Anda di halaman 1dari 13

KALKULUS DIFERENSIAL

TURUNAN IMPLISIT, APROKSIMASI, MAKSIMUM ATAU MINIMUM GLOBAL


DAN TITIK KRITIS

Disusun Oleh :

Nama Anggota Kelompok 11 :

1. Nisa Ayu Kaini : 2113011056 : 1C


2. Ni Luh Putu Suarjita Eka Putri : 2113011062 : 1B
3. Made Ika Kusuma Wiguna : 2113011063 : 1C
4. I Gede Arya Satya Darma : 2113011098 : 1B

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
1.1 TURUNAN IMPLISIT
Implisit adalah fungsi yang terdiri dari dua atau lebih variabel yakni variabel bebas dan
variabel tak bebas, yang berada dalam satu ruas dan tidak bisa dipisahkan pada ruas yang
berbeda. Secara umum fungsi f ( x , y )=c dengan c adalah bilangan real, persamaan tersebut
dapat disebut dengan persamaan fungsi Implisit. Berikut ini adalah beberapa contoh
persamaan fungsi implisit :

x 2 y + xy 2=3

( x + y )2 −( x− y )4 =xy

x4 y3 2
4 3
=x +3 y +5
x +y

1.1.2 Menentukan Turunan Fungsi Implisit


Untuk menentukan turunan dari fungsi implisit pasti memiliki aturan fungsi dasar atau
yang merupakan fungsi yang hanya tediri dari satu variabel saja akan tetap berlaku. Tetapi
pada fungsi implisit, notasi turunan yang dipakai bukan lagi tanda aksen melainnya
dx
menggunakan notasi Leibniz yaitu .
dy
Dalam menentukan turunan fungsi implisit, adapun beberapa hal yang harus dipehatikan
dalam proses menurunkan fungsi implisit terkhususnya pada fungsi yang memiliki 2 variabel
yaitu sebagai berikut :
1. Jika suku hanya mengandung variabel x, maka turunannya akan berbentuk

d
x
dx

2. Jika suku hanya mengandung variabel y, maka turunannya akan berbentuk

d dy
y ∙
dy dx

3. Jika suku mengandung variabel x dan y sekaligus, maka turunannya akan berbentuk

d d dy
xy + xy ∙
dx dy dx

Dengan adanya fungsi seperti ini, mengakibatkan munculnya aturan untuk menentukan
turunannya. Aturan tersebut dikenal dengan Aturan Turunan Fungsi Implisit. Apabila
terdapat persamaan fungsi implisit yang dapat diubah menjadi fungsi eksplisit, maka hasil
turunannya pasti sama, baik itu menggunakan Aturan Dasar Turunan ataupun menggunakan

1
Aturan Turunan Fungsi Implisit. Tetapi tidak semua fungsi dapat dirubah menjadi fungsi
eksplisit.
 Contoh soal Fungsi Implisit yang dapat dirubah menjadi Fungsi Eksplisit :
1. Turunan dari 4 x2 y−xy =x3 +1 adalah....
⇒ Persamaan tersebut mendefinisikan y sebagai fungsi implisit dari x. Tetapi
persamaan tersebut dapat dimodifikasi, sehingga y menjadi fungsi eksplisit dari x.
4 x2 y−xy =x3 +1
( 4 x 2−x ) y =x 3+1
x 3+ 1
y= 2
4 x −x
dx
⇒ Setelah itu nilai dari dapat dicari dengan menggunakan aturan turunan
dy
pembagian
x 3+ 1
y= 2
4 x −x
Misalkan : u=x3 +1 ⇒u' =3 x 2
v=4 x 2−x ⇒ v ' =8 x−1
' u' v−uv '
y=
v2

dy (x ¿¿ 3+1)( 8 x −1)
=3 x2 ( 4 x2 −x ) − ¿
dx (4 x 2−x )2
4 3 4 3
dy ( 12 x −3 x ) −(8 x −x + 8 x−1)
=
dx (4 x 2−x )2
dy 4 x 4 −2 x 3−8 x +1
=
dx (4 x2 −x)2
dy dy 4 x 4 −2 x 3−8 x +1
∴ Jadi nilai 2 3
dari persamaan 4 x y−xy =x +1 adalah = 2 2
dx dx (4 x −x)
 Contoh soal Fungsi Implisit yang tidak bisa dirubah
1. Tentukan turunan dari y 3−2 y=3 x 2−1....
⇒ dikarenakan fungsi diatas tidak dapat dirubah menjadi fungsi eksplisit, maka
proses penurunan menggunakan penurunan secara implisit. Pertama, turunkan kedua ruas
persamaan terhadap x, menjadi
d 3
( y −2 y ) = d (3 x 2−1)
dx dx
⇒ Jika diturunkan terhadap x, maka yang memuat variabel y tidak dapat dibilang
menjai konstanta yang turunannya bernilai nol karena y adalah fungsi implisit dari x.
Oleh karena itu, kita perlu menggunakan aturan rantai. Misalkan bahwa u= y 3−2 y
du du dy
= ∙
dx dy dx
du dy
=(3 y 2−2)
dx dx

2
⇒ Secara operasional, jika hanya memuat variabel y saja, maka yang perlu dicari
dy
hanya turunannya terhadap y setelah itu dikalikan dengan . Setelah itu, dapat langsung
dx
dimasukkan kedalam rumus.
d 3
( y −2 y ) = d (3 x 2−1)
dx dx
( 3 y 2−2 ) dy =6 x
dx
dy 6x
=
dx 3 y 2−2
dy 6x
∴ Jadi turunan dari y 3−2 y=3 x 2−1 adalah = 2
dx 3 y −2
1.2 APROKSIMASI
Aproksimasi adalah pembulatan nilai terhadap hasil pengukuran dan tidak berlaku untuk
hal yang sifatnya eksak seperti hasilnya membilang atau menghitung. Seperti contohnya
dalam percakapan sehari-hari, kita sering menyebut suatu bilangan, misalnya “ Keranjang ini
isinya 12 butir telur ”, atau “ Model pakaian ini memerlukan kain 3 meter ” . Dua contoh
kalimat tadi menyebut bilangan yang diperoleh secara berbeda, yaitu bilangan 12 diperoleh
dari kegiatan “ membilang ” karena bilangan yang dimaksud adalah eksak yang hanya ada
satu jawaban yang tepat untuk persoalan itu, sedangkan bilangan 3 diperoleh dari “
pengukuran ” karena bilangan yang didapat hasilnya tidak pasti (tidak eksak) mungkin 2,9
meter, sehingga dibulatkan saja menjadi 3 meter. Pembulatan seperti ini disebut aproksimasi.

1.2.1 Menerapkan Turunan untuk Mengaproksimasi Hasil Dari Suatu Fungsi


Andaikan y = f(x) jika x diberikan tambahan ∆x, maka y juga akan mengalami
perubahan sebesar ∆y, yang dapat dihampiri oleh dy. Jadi, f(x+∆x) dihampiri dengan
f(x+∆x)≈ f(x)+dy = f(x)+f’(x)∆x

Dengan x = bilangan bulat kuadrat sempurna yang paling dekat dengan z


y = √x
dx = ∆x
∆x = z – x
Sehingga diperoleh y = x1/2
1
dy = x-1/2dx
2
1
= dx
2√ x

untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.


1. hitunglah hampiran dari √ 4,6 tanpa menggunakan kalkulator
Penyelesaian :
Pandang grafik dari y = √ x bilamana x berubah dari 4 ke 4,6 maka √ x berubah dari √ 4 =2
ke (secara hampiran) √ 4 + dy. Sekarang

3
1
dy = x-1/2dx
2
1
= dx
2√ x
Dimana pada x = 4 dan dx = 0,6 maka bernilai
1
dy = (0,6)
2√ 4
0,6
dy =
4
dy = 0,15
jadi, √ 4,6 ≈ √ 4 + dy = 2 + 0,15 = 2,15

2. hitunglah hampiran dari √ 8,2 tanpa menggunakan kalkulator


Penyelesaian :
Dimana x = 9 dan dx = -0,8
1
dy = (-0,8)
2√ 9
−0,8
dy =
6
dy = -0,133
jadi, √ 8,2 ≈ √ 9 + dy = 3 - 0,133 = 2,867

Estimasi Galat atau error adalah masalah yang sering terjadi dalam ilmu pengetahuan.
Seorang peneliti mengukur peubah x tertentu yang bernilai x0 dengan galat yang mungkin
berukuran ±∆x. Nilai x0 kemudian digunakan menghitung nilai y0 untuk y yang bergantung
pada x. Nilai y0 tercemar oleh galat dalam x, tetapi seberapa buruk pencemaran oleh galat itu?
Prosedur ini menaksir galat dengan menggunakan sarana diferensial.
Contoh soal :
1. Rusuk kubus diukur 11,4 cm dengan galat yang mungkin ±0,05cm. hitunglah volume
kubus dan berikan taksiran untuk galat dalam nilai ini.
Penyelesaian :
Volume kubus V yang rusuknya x adalah V = x3. Jadi dV = 3x2 dx , jika x = 11,4 dan dx =
0,05 maka V = (11,4)3 ≈ 1482 dan dV = 3 (11,4)2(0,05) ≈ 19
Jadi, kita dapat menuliskan volume kubus sebagai 1482 ± 19 cm3

Kuantitas ∆V dalam contoh soal nomor 1 disebut kesalahan mutlat (absolute error).
Pengukuran yang lain dari kesalahan adalah kesalahan relative (relative error ), yang
ditentukan dengan membagi kesalahan mutlak dengan volume total. Kita dapat membuat
hampiran kesalahan relative ∆V/V dengan dV/V. Dalam contoh soal nomor 1, kesalahan
relatif adalah
∆ V dV 19
≈ ≈ ≈ 0,0128
V V 1482
Kesalahan relative kadang-kadang dinyatakan dalam persen. Jadi, kita mengatakan bahwa
untuk kubus dalam contoh soal nomor 1, kesalahan relative kira-kira 1,28%.
4
1.3 MAKSIMUM DAN MINIMUM GLOBAL
1.3.1 Definisi Maksimum dan Minimum Global
Nilai maksimum dan minimum disebut sebagai nilai ekstrim dari suatu fungsi f. Nilai
maksimum global atau minimum global sering disebut dengan nilai maksimum
mutlak/absolut atau nilai manimum mutlak/absolut.
Misalkan fungsi f terdefinisi pada daerah asal D, maka:
 Fungsi f memiliki nilai maksimum global di c ∈ D jika f(c) ≥ f(x) untuk semua x
∈ D, disebut dengan nilai maksimum fungsi f pada D.
 Fungsi f memiliki nilai minimum global di c ∈ D jika f(c) ≤ f(x) untuk semua x ∈
D, disebut dengan nilai minimum fungsi f pada D.

Dimana f(c) merupakan nilai ekstrim global fungsi f¸( c , f ( c ) ) merupakan titik ekstrim
global dari fungsi f yang mana c adalah sebagai titik kritis.

Teorema nilai ekstrim:

Jika fungsi f kontinu pada selang tertutup [a,b], maka fungsi tersebut memiliki
nilai maksimum mutlak dan nilai minimum mutlak pada interval tersebut.

Catatan: dalam hal fungsi f hanya memiliki satu nilai ekstrim f(c), dengan Uji Turunan
Pertama dapat disimpulkan bahwa f(c) juga sekaligus merupakan nilai ekstrim
global.

1.4 TITIK KRITIS


1.4.1 Menentukan Titik Kritis
Misalkan f didefinisikan pada interval (a,b) yang memuat titik c. Jika f (c) adalah nilai
ekstrim, maka c haruslah berupa suatu titik kritis; dengan kata lain, c adalah satu dari :
1. Titik ujung dari (a,b)
2. Titik stasioner dari f ; yakni titik di mana f’(c) = 0; atau
3. Titik singular dari f ; yakni titik di mana f’(c) tidak ada.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa jika suatu fungsi kontinu pada suatu selang
tertutup maka nilai ekstrim mutlak akan terjadi pada titik kritis atau titik ujung interval.

Contoh :
1. Carilah titik kritis dari fungsi berikut: f(x) = x² – 16x + 63 !
Pembahasan:
Langkah 1 : Turunkan f(x)
f ( x )=x 2−16 x +63
f ’ ( x ) =2 x−16
Langkah 2 : Mencari titik stasioner, yaitu f’(x) = 0
2 x−16=0
2 x=16
x=8
5
Maka, nilai titik kritis dari f(x) tersebut adalah 8.
2. Tentukan nilai kritis dari f(x)=3x⁴ – 4x³, pada interval (-2,3) !
Pembahasan:
Langkah 1 : Turunkan f(x)
f’(x) = 12x³ – 12x²
Langkah 2 : Mencari titik stasioner, yaitu f’(x) = 0
f’(x) = 0
12 x3 −12 x 2=0
x 3−x 2=0
x 2 ( x−1 ) =0
x=0 dan x=1
Karena 0 dan 1 merupakan anggota dari −2< x <3, maka 0 dan 1 merupakan titik
kritis dari fungsi tersebut.

1.4.2 Menentukan Titik Ekstrem Global


Nilai ekstrim global bisa didapatkan dengan menggunakan uji titik turunan pertama dan
substitusi titik kritis ke dalam fungsi. Namun sebelum itu harus mendapatkan titik kritis dari
fungsi tersebut.
Contoh :
1. Diketahui fungsi f (x)= x3 −3 x 2 +5. Tentukan titik ekstrim global pada interval [-
1,4]!
Pembahasan:
Perhatikan bahwa f(x) kontinu pada [-1,4] atau −1 ≤ x ≤ 4
1. Menentukan bilangan kritis
a. Titik stasioner dengan f ’ ( x)=0
f (x)= x3 – 3 x 2+ 5
f ’ ( x)=3 x2 −6 x
f ’ ( x)=0
3 x 2 – 6 x =0
3 x ( x−2)=0
x = 0 atau x = 2
Jadi, didapat titik kritis yaitu 0 dan 2
b. Ujung ujung dari interval fungsi tersebut
Fungsi f (x) memiliki interval I = [-1,4], sehingga didapatkan titik kritis
x=−1 dan x=4
c. Kemudian substitusi titik :
1. Untuk x = 0
f (x)= x3 – 3 x 2+ 5
f (0)=0 – 0+5=5
2. Untuk x = -1
f (x)= x3 – 3 x 2+ 5
f (−1)=−1−3+ 5=1
3. untuk x = 2
f (x)= x3 – 3 x 2+ 5
f (2)=8−12+5=1
4. Untuk x = 4
6
f (x)= x3 – 3 x 2+ 5
f (4 )=64−48+5=21
Dengan demikian didapatkan nilai ekstrim f ( 0 )=5 , f (−1 )=1 , f ( 2 )=1 , dan f ( 4 ) =21. Maka
didapatkan nilai maksimum global di f ( 4 ) =21 dan nilai minimum global pada
f (−1 ) =f ( 2 )=1.
Maka titik ekstrim untuk fungsi f (x)= x3 −3 x 2 +5 adalah ( 4,21 ) untuk maksimum global
sedangkan untuk minimum global pada titik (−1,1 ) dan/atau ( 2,1 )
Latihan Soal

dy
1. Tentukan dari fungsi implisit y berikut. ( x + y )3 +(x− y )3=x 4 + y 4 adalah.
dx
Pembahasan :
⇒ Sederhanakan terlebih dahulu yang berada pada ruas kiri.
( x + y )3 +(x− y )3=x 4 + y 4
( x 3 +3 x2 y +3 x y 2 + y 3 ) + ( x 3−3 x 2 y +3 x y2 − y 3 )=x 4 + y 4
2 x3 +6 x y 2=x 4 + y 4
⇒ Setelah itu, diferensialkan setiap suku terhadap x
d
( 2 x3 ) + d ( 6 x y 2 ) = d ( x 4 ) + d ( y 4 )
dx dx dx dx
dy dy
( )
6 x 2+ 6 2 xy + y 2 =4 x 3 +4 y 3
dx dx
dy dy
3 x +3 ( 2 xy + y )=2 x + 2 y
2 2 3 3
dx dx
( 6 xy −2 y 3 ) dy =2 x 3−3 x 2−3 y 2
dx
dy 2 x −3 x 2−3 y 2
3
=
dx 6 xy −2 y 3
dy
∴ Jadi, dari ( x + y )3 +(x− y )3=x 4 + y 4 adalah
dx
dy 2 x 3−3 x 2−3 y 2
=
dx 6 xy −2 y 3

2. Hitunglah Hampiran √ 9,9 tanpa menggunakan kalkulator.


Pembahasan :
Dimana x = 9 dan dx = 0,9
1
dy = (0,9)
2√ 9
0,9
dy =
6
dy = 0,15
jadi, √ 9,9 ≈ √ 9 + dy = 3 + 0,15 =3,15

7
3. Apakah f(x) = x² - 6x + 5 dengan interval I = (-∞,∞) memiliki nilai maksimum global dan
nilai minimum global sekaligus? Jika tidak berikan alasannya!
Pembahasan :
Karena fungsi tersebut merupakan fungsi kuadrat dan juga berada interval selang
terbuka (-∞,∞).
Maka dari itu hanya terdapat satu titik ekstrim dengan nilai minimum, disebut dengan
nilai minimum global.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar:

Dapat dilihat pada gambar hanya terdapat satu titik ekstrim yaitu nilai minimum
global

Selain itu dapat juga dihitung secara matematis


f ( x )=x 2−6 x +5
Titik kritis:
f ' ( x )=0
2 x−6=0
2 x=6
x=3
Titk ekstrim dengan substitusi titik kritis ke persamaan f(x)
f ( x )=x 2−6 x +5
f ( 3 )=9−18+5
f ( 3 )=−4
Maka titik ekstrim yang didapatkan yaitu hanya (3,-4) sebagai nilai minimum global.
4. Carilah titik kritis dari f (x)=6 √ x – 4 x , padainterval [0,4 ]!
Pembahasan :
Langkah pertama: Turunkan f(x)
f (x)=6 √ x – 4 x

8
1
2
f (x)=6 ( x ) −4 x
1
1 −1
f ’ ( x)=6 ()
2
( x ) 2 −4
−1
2
f ’ ( x)=3 ( x ) −4
Langkah kedua: membuat f ’ ( x)=0 (mencari titik stasioner)
3
f ’ ( x)= 1 −4=0
( x )2
1
2 3
x =
4
9
x=
16
9
Dengan demikian titik kritis dari fungsi tersebut adalah , karena berada diantara 0
16
dan 4.
1 3
5. Diketahui fungsi dari f (x)= x – x 2−3 x +4. Tentukan titik esktrim global f(x) pada
3
interval [-2,4]!
Pembahasan :
a. Titik stasioner dengan f ’ ( x)=0
1 3 2
f (x)= x – x −3 x +4
3
f ’ ( x)=x 2−2 x −3
f ’ ( x)=0
x 2−2 x−3=0
( x +1)( x −3)=0
x = -1 atau x = 3
Jadi, bilangan kritis yaitu -1 dan 3
b. Ujung ujung dari interval fungsi tersebut
Fungsi f ( x ) memiliki interval I = [-2,4], sehingga didapatkan titik kritis
x=−2 dan x=4
c. Kemudian substitusi titik :
1. Untuk x = -2
1 3 2
f (x)= x – x −3 x +4
3
1 10
f (−2 )= (−8 ) – 4+6 +4=
3 3
2. Untuk x = -1
1 3 2
f (x)= x – x −3 x +4
3
1 17
f (−1)= (−1) – 1+3+ 4=
3 3

9
3. untuk x = 3
1 3 2
f (x)= x – x −3 x +4
3
1
f (3)= ( 27) – 9−9+4=−5
3
4. Untuk x = 4
1 3 2
f (x)= x – x −3 x +4
3
1 −8
f ( 4 ) = ( 64 ) – 16−12+4=
3 3
Dengan demikian didapatkan titik ekstrim
10 17 −8
f (−2 )= , f (−1 )= , f ( 3 )=−5 , dan f ( 4 ) = . Maka didapatkan nilai
3 3 3
17
maksimum global di f (−1 ) = dan nilai minimum global pada f ( 3 )=−5.
3
1 3 17
3 (
Maka titik ekstrim untuk fungsi f (x)= x – x 2−3 x +4 adalah −1 ,
3 ) untuk

maksimum global, sedangkan untuk minimum global pada titik ( 3 ,−5 )

10
DAFTAR PUSTAKA
Izzulhaq, A. (2019, Juni 21). Menentukan Turunan Fungsi Implisit. Dipetik September 5,
2021, dari KimiaMath: https://www.kimiamath.com/post/turunan-fungsi-implisit
Mahayukti, G.A. Hartawan, I.G.N.Y, & Dewi, P.K. 2018. Kalkulus Diferensial. Singaraja:
Undiksha Press
Markaban. 2009. Aproksimasi.Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Sukardi. (2020, Juni 17). Materi, Soal, Dan Pembahasan-Turunan Fungsi Implisit. Dipetik
September 5, 2021, dari MATHCYBER1997: https://mathcyber1997.com/materi-
soal-dan-pembahasan-turunan-fungsi-implisit/
Varberg, D. Purcell, E. J. & Rigdon, S.E. 2003. Kalkulus. Edisi 8. Jakarta : Erlangga

11
12

Anda mungkin juga menyukai