Definisi Integral adalah kebalikan dari diferensial. Apabila kita mendiferensiasi kita mulai
dengan suatu pernyataan dan melanjutkannya untuk mencari turunannya. Apabila kita
mengintergrasikan,kita mulai dengan turunannya dan kemudian mencari peryataan asal
integral ini. Lambang integral adalah
Integral dalam bidang teknologi diantaranya digunakan untuk memecahkan persoalan yang
berhubungan dengan volume,panjang kurva,memperkirakan populasi,keluaran
kardiak,usaha,gaya dan surplus konsumen.
Sedangkan dalam bidang ekonomi penerapan integral diantarana ada 4 yaitu untuk
menentukan persamaan-persamaan dalam perilaku ekonomi, mencari fungsi konsumsi dari
fungsi konsumsi marginal,mencari fungsi asal dari fungsi marginalnya dan mencari fungsi
penerimaan total dari fungsi marginalnya.
Dalam bidang matematika dan fisika penerapan integral juga digunakan,seperti dalam
matematika digunakan untuk menentukan luas suatu bidang,menentukan volum benda putar
dan menentukan panjang busur. Sedangkan dalam fisika integral digunakan untuk analisis
rangkaian listrik arus AC, analisis medan magnet pada kumparan, dan analisis gaya-gaya
pada struktur pelengkung.
Penerapan integral dalam bidang teknik digunakan untuk mengetahui volume benda putar
dan digunakan untuk mengetahui luas daerah pada kurva.
Contoh integral dalam kehidupan sehari-hari,kita tahu kecepatan sebuah motor pada waktu
tertentu, tapi kita ingin tau posisi benda itu pada setiap waktu. Untuk menemukan hubungan
ini kita memerlukan proses integral (antidiferensial) dan Lihat gedung Petronas di Kuala
Lumpur atau gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Semakin tinggi bangunan semakin kuat
angin yang menghantamnya. Karenanya bagian atas bangunan harus dirancang berbeda
dengan bagian bawah. Untuk menentukan rancangan yang tepat, dipakailah integral.
TR = MR dQ
= 15Q2 + 10Q 5 dQ
= 5Q3 + 5Q2 5Q + c
jika c = 0
TR = 5Q3 + 5Q2 5Q
2. Diketahui produk marginalnya 2Q2 + 4, maka produk totalnya jika c = 0 ?
P = MP dQ
= 2Q2 + 4
= 2/3 Q3 + 4Q + c
jika c = 0
P = 2/3 Q3 + 4Q
Analisa : Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi total produksi adalah P =
2/3 Q3 + 4Q.
sebagai pembilang dan dx sebagai penyebut, melainkan sebagai lambang yang menyertakan
limit dari , sewaktu mendekati nilai nol sebagai limit. Akan tetapi untuk dapat
memahami masalah masalah tertentu kadang kadang bermanfaat juga untuk menafsirkan
dx dan dy secara terpisah. Dalam hubungan ini dx menyatakan diferensial x dan dy
diferensial y. pengertian diferensial berguna sekali, misalnya dalam aplikasinya pada kalkulus
integral dan pada pendekatan perubahan dalam variabel gayut yang berkaitan dengan
perubahan perubahan kecil dalam variabel bebas.
Jika f (x) merupakan derivative dari fungsi f(x) untuk nilai x tertentu dan merupakan
kenaikan dalam x, maka diferensial dari f(x), yang dalam hal ini ditulis f(x), terdefinisikan
oleh persamaan.
Contoh : y = 5 maka
2. Kaidah fungsi linear
Misalnya : y = a + bx maka
Contoh : y = 2 + 3x maka
Contoh :
y = x4 maka 4x3
Contoh :
Contoh:
y=
Maka
Contoh:
Maka
Contoh:
Contoh:
Contoh:
y=
Maka
Contoh:
C. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen di adalam memutuskan berapa jumlah barang yang akan dibeli
biasanya mengikuti hukum permintaan yang mengatakan bahwa bila harga sesuatu barang
naik, maka ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap) jumlah barang yang diminta
konsumen turun. Demikian pula sebaliknya bila harga turun maka ceteris paribus jumlah
barang yang diminta akan naik.
Salah satu pendekatan yang menjelaskan mengapa konsumen berperilaku seperti itu
adalah pendekatan kepuasan marjinal (marjinal utility). Kepuasan marjinal adalah tambahan
kepuasan yang diperoleh konsumen karena ada tambahan konsumsi satu unit barang. Jadi
kepuasan marjinal tidak lain adalah turunan pertama dari kepuasan total.
Keterangan:
MU = Kepuasan marjinal
TU = Kepuasan total
Q = Jumlah barang yang dikonsumsi
Pendekatan kepuasan marjinal bertitik tolak pada suatu tanggapan yang mengatakan
bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan uang dan konsumen berusaha untuk
mencapai kepuasan total yang maksimum. Jika P menunjukkan harga barang, maka
konsumen akan memperoleh kepuasan total yang maksimum apabila dipenuhi syarat:
Contoh:
1. Berapakah jumlah barang yang akan diminta oleh konsumen apabila harga barang per unit
Rp. 2000,- dan kepuasan total konsumen ditunjukkan oleh fungsi
Jawab:
Kepuasan total yang maksimum akan diperoleh konsumen bila syarat
P = MU di penuhi, maka:
2000 = 2100 0,5Q
0,5Q = 100
Q = 200
Jadi, konsumen akan memperoleh kepuasan total apabila ia membeli barang sebanyak 200
unit pada harga Rp. 2000,- per unit.
2. Seorang konsumen membeli sejenis barang sebanyak 20 unit dan ia telah memperoleh
kepuasan total yang maksimum. Berapakah harga pembelian barang tersebut per unitnya jika
fungsi kepuasan total konsumen ditunjukkan oleh fungsi
Jawab:
Kepuasan marjinal:
Jadi pada tingkat harga Rp 5,00 konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum dengan
mengkonsumsi barang sebanyak 30 unit.
D. Perilaku Produsen
Salah satu keputusan yang harus diambil oleh seorang produsen adalah menentukan
berapa output yang harus diproduksi. Setiap proses produksi, seorang produsen dianggap
mempunyai landasan teknis untuk berproduksi yang disebut fungi produksi. Fungsi produksi
adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output yang
dihasilkan dan penggunaan input-input. Tambahan output yang dihasilkan karena ada
penambahan pemakaian satu unit input disebut dengan produksi marjinal (Marjinal Physical
Product) dan diberi symbol MP. Bila Q menunjukkan tingkat output yang dihasilkan dan L
menunjukkan tingkat penggunaan input, maka produksi marjinal dapat dirumuskan:
Selain konsep produksi marjinal, dalam membicarakan perilaku konsumen ini dipakai
pula konsep produksi rata-rata (Average Product) yang kemudian kita beri simbol AP,
Produk rata-rata adalah output rata-rata per unit dan dirumuskan:
Contoh:
Perusahaan X memproduksi suatu jenis barang dengan input variabel L, output yang
dihasilkan pada berbagai tingkat input adalah Q = 75L , jika harga input L adalah Rp.
7500,- per unit dan harga output Rp. 500,- berapa unit yang harus diproduksi oleh perusahaan
agar keuntungan yang diperoleh maksimum? Berapakah produksi rata-ratanya?
Jawab:
Fungsi Produksi Q = 75L , maka MP = 75 2L
Syarat keuntungan maksimum:
75 2L =
L = 30 unit
Jadi, input yang digunakan agar keuntungan produsen maksimum adalah 30 unit.
Jumlah output yang dihasilkan adalah:
Q = 73(30) (30)2 = 1350 unit
Produksi rata-rata:
AP = = = 45 unit output
Artinya, pada tingkat penggunaan input L = 30 unit, setiap unit input digunakan untuk
menghasilkan rata-rata 45 unit output.
E. Biaya Produksi
Biaya produksi bagi suatu perasaan adalah nilai dari factor-faktor produksi (sumber-
sumber ekonomi) yang digunakan dalam proses produksi. Dari segi sifat biaya dalam
hubunganya dengan tingkat output, biaya produksi total dapat dibagi menjadi:
a. Biaya Tetap Total ( Total Fixed Cost) disingkat TFC atau FC yaitu jumlah biaya-biaya yang
besarnya tetap, berapapun tingkat output yang dihasilkan. Biaya yang termasuk biaya tetap
ini misalnya: Penyusutan, sewa gudang, asuransi dan sebagainya.
b. Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost) disingkat TVC atau VC adalah biaya yang
besarnya tergantung dari jumlah output yang dihasilkan. Biaya variabel ini akan bertambah
besar bila output yang dihasilkan bertambah. Biaya yang termasuk TVC misalnya biaya
untuk bahan mentah, upah, ongkos, angkut dan sebagainya.
c. Biaya Total (Total Cost) disingkat TC adalah penjumlahan antara biaya tetap dan biaya
variable, atau TC = FC + VC
Gambar TFC, TVC, dan TC bersama-sama adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diferensial membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan
perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Dengan diferensial dapat
pula disidik kedudukan kedudukan khusus dari fungsi yang sedang dipelajari seperti titik
maksimum, titik belok dan titik minimumnya jika ada. Berdasarkan manfaat manfaat inilah
konsep diferensial menjadi salah satu alat analisis yang sangat penting dalam bisnis dan
ekonomi. Sebagaimana diketahui, analisis dalam bisnis dan ekonomi sangat akrab dengan
masalah perubahan, penentuan tingkat maksimum dan tingkat minimum.[1]
Pendekatan kalkulus diferensial amat berguna untuk menyidik bentuk gambar suatu
fungsi non linear. Dengan mengetahui besarnya harga dari turunan pertama (first derivative)
sebuah fungsi, akan dapat dikenali bentuk gambar dari fungsi tersebut. Secara berurutan
seksi-seksi berikut akan membahas hubungan antara fungsi non linear dan derivative
pertamanya, guna mengetahui apakah kurvanya menaik atau kan menurun pada kedudukan
tertentu; hubungan antara fungsi parabolic dan derivativenya, guna mengetahui letak dan
bentuk titik ekstrimnya (maksimum atau minimum) serta hubungan antara fungsi kubik dan
derivativenya guna mengetahui letak dan bentuk titik ekstrim serta letak titik beloknya. Akan
tetapi sebelum semua itu, marilah kita perhatikan hubungan secara umum antara sebuah
fungsi dan fungsi-fungsi turunannya.
Berdasarkan kaidah deferensi, dapat disimpulkan bahwa turunan dari suatu fungsi
berderajat n adalah sebuah fungsi berderajat n-1. Dengan perkataan lain, turunan dari
fungsi berderajat 3 adalah sebuah fungsi berderajat 2, turunan dari fungsi berderajat 2 adalah
sebuah fungsi berderajat 1, turunan dari fungsi berderajat 1 adalah sebuah fungsi berderajat 0
alias sebuah konstanta, dan akhirnya turunan dari sebuah konstanta adalah 0.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian diferensial?
2. Bagaimana penerapan diferensial pada bisnis dan ekonomi?
3. Jelaskan macam-macam diferensial?
4. Jelaskan biaya rata-rata minimum?
C. Tujuan
1. Memahami dan dapat menggunakan pemahaman diferensial pada biaya rata-rata minimum
untuk menyelesaikan persoalan dalam bisnis dan ekonomi
2. Untuk mengetahui cara perhitungan diferensial pada biaya rata-rata minimum
3. Untuk mengetahui macam-macam diferensial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diferensial
Darivatif atau turunan tidak dianggap sebagai suatu hasil bagi atau pecahan
dengan sebagai pembilang dan dx sebagai penyebut, melainkan sebagai lambang yang
menyertakan limit dari , sewaktu mendekati nilai nol sebagai limit. Akan tetapi untuk
dapat memahami masalah masalah tertentu kadang kadang bermanfaat juga untuk
menafsirkan dx dan dy secara terpisah. Dalam hubungan ini dx menyatakan diferensial x dan
dy diferensial y. pengertian diferensial berguna sekali, misalnya dalam aplikasinya pada
kalkulus integral dan pada pendekatan perubahan dalam variabel gayut yang berkaitan
dengan perubahan perubahan kecil dalam variabel bebas.
Jika f (x) merupakan derivative dari fungsi f(x) untuk nilai x tertentu dan
merupakan kenaikan dalam x, maka diferensial dari f(x), yang dalam hal ini ditulis f(x),
terdefinisikan oleh persamaan.[2]
df (x) = f (x) .
Jika f(x) = x, maka f (x) = 1, dan dx = . Jadi jika x merupakan variabel bebas, maka
diferensial dx dari x sama dengan .
Jika y = f(x), maka
dy = f (x) dx = dx
Jadi diferensial suatu variabel gayut sama dengan hasil kali turunannya dengan diferensial
variabel bebas.
Secara geometrical perhatikanlah kurva y = f(x) (lihat gambar 9 dibawah ini), dan misalkan
turunannya pada titik P = f (x). Maka dx = PQ dan dy = f (x) = ( )(PQ) =
Oleh karena itu dy atau df (x) adalah kenaikan ordinat dari tangens yang berpadanan dengan
dx. Argumentasi geometrical ini membawa kita kepada penfsiran derivative sebagai suatu
hasil bagi atau pecahan, jika sembarang kenaikan dari variabel bebas x pada suatu titik P
(x,y) pada kurva y = f(x) dinyatakan dengan dx, maka dalam rumusan turunannya.
= f (x) = ( )
Perhatikan, bahwa diferensial dy dan kenaikan dari fungsi yang berpadan dengan
nilai dx = yang sama, pada umumnya tidaklah sama. Dalam gambar.9 disamping dy = QT
sedang = QP
Dari gambar itu dapat dilihat dengan jelas, bahwa = QP', dan dy = QT kurang
lebih sama, jika = PQ sangatlah kecil. Pada hakekatnya jika variabel bebas kecil sekali
perubahannya, maka diferensial fungsi itu hamper sama dengan kenaikan fungsi. Jika
diferensial fungsi dapat dipakai untuk mendekati perubahannya, apabila perubahan variabel
bebas keci sekali.
Qd = 25 3 P2 .
Qs = -200 + 7 P2
Qs = dQs / dP = 14 P
Pada P = 10,
Pada P = 15,
berarti bahwa apabila dari kedudukan P = 10, harga naik (turun) sebesar 1 %
maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah (berkurang) sebanyak 2,8% Dan
berarti bahwa apabila dari kedudukan P = 15, harga naik (turun) sebesar 1% maka
jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah (berkurang) sebanyak 2,3%
c. Elastisitas Produksi
Elastisitas produksi ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya
perubahan jumlah keluaran (output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah
masukan (input) yang digunakan. Jadi, merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah
keluaran terhadap persentase perubahan jumlah masukan. Jika P melambangkan jumlah
produk yang dihasilkan sedangkan X melambangkan jumlah factor produksi yang digunakan,
dan fungsi produksi dinyatakan dengan P = f(X), maka efisiensi produksinya :
Pada X = 3,
Pada X = 7,
berarti bahwa, dari kedudukan X = 3, maka jika jumlah input dinaikkan (diturunkan)
sebesar 1% maka jumlah output akan bertambah (berkurang) sebanyak 1 % Dan
berarti bahwa, dari kedudukan X = 7, maka jika jumlah input dinaikkan (diturunkan)
sebesar 1% maka jumlah output akan bertambah (berkurang) sebanyak 9 %
2. Pendapatan Konsumsi
Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan
(pendapatan nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni dikonsumsi dan
ditabung. Jika pendapatan dilambang dengan Y, sedangkan konsumsi dan tabungan masing
masing dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat merumuskan persamaan:
Y=C+S
Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan
sebagai fungsi linear dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus dengan
pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan nasional maka konsumsi dan tabungan akan
semakin besar pula. Sebaliknya apabila pendapatan berkurang, konsumsi dan tabungan pun
akan berkurang pula, sehingga :
DY = C + S diferensial
Karena C + S = dY dY/dY = C/dY + S/dY derivasi
C/dY = MPC (Marginal Propensity to Consume)
S/dY = MPS (Marginal Propensity to Save)
Sehingga terbukti bahwa MPC + MPS = 1
3. Pendapatan Tabungan
Konsep diferensial dengan mudah dapat diperluas menjadi fungsi yang terdiri dari dua
atau lebih variabel bebas. Perhatikan fungsi tabungan berikut ini :
S = S (Y,i)
Dimana S adalah tabungan (savings). Y adalah pendapatan nasional (national income),
dan i adalah suku bunga (interes rate). Fungsi ini kita asumsikan seperti semua fungsi yang
akan kita gunakan disini diasumsikan kontinu dan memiliki derivative (parsial) kontinu, atau
secara simbolis, f C'. Derivatif parsial mengukur kecenderungan marginal (marginal
propensity to save). Jadi, untuk semua perubahan dalam Y, dY, perubahan S hasilnya dapat
diaproksima dengan kuantitas . Demikian juga jika perubahan dalam i, di kita dapat
Perhatikan bahwa kedua derivative parsial Sy dan Si kembali menaikan peran sebagai
pengubah yang masing masing mengubah dY dan di menjadi dS yang bersesuaian.
Pernyataan dS, yang merupakan jumlah perubahan perubahan hasil aproksimasi dari kedua
sumber, disebut diferensial total dari fungsi tabungan. Dan proses untuk mencari diferensial
total ini disebut diferensiasi total (total differentiation), sebaliknya kedua komponen yang
ditambahkan di ruas kanan disebut sebagai diferensial parsial dari fungsi tabungan.
Tentu saja ada kemungkinan dimana Y dapat berubah sedangkan i konstan. Dalam hal
ini di = 0 dan diferensial total akan disederhanakan menjadi diferensial
parsial: . Dengan membagi kedua sisi persamaan dengan dY diperoleh
)i konstan
C. Macam-macam Diferensial
1. Diferensial Konstanta
Jika y=a di mana a adalah konstanta, maka : dx/dy = 0
Contoh :
y =2
Maka diferensial dx/dy = 0
2. Diferensial Fungsi Pangkat
Jika y = x dimana n adalah konstanta, maka dx/dy = nxn-1
Contoh :
y = x
Maka diferensiasi dx/dy = 3x3-1
3. Diferensiasi perkalian konstanta dengan fungsi jika y = ax dimana a dan n
adalah konstanta maka dx/dy = n.(ax)n-1
Contoh :
y = 5x
Maka diferensiasi dx/dy = 3.(5x)3-1
Definisi Integral adalah kebalikan dari diferensial. Apabila kita mendiferensiasi kita mulai
dengan suatu pernyataan dan melanjutkannya untuk mencari turunannya. Apabila kita
mengintergrasikan,kita mulai dengan turunannya dan kemudian mencari peryataan asal
integral ini. Lambang integral adalah
Integral dalam bidang teknologi diantaranya digunakan untuk memecahkan persoalan yang
berhubungan dengan volume,panjang kurva,memperkirakan populasi,keluaran
kardiak,usaha,gaya dan surplus konsumen.
Sedangkan dalam bidang ekonomi penerapan integral diantarana ada 4 yaitu untuk
menentukan persamaan-persamaan dalam perilaku ekonomi, mencari fungsi konsumsi dari
fungsi konsumsi marginal,mencari fungsi asal dari fungsi marginalnya dan mencari fungsi
penerimaan total dari fungsi marginalnya.
Dalam bidang matematika dan fisika penerapan integral juga digunakan,seperti dalam
matematika digunakan untuk menentukan luas suatu bidang,menentukan volum benda putar
dan menentukan panjang busur. Sedangkan dalam fisika integral digunakan untuk analisis
rangkaian listrik arus AC, analisis medan magnet pada kumparan, dan analisis gaya-gaya
pada struktur pelengkung.
Penerapan integral dalam bidang teknik digunakan untuk mengetahui volume benda putar
dan digunakan untuk mengetahui luas daerah pada kurva.
Contoh integral dalam kehidupan sehari-hari,kita tahu kecepatan sebuah motor pada waktu
tertentu, tapi kita ingin tau posisi benda itu pada setiap waktu. Untuk menemukan hubungan
ini kita memerlukan proses integral (antidiferensial) dan Lihat gedung Petronas di Kuala
Lumpur atau gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Semakin tinggi bangunan semakin kuat
angin yang menghantamnya. Karenanya bagian atas bangunan harus dirancang berbeda
dengan bagian bawah. Untuk menentukan rancangan yang tepat, dipakailah integral.
TR = MR dQ
= 15Q2 + 10Q 5 dQ
= 5Q3 + 5Q2 5Q + c
jika c = 0
TR = 5Q3 + 5Q2 5Q
P = MP dQ
= 2Q2 + 4
= 2/3 Q3 + 4Q + c
jika c = 0
P = 2/3 Q3 + 4Q
Analisa : Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi total produksi adalah P =
2/3 Q3 + 4Q.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendekatan kalkulus diferensial amat berguna untuk menyidik bentuk gambar suatu
fungsi non linear. Dengan mengetahui besarnya harga dari turunan pertama (first derivative)
sebuah fungsi, akan dapat dikenali bentuk gambar dari fungsi tersebut. Secara berurutan
seksi-seksi berikut akan membahas hubungan antara fungsi non linear dan derivative
pertamanya, guna mengetahui apakah kurvanya menaik atau kan menurun pada kedudukan
tertentu; hubungan antara fungsi parabolic dan derivativenya, guna mengetahui letak dan
bentuk titik ekstrimnya (maksimum atau minimum) serta hubungan antara fungsi kubik dan
derivativenya guna mengetahui letak dan bentuk titik ekstrim serta letak titik beloknya. Akan
tetapi sebelum semua itu, marilah kita perhatikan hubungan secara umum antara sebuah
fungsi dan fungsi-fungsi turunannya.
Dalam mempelajari banyak masalah ekonomi sebenarnya kita menggunakan konsep
kalkulus. Misalkan dalam suatu perusahaan, PT ABC. Jika ABC menjual x satuan barang
tahun ini, ABC akan mampu membebankan harga, p(x) untuk setiap satuan. Kita tunjukkan
bahwa p tergantung pada x. pendapatan total yang diharapkan ABC diberikan oleh R(x) = x
p(x), banyak satuan kali harga tiap satuan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Mentari, Matematika Dasar Aplikasi Turunan, ( Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, 2012)
Indah Lestari, Ina Yanti, Elon,Cucu Nurmansyah, Penerapan Diferensial Dalam Ekonomi,
(Cirebon: FKIP Matematika Universitas Muhammadiyah Cirebon, 2010)
santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/files/2011/11/TM10-Penerapan-Diferensial-Fungsi-
Sederhana-dalam-Ekonomi.pdf (di ambil pada tanggal 12 Desember 2012)
[1] Indah Lestari, Ina Yanti, Elon,Cucu Nurmansyah, Penerapan Diferensial Dalam
Ekonomi, (Cirebon: FKIP Matematika Universitas Muhammadiyah Cirebon, 2010)
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Dwi Mentari, Matematika Dasar Aplikasi Turunan, ( Bengkulu: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, 2012)
[5]santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/files/2011/11/TM10-Penerapan-Diferensial-Fungsi-
Sederhana-dalam-Ekonomi.pdf (di ambil pada tanggal 12 Desember 2012)
Disamping konsep biaya total tersebut diatas, dipakai juga beberapa konsep biaya
persatuan, yaitu:
a. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost) disingkat AFC adalah ongkos tetap yang
dibebankan pada setiap unit output, atau
b. Biaya Variabel Rata-rata (Average Variabel Cost) disingkat AVC adalah semua biaya-biaya
lain, selain AFC yang dibebankan pada setiap unit output, atau
c. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost) disingkat ATC atau sering juga disebut biaya
rata-rata dan hanya disingkat AC (Average Cost) adalah biaya total yang dibebankan pada
setiap unit output yang diproduksi atau
d. Biaya Marjinal (Marginal Cost) disingkat MC adalah tambahan biaya total karena ada
tambahan produksi 1 unit output dan dirumuskan sebagai
Contoh :
Bila fungsi biaya rata-rata ditunjukkan oleh persamaan AC=25 - 8Q + Q2 tentukan biaya
marjinalnya (MC).
Untuk mendapatkan MC, maka langkah pertama adalah mencari TC-nya dulu.
F. Penerimaan
Penerimaan (revenue) yang dimaksud di sini adalah penerimaan produsen dari hasil
penjualan outputnya. Untuk menganalisa perilaku produsen, ada beberapa konsep penerimaan
yang harus dipahami lebuh dahulu.
a. Penerimaan Toatal (Total Revenue) disingkat TR adalah penerimaan total produsen dari
hasil penjualan outputnya atau TR = PQ
b. Penerimaan rata-rata:
c. Penerimaan marjinal :
Jadi, dalam pasar persaingan sempurna, fungsi permintaan berimpit dengan fungsi
penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinalnya.
2. Pasar monopoli
Pasar monopoli
ini berbeda dengan pasar
persaingan sempurnna yang di dalamnya terdapat banyak penjualan dan pembeli, maka dalam
pasar monopoli hanya ada satu penjual sehingga tidak ada orang lain yang menyaingi
sehingga sehingga disebut juga pasar monopoli murni Karena seorang produsen monopoli
adalah satu satunya produsen di dalam suatu pasar, maka permintaan yang dihadapi adalah
kurva permintaan pasar, yaitu kurva permintaan yang bentuknya menurun dari kiri atas ke
kanan bawah Dengan perkataaan lain, dalam pasar monopoli produsen dapat menetapkan
harga.
Contoh:
Fungsi permintaan yang dihadapi seorang monopoli ditunjukkan oleh persamaan P = 10
0,5Q sehingga:
a. Penerimaan total:
TR = PQ
= (10 0,5Q)Q
= 10Q 0,5Q2
b. Penerimaan rata-rata:
= 10 0,5Q
c. Penerimaan marjinal:
= 10 Q
Dari jawaban di atas dapat dilihat bahwa kurva permintaan, AR dan MR merupakan garis
lurus dan kurva permintaaan berimpit dengan kurva AR. Fungsi penerimaan total (TR)
merupakan fungsi yang tidak linear . Gambar hubungan antara kurva-kurva di atas adalah
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Haeussler, Paul, dan Wood. Pengantar Matematika Ekonomi untuk Analisis Bisnis dan Ilmu Ilmu
Ekonomi Edisi Ketigabelas Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan
Makro. Surabaya: PT. Rajagrafindo Persada.
Daftar Pustaka
Listya, tri dewi dan herawati. 2006. Matematika kelas XII Sekolah Menengah Atas program
Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Disusun Oleh :
HERYADIK SIMATUPANG
5132131004
Motto :
BUATKU YANG TERPENTING ADALAH
BANGGA AYAH & IBU
ALMAMATER
JUGA NEGARA KU.
PERSEMBAHAN :
Karya Tulis ini kupersembahkan kepada :
1. bapak dan Ibu tercinta
2. Kakak kakakku
3. Almamater
4. Semua pembaca yang budiman
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan Nya,
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah
direncanakan sebelumnya. Tak lupa sholawat serta salam Penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada
ruang dan waktu yang lain.
Untuk menyelesaikan karya tulis ini adalah suatu hal yang mustahil apabila penulis
tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak, Ibu dan Kakak tercinta yang telah memberikan dorongan moril maupun materil,
dan sebagai semangat untuk membuka semangat baru.
2 Bapak Drs.Marsangkap Silitonga,M.Pd, selaku pembimbing.
3 Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila
terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini penulis mohon maaf, karena penulis
menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
MEDAN,1JUNI 2014
PENULIS
HERYADIK SIMATUPANG
DAFTAR ISI
BAB 1.PENDAHULUAN...................6
1.1.LATAR BELAKANG
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah
cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret takterhingga.
Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri adalah ilmu mengenai
bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta
aplikasinya. Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan
teknik; serta dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan
aljabar elementer.
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang
saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah pintu gerbang
menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus mempelajari fungsi dan
limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika.
Karena kalkulus ini mempunyai dua cabang utama, tapi disini saya ingin membahas tentang
kalkulus integralnya. Seperti yang kita ketahui bahwa kalkulus integral juga memiliki banyak
aplikasi, baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam dunia pendidikan ataupun dalam dunia
kesehatan.
Namun disini saya tertarik untuk membahas tentang aplikasi kalkulus integral dalam
dunia pendidikan yaitu dalam sains yang khususnya fisika yaitu arus listrik. Sehingga saya
mengambil judul Aplikasi Kalkulus Integral dalam Arus Listrik dalam Permukaan Tertutup
dan Daya Listrik dalam Ruang.
Seiring pesatnya perkembangan teknologi dan kemajuan zaman, maka diperlukan
suatu produk dengan ketelitian dan akurasi tinggi, dan waktu pengerjaan yang singkat. Begitu
juga dengan permasalahan dalam bidang ilmu pengetahuan fisika murni maupun terapan.
Dalam suatu perhitungan dengan data numerik membutuhkan ketelitian dan akurasi yang
cukup baik.
Pada saat teknologi informasi belum maju pesat, para praktisi dan profesional di
bidang rekayasa teknik dan sains menganalisa dengan perhitungan manual. Simplifikasi
digunakan dimana struktur yang sangat kompleks disederhanakan menjadi struktur yang lebih
sederhana. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesulitan dalam analisa.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat Karya tulis mengenai
INTEGRAL dalam bidang kelistrikan dalam kehidupan sehari hari.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Sejarah integral
2. Pengertian integral
3. pengertian arus listrik
4. Pengertian daya listrik
5. Hubungan integral dengan arus listrik dan daya listrik
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini memberikan gambaran tentang isi karya tulis secara
keseluruhan sehingga pembaca dapat memperoleh informasi singkat dan tertarik untuk
membaca lebih lanjut. Didalam bagian pendahuluan memaparkan tentang latar belakang
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB IV PENUTUP
Isinya merupakan kesimpulan dari pembahasan yang merupakan jawaban terhadap masalah
serta berisi tentang saran-saran penulis yang didasarkan pada hasil pembahasan sehingga
dapat dikembangkan dengan lebih baik.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sejarah Integral
Hitung integral merupakan metode matematika dengan latar belakang sejarah yang
cukup unik. Banyak ilmuwan, baik matematika maupun non-matematika, yang berminat
terhadap perkembangan matematika hitung integral.
Sejarah perkembangan kalkulus bisa ditilik pada beberapa periode zaman, yaituzaman
kuno, zaman pertengahan, dan zaman modern. Pada periode zaman kuno. Beberapa
pemikiran tentang kalkulus integral telah muncul, tetapi tidak dikembangkan dengan baik dan
sistematis. Perhitungan volume dan luas yangmerupakan fungsi utama dari kalkulus integral
bisa ditelusuri kembali padaPapirus Moskwa Mesir (c. 1800 SM). Pada papirus tersebut,
orang Mesir telah mampu menghitung volume piramida terpancung. Archimedes
mengembangkanpemikiran ini lebih jauh dan menciptakan heuristik yang menyerupai
kalkulus integral.
Pada zaman pertengahan, matematikawan India, Aryabhata, menggunakan konsep
kecil tak terhingga pada tahun 499 dan mengekspresikan masalah astronomi dalam bentuk
persamaan diferensial dasar.Persamaan ini kemudianmengantar Bhskara II pada abad ke-12
untuk mengembangkan bentuk awalturunan yang mewakili perubahan yang sangat kecil tak
terhingga danmenjelaskan bentuk awal dari "Teorema Rolle". Sekitar tahun 1000,
matematikawan Irak Ibn al-Haytham (Alhazen) menjadi orang pertama yangmenurunkan
rumus perhitungan hasil jumlah pangkat empat, dan denganmenggunakan induksi
matematika, dia mengembangkan suatu metode untukmenurunkan rumus umum dari hasil
pangkat integral yang sangat pentingterhadap perkembangan kalkulus integral. Pada abad ke-
12, seorang PersiaSharaf al-Din al-Tusi menemukan turunan dari fungsi kubik, sebuah hasil
yangpenting dalam kalkulus diferensial. Pada abad ke-14, Madhava, bersama
denganmatematikawan-astronom dari mazhab astronomi dan matematika Kerala,
menjelaskan kasus khusus dari deret Taylor, yang dituliskan dalam teks Yuktibhasa.
Pada zaman modern, penemuan independen terjadi pada awal abad ke-17 di Jepang
oleh matematikawan seperti Seki Kowa. Di Eropa, beberapa matematikawan seperti John
Wallis dan Isaac Barrow memberikan terobosandalam kalkulus. James Gregory membuktikan
sebuah kasus khusus dari teoremadasar kalkulus pada tahun 1668. Gottfried Wilhelm Leibniz
pada awalnyadituduh menjiplak dari hasil kerja Sir Isaac Newton yang tidak
dipublikasikan,namun sekarang dianggap sebagai kontributor kalkulus yang hasil
kerjanyadilakukan secara terpisah. Leibniz dan Newton mendorong pemikiran-pemikiranini
bersama sebagai sebuah kesatuan dan kedua orang ilmuwan tersebutdianggap sebagai
penemu kalkulus secara terpisah dalam waktu yang hampirbersamaan.
Newton mengaplikasikan kalkulus secara umum ke bidang fisika sementara Leibniz
mengembangkan notasi-notasi kalkulus yang banyak digunakan sekarang. Ketika Newton
dan Leibniz mempublikasikan hasil merekauntuk pertama kali, timbul kontroversi di antara
matematikawan tentang mana yang lebih pantas untuk menerima penghargaan terhadap kerja
mereka.Newton menurunkan hasil kerjanya terlebih dahulu, tetapi Leibniz yang pertamakali
mempublikasikannya. Newton menuduh Leibniz mencuri pemikirannya daricatatan-catatan
yang tidak dipublikasikan, yang sering dipinjamkan Newtonkepada beberapa anggota dari
Royal Society.Pemeriksaan secara terperincimenunjukkan bahwa keduanya bekerja secara
terpisah, dengan Leibniz memulaidari integral dan Newton dari turunan. Sekarang, baik
Newton dan Leibnizdiberikan penghargaan dalam mengembangkan kalkulus secara terpisah.
AdalahLeibniz yang memberikan nama kepada ilmu cabang matematika ini sebagaikalkulus,
sedangkan Newton menamakannya "The science of fluxions". Sejak itu,banyak
matematikawan yang memberikan kontribusi terhadap pengembanganlebih lanjut dari
kalkulus.Kalkulus menjadi topik yang sangat umum di SMA danuniversitas zaman modern.
B. Pengertian Integral
Integral merupakan suatu objek matematika yang dapat diinterpretasikan sebagai luas
wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah. Proses menemukan integral suatu fungsi disebut
sebagai pengintegralan ataupun integrasi. Integral dibagi menjadi dua, yaitu: integral tertentu
dan integral tak tentu. Notasi matematika yang digunakan untuk menyatakan integral adalah,
seperti huruf S yang memanjang (S singkatan dari "Sum" yang berarti penjumlahan).
TR = MR dQ
= 15Q2 + 10Q 5 dQ
= 5Q3 + 5Q2 5Q + c
jika c = 0
TR = 5Q3 + 5Q2 5Q
2. Diketahui produk marginalnya 2Q2 + 4, maka produk totalnya jika c = 0 ?
P = MP dQ
= 2Q2 + 4
= 2/3 Q3 + 4Q + c
jika c = 0
P = 2/3 Q3 + 4Q
Analisa : Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa fungsi total produksi adalah P =
2/3 Q3 + 4Q
1. Integral tertentu
Diberikan suatu fungsi bervariabel real x dan interval antara [a, b] pada garis real,
integral tertentu:
secara informal didefinisikan sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasi oleh
kurva grafik , sumbu-x, dan garis vertikal x = a dan x = b.
Pada notasi integral di atas: a adalah batas bawah dan b adalah batas atas yang
menentukan domain pengintegralan, adalah integran yang akan dievaluasi terhadap x pada
interval [a,b], dan dx adalah variabel pengintegralan.
Seiring dengan semakin banyaknya subinterval dan semakin sempitnya lebar subinterval
yang diambil, luas keseluruhan batangan akan semakin mendekati luas daerah di bawah
kurva.
Terdapat berbagai jenis pendefinisian formal integral tertentu, namun yang paling
umumnya digunakan adalah definisi integral Riemann. Integral Rieman didefinisikan sebagai
limit dari penjumlahan Riemann. Misalkanlah kita hendak mencari luas daerah yang dibatasi
oleh fungsi pada interval tertutup [a,b]. Dalam mencari luas daerah tersebut, interval [a,b]
dapat kita bagi menjadi banyak subinterval yang lebarnya tidak perlu sama, dan kita memilih
sejumlah n-1 titik {x1, x2, x3,..., xn - 1} antara a dengan b sehingga memenuhi hubungan:
Himpunan tersebut kita sebut sebagai partisi [a,b], yang membagi [a,b] menjadi sejumlah n
subinterval. Lebar subinterval pertama [x0,x1] kita nyatakan sebagai x1, demikian pula lebar
subinterval ke-i kita nyatakan sebagai xi = xi - xi - 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita
pilih suatu titik sembarang dan pada subinterval ke-i tersebut kita memilih titik sembarang ti.
Maka pada tiap-tiap subinterval akan terdapat batangan persegi panjang yang lebarnya
sebesar x dan tingginya berawal dari sumbu x sampai menyentuh titik (ti, (ti)) pada kurva.
Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan mengalikan (ti) xi dan
menjumlahkan keseluruhan luas daerah batangan tersebut, kita akan dapatkan:
Apabila tiap-tiap partisi mempunyai sejumlah n subinterval yang sama, maka lebar x
= (b-a)/n, sehingga persamaan di atas dapat pula kita tulis sebagai:
Limit ini selalu diambil ketika norma partisi mendekati nol dan jumlah subinterval
yang ada mendekati tak terhingga banyaknya.
Contoh:
Sebagai contohnya, apabila kita hendak menghitung integral tertentu , yakni mencari
luas daerah A dibawah kurva y=x pada interval [0,b], b>0, maka perhitungan integral tertentu
sebagai limit dari penjumlahan Riemannnya adalah Pemilihan partisi ataupun titik ti secara
sembarang akan menghasilkan nilai yang sama sepanjang norma partisi tersebut mendekati
nol. Apabila kita memilih partisi P membagi-bagi interval [0,b] menjadi n subinterval yang
berlebar sama x = (b - 0)/n = b/n dan titik t'i yang dipilih adalah titik akhir kiri setiap
subinterval, partisi yang kita dapatkan adalah:
dan, sehingga:
Seiring dengan n mendekati tak terhingga dan norma partisi mendekati 0, maka
didapatkan:
Dalam prakteknya, penerapan definisi integral tertentu dalam mencari nilai integral
tertentu tersebut jarang sekali digunakan karena tidak praktis. Teorema dasar kalkulus
memberikan cara yang lebih praktis dalam mencari nilai integral tertentu.
2. Integral tak tentu
Manakala integral tertentu adalah sebuah bilangan yang besarnya ditentukan dengan
mengambil limit penjumlahan Riemann, yang diasosiasikan dengan partisi interval tertutup
yang norma partisinya mendekati nol, teorema dasar kalkulus menyatakan bahwa integral
tertentu sebuah fungsi kontinu dapat dihitung dengan mudah apabila kita dapat mencari
antiturunan/antiderivatif fungsi tersebut.
Apabila
Keseluruhan himpunan antiturunan/antiderivatif sebuah fungsi adalah integral tak
tentu ataupun primitif dari terhadap x dan dituliskan secara matematis sebagai:
Perhatikan bahwa integral tertentu berbeda dengan integral tak tentu. Integral tertentu
dalam bentuk adalah sebuah bilangan, manakala integral tak tentu : adalah sebuah fungsi
yang memiliki tambahan konstanta sembarang C.
C. Pengertian Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. [1] Arus
listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam
kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere () seperti
di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang
terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi
terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit
bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional.
Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar
2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang
dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
Arus listrik adalah perbandingan jumlah muatan(Q) yang mengalir pada suatu titik
dalam penghantar dengan waktu (t) yang ditempuhnya.
I = Q/t
I = arus listrik (Ampere)
Q = muatan yang dipindahkan
(Coulomb)
t = waktu (detik)
1 A = 1 Coulomb/detik
Jika terjadi perubahan aliran muatan (aliran muatan tidak konstan, berubah-ubah),
maka arus listrik yang mengalir adalah :
I = dQ/dt
I = arus listrik (Ampere)
dQ = perubahan aliran muatan (Coulomb)
dt = perubahan waktu (detik)
Dengan A dan B adalah dua titik sebarang sperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Pada titik tertentu di dalam ruang, medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan titik adalah E
= k q r[topi] / r[kuadrat], dengan r[topi] adalah vektor satuan yang arahnya dari muatan ke
titik tinjauan. Besaran E ds dapat dinyatakan dalam bentuk
Karena besar r[topi] adalah 1 maka hasil kali titik r[topi] ds = ds cos q, dengan q adalah
sudut antara r[topi]dan ds. Selanjutnya, ds cos q merupakan proyeksi ds pada r, sehingga ds
cos q = dr. Perpindahan dssepanjang lintasan dari titik A ke B menghasilkan perubahan dr
sebagai nilai r, yaitu vector posisi titik tinjauan relative terhadap muatan yang membentuk
medan tersebut. Dengan subtitusi, diperoleh
E ds = (k q /r2) dr
Sehingga pernyataan untuk beda potensial menjadi
Persamaan ini menunjukkan bahwa integral Eds tidak bergantung pada bentuk lintasan
antara titik A dan B. Dengan mengalikan muatan qo yang bergerak di antara titik A dan B
tampak pula bahwa integral qo E ds tidak bergantung pada bentuk lintasan. Integral yang
terakhir ini merupakan usaha yang dilakukan oleh gaya listrik, yang menunjukkan bahwa
gaya listrik bersifat konservatif. Berkaitan dengan gaya konservatif ini didefenisikan
pula medan konservatif. Dengan demikian persamaan 25.10 menunjukkan bahwa medan
listrik dari sebuah muatan titik tetap bersifat konservatif. Lebih jauh lagi,
persamaan 25.10 menyatakan sebuah hasil penting bahwa beda potensial antara dua titik A
dan B di dalam medan yang dihasilkan oleh sebuah muatan titik hanya bergantung pada
koordinat radial rA dan rB. Pemilihan titik acuan potensial listrik untuk sebuah muatan titik
dapat disesuaikan, misalnya V = 0 pada rA = . Dengan pilihan acuan ini, potensial listrik
yang dihasilkan oleh sebuah muatan titik pada jarak r dari muatan tersebut adalah
Potensial listrik total pada sebuah titik P yang dihasilkan oleh dua atau lebih muatan dapat
diperoleh dengan menerapkan prinsip superposisi pada persamaan di atas. Potensial listrik
total tersebut sama dengan jumlah dari potensial listrik yang dihasilkan oleh masing-masing
muatan, sehingga dapat ditulis
dengan ri adalah jarak titik P ke muatan qi. Persamaan ini menunjukkan bahwa potensial akan
bernilai nol pada titik jarak tak terhingga dari muatan. Perlu diingat bahwa persamaan ini
merupakan penjumlahan aljabar dan bukan penjumlahan vektor. Dengan demikian, biasanya
lebih mudah menghitung V dari pada menghitungE.
Selanjutnya akan dibahas energi potensial sebuah sistem yang terdiri dari dua partikel
bermuatan. Jika V2adalah potensial listrik di titik P yang yang ditimbulkan oleh muatan q2,
maka usaha yang harus dilakukan oleh pengaruh luar untuk membawa muatan kedua q1 dari
jarak tak terhingga menuju P tanpa percepatan adalah q1V2. Usaha ini merepresentasikan
sebuah perpindahan energi ke dalam sistem dan energi tersebut timbul di dalam sistem
sebagai energi potensial U jika kedua partikel terpisah sejauh r12.
Dengan demikian energi potensial sistem adalah
Jika kedua muatan bertanda sama, maka U positif. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa
usaha positif harus dilakukan oleh sebuah pengaruh luar terhadap sistem untuk membawa
kedua muatan mendekat satu sama lain (karena muatan yang bertanda sama tolak-menolak).
Jika kedua muatan berlawanan tanda, U negatif; ini berarti bahwa usaha negatif dilakukan
oleh pengaruh luar melawan gaya tarik di antara kedua muatan yang berlawanan tanda
tersebut ketika dibawa saling mendekati sebuah gaya harus diberikan dalam arah yang
berlawanan dengan perpindahan untuk mencegah terjadinya percepatan q1 menuju q2.
Pada gambar berikut, muatan q1 dihilangkan. Pada posisi awal muatan q1, yaitu
titik P, persamaan25.2 dan 25.13 dapat digunakan untuk mendefenisikan potensial yang
ditimbulkan oleh muatan q2, yaitu V = U/q1 = k q2/r12. Pernyataan ini sesuai dengan
persamaan 25.11.
Jika sistem terdiri dari lebih dari dua partikel bermuatan, energi potensial totalnya dapat
ditentukan dengan menghitung U untuk setiap pasangan muatan dan menjumlahkannya
secara aljabar. Sebagai contoh, tinjau gambar berikut.
Secara fisis, dapat diinterpretasikan sebagai berikut : andaikan posisi q 1tetap seperti pada
gambar tetapi q2 dan q3 berada di jarak tak terhingga. Usaha total yang harus dilakukan oleh
pengaruh luar untuk membawa muatan q2 dari jarak tak terhingga ke posisi di dekat q1 adalah
k q1q2/r12, yang merupakan suku pertama pada persamaan 25.14. Dua suku terakhir
menggambarkan usaha yang diperlukan untuk membawa q3 dari jarak tak terhingga
mendekati q1 dan q2.
Hasilnya adalah skalar, karena ini adalah integral permukaan dari vektor Poynting.
BAB Ill
PENUTUP
Pada bab ini penulis memaparkan beberapa kesimpulan dan saran saran yang
penulis dapatkan dalam proses mulai tahap studi literature, observasi dan pembahasan
rangkaian.
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kalkulus tersebut mempunyai
cabang utama yaitu kalkulus differensial, dan kalkulus integral. Sedangkan kalkulus integral
terbagi atas dua macam lagi yaitu integral tertentu dan integral tak tentu. Dan cabang-cabang
dari kalkulus ini mempunyai banyak aplikasi baik dalam kehidupan sehari, dalam dunia
pendidikan ataupun kesehatan.
Seperti yang dibahas dalam makalah ini ternyata integral memiliki aplikasi dalam
dunia pendidikan sains yaitu dalam bidang fisika arus dan daya listrik pada permukaan
tertutup dan dalam ruang.
B. Saran
Semoga penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami aplikasi integral
dalam bidang fisika yait dalam arus dan daya listrik pada permukaan tertutup dan dalam
ruang. Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis mengharapkan kritikan atau
saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Cekmas Cekdin. 2005. Teori dan Contoh Soal Teknik Elektro. Andi ; Yogyakarta.
Duane Hanselman & Bruce Littlefield. 2000. MATLAB Bahasa Komputasi Teknis. Andi ;
Yogyakarta.
Hamdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik. STTTELKOM ; Bandung.