Anda di halaman 1dari 44

KALKULUS

Dosen Pengampu :
Lina Dianati Fathimahhayati, S.T., M.Sc.

Pertemuan 1
Tentang Saya
 Nama: Lina Dianati Fathimahhayati, S.T., M.Sc.
 Riwayat Pendidikan :
 2005 – 2009 : S1 Teknik Industri Universitas Gadjah
Mada
 2009 – 2013 : S2 Teknik Industri Universitas Gadjah
Mada
 Riwayat Pekerjaan :
 2012 – 2014 : dosen Fakultas Teknik Universitas
Jenderal Soedirman
 2014 – sekarang : dosen Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman
Pertemua
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
n
1. Sistem Bilangan Real 4. Sistem Koordinat Persegi Panjang
2. Ketaksamaan 5. Garis Lurus
1–2 Sistem Bilangan 3. Nilai Mutlak, Akar Kuadrat, 6. Grafik Persamaan
Kuadrat
1. Fungsi dan grafiknya

3 Fungsi 2. Operasi pada Fungsi


3. Fungsi Trigonometri
1. Kajian dan Teorema Limit Fungsi

4 Limit dan Kontinuitas 2. Kontinuitas Fungsi dan Teorema


Kontinuitas.
1. Definisi dan Sifat Turunan 5. Aturan Rantai
2. Kontinuitas Fungsi dengan Turunan 6. Turunan Tingkat Tinggi
5-7 Turunan 3. Aturan pencarian turunan 7. Turunan Implisit
4. Turunan Sinus dan Kosinus

8 Ujian Tengah Semester Materi 7 pertemuan sebelumnya

1. Nilai Maksimum dan Minimum 4. Limit di Ketakhinggaan, Limit tak


2. Kemonotonan dan Kecekungan Terhingga
9 – 11 Aplikasi Turunan
Rencana Pembelajaran

Fungsi 5. Penggambaran Grafik Fungsi


3. Maksimum dan Minimum Lokal 6. Teorema Nilai Rata-rata
1. Anti Turunan (Integral Tak Tentu)
12 – 13 Integral 2. Integral Tentu
1. Luas daerah bidang datar 4. Panjang Kurva Bidang

14 – 15 Aplikasi Integral 2. Volume Benda Pejal 5. Momen, Pusat Massa


3. Volume Benda Putar, Kulit Tabung 6. Luas di bawah Kurva

16 Ujian Akhir Semester Semua materi pertemuan sebelumnya


Buku Referensi
 Purcel, E. dan Varberg, D. 1991. Kalkulus dan Geometri
Analisis. Erlangga. Jakarta.
 Pardede, J. 2010. Kalkulus I. Erlangga. Jakarta.
 dan lain-lain
Proporsi Evaluasi

 Tugas/Homework/Kuis : 20%
 Ujian Tengah Semester : 30%
 Ujian Akhir Semester : 40%
 Afektif : 10%
Index Penilaian

80 ≤ NA ≤ 100 A 4,0
75 < NA < 79,9 B+ 3,5
70 < NA < 74,9 B 3
65 < NA <69,9 C+ 2,5
60 < NA < 64,9 C 2
50 < NA < 59,9 D+ 1,5
40 < NA < 49,9 D 1
0 ≤ NA < 39,9 E 0
Peraturan dalam Pembelajaran
 Waktu perkuliahan : Selasa, 07.30 – 10.00 (3 sks)
 Maksimal keterlambatan : 10 menit setelah dosen masuk kelas
 Minimal kehadiran mahasiswa : 80% dari total pertemuan
 Sudah berada di kelas sebelum kuliah dimulai
 PR dikumpulkan sebelum perkuliahan dimulai
 Dilarang menggunakan sandal/selop, kaos oblong
 Matikan/silent handphone selama kuliah
 Tidak melakukan kecurangan dalam bentuk apapun
 Tidak titip absen dan/atau menandatangani absensi orang lain
Bahan Kuliah Kalkulus
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman

SISTEM BILANGAN
Dosen Pengampu :
1. Lina Dianati Fathimahhayati, S.T., M.Sc.

Week 1
Kompetensi Dasar
 Mahasiswa mampu memahami system bilangan
real, ketaksamaan, nilai mutlak dari bilangan real,
sistem koordinat persegi panjang, garis lurus dan
grafik persamaan
Bilangan Kompleks

Bilangan Bilangan Khayal


Real (Imajiner)

Skema Sistem Bilangan


Bil. Rasional Bil. Irasional

Bil. Bulat Bil. Pecahan

Bil. Bulat Bil. Pecahan Bil. Pecahan


Bil. Cacah
Negatif Positif Negatif

Bil. Asli Bil. Nol

Bil. Genap Bil. Ganjil

Bil. Prima Bil. Komposit


Sistem Bilangan
• Bilangan imajiner adalah bilangan yang mempunyai
sifat i 2 = −1.
• Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat

dinyatakan sebagai a/b dimana a, b bilangan bulat


dan b tidak sama dengan 0. Ex: -
• Bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak

bisa dibagi (hasil baginya tidak pernah berhenti).


Ex: π, √2, √5, bilangan e
 Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah { 0, 1, 2,
3, ... } dan negatifnya { -1, -2, -3, ... }
 Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat
yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}
 Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih
besar dari 1, yang faktor pembaginya adalah 1 dan
bilangan itu sendiri.
 Bilangan komposit adalah bilangan asli lebih besar
dari 1 yang bukan merupakan bilangan prima. Ex:
4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, dan 18.
Lambang Baku
 N = himpunan bilangan asli
 Z = himpunan bilangan bulat
 Q = himpunan bilangan rasional
 R = himpunan bilangan riil
Bilangan Real
 Himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan yang
merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan
himpunan bilangan irasional

N : bilangan asli

Z : bilangan bulat

Q : bilangan rasional

R : bilangan real
Garis bilangan

Setiap bilangan real berkorespondensi dengan satu


dan hanya satu titik pada sebuah garis bilangan, yang
disebut garis bilangan real.

3
5
-4 2 -1 0 2 1 2 5
Sistem bilangan real

 Himpunan bilangan real yang dilengkapi dengan


sifat-sifat bilangan disebut sistem bilangan real.

 Sifat-sifat bilangan real dibagi menjadi :


* Sifat-sifat medan
* Sifat-sifat urutan
Sifat – sifat Bilangan Real
 Sifat-sifat Medan
1 Hukum komutatif x+y=y+x
dan xy = yx
2 Hukum asosiatif x + (y + z) = (x + y) + z
dan x (yz) = (xy) z
3 Hukum distribusi x (y + z) = xy + xz
4 Elemen-elemen identitas Terdapat dua bilangan riil yang bernilai 0 dan
1 yg memenuhi x + 0 = x dan x.1 = x
5 Balikan (invers) Setiap bilangan x mempunyai balikan aditif
(disebut juga negatif), -x, yang memenuhi x +
(-x) = 0.
Juga, setiap bilangan x kecuali 0 mempunyai
balikan perkalian (disebut juga kebalikan), x-1,
yang memenuhi x.x-1=1
Sifat – sifat Bilangan Real
 Sifat-sifat Urutan
1 Trikotomi Jika x dan y adalah bilangan-bilangan riil, maka
pasti satu di antara berikut:
x < y atau x = y atau x > y
2 Ketransitifan x < y dan y < z ⇒ x < z
3 Penambahan x<y⇔x+z<y+z
4 Perkalian Misalkan z bilangan positif, x < y ⇔ x.z < y.z
Misalkan z bilangan negatif, x < y ⇔ x.z > y.z
Contoh
 Sederhanakanlah (2x – 3)(2x + 3)
 Penyelesaian :
(2x – 3)(2x + 3) = (2x)(2x + 3) + (-3)(2x + 3) Hukum Asosiatif

= (4x2 + 6x) + (-6x – 9) Hukum Distributif

= (4x2 – 9) Hukum Asosiatif


Bahan Kuliah Kalkulus
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman

PERTAKSAMAAN
Dosen Pengampu :
1. Lina Dianati Fathimahhayati, S.T., M.Sc.

Week 1
Pertaksamaan
Contoh kasus sehari-hari :
 Hasil produksi dengan menggunakan bahan baku x, y,
dan z tidak boleh melebihi 30 ton
 Total keuntungan dari penjualan produk A, B, dan C
harus melebihi Rp 5.000.000
Penyelesaian Pertaksamaan
 Menyelesaikan pertaksamaan dalam x berarti
mencari interval-interval dari bilangan yang
memenuhi pertaksamaan tersebut.
 Cara menyelesaikan pertaksamaan :

1. Tambahkan kedua sisi dengan bilangan


yang sama
2. Kalikan kedua sisi dengan bilangan positif

3. Kalikan kedua sisi dengan bilangan negatif,


tapi tanda pertaksamaan berubah
Contoh
 Selesaikan pertaksamaan 2x + 12 < x – 4
 Penyelesaian :
2x + 12 < x – 4
2x < x – 4 – 12 (tambahkan kedua ruas dengan -12)
2x < x – 16
2x – x < x – 16 – x (tambahkan kedua ruas dengan –x)
x < -16
 Himpunan pemecahan suatu pertaksamaan
biasanya terdiri dari suatu keseluruhan interval
(selang) bilangan, atau dalam beberapa kasus
berupa suatu gabungan dari selang-selang.
 Terdapat dua jenis istilah selang:
 Selang terbuka
 Selang tertutup
Penulisan Himpunan Selang
Contoh 1
 Selesaikanlah pertaksamaan 6x – 9 ≥ x + 7
 Penyelesaian :
6x – 9 ≥ x + 7
6x ≥ x + 7 + 9 (tambahkan kedua ruas dengan 9)
6x ≥ x + 16
6x – x ≥ 16 (tambahkan kedua ruas dengan –x)
5x ≥ 16 (kalikan kedua ruas dengan 1/5)
x ≥ 16/5
Himpunan penyelesaian 6x – 9 ≥ x + 7 adalah {x: x ≥ 16/5, x ∈ R}
Atau [16/5, ∞)
Contoh 2
 Selesaikanlah pertaksamaan
2x – 4 < 6 – 8x < 9 – 9x
 Penyelesaian :
Membagi pertaksamaan menjadi dua bagian :
2x – 4 < 6 – 8x ∩ 6 – 8x < 9 – 9x
Contoh 2
Bagian pertama :
2x – 4 < 6 – 8x (tambahkan kedua ruas -2x)
-4 < 6 – 10x (tambahkan kedua ruas dengan -6)
-10 < -10x (kalikan kedua ruas dengan -1/10)
1>x
Contoh 2
Bagian kedua :
6 – 8x < 9 – 9x (tambahkan kedua ruas 9x)
6 + x < 9 (tambahkan kedua ruas dengan -6)
x<3
Contoh 2
 Irisan dari himpunan penyelesaian tersebut adalah :
{x: x < 1, x ∈ R} atau (-∞, 1)
Contoh 3
 Selesaikan pertaksamaan x2 + 2x – 3 < 0
 Penyelesaian :
Pertaksamaan di atas dapat disederhanakan menjadi :
x2 + 2x – 3 = ( x + 3) ( x – 1)
Dengan menyamakan hasil faktorisasi di atas dengan 0,
didapatkan akar-akar persamaan
( x + 3 ) = 0; maka x = -3
( x – 1 ) = 0; maka x = 1
Maka titik-titik pemecahan dari hasil faktorisasi di atas
adalah -3 dan 1.
Contoh 3
Dengan memasukkan nilai yang lebih kecil dari -3 (misal
x = -4) maka didapatkan :
(-4)2 + 2 (-4) – 3 = 5  nilai positif
Dengan memasukkan nilai yang lebih lebih besar dari 1
(misal x = 2) maka didapatkan :
(2)2 + 2 (2) – 3 = 4  nilai positif
Karena pertaksamaan yang diharapkan adalah nilai
negatif, sehingga himpunan penyelesaiannya adalah
{x: -3 < x < 1, x ∈ R} atau (-3, 1)
Contoh 4
 Tentukan himpunan penyelesaian dari
pertaksamaan ≤ 3
 Penyelesaian :
- 3 ≤ 0 (tambahkan kedua ruas dengan -3)
-3≤0
≤0
≤0
Contoh 4
Dengan menyamakan hasil faktorisasi di atas dengan 0,
didapatkan akar-akar persamaan
( -x – 14 ) = 0; maka x = -14
( x + 3 ) = 0; maka x = -3
Maka titik-titik pemecahan dari hasil faktorisasi di atas
adalah -14 dan -3.
Contoh 4
Dengan memasukkan nilai yang lebih kecil dari -14
(misal x = -18) maka didapatkan nilai negatif.
Dengan memasukkan nilai yang lebih lebih besar dari -3
maka didapatkan nilai negatif.

Tetapi, karena (x+3) merupakan penyebut maka x ≠ -3


Karena pertaksamaan yang diharapkan adalah nilai
negatif (≤ 0), sehingga himpunan penyelesaiannya
adalah
{x: x ≤ -14 ∪ x > -3, x ∈ R} atau bisa ditulis
(-∞, -14] atau (-3, ∞)
Bahan Kuliah Kalkulus
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman

NILAI MUTLAK
Dosen Pengampu :
1. Lina Dianati Fathimahhayati, S.T., M.Sc.

Week 1
Nilai Mutlak
 Nilai mutlak suatu bilangan riil x, dinyatakan
dengan |x|, didefinisikan sebagai :

 Sifat Nilai Mutlak :


Contoh 1
|x|< 4
Himpunan penyelesaian untuk pertaksamaan tersebut
haruslah x yang lebih kecil dari 4 dan sekaligus juga
lebih besar dari -4.

|x|> 4
Himpunan penyelesaian untuk pertaksamaan tersebut
haruslah x yang lebih besar dari 4 dan sekaligus juga
lebih kecil dari -4.
Penyelesaian Pertaksamaan Nilai Mutlak :
Contoh 2
 Selesaikanlah pertaksamaan |x – 7| < 2
 Penyelesaian :
|x – 7| < 2 ⇔ -2 < ( x – 7 ) < 2
⇔ -2 < ( x – 7 ) ∩ ( x – 7 ) < 2
⇔5<x<9
 Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah
{x: 5 < x < 9, x ∈ R} atau (5, 9)
Contoh 3
 Selesaikan pertaksamaan |4x + 3|≤ |x – 2|
 Penyelesaian :

|4x + 3|≤ |x – 2| ⇔ (4x + 3)2 ≤ (x – 2)2


⇔ (16x2 + 24x + 9) ≤ (x2 – 4x + 4)
⇔ (15x2 + 28x + 5) ≤ 0
x1 =
 b  b 2  4 ac
x1, 2  x2 =
2a
 Jika memasukkan nilai x lebih kecil dari (misal x =
-2), nilai yang didapatkan positif.
 Jika memasukkan nilai x lebih besar dari (misal x =
0), nilai yang didapatkan positif.
 Karena pertaksamaan yang diinginkan ≤ 0, nilai
pertaksamaan yg diharapkan adalah negatif.
 Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah :
{x: ≤ x ≤ , x ∈ R} atau
PR
1. Selesaikan pertaksamaan -8 < 2x – 4 < 6 dan gambarkan
dalam garis bilangan
2. Selesaikan pertaksamaan 2x2 – 7x – 15 ≥ 0 dan gambarkan
dalam garis bilangan
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertaksamaan > 2
dan gambarkan dalam garis bilangan
4. Selesaikan pertaksamaan |4x + 1| ≥ 6 dan gambarkan dalam
garis bilangan
5. Selesaikan pertaksamaan 2|2x – 3| ≤ |x + 8| dan gambarkan
dalam garis bilangan

Anda mungkin juga menyukai