Anda di halaman 1dari 20

APLIKASI DIFERENSIASI PARSIAL

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Matematika Ekonomi dan Keuangan
yang dibina oleh Bapak Drs. Eddy Budiono, M.Pd.

Oleh

Kelompok 9

1. Dwi Aruma Urnika (160312604813)


2. Rahayu Gita Charisma (160312600054)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA
November 2018
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Fungsi Produksi


Pada bagian sebelumnya fungsi produksi secara umum menggambarkan output sebagai
fungsi kerja ( ) dan modal ( ), yaitu
= ( , )
Fungsi produksi yang banyak digunakan dalam analisis ekonomi adalah fungsi produksi Cobb-
Douglas yang dinyatakan dalam bentuk umum sebagai
=
di mana adalah konstanta dan 0 < < 1, 0 < < 1, > 0, > 0. Misalnya, fungsi
produksi Cobb-Douglas dalam bentuk tertentu dapat ditulis sebagai
= 50 0.4 0.6

Tabel 1.

1
1.1.1 Fungsi Marjinal Secara Umum
Turunan parsial untuk fungsi produksi Cobb-Douglas dirangkum dalam Tabel 1.
Turunan pertama adalah fungsi marginal, yang disebut sebagai produk marjinal. Turunan kedua
(laju perubahan turunan pertama) menunjukkan apakah produk marjinal ( , )
meningkat atau menurun. Di bagian 6.5, hukum pengembalian hasil kerja yang berkurang
diuraikan. Hukum pengembalian modal berkurang mencerminkan perubahan dalam output
yang dihasilkan dari perubahan modal, menjaga tenaga kerja tetap konstan.
Fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan hasil yang berkurang untuk masing-
masing faktor. Hal ini dikonfirmasi oleh turunan kedua negatif:
Hukum semakin berkurangnya hasil kerja: <0
Hukum pengembalian modal yang semakin berkurang: <0
Ingat: Turunan kedua negatif juga menunjukkan bahwa kurva cekung ke arah asal.

Contoh :

Temukan turunan pertama dan kedua untuk fungsi produksi, = 10 . .


. Gunakan turunan parsial
orde kedua untuk menentukan apakah fungsi marginal (produk marjinal) meningkat atau menurun.

Solusi :
Turunan kedua untuk fungsi produksi dihitung dengan menurunkan turunan pertama lagi,
sebagai berikut:

Tabel 2.

1.1.2 Hubungan antara Fungsi Marginal dan Fungsi Rata-Rata


(produk rata-rata tenaga kerja) didefinisikan sebagai output total dibagi dengan
jumlah unit kerja yang digunakan. Demikian pula, (produk rata-rata modal) didefinisikan
sebagai output total dibagi dengan jumlah unit modal. Hubungan antara dan dan
antara dan diringkas dalam Tabel 3 untuk fungsi produksi Cobb-Douglas, = .

2
Tabel 3.

1.1.3 Kondisi Produksi


Biasanya, seorang produser menginginkan produktivitas meningkat seiring dengan jumlah
setiap masukan meningkat, ditunjukkan oleh fungsi marginal positif. Namun,tingkat kenaikan biasanya
melambat karena jumlah input menjadi semakin besar, ditunjukkan oleh turunan kedua negatif. Dalam
praktiknya, sebuah perusahaan menghasilkan output dalam kisaran tertentu dari fungsi produksi
sebagaimana diuraikan oleh kondisi produksi berikut.

Kondisi menggunakan tenaga kerja Kondisi untuk menggunakan modal

MPL = adalah positif MPK = adalah positif


( )
= >0
<

Tabel 4.

1.1.4 Grafis yang Mewakili Fungsi Produksi: Isoquants


Fungsi produksi = ( , ) secara grafis diwakili oleh dua dimensi grafik yang
dikenal sebagai isoquant, = ( ). Untuk merencanakan isoquant sebagai grafik dua dimensi,
kuantitas tetap pada nilai konstan, dan kemudian dapat dinyatakan dalam . Isokuan
memberikan semua kombinasi dan di mana (produksi) memiliki nilai yang sama.

1.1.5 Kemiringan Sebuah Isoquant (MRTS)


Kemiringan / dapat diturunkan langsung dari persamaan isoquant. Kemiringan
ini disebut Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS). Di setiap titik ( = , = )
pada isoquant, nilai kemiringan adalah ukuran penurunan modal untuk setiap unit

3
meningkatkan tenaga kerja, yaitu jumlah unit modal yang akan diganti ketika tenaga kerja
meningkat sebesar satu unit, sementara masih mempertahankan hasil produksi yang sama, .
adalah cara singkat untuk menunjukkan nilai kemiringan di ( , )

Isokuan menunjukkan penurunan Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) yaitu,




atau tingkat pada jumlah modal menurun untuk setiap peningkatan satu unit tenaga kerja
semakin kecil (berkurang) dengan L meningkat.
Ingat: Jangan mencampur adukkan produk marjinal , , dan =

1.1.6 Kemiringan Isoquant adalah Rasio Produk Marginal


Kemiringan isokuan dapat dinyatakan dalam bentuk produk marjinal tenaga kerja dan
modal dengan menggunakan diferensial total

= +

Gambar 1.

Di sepanjang grafik isoquant, = 0, oleh karena itu substitusi = 0 ke persamaan diatas,


maka pernyataan untuk dapat ditulis sebagai

0= +

− =

− =

− =
1

4
=−

Sebagai turunan parsial dan masing-masing adalah produk marjinal tenaga kerja dan
produk marjinal modal, biasanya dilambangkan dengan , , dan dapat juga ditulis
sebagai
=−

Contoh :
Fungsi produksi diberikan oleh persamaan = 10 . .
.
a. Buat grafik isoquant untuk = 50 dan = 70.
b. Turunkan pernyataan produk marjinal tenaga kerja dan produk marjinal modal.
c. Simpulkan pernyataan untuk kemiringan isoquant, / . Untuk = 50 hitunglah
di = 1 dan berikan interpretasi verbal dari jawabanmu.

Solusi :
a. Substitusi = 50 ke dalam persamaan fungsi produksi dan selesaikan = ( ).
50 = 10 . .

5= . .
5
.
= .
25
=
Demikian pula, persamaan isoquant untuk = 70 maka = 49/ .
Sehingga kita dapat menghitung beberapa titik untuk setiap isokuan, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 5 dan grafiknya pada Gambar 2.

Tabel 5.

5
Gambar 2.

b. Produk marjinal tenaga kerja:


0.5−1 0.5 −0.5 0.5
= = 10 0.5 =5
Produk marjinal modal:
0.5 0.5−1 0.5 −0.5
= = 10 (0.5 )=5
c. Untuk memperoleh pernyataan / atau , mulailah dengan menuliskan
pernyataan pada diferensial total seperti berikut
= +

Karena konstan disepanjang isokuan yang diberikan, maka = 0. Subtitusi = 0 dan


selesaikan turunan parsial dari dan terlebih dahulu, kemudian selesaikan untuk
mencari / .
−0.5 0.5 0.5 −0.5
0= 5 + (5 )
. . ) . .
−(5 = (5 )
. . ) (5 . . )
−(5
=
1
(5 . . )
=− . .
(5 )
. . . ( . )
5
=−
5

=− =−
1
Atau dapat menggunakan cara lain, yaitu

6
−0.5 0.5
5
=− =− 0.5 −0.5
=−
5

Ketika = 1,
25
=− =− = −25
1

Ini berarti produser bersedia memberikan 25 unit modal untuk menerima satu unit kerja
lebih banyak dan tetap mempertahankan produksi, = 50.

1.1.7 MRTS dalam Bentuk Pengurangan untuk Fungsi Produksi Cobb-Douglas


Diberikan fungsi produksi Cobb-Douglas secara umum = , maka

−1 − +1

∶ =− =− =− −1
=− − +1 = −

Sehingga dalam bentuk tereduksi dinyatakan sebagai berikut:
=−

1.2 Returns to Scale


Jika kedua inputan ( , ) dalam fungsi produksi Cobb-Douglas diubah berdasarkan
proporsi yang sama (misalnya, setiap inputan digandakan atau setiap inputan dikurangi
seperlima dll) kita dapat dengan mudah menentukan perubahan proporsional dalam output, .
Untuk konstanta apa pun , jika diganti oleh dan digantikan oleh , lalu perubahan
proporsional dalam dapat ditentukan dari persamaan fungsi produksi. Diberikan fungsi
produksi Cobb-Douglas
=

kemudian, ganti menjadi dan menjadi dari persamaan diatas diperoleh output baru
yang dinyatakan sebagai berikut
= ( ) ( )

=
+
=
+
=

 Jika + = 1, maka perubahan proporsional dalam output sama dengan perubahan


proporsional dalam setiap inputan. Ini digambarkan sebagai hasil skala konstan. Misalnya,
jika = 2. maka = 21 = 2 .
 Jika + < 1, maka perubahan proporsional dalam output kurang dari perubahan
proporsional dalam setiap inputan. Ini digambarkan sebagai penurunan hasil skala.
Misalnya, jika = 2, + = 0.8, maka = 20.8 = 1.7 .

7
 Jika α + β > 1, maka proporsional perubahan dalam output lebih besar dari perubahan
proporsional dalam setiap inputan. Ini digambarkan sebagai peningkatan hasil skala.
Misalnya, jika = 2, + = 1.3, maka = 21.3 = 2.5 .

Catatan: returns to scale dikenal sebagai hukum produksi jangka panjang sedangkan hukum
pengembalian yang berkurang terhadap tenaga kerja atau modal dikenal sebagai hukum
produksi jangka pendek.

1.2.1 Fungsi Homogen Berderajat r


Secara umum, fungsi produksi Cobb-Douglas digambarkan sebagai homogen, urutan r,
jika
( , )= ( , )
dimana = ( + ).

Contoh :
Diketahui fungsi produksi Cobb-Douglas
= 50 . .

= 50 . .

= 50 . .

(i) Hitung tingkat output ketika = 10, = 15.


(ii) Hitung tingkat output ketika kedua inputan dobel, = 20, = 30. Berikan komentar
tentang tingkat pengembalian.

Solusi :
Tingkat output dihitung dengan mengganti nilai yang sesuai dari dan ke dalam setiap fungsi
produksi. Perhitungannya adalah

8
Tabel 6.

1.2.2 Perubahan Incremental


Jika kedua tenaga kerja dan modal berubah secara simultan oleh proporsi kecil atau berbeda,
maka perubahan total dalam output dapat ditentukan dengan rumus 'perubahan kecil'. Dalam
hal ini, dengan = ( , ) maka diperoleh persamaan

∆ ≅ ∆ + ∆

1.3 Fungsi Utilitas


Utilitas atau nilai guna adalah tingkat kepuasan yang diperoleh seorang individu dari
mengkonsumsi suatu barang atau melakukan suatu aktivitas. Jika kepuasan itu semakin tinggi
maka semakin tinggi nilai guna atau utilitasnya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari
suatu barang maka utilitasnya semakin rendah pula. Prinsip utilitas yaitu barang (goods) yang
di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya. Dengan
demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin banyak justru mengurangi kenikmatan
hidup yang tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit.
Utilitas atau nilai guna dibedakan menjadi dua, yaitu:

9
1. Total Utility (kepuasan total) adalah keseluruhan kepuasan yang diperoleh konsumen karena
mengonsumsi suatu barang atau jasa.
2. Marginal Utility (kepuasan marginal) adalah perubahan utilitas total karena adanya
perubahan konsumsi suatu barang sebesar satu satuan unit.
Analisis fungsi utilitas sejajar dengan fungsi produksi pada bagian sebelumnya. Fungsi
utilitas menggambarkan utilitas sebagai fungsi barang yang dikonsumsi dan dapat ditulis dalam
bentuk umum seperti berikut
= ( , )
Fungsi utilitas yang sering digunakan dalam analisis ekonomi adalah fungsi utilitas Cobb-
Douglas yang dinyatakan dalam bentuk umum seperti berikut

=
dimana adalah konstan dan 0 < < 1, 0 < < 1, > 0, > 0. dan adalah jumlah
barang dan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, fungsi utilitas Cobb-Douglas dalam bentuk
tertentu dapat ditulis sebagai
. .
= 10
1.3.1 Utilitas Marginal
Utilitas marginal berhubungan dengan kebutuhan manusia. Namun kebutuhan manusia
tidak memiliki batas. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhannya manusia perlu membuat
keputusan dalam menentukan pilihan mana yang akan dia ambil agar tercapai kepuasan yang
maksimal. Berdasarkan Hukum Gossen atau Hukum Utilitas Marginal yang Menurun (Law
Of Diminishing Marginal Utility) berlaku bahwa “apabila tambahan utilitas atau nilai guna
yang akan diperoleh dari seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan menjadi semakin
sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya dan pada akhirnya
tambahan nilai guna tersebut akan menjadi negative”.

Gambar 3.

10
Pada Gambar 3 terlihat bahwa konsumsi suatu barang secara kontinu akan mencapai suatu titik
yang disebut dengan titik kepuasan puncak atau titik jenuh. Dan konsumsi yang dilakukan
setelah mencapai titik puncak akan menurunkan tingkat kepuasan dari barang tersebut secara
total.
Dalam Bab 6, utilitas dinyatakan sebagai fungsi dari satu variabel, . Oleh karena itu, utilitas
marginal didefinisikan sebagai turunan dari utilitas total terhadap ,

= ( ), maka = =

Pada bagian ini, di mana = ( , ), utilitas marjinal didefinisikan sebagai turunan parsial:

= = adalah utilitas marginal barang

= = adalah utilitas marginal barang

1.3.2 Representasi Grafik Pada Fungsi Utilitas


Representasi grafik fungsi utilitas mirip dengan fungsi produksi. Fungsi utilitas =
( , ) dapat diwakili oleh serangkaian grafik dua dimensi yang dikenal sebagai kurva
indiferen (utilitas yang sama), = ( ). Untuk memplot kurva indiferen, utilitas ditetapkan
pada nilai konstan, kemudian dinyatakan dalam . Kurva indiferen memberikan semua
kombinasi dan yang utilitasnya , memiliki nilai yang sama.
Isoquant adalah kombinasi dari input L dan K yang ketika digunakan memberikan tingkat
output yang sama. Sedangkan kurva indiferen adalah kombinasi barang dan yang ketika
dikonsumsi memberi konsumen tingkat utilitas yang sama.

1.3.3 Kemiringan Kurva Indiferen


Marginal Rate of Substitution (MRS) adalah tingkat dimana konsumen bersedia
menukar satu barang untuk mendapatkan barang lain. Untuk lebih jelasnya kita bisa melihatnya
pada Gambar 4 berikut :

11
Gambar 4.
Keterangan :
 Ketika konsumen mau beralih pilihan dari ( , ) menjadi ( , ), maka ia akan
mengorbankan sejumlah barang untuk mendapatkan lebih banyak barang .
 Besarnya pengorbanan konsumen adalah ( − ) atau ∆ (karena slopenya menurun
maka memiliki tanda negatif, dengan demikian ditulis −∆ ).
 Sedangkan tambahan jumlah barang yang didapat adalah sebesar ( − ) atau ∆ .
 Marginal Rate of Substitution (MRS) adalah sebesar −∆ /∆ .
Kemiringan kurva indiferen / disebut Marginal Rate of Substitution (MRS), dan dapat
dinyatakan dalam utilitas marginal barang dan barang . Pernyataan tersebut berasal dari
diferensial total,

= +

Persamaan kurva indiferen adalah = ( , ) = , di mana adalah konstan maka = 0.


Substitusikan = 0 ke dalam persamaan di atas, maka / dapat ditulis sebagai berikut

0= +

− =

− =

− =
1

=−

12
Secara konvensional, ≡ dan ≡ maka, persamaan di atas dapat ditulis ulang
seperti berikut

=−

Jadi, kemiringan kurva indiferen, MRS, sama dengan rasio utilitas marginal dari barang
terhadap utilitas marginal dari barang .
Contoh :
. .
Fungsi utilitas diberikan pada persamaan =8
a. Grafik kurva indiferen = 40, = 48, dan = 56.
b. Turunkan pernyataan pada utilitas marginal untuk barang dan barang .
c. Simpulkan pernyataan untuk kemiringan kurva indiferen, / .
Solusi :
a. Substitusi = 40 ke dalam persamaan fungsi utilitas dan menyelesaikan = ( ):
. .
40 = 8
. .
5=
5 .
.
=

25
=

Dengan demikian, persamaan kurva indiferen untuk = 48 adalah = 36/ dan =


56 adalah = 49/ . Sehingga kita dapat menghitung beberapa titik pada kurva indiferen
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7 dan grafiknya seperti pada Gambar 5.

Tabel 7.

13
Gambar 5.
. ) . . .
b. Utilitas marginal untuk barang adalah = = 8(0.5 =4 .
. (0.5 . )=4 . .
Utilitas marginal untuk barang adalah = =8 .
c. Untuk mencari MRS, substitusi pernyataan utilitas marginal dari masing-masing barang ke
dalam persamaan
. .
4
=− = =− =−
4 . .

1.4 Elastisitas Parsial


1.4.1 Elastisitas Parsial Permintaan
Menurut Supangat (2009, h.174) elatisitas merupakan nilai rasio (nilai perbandingan),
untuk menyatakan tingkat perubahan, baik terhadap jumlah barang maupun terhadap harga
barang. Elastisitas permintaan ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarmya perubahan
jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga. Jika fungsi permintaan dinyatakan
dengan = ( ), maka elastisitas permintaannya

= .

Selanjutnya, akan diperiksa elastisitas harga permintaan dan elastisitas permintaan lainnya
untuk fungsi permintaan yang lebih umum pada bentuk
= ( , , ...)
Dimana,
= kuantitas permintaan barang A
= harga barang A
= pendapatan konsumen
= harga barang B
Responsivitas kuantitas yang diminta dari barang A terhadap perubahan dalam ketiga variabel
ini adalah sebagai berikut
14
a) Elastisitas harga permintaan
Mengukur perubahan presentase dalam terhadap dimana dan tetap/ konstan
maka,

= .

=( ⁄ ) ( ⁄ ) dan = ⁄ . ⁄ serupa kecuali ′ ′ diganti dengan ′ ′


karena permintaan adalah fungsi dari beberapa variabel.
b) Elastisitas pendapatan pada permintaan
Mengukur perubahan presentase dalam terhadap dimana dan tetap/ konstan
maka,

= .

c) Elastisitas harga-silang (Cross-Price) pada permintaan


Mengukur perubahan presentase dalam terhadap dimana dan tetap/ konstan
maka,

= .

Contoh :
Fungsi permintaan untuk barang A diberikan oleh
= 100 − 2 + 0.2 + 0.3
Tentukan elastisitas harga, pendapatan, dan cross-price permintaan di = 6, =
500, = 10.
Solusi :
= 100 − 2 + 0.2 + 0.3
= 100 − 2(6) + 0.2(500) + 0.3(10) = 191

Elastisitas harga Elastisitas pendapatan Elastisitas Cross-Price pada


permintaan pada permintaan permintaan

Turunan parsial dari fungsi Turunan parsial dari fungsi Turunan parsial dari fungsi
permintaan terhadap permintaan terhadap permintaan terhadap
adalah adalah adalah
= −2 = 0.2 = 0.3
Maka, Maka, Maka,
= . = . = .

6 500 10
= (−2) . = −0.06 = (0.2) . = 0.52 = (0.3) . = 0.02
191 191 191

Tabel 8.

15
1.4.2 Elastisitas Parsial Tenaga Kerja dan Modal
Elastisitas parsial tenaga kerja didefinisikan sebagai perubahan proporsional dalam
output (Q) yang dihasilkan dari perubahan proporsional dalam input tenaga kerja (L) ketika
modal tetap konstan

= .

Elastisitas parsial tenaga kerja juga dapat dinyatakan sebagai rasio produk marginal tenaga
kerja ( ) terhadap produk rata-rata tenaga kerja ( ),

= = =

Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi produksi yang ingin memperlihatkan
pengaruh input yang digunakan dengan output yang diinginkan. Untuk fungsi produksi Cobb-
Douglas, = maka,

= . = = =

Demikian pula, elastisitas parsial modal didefinisikan sebagai perubahan proporsional dalam
output (Q) yang dihasilkan dari perubahan proporsional dalam input modal (K) ketika tenaga
kerja tetap konstan

= .

Elastisitas parsial modal juga dapat dinyatakan sebagai rasio produk marginal modal ( )
terhadap produk rata-rata modal ( ),

= = =

Untuk fungsi produksi Cobb-Douglas, = ,

= . = = =

Contoh :
. .
Turunkan elastisitas parsial tenaga kerja dan modal untuk fungsi produksi = 10 .
Solusi :
Elastisitas parsial tenaga kerja Elastisitas parsial modal

= . = .
Maka, Maka,
. . . (0.5 . ).
= 10(0.5 ) . = 10

16
. . ) . . )
0.5(10 0.5(10
= =
0.5( ) 0.5( )
= =
= 0.5 = 0.5
= =

Tabel 9.

1.5 Pengganda untuk Model Pendapatan Nasional Linear


Pendapatan Nasional ( ) yaitu pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan
atau yang dihasilkan suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Perhitungan pendapatan
nasional dapat dilakukan dengan tiga macam pendekatan, yaitu pendekatan produksi,
pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Dari sudut pandang pendekatan
pengeluaran, maka berarti pendapatan nasional dihitung berdasarkan semua sector yang ada
dalam masyarakat seperti :

 Sector rumah tangga (Konsumsi = )


 Sektor badan usaha (Investasi = )
 Sector pemerintah (Pengeluaran Pemerintah = )
 Sector perdagangan dengan luar negeri (Ekspor dan Impor = − )
Persamaan fungsi pendapatan nasional berdasarkan sektor perekonomian yang dilakukan oleh
pemerintah ada tiga macam yaitu :
1. Perekonomian dua sektor (Perekonomian sederhana)
Yang terdiri atas Konsumsi dan Investasi
= +
2. Perekonomian tiga sektor (Perekonomian tertutup)
Yang terdiri atas Konsumsi, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah
= + +
3. Perekonomian empat sektor (Perekonomian terbuka)
Yang terdiri atas Konsumsi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, serta Impor dan Ekspor
= + + + ( – )
Di sini akan dibahas mengenai model pendapatan nasional linear untuk perekonomian tiga
sektor, berdasarkan Chapter 3 diperoleh
= + +
= +
=
Tingkat ekuilibrium pendapatan dalam bentuknya yang berkurang dapat diturunkan sebagai

17
+ +
=
1 − (1 − )
Diferensiasi parsial dapat digunakan untuk menentukan efek pada tingkat ekuilibrium
pendapatan dari perubahan yang sangat kecil dalam salah satu variabel : , , atau .
Contoh :
Model pendapatan nasional untuk perekonomian tiga sektor diberikan
= + + , = + , =
dan ekuilibrium pendapatan nasional diberikan oleh persamaan
+ +
=
1 − (1 − )
Gunakan turunan parsial untuk mendapatkan tingkat perubahan dalam yang dihasilkan dari
perubahan yang sangat kecil di
a) Investasi
b) Pengeluaran pemerintah
c) Tingkat perpajakan
Solusi :
a) Tingkat perubahan terhadap adalah turunan parsial pertama terhadap .
Karena tingkat investasi swasta berubah, tulis bukan .
+ +
=
1 − (1 − )
1
=
1 − (1 − )
Turunan parsial ini dikenal sebagai pengganda investasi.
b) Tingkat perubahan terhadap adalah turunan parsial pertama terhadap .
Karena tingkat pengeluaran pemerintah berubah, tulis bukan .
+ +
=
1 − (1 − )
1
=
1 − (1 − )
Turunan parsial ini dikenal sebagai pengganda pengeluaran pemerintah.
c) Tingkat perubahan terhadap tarif pajak adalah turunan parsial pertama terhadap .
+ +
=
1 − (1 − )
=( + + )(1 − + )

18
=( + + )[(−1)(1 − + ) ( )]
− ( + + )
=
1 − (1 − )

=−
1 − (1 − )
Turunan parsial ini dikenal sebagai pengganda tarif pajak penghasilan.
Sehingga dapat dirangkum :

= ( )
pengganda investasi

= ( )
pengganda pengeluaran pemerintah

=− ( )
pengganda tarif pajak penghasilan

19

Anda mungkin juga menyukai