplementasi tablet
Tablet Besi9. Program tersebut ditujukan untuk besi pada bumil di Puskesmas Kalijudan.
Wanita Usia Subur, termasuk juga ibu hamil
dan telah ada sejak tahun 19759. Program METODE
tablet besi tersebut, dikenal dengan sebutan
TTD Program karena ditujukan terutama bagi Penelitian ini termasuk dalam jenis
sasaran yang kurang mampu9. Pemberian penelitian deskriptif, dengan tujuan
suplementasi tablet besi ini, juga menjadi menggambarkan pelaksanaan atau
kegiatan yang disarankan dalam pelayanan penyelenggaraan dari program suplementasi
antenatal care (ANC)4. Program ini tablet besi pada bumil di Puskesmas Kalijudan
diluncurkan karena masih rendahnya tahun 2017. Penelitian ini berlangsung selama
kemampuan masyarakat dalam memenuhi 1 bulan (bulan Juli-Agustus) tahun 2017.
kebutuhan zat besi yang bersumber dari Pendekatan yang dilakukan ialah melalui
makanan9. pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk
Program suplementasi tablet besi pada membuat mengenai ramalan terhadap apa
bumil tersebut, salah satunya telah yang diteliti dari hasil penelitian yang dihimpun
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) di lapangan11. Dalam penelitian ini digunakan
Surabaya. Pusat Kesehatan Masyarakat pendekatan sistem (system approach) untuk
(Puskesmas) Kalijudan merupakan salah satu menggambarkan pelaksanaan program
puskesmas yang berada di bawah wilayah kerja suplementasi tablet besi. Variabel yang diteliti
Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan angka dalam penelitian ini meliputi 6M (man, money,
cakupan Fe-1 dan Fe-3 mengalami tren machine, material, method, dan market) pada
peningkatan, namun prevalensi bumil anemia variabel input, POAC (planning, organizing,
belum ikut mengalami penurunan. Cakupan actuating, dan controlling) pada variabel
Fe-1 yang diperoleh Puskesmas Kalijudan pada proses, serta variabel output dan outcome.
kurun waktu 2014-2016 ialah 92,09%, 100,8%, Teknik pengumpulan data yang digunakan
dan 98,84%. Pada cakupan Fe-3 dalam kurun yaitu wawancara mendalam (indepth
waktu 2014-2016 mencetak angka 90,45%, interview), telaah dokumen, serta observasi.
97,23%, dan 100,14%. Sementara itu, Dalam penelitian ini, penentuan
prevalensi bumil anemia di Puskesmas informan yang terlibat menggunakan teknik
Kalijudan di tahun 2014 mencapai 16,4% dan purposive sampling dan accidental sampling.
mengalami peningkatan menjadi 25,71% di Teknik purposive sampling ditujukan untuk
tahun 2016. Data tersebut bila diselaraskan menentukan informan yang berasal dari
dengan tujuan dari program suplementasi petugas puskesmas (tenaga kesehatan).
tablet besi, masih dikatakan belum bisa Berdasarkan penggunaan teknik purposive
mencapai tujuan. Persentase prevalensi bumil sampling, maka didapatkan 8 orang petugas
anemia di Puskesmas Kalijudan tahun 2016 puskesmas yang terlibat. Petugas puskesmas
tersebut, menjadi salah satu angka yang tersebut terdiri dari 1 orang Kepala Puskesmas,
tertinggi di wilayah kerja DKK Surabaya. 1 orang petugas gizi, 1 orang petugas
Berdasarkan uraian latar belakang di apoteker/farmasi, 1 orang bidan koordinator, 3
atas, maka penelitian yang dilakukan bertujuan bidan kelurahan, dan 1 orang petugas
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan laboratorium. Sementara itu, accidental
atau penyelenggaraan program suplementasi sampling ditujukan untuk menentukan jumlah
informan yang berasal dari kelompok sasaran dan anemia. Usia ibu hamil yang paling banyak
penerima program tablet besi (bumil). Jumlah ditemui ialah rentang usia 25-27 tahun.
ibu hamil yang bisa didapatkan hingga akhir Sementara itu, sebagian besar ibu hamil yang
penelitian adalah sebanyak 15 orang. ditemui memiliki usia kandungan 20-23
minggu. Mayoritas bumil yang ditemui
HASIL DAN PEMBAHASAN beprofesi sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan
pendidikan terkahir ibu hamil yang paling
Segi aspek input, didapatkan bahwa banyak ditemui berada pada tingkat
karakteristik kelompok sasaran penerima SLTA/Sederajat. Adapun ibu hamil sebanyak
program (ibu hamil) menunjukkan hasil 66,6% menjawab dengan benar mengenai
beragam dari berbagai indikator/aspek. Pada definisi anemia dan 73,33% menjawab benar
Tabel 1 dan Tabel 2 dapat terlihat distribusi ibu mengenai manfaat dari konsumsi tablet besi.
hamil berdasarkan usia ibu, usia kandungan, Selain itu, sebanyak 53,33% ibu hamil
pendidikan terakhir ibu, pekerjaan/profesi ibu, menjawab dengan benar efek samping dari
serta pengetahuan ibu mengenai tablet besi konsumsi tablet besi.
Tabel 1. Distibusi Ibu Hamil Menurut Usia Ibu, Usia Kandungan, Pendidikan Terakhir, dan
Pekerjaan/Profesi Ibu Hamil Tahun 2017
Karakteristik Ibu Hamil Jumlah (n) Persentase (%)
Usia ibu hamil
22-24 1 6,67
25-27 8 53,33
28-30 3 20
31-33 1 6,67
≥ 34 2 13,33
Usia Kandungan Ibu Hamil
16-19 1 6,67
20-23 5 33,33
24-27 2 13,33
28-31 5 33,33
≥ 32 2 13,33
Pendidikan Terakhir Ibu Hamil
SD/Sederajat 2 13,33
SLTP/Sederajat 3 20
SLTA/Sederajat 6 40
Akademi/Sederajat 4 26,67
Pekerjaan/Profesi Ibu Hamil
Ibu Rumah Tangga (IRT) 8 53,33
Sektor Swasta 6 40,00
Perdagangan 1 6,67
TOTAL 15 100
Tabel 2. Distribusi Ibu Hamil Menurut Pengetahuan Mengenai Tablet Besi dan Anemia Tahun 2017
Pertanyaan Jumlah Jawaban Benar (n) Persentase (%)
Definisi anemia 10 66,67
Manfaat konsumsi tablet besi 11 73,33
Efek samping konsumsi tablet besi 8 53,33
seperti 1 orang petugas gizi, 1 orang petugas Adanya defisit jumlah tablet besi yang
farmasi, dan 6 orang bidan untuk 3 wilayah dialami tersebut, membuat Puskesmas
kerja puskesmas. Tenaga kesehatan yang telah Kalijudan melakukan peminjaman tablet besi
disebutkan oleh informan tersebut, termasuk kepada puskesmas yang memiliki stok lebih
ke dalam tenaga kesehatan minimal yang banyak. Hal tersebut dilakukan untuk dapat
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan menutupi kekurangan dan disamping
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas12. menunggu alokasi dari GFK telah ada.
Terdapat pula hasil penelitian di Puskesmas Berdasarkan hasil observasi per bulan Juli
Binamu Kabupaten Jeneponto yang 2017, didapatkan bahwa stok dari tablet besi
menyebutkan kuota 6 bidan untuk 4 wilayah yang ada di gudang farmasi puskesmas
kerja puskesmas sudah mencukupi, namun berjumlah 200 tablet. Ketersediaan tablet besi
tanpa dilengkapi dengan apa yang menjadi itu sendiri menurut hasil penelitian di
tolak ukurnya dan belum tentu bisa Puskesmas Bara-Baraya Provinsi Sulawesi
menggambarkan untuk bidan puskesmas di Selatan dan di Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Kota Surabaya13. Banyumas menunjukkan adanya pengaruh
Bila tenaga kesehatan tersebut ditinjau yang diberikan atau hubungan antara
dari segi jumlah dan kualifikasi, maka seluruh kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi
informan menjawab telah dirasa cukup. dengan ketersediaan tablet besi di
15,16
Referensi mengenai pedoman khusus yang puskesmas . Tetapi faktor ketersediaan
ditujukan untuk penentuan jumlah, kualifikasi tablet besi yang memiliki pengaruh pada
tenaga kesehatan, serta pembagian kepatuhan bumil mengkonsumsi tablet
tugas/tanggung jawab tenaga kesehatan yang tersebut, belum tentu bisa menggambarkan
terlibat dalam program suplementasi tablet kepatuhan bumil di Kota Surabaya.
besi belum ditemukan. Adapun Sementara itu, alat yang digunakan
tugas/tanggung jawab tenaga kesehatan dalam untuk memeriksa hemoglobin (Hb) ibu hamil
program tablet besi menurut berbagai adalah hematology analyzer yang dilakukan
informan ialah kolaborasi antar petugas gizi oleh petugas laboratorium. Dalam penggunaan
dan farmasi betugas dalam alat periksa ini, sel darah yang telah pecah
pengadaan/perencanaan tablet besi bagi atau akan pecah bisa mempengaruhi hasil
puskesmas, bidan bertugas dalam pemberian pemeriksaan yang dilakukan17. Pemeriksaan
tablet besi pada ibu hamil. Hal ini juga sesuai Hb dengan menggunakan alat hematology
dengan hasil penelitian di Puskesmas analyzer akan dilakukan pada ibu hamil pada
Madakareya Kota Makassar yang saat kunjungan pertamanya ke puskesmas.
menyebutkan bahwa pendistribusian tablet Hematology analyzer dapat memberikan
besi kepada bumil merupakan tugas dari analisis yang akurat terhadap jumlah sel darah
bidan14. merah, membedakan 5 macam sel darah putih,
Sumber dana yang dipergunakan dan mampu mengidentifikasi neutrofil,
puskesmas untuk memenuhi kebutuhan tablet limfosit, basofil, monosit, serta eosinofil18. Hal
besi itu sendiri, berasal dari dana JKN ini didukung pula dengan pernyataan informan
(berdasarkan besaran kapitasi per puskesmas). yang menyebutkan bahwa penggunaan
Besaran dana tersebut tidaklah selalu sama hematology analyzer dikarenakan memiliki
antar puskesmas. Ketersediaan tablet besi di kelebihan mampu memeriksa dan
Puskesmas Kalijudan pada bulan Juli-Agustus menganalisis nilai dari komponen darah lebih
2017, ternyata mengalami kekurangan stok dari satu jenis (bukan hemoglobin saja).
dari yang dibutuhkan (yakni sekitar 2.975 Segi aspek proses, perencanaan
tablet per bulan berdasarkan data dalam kebutuhan tablet besi di tingkat puskesmas
LPLPO bulan Mei 2017). Hal ini disebabkan dilakukan oleh petugas farmasi/apotek dan
karena tablet besi yang seharusnya didapatkan mulai disusun sejak akhir tahun sebelumnya
langsung dari Gudang Farmasi Kesehatan bersamaan dengan jenis suplemen atau obat-
(GFK), tidak kunjung ada. obatan lainnya. Pada hasil penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Madakareya Kota
Makassar tahun 2013 juga didapatkan bahwa manajemen. Monitoring yang dimaksudkan
petugas yang melakukan perencanaan dalam konteks pembahasan ini ialah kegiatan
kebutuhan tablet besi ialah petugas farmasi yang ditujukan untuk memantau kepatuhan
puskesmas14. Perhitungan kebutuhan tablet ibu hamil mengkonsumsi minimal 90 tablet
besi menggunakan rumus jumlah kebutuhan besi selama masa kehamilan. Tenaga
tiap bulan dikalikan dua belas (jumlah bulan kesehatan yang terlibat dalam kegiatan
dalam satu tahun) dan ditambahkan dengan monitoring ialah bidan puskesmas (mayoritas
nilai buffer stock (kebutuhan 3 bulan). oleh bidan kelurahan). Cara yang digunakan
Perencanaan tersebut dilakukan sebanyak satu dalam melakukan monitoring ialah dengan
kali yang tertulis dalam dokumen online dan wawancara sederhana, meliputi apakah obat
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan telah habis dikonsumsi atau belum.
Obat (LPLPO) milik puskesmas. Akan tetapi Penggunaan wawancara secara sederhana
khusus untuk tahun 2017, Puskesmas Kalijudan oleh bidan saat melakukan monitoring juga
diarahkan oleh DKK untuk tidak memasukkan terdapat dalam hasil penelitian yang dilakukan
tablet besi ke dalam daftar permintaan obat, oleh di Puksesmas Madakareya Kota
karena Puskesmas Kalijudan akan Makassar14.
mendapatkan langsung tablet besi dari Gudang Wawancara tersebut biasanya ditujukan
Farmasi Kesehatan (GFK) Dinas Kesehatan Kota kepada ibu hamil secara langsung. Selain ibu
Surabaya. hamil, wawancara tersebut juga bisa dilakukan
Pendistribusian tablet besi ialah kegiatan atau ditujukan kepada pendamping ibu hamil
dari alur tablet besi dikirimkan, yang berasal yang datang bersamanya (seperi suami
pusat menuju ke tempat fasilitas pelayanan maupun anggota keluarga lainnya). Adapula
kesehatan yang dapat menjangkau sasaran19. cara lain yang semestinya dapat digunakan
Pendistribusian tablet besi yang dilakukan oleh untuk memonitoring kepatuhan yaitu dengan
puskesmas adalah wujud kerja sama lintas cara membawa sisa keemasan tablet besi
program antara gizi dan KIA, yang memiliki sebagai bukti, saat ibu hamil melakukan
kesamaan sasaran yakni ibu hamil20. kunjungan19. Selain dengan wawancara, bidan
Pendistribusian tablet yang dilakukan oleh puskesmas juga biasanya melakukan
tenaga kesehatan saat ini, terfokus di pencocokan dengan data kunjungan ibu hamil
puskesmas induk dan puskesmas pembantu untuk bisa mengestimasi apakah obat memang
(pustu). Distribusi tablet besi itu sendiri sudah seharusnya habis atau belum.
sebenarnya dapat dilakukan melalui beberapa Kegiatan monitoring yang dilakukan
cara atau tempat yakni saat bumil melakukan selama ini di Puskesmas Kalijudan, ternyata
kunjungan ANC, saat kelas bumil, saat bidan belum disertai dengan adanya pelaporan
berkunjung door to door, ataupun dapat khusus hasil monitoring. Dalam penelitian di
diperoleh di Posyandu19. Jumlah tablet besi Puskesmas Madakareya Kota Makassar pun
yang didistribusikan kepada ibu hamil untuk disebutkan tidak disertainya pelaporan khusus
satu kali kunjungannya maksimal ialah 15 untuk hasil pelaksanaan monitoring kepatuhan
tablet, atau mengikuti jadwal kontrol ibu hamil ibu hamil mengkonsumsi tablet besi14.
(seperti contoh 7 tablet atau 14 tablet). Hal ini Pedoman yang dibuat oleh Kementerian
dilakukan sebagai salah satu upaya Kesehatan RI dan Millennium Challenge
menghadapi stok tablet besi yang masih Account-Indonesia melampirkan lembar
rendah. Tablet besi ibu hamil untuk disisa khusus untuk monitoring konsumsi ibu hamil
waktu yang ada dalam satu bulannya, akan terhadap tablet besi yang seharusnya dapat
diarahkan untuk didapatkan melalui Bidan digunakan dalam kegiatan monitoring
Praktik Swasta/Mandiri yang berada di kepatuhan ibu hamil19. Sampai saat ini, laporan
lingkungan puskesmas agar bumil tetap bisa yang secara rutin setiap bulannya ialah jumlah
mendapatkan minimal 90 tablet selama masa ibu hamil yang mendapatkan tablet besi.
kehamilan. Pengorganisasian tenaga kesehatan
Monitoring merupakan salah satu merupakan salah satu elemen penting dalam
bagian yang terdapat dalam sistem fungsi manajemen. Pengorganisasian
dosen serta staf dari Departemen Gizi Medical Science Research, 2014; 2(2).
Kesehatan dan Program Studi Ilmu Gizi Available from
Fakultas Kesehatan Universitas Airlangga http://www.eajournals.org/wp-
terutama kepada dosen pembimbing atas content/uploads/ Prevalence-of-Iron-
bimbingan dan pengarahan yang selama ini deficiency-Anemia.pdf Diakses pada 10
telah diberikan kepada penulis. Februari 2017.
8. Charles, C., V., Summerlee, A., JS.,&
REFERENSI Dewey, C. Anemia in Cambodia:
Prevalence, Etiology, and Research Needs.
1. Fikawati, S., Syafiq, A., & Karima, K. Gizi Asia Pasific Journal of Clinical Nutrition,
Ibu dan Bayi. Jakarta: PT. RajaGrafindo 2012; 21(2). Available from
Persada, 2015. p: 11. http://apjcn.nhri.org.tw/server/APJCN/21
2. Kementerian Perencanaan Pembangunan /2/171.pdf Diakses pada 23 Feburari
Nasional/Badan Perencanaan 2017.
Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 9. Direktorat Gizi Masyarakat. Program
Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita
2011-2015, 2011. Available from Usia Subur (WUS) (Safe Mother Project: A
http://www.bappenas.go.id/ Partnership and Family Approach
files/4613/5228/2360/ran-pg-2011- Kesehatan Ibu: Kemitraan dan
2015.pdf Diakses pada tanggal 17 Januari Pendekatan Keluarga). Jakarta: Direktorat
2017. Jendral Bina Gizi Masyarakat Departemen
3. Sharman, J., B.,& Shankar, M. An Kesehatan, 2008. p: 1-9.
Overview of Anemia in Preganancy. 10. Amirin. T. Pokok-Pokok Teori Sistem.
JIMSA, 2010; 23(4). Available from Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003.
http://medind.nic.in/jav/t10/i4/javt10 p: 6-7.
i4p253.pdf Diakses pada tanggal 17 11. Mulyana, D. Metodologi Penelitian
Januari 2017. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
4. World Health Organization (WHO). Daily Rosdakarya, 2004. p: 145-146.
Iron and Folic Acid Supplementation in 12. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan
Pregnant Women, 2012. Available from Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/ 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas, 2014;
77770/1/9789241501996eng.pdf?ua=1 p: 10. Available from
Diakses pada tanggal 14 Maret 2014. http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/
5. Badan Penelitian dan Pengembangan 20141210110659.PMK_No_75_Th_2014_
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. ttg_Puskesmas.pdf Diakses pada tanggal
Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, 2013; 17 September 2017.
1-348. Available from 13. Dahlia, S., Sirajuddin, S., &
http://www.depkes.go.id/resources/dow Citrakeusumasari. Evaluasi Program
nload/general/Hasil%20Riskesdas%20201 Pemberian Tablet Besi Ibu Hamil di
3.pdf Diakses pada tanggal 7 Maret 2017. Wilayah Puskesmas Binamu Kecamatan
6. Palihawadana, T., S., Goonewarde, I., M., Binamu Kabupaten Jeneponto. E-Journal
R., Motha, M., B., C.,& Williams, H., S., A. Program Pascasarjana Universitas
Iron Deficiency Anemia in Pregnancy: Hasanuddin, 2014. Available from
Diagnosis, Prevention, and Treatment. Sri http://pasca.unhas.ac.id/ jurnal/files/
Lanka Journal of Obstetric and d85bd49a48de2af3e4f15020ee7c7b34.pd
Gynaecology, 2014; 36(3). Available from f Diakses tanggal 30 Januari 2017.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2 14. Hatta, H., Dachlan, A., M.,& Salam, A.
2138002 Diakses pada 1 Februari 2017. Studi Pelaksanaan Program Suplementasi
7. Faris, N. Prevalence of Iron Deficiency Tablet Besi (Fe) untuk Ibu Hamil di
Anemia Etiological and Prevention. Puskesmas Madakareya Kota Makassar,
European Journal of Biological and 2013. Repository Universitas Hasanuddin.