MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
01
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
2012 Kalkulus Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
DERIVATIF FUNGSI
1. Definisi : Turunan dari suatu fungsi pada titik tertentu menjelaskan sifat‐sifat fungsi yang
mendekati nilai input. Untuk fungsi yang bernilai real dengan variabel real tunggal, turunan
pada sebuah titik sama dengan kemiringan dari garis singgung grafik fungsi pada titik
tersebut. Secara umum, turunan suatu fungsi pada sebuah titik menentukan pendekatan
linear terbaik fungsi pada titik tersebut.
Grafik dari sebuah fungsi (garis hitam)
dan sebuah garis singgung terhadap
fungsi (garis merah). Kemiringan garis
singgung sama dengan turunan dari
fungsi pada titik singgung
Garis singgung pada (x, f(x)). Turunan
f'(x) dari sebuah kurva pada sebuah
titik adalah kemiringan dari garis
singgung yang menyinggung kurva
pada titik tersebut.
Konsep turunan secara fundamental lebih maju dan rumit daripada konsep yang ditemukan di
aljabar. Dalam aljabar, seorang murid mempelajari sebuah fungsi dengan input sebuat angka dan
output sebuah angka. Tetapi input dari turunan adalah sebuah fungsi dan outputnya juga adalah
sebuah fungsi.
Untuk memahami turunan, seorang murid harus mempelajari notasi matematika. Dalam notasi
matematika, salah satu simbol yang umumnya dipakai untuk menyatakan turunan dari sebuah fungsi
adalah apostrofi. Maka turunan dari f adalah f' (dibaca f aksen).
.
Jika input dari sebuah fungsi adalah waktu, maka turunan dari fungsi itu adalah laju perubahan di
mana fungsi tersebut berubah.
Jika fungsi tersebut adalah fungsi linear, maka fungsi tersebut dapat ditulis dengan y=mx+b, di mana:
.
Ini memberikan nilai dari kemiringan suatu garis lurus. Jika sebuah fungsi bukanlah garis lurus, maka
perubahan y dibagi terhadap perubahan x bervariasi, dan kita dapat menggunakan kalkulus untuk
menentukan nilai pada titik tertentu. Kemiringan dari suatu fungsi dapat diekspresikan:
di mana koordinat dari titik pertama adalah (x, f(x)) dan h adalah jarak horizontal antara dua titik.
Untuk menentukan kemiringan dari sebuat kurva, kita menggunakan limit :
Garis singgung sebagai limit dari garis sekan. Turunan dari kurva f′(x) di suatu titik adalah kemiringan
dari garis singgung terhadap kurva di titik tersebut. Kemiringan ini ditentukan dengan memakai nilai
limit dari kemiringan garis sekan.
Sebagai contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi f(x) = x2 pada titik (3,9):
2. Rumus Dasar Turunan :
a. y = Xn turunannya y’ = nXn‐1
Contoh : y = 10x3 + 8x2 ‐ x – 3 y’ = 30x2 + 16x ‐1
y = 1/x2 = x ‐2 y’ = ‐2x ‐3 = ‐2/x3
y = x = x1/2 y’ = ½ x ‐1/2 = 1/2x
b. y = c, dengan c adalah konstanta turunannya y’ = 0
Contoh : y = 5 y’ = 0
c. y sebagai fungsi trigonometri :
y = sin x turunannya y’ = cos x
y = cos x turunannya y’ = ‐sin x
y = tg x turunannya y’ = sec2x
y = ctg x turunannya y’ = ‐cosec2x
y = secx turunannya y’ = secx tgx
y = cosecx turunannya y’ = ‐cosecx ctg x
Contoh : y = ‐3tgx y’ = ‐3sec2x
y = ctg2x y’ = ‐2cosec2 2x
y = sec2x y’ = 2sec2x tg2x
y = cosec3x y’ = ‐3cosec3x ctg3x
y = cos(1‐x2) y’ = 2xsin(1‐x2)
d. y sebagai fungsi logaritma :
y = ln x turunannya y’ = 1/x
y = glogx turunannya y’ = 1/xlng
Contoh : y = 3logx 1 / x ln3
y = ln 2x 1 / 2x
e. y sebagai fungsi eksponen :
y = ax turunannya y’ = ax ln a
y = ex turunannya y’ = ex
Contoh : y = 2x y’= 2xln 2
y = ex y’ = ex
y = x2 – e3x y = 2x – e3x
SOAL LATIHAN
1. Tentukanlah f ‘(x) fungsi‐fungsi berikut ini.
a. f(x) = x2 + x b. f(x) = cos x
c. f(x) = (5x2 – 1) (3x – 2) d. f(x) = cos x sin x
2. Buktikan jika f(x) = x∛x2 maka f’(x) = 5/3 . x∛x2
Pertemuan ‐ 12
TURUNAN FUNGSI (LANJUTAN)
1. Aturan Rantai Untuk Fungsi Tersusun
Untuk fungsi‐fungsi yang bentuknya rumit, di mana y adalah fungsi dari u (atau v), u dan v
merupakan fungsi dari x, maka turunannya dicari dengan mengembalikannya ke rumus dasar. Cara
pengembaliannya adalah sebagai berikut :
1). y = U y’ = (U)’
Contoh : a) y = x3 + 2x2 + 4x + 6
=> y’ = 3x2 + 4x + 4
b) y = 2 3 x 2 + 4/x + 7x + 16
= 2x2/3 + 4x‐1 + 7x1/2
=> y’= 2.2/3x‐1/3 – 4x‐2 + 7. 1/2x‐1/2
= 4 _ ‐ 4 + 7_
3 3 x x2 2x
c) y = 3 x 2 1 = ( x2 + 1 )1/3
=> y’ = 1/3 (2x) (x2+1)‐2/3
= 2x_____
3 3 ( x 2 1) 2
2). y = U V y’ = U’ V’
Contoh : y = sin 2x + cos 2x
y’ = 2cos2x – 2sin2x
Contoh : y = tg3x – ctg23x
y’ = 3sec23x + 6cosec23x . ctg23x
dimana : Ctg23x = ctg3x . ctg3x
U = ctg3x , U’ = ‐3cosex23x
V = ctg3x , V’ = ‐3cosex23x
y’ = U’V + UV’
= ‐3cosex23x . ctg3x + ctg3x . ‐3cosex23x
= ‐6cosex23x . ctg23x
3). y = U.V y’ = U’V + UV’
Contoh : y = ( x2+1 ) ( 3x3–4x )
U = X2+1 , U’ = 2x
V = 3x3‐4x , V’ = 9x2‐4
y’ = U’V + UV’
= 2x . (3x3‐4x) + (x2+1) . (9x2‐4)
= 6x4 – 8x2 + (9x4‐4x2+9x2‐4)
= 15x4 – 3x2 – 4
Contoh : y = x3.2x
U = X3 , U’ = 3x2
V = 2x , V’ = 2xln2
y’ = U’V + UV’
= 3x2 . 2x + x3 . 2xln2
Contoh : y = 3x2.ex.tgx
U = 3x2 , U’ = 6x
V = ex , V’ = ex
W= tgx , W’ = sec2x
Y’ = U’VW + UV’W + UVW’
= 6x.ex.tgx + 3x2.ex.tgx + 3x2.ex.sec2x
Contoh : y = ( x2+1 ) ( 3x+4 )3
U = x2+1 , U’ = 2x
V = (3x+4)3 , V’ = 9(3x+4)2
y’ = U’V + UV’
= 2x.(3x+4)3 + (x2+1).9(3x+4)2
= ( 9x2+24x+16 ).(15x2+8x+9)
= 135x4+432x3+513x2+344x+144
Contoh : y = sinx.coshx
U = sin x , U’ = cosx
V = coshx , V’ = ‐sinhx
y’ = U’V + UV’
= cosx.coshx ‐ sinx.sinhx
Contoh : y = sin2x.tghx
U = sin2x , U’ = ‐sin2x.cos2x
V = tghx , V’ = sechx
y’ = U’V + UV’
= cos2xsin2x . tghx + sin2xsechx
Dimana : sin2x = sinx . sinx
U = sinx , U’ = cosx
V = sinx , V’ = cosx
y’ = U’V + UV’
= cosx.sinx + sinx.cosx
= cos2x.sin2x
Contoh : y = coshx2 . cosx2
U = coshx2 , U’ = ‐2xsinhx2
V = cosx2 , V’ = ‐2xsinx2
y’ = U’V + UV’
= ‐2xsinhx2.cosx2 ‐ coshx2.2xsinx2
= ‐2x {(sinhx2.cosx2 + coshx2.2xsinx2)}
Contoh : y = ( 3x2+1 ) ( sec2x )
U = 3x2+1, U’ = 6x
V = sec2x , V’ = 2sec2xtg2x
y’ = U’V + UV’
= (6x).(sec2x) + (3x2+1).(2sec2xtg2x)
= 2sec2x { 3x + (3x2+1).tgx }
Dimana : sec2x = secx.secx
U = secx , U’ = secxtgx
V = secx , V’ = secxtgx
y’ = U’V + UV’
= secxtgx.secx + secx.secxtgx
= sec2xtgx + sec2xtgx
= 2sec2xtgx
4). y = U/V y’ = U’V – UV’
V2
Contoh : y = _x2+1_
x+4
U = x2+1 , U’ = 2x
V = (x+4)1/2 , V’ = ½(x+4)‐1/2
y’ = U’V – UV’ = (2x)(x+4)1/2 – {(x2+1).1/2(x+4)‐1/2}
V2 x + 4
= 2x.x+4 – 1 .(x2+1)
2x+4______
x + 4
Contoh : y = x2+1__
x + lnx
U = x2+1 , U’ = 2x
V = x + lnx , V’ = 1 + 1/x
y’ = 2x.(x+lnx) – (x2+1).(1+1/x)
(x + lnx)2
= 2x2+2xlnx – x2+x+1+1/x
x2+2xlnx+lnx2
Contoh : y = tg2x = sin2x
cos2x
U = sin2x , U’ = 2cos2x
V = cos2x , V’ = ‐2sin2x
y’ = 2cos2x.cos2x – sin2x . ‐2sin2x
( cos2x )2
= 2 ( cos22x+ sin22x ) = 2 = 2 sec22x
Cos22x cos22x
Dimana : cos22x+ sin22x = 1
1/cos22x = sec22x
5). Aturan Rantai
Jika y = f(x) merupakan suatu fung si tersusun, yaitu y = g(u) dan u = h(x) maka untuk turunannya
dicari dengan cara :
dy = dy . du
dx du dx
Contoh : y = 2u4 – 4u2 – 5u dan u = 4x3 + 3x
dy dy du
Maka : . (8u 3 8u 5)(12 x 2 3)
dx du dx
2. Turunan dari Fungsi Invers
Teorema : misal y = f(x) maka x(y) = f‐1(y) disebut Fungsi Invers. Turunan dari Fungsi Invers x(y)
1 dx 1
adalah x’(y) = atau
f ' ( x) dy dy
dx
Teorema : Turunan fungsi f (x) = xr, r rasional adalah :
f(x) = xr => f’(x) = rxr‐1
contoh :
Diberikan suatu fungsi f(x) = 3 ( x 2 2 x) 2 = (x2 – 2x)2/3, maka
1
2 2
f’(x) = ( x 2 x) 3 (2 x 2)
3
4( x 1)
= , x {0,2}
3 3
x 2 2x
g(x) = cos 3
tan x cos (tan x) 3
1 2
1
g’(x) = - sin (tan x) . (tan x) 3 sec 2 x =
3
3
SOAL LATIHAN DAN JAWABAN
Tentukan Turunan dari :
1 x
1. f(x) =
1 x
2. f(x) = x sin x
3
3. f(x) = sin x
Jawab :
1
1 x 1 x 2
1) f(x) = =
1 x 1 x
1
1 1 x 2 (1)(1 x) (1 x)1
f’(x) = .
2 1 x (1 x) 2
1
1 1 x 2 1 x 1 x
= .
2 1 x (1 x) 2
1
1 1 x 2 2
= . =
2 1 x (1 x) 2
1 1
1 x
1
(1 x) 2 (1 x ) 2
1 x (1 x ) 2
.
1
(1 x) 2
1
3 1
(1 x) (1 x)
2 2
1
2) f(x) = x sin x ( x sin x) 2
1 1
( x sin x) 2 (1. sin x s cos x)
f’(x) =
2
1 1
( x sin x) 2 (sin x x cos x)
2
1
3) f(x) = 3
sin x (sin x ) 3
1 2 1 1
(sin x ) 3 . cos x ( x 2 )
3 2
f’(x) =
1 21 2
x (sin x ) 3 . cos x
6
dy
cari dari x3 + y2 + x2 y3=3
dx
di (1,1)
d f ( x, y ) dy dy
3x 2 2 y 2 xy 3 3 y 2 x 2 0
dx dx dx
dy dy
3 2 23 0
dx dx
di (1.1)
dy
55 0
dx
dy
jika diminta untuk mencari , maka
dx
dy dy
5 = – 5 , maka = –1 .
dx dx
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
02
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
DIFERENSIAL FUNGSI
Setelah kita membahas limit pada bab sebelumnya, kita akan membahas tentang turunan yang
konsepnya dikembangkan dari konsep limit. Pembahasan turunan dibagi menjadi dua bagian,
bagian pertama membahas pengertian, sifat dan penghitungan turunan suatu fungsi, bagian kedua
membahas penggunaan turunan. Bagian pertama akan kita bahas pada bab ini, sedangkan bagian
kedua akan dibahas pada bab selanjutnya.
TIK : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan mampu menentukan turunan
fungsi yang diberikan.
4.1 Pengertian dan Sifat Turunan
Perhatikan gambar berikut.
L
f(x+h)
y = f(x)
L1
x x+ h
f(x)
Gambar 4.1.
Pada gambar di atas, garis L menyinggung kurva y f(x) di titik (x,f(x)), sedangkan garis L1
melalui titik (x,f(x)) dan titik (x+h,f(x+h)). Jika h mendekati nol, maka garis L1 akan mendekati garis L,
sehingga gradien garis L1 akan mendekati gradien garis L. Hal ini dapat dinyatakan dalam bentuk
limit sebagai berikut:
f ( x h) f ( x )
m L lim m L1 lim .
h0 h0 h
f ( x h) f ( x )
Bentuk lim dikenal sebagi turunan fungsi y = f(x), yang dinotasikan
h0 h
dengan
dy df
, y’ , , atau f’(x).
dx dx
Dengan demikian secara geometri, turunan fungsi merupakan gradien dari garis singgung kurva
fungsi tersebut.
Karena turunan dedifinisikan dengan menggunakan limit sedangkan limit fungsi bisa tidak
ada, maka fungsi mungkin tidak mempunyai turunan di beberapa titik tertentu.
Sebagai contoh, perhatikan fungsi nilai mutlak f ( x) x , yang grafiknya diberikan dalam
gambar di bawah ini.
Gambar 4.2.
Jika kita memperhatikan gambar dengan cermat, maka kita akan dapatkan bahwa grafik
fungsi nilai mutlak di atas berupa garis lurus, yang sebelah kanan sumbu y adalah berupa garis y = x
sedangkan yang sebelah kiri sumbu y berupa garis y = ‐x. Garis di kanan dan kiri sumbu y
mempunyai gradien yang berbeda, sehingga patut dicurigai bahwa fungsi f ( x ) x tidak
mempunyai turunan di perpotongan kurva dengan sumbu y, yaitu titik (0,0). Pembuktian bahwa
fungsi f ( x ) x tidak mempunyai turunan di titik (0,0) diberikan di bawah ini.
Karena
f (0 h) f (0) |h||0| h
lim lim lim lim 1 1
h0 h h0 h h0 h h0
dan
f (0 h) f (0) |h||0| h
lim lim lim lim (1) 1 ,
h 0 h h 0 h h 0 h h 0
maka
f (0 h) f (0) f (0 h) f (0)
lim lim ,
h0 h h0 h
f ( 0 h ) f ( 0)
sehingga f ' (0) lim tidak ada.
h0 h
Contoh:
a. Tentukan garis singgung kurva y x 2 di titik (2,4)
b. Tentukan apakah di x = 0 fungsi y x 2 mempunyai turunan ?
Penyelesaian:
a. Gradien garis singgung kurva y x 2 di titik (2,4) adalah
f (2 h) f (2) ( 2 h) 2 2 2
m = f ' (2) lim lim lim (4 h) 4 .
h0 h h0 h h0
Oleh karena itu persamaan garis singgungnya adalah
y y 0 m( x x0 ) y 4 4( x 2) y 4 x 4
f (0 h) f (0) h2 02
b. Karena f ' (0) lim lim lim h 0 , maka y x 2
h0 h h0 h h0
mempunyai turunan di x = 0.
Jika kita menentukan turunan secara langsung dengan menggunakan definisi turunan, maka
kita akan mendapatkan banyak kesulitan dan memakan waktu lama. Untuk itu, diperlukan cara lain
di samping dengan menggunakan definisi secara langsung, yaitu dengan menggunakan sifat dan
rumus turunan.
Berikut diberikan beberapa sifat penting dalam pencarian turunan suatu fungsi.
1. Aturan perkalian dengan konstanta.
Jika c konstanta dan f fungsi yang dapat diturunkan, maka
d
cf ( x) c d f ( x)
dx dx
2. Aturan jumlah.
Jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka
d
f ( x) g ( x ) d f ( x ) d g ( x )
dx dx dx
3. Aturan selisih.
Jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka
d
f ( x) g ( x ) d f ( x ) d g ( x)
dx dx dx
4. Aturan hasil kali.
Jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka
d
f ( x) g ( x ) f ( x ) d g ( x ) g ( x) d f ( x )
dx dx dx
5. Aturan hasil bagi.
Jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka
d d
g ( x) f ( x) f ( x) g ( x)
d f ( x) dx dx
dx g ( x)
g ( x)2
Bukti:
1. Aturan perkalian dengan konstanta.
Jika c konstanta dan f fungsi yang dapat diturunkan, maka
d
cf ( x) lim cf ( x h) cf ( x) lim c( f ( x h) f ( x))
dx h0 h h0 h
f ( x h) f ( x )
c f ( x )
d
c lim
h0 h dx
2. Aturan jumlah.
Jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka
d
f ( x) g ( x) lim [ f ( x h) g ( x h)] f ( x) g ( x)
dx h0 h
[ f ( x h) f ( x)] g ( x h) g ( x)
lim
h0 h
[ f ( x h) f ( x)] [ g ( x h) g ( x)]
lim lim
h0 h h0 h
d d
f ( x) g ( x)
dx dx
3. Aturan selisih.
Untuk latihan
4. Aturan hasil kali.
Jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka
d
f ( x) g ( x) lim f ( x h) g ( x h) f ( x) g ( x)
dx h0 h
f ( x h)[ g ( x h) g ( x)] g ( x)[ f ( x h) f ( x)]
lim
h0 h
f ( x h)[ g ( x h) g ( x)] g ( x)[ f ( x h) f ( x)]
lim lim 5. Aturan
h0 h h0 h
[ g ( x h) g ( x)] [ f ( x h) f ( x)]
lim f ( x h) lim g ( x) lim
h0 h0 h h0 h
d d
f ( x) g ( x) g ( x) f ( x)
dx dx
hasil bagi.
Untuk latihan.
Selanjutnya di bawah ini diberikan beberapa rumus dasar turunan.
1 y = k, k konstanta y’ = 0
2 y = xn y’ = nxn‐1
1
3 y = ln x y’ =
x
Bukti:
f ( x h) f ( x ) k k
1. y k y ' lim lim 0
h0 h h0 h
f ( x h) f ( x ) ( x h) n x n
2. y x n y ' lim lim
h0 h h0 h
n ( n 1) n 2 2
x n nx n 1h x h ... h n x n
lim 2
h0 h
n ( n 1) n 2
h[nx n 1 x h ... h n 1 ]
lim 2 s
h0 h
n ( n 1) n 2
lim [nx n 1 x h ... h n 1 ]
h0 2
n 1
nx
f ( x h) f ( x) ln( x h) ln x
3. y ln x y ' lim lim
h0 h h0 h
xh
ln
lim x
h0 h
h
ln[1 ] 1
lim x lim ln(1 h ) h
x
h0 h h0
x 1
ln lim [(1 h ) h ] x
x
h 0
1 1
ln e x
x
Contoh:
1. Jika h(x) = xg(x) dan g(3) = 5 dan g’(3) = 2, carilah h’(3).
2. Carilah turunan fungsi:
a. y x 8 12 x 5 4 x 4 10 x 3 6 x 5
x2 x 2
b. y =
x3 6
Penyelesaian:
1. h( x ) xg( x ) aturan
perkalian
h' ( x ) 1.g( x ) xg' ( x )
h' ( 3 ) g ( 3 ) 3 g' ( 3 ) 11
2.
a. y'
d 8
dx
x 12
d 5
dx
x 4
d 4
dx
x 10
d 3
dx
x 6 x 5
d
dx
d
dx
= 8 x 7 60 x 4 16 x 3 30 x 2 6
b.
x2 x 2 aturan pembagian u
y y ' , u x 2 x 2, v x 3 6
x3 6 v
u ' v uv' (2 x 1)( x 3 6) ( x 2 x 2).3x 2
y'
v2 ( x 3 6) 2
x 4 2 x 3 6 x 2 12 x 6
y'
x
3 2
6
4.2. Aturan Rantai.
Di bawah ini diberikan aturan rantai yang banyak digunakan untuk menentukan turunan
fungsi.
Jika f dan g keduanya mempunyai turunan, dan h = f o g adalah fungsi komposisi yang
didefinisikan oleh h(x) = f(g(x)), maka h mempunyai turunan, yaitu h’ yang dinyatakan oleh
h ’(x) = f ’(g(x)). g ’(x)
Dalam notasi Leibniz, jika y = f(u) dan u = g(x) keduanya fungsi yang mempunyai turunan,
maka
dy dy du
.
dx du dx
Bukti:
h( x t ) h(t ) f ( g ( x t )) f ( g ( x))
h' ( x) lim lim
t 0 t t 0 t
f ( g ( x t )) f ( g ( x)) g ( x t ) g ( x)
lim .
t 0 g ( x t ) g ( x) t
f ( g ( x t )) f ( g ( x)) g ( x t ) g ( x)
lim . lim
t 0 g ( x t ) g ( x) t 0 t
f ( g ( x) p ) f ( g ( x)) g ( x t ) g ( x)
lim . lim
p 0 p t 0 t
f ' ( g ( x)) g ' ( x)
Dengan menggunakan aturan rantai dan dengan menggunakan rumus sebelumnya kita akan
dapatkan rumus‐rumus di bawah ini.
1 y = ex y’ = ex
2 y = ax, a 1 y’ = ax ln a
1
3 y = alog x, a >0, a 1 y’ =
x ln a
Bukti:
aturan rantai 1
1. y e x x ln y 1 . y' y' y e x
y
2. Untuk latihan
3. Untuk latihan
4.3. Turunan Fungsi Implisit dan Fungsi Parametrik
Dalam pembahasan sebelumnya, kita telah membahas turunan fungsi eksplisit. kali ini kita
akanm membahas turunan fungsi implisit dan fungsi parametrik. Metode yang digunakan serupa
dengan turunan fungsi eksplisit.
Contoh :
dy
a. Jika x2 + y2 = 25, carilah
dx
b. Jika x = 2t +1
y = t2 + t
dy
tentukan .
dx
Penyelesaian:
a. Jika kita turunkan kedua ruas persamaan x2 + y2 = 25 terhadap x, maka akan kita peroleh:
d 2
dx
x y2
d
dx
25
d 2
dx
x
d 2
dx
y 0
Mengingat y adalah fungsi dari x dan dengan menggunakan aturan rantai, diperoleh
d 2
dx
y
d 2 dy
dy
y
dx
dy
2y
dx
dy dy x
Oleh karena itu 2x + 2y = 0, sehingga
dx dx y
b. Jika variabel x dan y kita turunkan terhadap parameter t, maka akan kita peroleh
dx dy
2 sedangkan 2t 1 .
dt dt
dy
Karena yang akan kita cari adalah maka
dx
dy
dy dy dt 2t 1
. dt = .
dx dt dx dx 2
dt
Definisi turunan : Fungsi f : x → y atau y = f (x) mempunyai turunan yang dinotasikan y’ = f’(x) atau
dy = df(x) dan di definisikan :
dx dx
y’ = f’(x) = lim f(x + h) – f(x) atau dy = lim f (x +∆x) – f(x)
h→0 h dx h→0 h
Notasi kedua ini disebut notasi Leibniz.
Contoh 1:
Tentukan turunan dari f(x) = 4x – 3
Jawab
f(x) = 4x – 3
f( x + h) = 4(x + h) – 3
= 4x + 4h ‐3
f ( x h) f ( x )
Sehingga: f’(x) = lim
h 0 h
(4 x 4h 3) (4 x 3)
= lim
h 0 h
4 x 4h 3 4 x 3)
= lim
h 0 h
4h
= lim
h 0 h
= lim 4
h 0
= 4
Contoh 2;
Tentukan turunan dari f(x) = 3x2
Jawab :
f(x) = 3x2
f(x + h) = 3 (x + h)2
= 3 (x2 + 2xh + h2)
= 3x2 + 6xh + 3h2
f ( x h) f ( x )
Sehingga : f’(x) = lim
h 0 h
(3x 2 6 xh 3h 2 ) 3x 2
= lim
h 0 h
6 xh 3h 2
= lim
h0 h
= lim 6 x 3 h
h 0
= 6x+ 3.0
= 6x
Latihan
Dengan definisi di atas tentukan nilai turunan berikut:
1. f(x) = 6 – 2x
2. f(x) = 5x2 +2x
1
3. f ( x)
x2
4. f ( x) x
5. f(x) = 2x3
RUMUS‐RUMUS TURUNAN
dy
1. Turunan f(x) = axn adalah f’(x) = anxn‐1 atau = anxn‐1
dx
2. Untuk u dan v suatu fungsi,c bilangan Real dan n bilangan Rasional berlaku
a. y = ± v → y’ = v’ ± u’
b. y = c.u → y’ = c.u’
c. y = u.v → y’ = u’ v + u.v’
u u ' v uv'
d. y y'
v v2
e. y = un → y’ = n. un‐1.u’
Contoh:
Soal ke‐1
Jika f(x) = 3x2 + 4 maka nilai f1(x) yang mungkin adalah ….
Pembahasan
f(x) = 3x2 + 4
f1(x) = 3.2x
= 6x
Soal ke‐2
Nilai turunan pertama dari: f(x) = 2(x)2 + 12x2 – 8x + 4 adalah …
Pembahasan
f(x) = 2x3 + 12x2 – 8x + 4
f1(x) = 2.3x2 + 12.2x – 8
= 6x2 + 24x ‐8
Soal ke‐3
Turunan ke‐ 1 dari f(x) = (3x‐2)(4x+1) adalah …
Pembahasan
f(x) = (3x‐2)(4x+1)
f(x) = 12x2 + 3x – 8x – 2
f(x) = 12x2 – 5x – 2
f1(x) = 24x – 5
Soal ke‐ 4
Jika f(x) = (2x – 1)3 maka nilai f1(x) adalah …
Pembahasan
f(x) = (2x – 1)3
f1(x) = 3(2x – 1)2 (2)
f1(x) = 6(2x – 1)2
f1(x) = 6(2x – 1)(2x – 1)
f1(x) = 6(4x2 – 4x+1)
f1(x) = 24x2 – 24x + 6
Soal ke‐ 5
Turunan pertama dari f(x) = (5x2 – 1)2 adalah …
Pembahasan
f(x) = (5x2 – 1)3
f1(x) = 2(5x2 – 1) (10x)
f1(x) = 20x (5x2 – 1)
f1(x) = 100x3 – 20x
Soal ke‐ 6
Turunan pertama dari f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2) adalah …
Pembahasan
f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2)
Cara 1:
Misal : U = 3x2 – 6x
U1 = 6x – 6
V = x + 2
V1 = 1
Sehingga:
f’(x) = U’ V + U V’
f1(x) = (6x – 6)(x+2) + (3x2+6x).1
f1(x) = 6x2 + 12x – 6x – 12 + 3x2 – 6x
f1(x) = 9x2 – 12
Cara 2:
f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2)
f1(x) = 3x‐3+6x2 – 6x3 – 12x
f1(x) = 9x2+12x –12x – 12
f1(x) = 9x2 – 12
Latihan soal.
Tentukan turunan dari:
1. f(x) = 2x ‐3
3
2. f(x) =
x5
3. f(x) = 4 x 3
2
4. f(x) = 4 x 2 x 3 x
5. f(x) = (2x + 1) (3x – 2)
( x 2) 2
6. f(x) =
x
4
7. f(x) = ( x 3)
2 3
8. f(x) = x 2 5 x
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
03
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
DIFERENSIAL FUNGSI
Turunan Fungsi Trigonometri dan Siklometri
Rumus dasar dari turunan trigonometri adalah turunan fungsi sinus dan cosinus, sedangkan
turunan fungsi trigonometri yang lainnya dan turunan fungsi siklometri dapat ditentukan dengan
rumus turunan sinus dan cosinus, sifat turunan, dan aturan rantai.
Turunan rumus sinus dan cosinus diberikan di bawah ini.
1 y = sin x y’ = cos x
2 y = cos x y’ = ‐ sin x
Bukti:
f ( x h) f ( x) sin( x h) sin x
1. y sin x y ' lim lim
h0 h h0 h
2x h h
2 cos sin
lim 2 2
h0 h
h
sin
2x h 2 . 1 2 cos x.1. 1
2 lim cos lim
h0 2 h0 h 2 2
2
cos x
f ( x h) f ( x ) cos( x h) cos x
2. y cos x y ' lim lim
h0 h h0 h
2x h h
2 sin sin
lim 2 2
h0 h
h
sin
2x h 2 . 1 2 sin x.1. 1
2 lim sin lim
h0 2 h0 h 2 2
2
sin x
Contoh:
1. Carilah turunan fungsi:
a. y tan x
b. y cot x
c. y sec x
d. y csc x
e. y arcsin x
f. y arctan x
g. y arc sec x
2. Carilah turunan fungsi:
a. y sin 4 (e x ln x)
b. y e x sin 2 ( x 2 1)
Penyelesaian:
1.
1 aturan pembagian 0.(cos x) 1.( sin x)
c. y sec x y ' sec x tan x
cos x cos 2 x
aturan rantai 1 1
e. y arcsin x x sin y 1 y ' cos y y '
cos y 1 x2
1 x
y
1 x2
aturan rantai 1
f. y arctan x x tan y 1 y ' sec 2 y y ' cos 2 y
1 x2
1 x2 x
y
1
aturan rantai
g. y arc sec x x sec y 1 y ' sec y tan y
1
y ' cos y cot y
2
x x 1
x
x2 1
y
1
2.
a. y sin 4 (e x ln x) aturan
rantai
y u 4 , u sin(e x ln x), u sin v, v e x ln x
dv 1 du d dv 1
ex , (sin v) v' cos v (e x ) cos(e x ln x)
dx x dx dv dx x
4
du du 3 1 1 3
y' . 4u (e ) cos(e ln x) 4(e ) cos(e ln x) sin (e ln x)
x x x x x
du dx x x
b.
aturan rantai dan perkalian
y e x sin 2 ( x 2 1)
de x d sin 2 ( x 2 1)
y' sin 2 ( x 2 1) e x
dx dx
e x sin 2 ( x 2 1) e x .2 sin( x 2 1). cos( x 2 1).2 x
e x sin 2 ( x 2 1) 2 xe x .2 sin( x 2 1) cos( x 2 1)
e x sin 2 ( x 2 1) 2 xe x sin 2( x 2 1)
4.4. Turunan Tingkat Tinggi
Jika f fungsi yang dapat diturunkan, maka turunannya (f ’) juga berupa fungsi. Jika f ‘
mempunyai turunan, maka turunan f’ kita notasikan dengan f ’’. Notasi lain untuk turunan kedua
dari y = f(x) adalah
d dy d 2 y
D 2 f ( x) .
dx dx dx 2
Umumnya turunan ke‐n dari y = f(x) dinyatakan dengan
dny
y ( n)
D n f ( x) .
dx n
Contoh:
d2y
1. Carilah dari :
dx 2
a. x2 + y2 = 25
b. y = ln t, x = et
2
c. y = e t t , x = ln (et +1)
a. y e kx
b. y ln x
Penyelesaian :
dy dy x
1. Dari contoh sub bab sebelumnya telah diperoleh dari x2 + y2 = 25, yaitu .
dx dx y
d2y d dy d x
Karena
dx 2 dx dx dx y
Dan mengingat y adalah fungsi dari x, dengan aturan pembagian dan aturan rantai,
diperoleh
y. dx x. dy y.1 x. x
d x dx dx y y.2 x 2
dx y y2 y2 y3
d2y y.2 x 2
Jadi
dx 2 y3
2.a. y = ln t, x = et
dy 1
dy dy dt 1
. dt = t =
t
dx dt dx dx
dt e te t
dy d dy
d dx
d 2 y d dy dx dt dt =
.
2 dx dx dt dx dx
dx dt
d dy d 1 e t te t 1 t dx
Oleh karena dx 2 2t 2 t dan et maka
dt dt te
t
t e t e dt
1 t
2
d y
t 2et 1 t .
dx 2 et t 2 e 2t
2
b. y = et t , x = ln (et +1)
dy 2
dy (2t 1)e t t 2
dt = = (2 t 1)(e t 1)e t
dx dx
dt et
(e t 1)
dy
d dy d dx
d2y dx
dt
dx 2 dx dx
dt
2 2 2
2(e t 1)e t (2t 1)e t t 2 t (2t 1)(e t 1)e t
=
et
(e t 1)
2 2 2
= 2(e t 1) 2 e t t (2 t 1)(e t 1)e t 2 t (2 t 1)(e t 1) 2 e t t
Latihan 4.
1. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva berikut pada titik yang diberikan.
a. y 1 2 x 3x 2 di titik (‐ 2, ‐ 7)
1
b. y , di titik (1,1)
x2
2. Tentukan apakah fungsi di bawah ini mempunyai turunan pada titik yang diberikan.
a. y x 1 di x = 1
b. y x 2 4 di x = 2
x 2 1, x 1
c. f ( x) di x = 1
3 x 2 , x 1
x 2 1, x 2
d. f ( x) di x = 2
8 x x 9, x 2
2
3. Masing‐masing bentuk limit di bawah ini menyatakan turunan suatu fungsi y f (x) di titik
x a . Tentukan bentuk fungsi, turunan fungsi, dan nilai a pada setiap kasus.
1 h 1
a. lim
h0 h
x9 1
b. lim
x 1 x 1
4. Tentukan turunan fungsi‐fungsi berikut:
a. G(s) = (s2 + s + 1) (s2 + 2)
b. G(y) = (y2 + 1) (2y – 7)
ax b
c. h( x)
cx d
b c
d. y a
x x2
5. Carilah persamaan garis singgung pada kurva di titik yang diberikan.
2x
a. y , di titik (1, 1)
x 1
b. y x x , di titik (1, 2)
x
c. y , di titik (4 ; 0,4)
x 1
d. y x x , di titik (1, 1)
6. Carilah titik pada kurva y = x3 – x2 – x + 1 yang garis singgungnya mendatar.
7. a) Gunakan aturah hasil kali sebanyak dua kali untuk membuktikan bahwa jika f, g, dan h
fungsi‐fungsi yang mempunyai turunan, maka berlaku
(fgh)’ = f ‘gh + fg’h + fgh ‘
b) Gunakan bagian (a) untuk menentukan turunan fungsi
y = x x 4 x 1 2 x 3
x1000 1
8. Tentukan nilai lim
x 1 x 1
9. Tulislah fungsi komposisi dalam bentuk f(g(x)). Tentukan fungsi sebelah dalam u = g(x) dan fungsi
dy
sebelah luar y = f(u). Kemudian carilah
dx
a.
y x 2 4x 6
2
3
b. y 1 x3
c. y x2 7x
a.
y 3 x 2 10 5 x 2 x 1 12
b. 4
y s 2 1 s3 1
a. xy + ln y = 1
b. ln x + xy + ey = 3
c. cos (x + y) – eyx = x
d. sin xy + ln (x + y) = ex
e. eyx + x ln y = sin 2x
12. Carilah nilai turunan pertama dari fungsi di bawah ini pada titik yang diberikan
a. xy – ln y = x; (0,1)
b. x + xy + 2y – 1 = 0; (1,0)
a. y = ln t, x = et
2
b. y = e t t , x = ln (et +1)
c. y = et + 2, x = e-t + 5
d. y = et + ln t, x = et + 1
e. y = te2t + t, x = et + t
f. y = t3 + 2t, x = 3t2 + 5
b.xy + y3 = 2
c. x3 – 4y2 = 3
d. y x 3 3 x
e. y x 3 ln( x 2 1)
15. Carilah nilai y’’ dari fungsi di bawah ini pada titik yang diberikan
a. x3 + y3 = 3xy; (0,0)
c. x2 + y2 = 25; (3,4)
16. Carilah turunan ke n dari fungsi di bawah ini:
a. y sin x
b. y cos x
c. y sin(ax b)
d. y cos( px q)
17. Carilah turunan dari fungsi di bawah ini:
2
e. y e arctan( x 5)
f. y arccos(e x 5 x)
g. y e x arcsin(ax 2 b)
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
04
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
DIFERENSIAL FUNGSI LEBIH DARI 2 VARIABEL
Fungsi dua variabel atau lebih dapat ditulis dalam bentuk eksplisit atau implisit.
Jika fungsi dua peubah dinyatakan dalam bentuk eksplisit, maka penulisannya secara
umum dinyatakan dengan z F ( x, y ) . Sebaliknya jika fungsi dua peubah dinyatakan
Contoh:
1. z 2 x y F ( x, y ) 2 x y
2. z ln x 2 2 y 4 F ( x, y ) ln x 2 y 2
1
3. z 1 2
2 sin x sin y
4. xy xz yz 0
5. xy e x sin y 0
y
6. ln x 2 y 2 arctan 0
x
y
7. arctan 2z 0
x
Berdasarkan contoh di atas, fungsi yang ditulis dalam bentuk eksplisit adalah 1,2,
dan 3. Sedangkan contoh 4, 5, 6, dan 7 adalah fungsi yang ditulis dalam bentuk implisit.
Semua fungsi dalam bentuk eksplisit dengan mudah dapat dinyatakan dalam bentuk
implisit. Akan tetapi tidak semua fungsi dalam bentuk implisit dapat dinyatakan dalam
bentuk eksplisit.
Untuk menggambar kurva fungsi dua peubah dapat dengan membuat sumbu-
sumbu koordinat, yaitu sumbu x, sumbu y, dan sumbu z, sehingga pada sumbu tersebut
membentuk ruang dan masing-masing ruang disebut oktan .
Oktan V adalah ruang dengan x>0, y>, dan z<0
P ( x1 , y1 , z1 )
z1
X
y1
x1
Y
OP x12 y12 z12
dengan PQ ( x 2 x1 ) 2 ( y 2 y1 ) 2 ( z 2 z1 ) 2
Contoh
Jika x = 0 dan y = 0 maka z = 12, hal ini berarti kurva ruang memotong sumbu z di titik
(0,0.12)
Jika y = 0, z = 0 maka x = 4, hal ini berarti kurva ruang memotong sumbu x dititik (4,0,0).
Jika x = 0, z = 0 maka y = 3, hal ini berarti kurva ruang memotong sumbu y dititik (0,3,0).
Sehingga diperoleh:
P (0,0,12)
Q (0,0,4)
R (0,0,3)
Gambar di atas, adalah kurva ruang di oktan I. Kurva ruang di oktan yang lain
dibayangkan sebagai ruang maya.
1) z 1 x 2 y 2
2) z 1 y
3) z 2 x
4) 3 z 3 y 4 z 36
5) z 1 x 2
6) z 4 y 2
Definisi
Misal z F ( x, y ) adalah fungsi dua peubah yang terdefinisi pada interval tertentu,
z z
turunan parsial pertama z terhadap x dan y dinotasikan dengan dan dan
x y
didefinisikan oleh
z F ( x x, y ) F ( x, y )
lim , asalkan limitnya ada
x x 0 x
dan
z F ( x, y y ) F ( x, y )
lim , asalkan limitnya ada
y y 0 y
Contoh :
1 Tentukan
z z
dan dari z x 2 y 2
x y
Jawab
z F ( x x, y ) F ( x, y )
lim
x x 0 x
( x x) 2 y 2 x 2 y 2
lim
x 0 x
( x x) 2 y 2 x 2 y 2 ( x x) 2 y 2 x 2 y 2
lim . .
x 0 x ( x x) 2 y 2 x 2 y 2
( x x) 2 y 2 ( x 2 y 2 )
lim
x 0
x ( x x) 2 y 2 x 2 y 2
x 2 2 xx x 2 y 2 ( x 2 y 2 )
lim
x 0
x ( x x) 2 y 2 x 2 y 2
2 xx x 2
lim
x 0
x ( x x) 2 y 2 x 2 y 2
2 x x
lim
x 0
( x x) 2 y 2 x 2 y 2
2x
2 x2 y2
x
x2 y2
z F ( x, y y ) F ( x, y )
lim
y y 0 y
x 2 ( y y ) 2 x 2 y 2
lim
y 0 x
x 2 ( y y ) 2 x 2 y 2 x 2 ( y y ) 2 x 2 y 2
lim . .
x 0 x x 2 ( y y ) 2 x 2 y 2
x 2 ( y y ) 2 ( x 2 y 2 )
lim
x 0
x x 2 ( y y ) 2 x x 2 y 2
x 2 y 2 2 yy y 2 ( x 2 y 2 )
lim
x 0
x x 2 ( y y ) 2 x x 2 y 2
2 yy y 2
lim
x 0
x x 2 ( y y ) 2 x 2 y 2
2 y y
lim
x 0
x 2 ( y y ) 2 x 2 y 2
2y
2 x2 y2
y
x2 y2
2 Tentukan
z z
dan dari z sin( x y )
x y
Jawab
z F ( x x, y ) F ( x, y )
lim
x x 0 x
sin( x x y ) sin( x y )
lim
x 0 x
1 1
2 cos ( x x y x y ) sin ( x x y x y )
lim 2 2
x 0 x
x x
cos( x y ) sin
2 lim 2 2
x 0 x
x
x sin
2
2 lim cos x y lim
x 0
2 x 0 x
x
x sin 1
2
2 lim cos
x y lim
x 0
2 x 0 x 2
2
1
2 cos( x y )(1)
2
cos( x y )
z F ( x, y y ) F ( x, y )
lim
y y 0 y
sin( x y y ) sin( x y )
lim
y 0 y
1 1
2 cos ( x y y x y ) sin ( x y y x y )
lim 2 2
y 0 y
y y
cos( x y ) sin
2 lim 2 2
y 0 y
y
sin
y 2
2 lim cos x y lim
y 0
2 y 0 y
y
y sin 1
2
2 lim cos x y lim
y 0
2 y 0 y 2
2
1
2 cos( x y )(1)
2
cos( x y )
z
menentukan sama artinya dengan menurunkan variabel x dan variabel y dianggap
x
z
konstan dan selanjutnya y diturunkan. Demikian pula untuk menentukan sama artinya
y
dengan menurukan variable y dan variable x dianggap konstant lalu diturunkan.
Dengan cara yang sama, andaikan W F ( x, y, z ) adalah fungsi tiga peubah yang
terdefinisi dalam selang tertentu maka turunan parsial pertama dinyatakan dengan
W W W
, , dan yang secara berturut didefinisikan oleh:
x y z
W F ( x x, y, z ) F ( x, y, z )
lim
x x 0 x
W F ( x, y y, z ) F ( x, y, z )
lim
y x 0 y
W F ( x, y, z z ) F ( x, y, z )
lim
z z 0 z
Selain menggunakan definisi di atas, maka turunan parsial fungsi dua peubah juga dapat
dilakukan dengan metode sederhana.
z z
Misal z F ( x, y ) , berarti x adalah variable dan y konstanta sedangkan berarti y
x y
W
variabel dan x konstanta. Demikian pula, misal W F ( x, y, z ) berarti x adalah
x
W W
variabel y dan z adalah konstanta. berarti y variabel x dan z adalah konstanta.
y z
berarti z variabel x dan y adalah kosntanta.
Contoh:
y
1. Ditentukan F ( x, y, z ) xyz 2 tan
x
Carilah turunan parsial pertamanya.
F ( x, y, z ) 2 y
a. yz 2
x 2
x
y
1
x
2 yx 2
yz
x 2 (1 y 2 )
x 2 yz (1 y 2 ) 2 yx 2
x 2 (1 y 2 )
F ( x, y, z ) 2 1
b. xz
y y x
2
1
x
2x 2
xy
x(1 y 2 )
x 2 yz (1 y 2 ) (2 yx 2
x 2 (1 y 2 )
F ( x, y, z )
c. xy
z
Sebagai latihan bagi pembaca tentukan turunan persial pertama fungsi-fungsi di bawah
ini:
1. z ln x y
2. z 36 x 2 y 2
1
3. z 3
sin( x y )
4. z xy 2 2 x 2 3 y 3
y
5. z arctan
x
6. F ( x, y, z ) xy yz xz
7. F ( x, y , z ) 3 x 2 y 2 z 2
xy
9. F ( x, y, z ) arcsin
z
Berdasarkan turunan parsial pertama fungsi dua peubah atau lebih dapat
ditentukan turunan parsial ke n untuk n 2. Turunan parsial tersebut dinamakan turunan
parsial tingkat tinggi.
Dengan menggunakan analogi fungsi satu peubah dapat ditentukan turunan parsial
tingkat 2, 3 dan seterusnya.
2W 2W 2W 2W 2W 2W 2W 2W 2W
, , , , , , , ,
x 2 y 2 z 2 xy xz yz yx zx zy
Demikian seterusnya. Banyaknya turunan tingkat ditentukan oleh rumus m n , dimana m
banyaknya variabel dan n menunjukkan turunan ke-n
Contoh
1 Tentukan
2 z 2z xy
dan dari fungsi z
x 2
y 2
x y
Jawab
xy z y ( x y ) xy(1)
z ,diperoleh
x y x ( x y) 2
y2
( x y) 2
z x( x y ) xy(1)
y ( x y)2
x2
( x y) 2
2 z z
Sehingga
x 2 x x
y2
x ( x y ) 2
0( x y ) 2 ( y 2 )(2)( x y )(1)
( x y) 4
2 xy 2 2 y 3
( x y) 4
2 z x2
Dan
y 2 y ( x y ) 2
0( x y ) 2 x 2 (2)( x y )(1)
( x y) 4
2 x 3 yx 2
( x y) 4
2 Tentukan
2 z 2z x y
dan dari fungsi z 2 2
x 2
y 2
y x
Jawab
z 1 2y
Dari,diperoleh 2 3
x y x
z 2x 1
3 2
y y x
2 z z
Sehingga
x 2 x x
1 2y
x y 2 x 3
6y
x4
2 z 2x 1
dan 2
y 2 y y 3 x
6x
y4
2z 2z
Dengan cara yang sama dapat dicari dan
xy yx
Soal-soal
1) z sin 3x cos 4 y
2) z ln x y
3) z 36 x 2 y 2
1
4) z 3
sin( x y )
5) z xy 2 2 x 2 3 y 3
y
6) z arctan
x
7) z sin( xy) 2e xy
2y
8) z arcsin 2
x
2y 2x
9) z cos 2 sin 2
x y
10) z 1 x 2 y 2
z F ( x, y )
------------- (1) dan
x x
z F ( x, y )
------------- (2)
y y
F ( x, y ) F ( x, y )
dz dx dan dz dy
x y
F ( x, y ) F ( x, y )
dx dy
x y
F ( x, y ) F ( x, y )
dz dx dy
x y
F ( x, y, z ) F ( x, y, z ) F ( x, y, z )
dw dx dy dz
x y z
Contoh.
z x 3 y 2xy 2
Jawab
z z
3 x 2 y xy 2 , x 3 4 xy
x y
dz 3x 2 y xy 2 dx x 3 4 xy
x
z
x2 y2
Jawab
1
x 2 y 2 x
x
x2 y2
z
x x y
2 2
x 2
y2 x2
x2 y2 x2 y2
y2
x2 y2 x2 y2
0
x 2 y 2 x
y
x2 y2
z
y x y
2 2
xy
x y2 x2 y2
2
x
sehingga diferensial total fungsi z adalah
x y
2 2
y2 xy
dz dx dy
x2 y2 x2 y2 x2 y2 x2 y2
y2
dx dy
xy
x2 y2 x2 y2 x2 y2 x2 y2
3
Dengan menggunakan diferensial total, hitunglah (2,01) 2 (1,99) 2 (0,97) 2
Jawab
W x2 y2 z2
F ( x, y, z ) F ( x, y, z ) F ( x, y, z )
dW dx dy dz
x y z
2 2 1
(0,1) (0,01) (0,03)
3 3 3
= -0,01
4 Suatu segitiga siku-siku panjang sisi-sisi penyikunya 15 cm dan 20 cm. Bila sisi
5 5
panjang dipendekkan cm dan kaki pendek dipanjangkan cm . Dengan
16 8
menggunakan differensial tentukan perubahan panjang sisi miringnya.
Jawab
Misal x : sisi pendek, y : sisi panjang, dan r : sisi miring maka berlaku
r x2 y2 .
r r
dr dx dy
x y
dimana dr r , dx x , dx y
didapat
r r
r x y
x y
2x 2y
x y
2 x y
2 2
2 x2 y2
15 5 20 5
15 2 20 2 8 15 2 20 2 16
15 5 20 5
25 8 25 16
1
cm
8
1
Hal ini berarti sisi miring dipanjangkan cm.
8
Soal-soal
a) 3
(0,98) 2 (1,01) 2 (0,99) 2
b) Suatu tempat berbentuk kotak dengan dimensi 2,02 m, 1,97 m, dan 0,99 m.
Dengan menggunakan differensial tentukan panjang diagonal ruang kotak
tersebut.
c) Suatu kotak alasnya persegi dengan panjang sisi 8,005 dm dan tingginya 9,996
dm. Hitung volume dan luas permukaannya.
2) Dekatilah luas persegi panjang yang berdimensi 35,02 cm, 24,97 cm.
E2
3) Daya yang dibutuhkan oleh resistor listrik dinyatakan dengan P= watt. Jika E =
R
200 volt dan R = 8 Ohm. Dengan berapa besar daya berubah jika E menyusut 5 volt
dan R menyusut dengan 2 Ohm.
Selanjutnya dimisalkan x x(t ) dan y y (t ) , x dan y adalah fungsi satu peubah yaitu
peubah t yang dapat diturunkan. Maka z F ( x, y ) adalah fungsi satu peubah, sehingga:
F ( x , y ) F ( x , y )
dz dx dy
x y
dy dx
karena x =x(t) dan y=y(t) dapat diturunkan maka dapat ditentukan dan sehingga
dx dt
dz F ( x, y ) dx F ( x, y ) dy
dt x dt y dt
Catatan
dz F ( x, y ) dx F ( x, y ) dy
Pengertian ganda z, x, dan y pada
dt x dt y dt
z z
, z berarti F x(t ), y (t ) , Sedangkan
dz
Pada dan , z berarti f(x,y). Pada
dt x y
F ( x, y ) dy
.
y dt
x x(r , s) dan y y (r , s) adalah fungsi dua peubah dan dapat diturunkan, maka
F ( x , y ) F ( x , y )
diferensial totalnya adalah dz dx dy
x y
x x
Karena x x(r , s ) dan y y (r , s ) dan dapat diturunkan, maka dapat ditentukan ,
r s
y y
dan ,
r s
z F ( x, y ) x F ( x, y ) y
r x r y r
z F ( x, y ) x F ( x, y ) y
s x s y s
dW F ( x, y, z ) dx F ( x, y, z ) dy F ( x, y, z ) dz
dt x dt y dt z dt
W F ( x, y, z ) x F ( x, y, z ) y F ( x, y, z ) z
dan
r x r y r z t
W F ( x, y, z ) x F ( x, y, z ) y F ( x, y, z ) z
s x s y s z s
Contoh
1
1) F ( x, y, z ) xy yz xz , x , y 1 t , dan z 2t 2
t
Jawab
dW F ( x, y, z ) dx F ( x, y, z ) dy F ( x, y, z ) dz
dt x dt y dt z dt
1 1
y z 2 x z y x 4t
t 2 1 t
1
2) F ( x, y ) , x 2r s, dan y 3r s 2
x y
2 2
Jawab
z F ( x, y ) x F ( x, y ) y
r x r y r
2 3
x y
(x 2 y 2 ) x 2 y 2 (x 2 y 2 ) x 2 y 2
2x 3y
2
3 2
(x y ) x y
2 2
(x 2 y 2 ) 2
z F ( x, y ) x F ( x, y ) y
s x s y s
1 2 s
x y
(x 2 y 2 ) x 2 y 2 (x 2 y 2 ) x 2 y 2
x 2 ys
2
3
(x 2 y 2 ) 2 (x y ) x y
2 2 2
Jawab.
I r 2 h
I I (r , h)
r 0,5cm h 1 cm
Diketahui r = 15 cm, h = 20 cm, ,
t det t det
dI I dr I dh
dt r dt h dt
dr dh
2rh r 2
dt dt
0,5 cm 2 1 cm
2 15 cm 20 cm 15 cm
det det
cm 3 cm 3
300 225
det det
cm 3
75
det
Soal-soal
a. z = Ln (x 2 y 2 ) jika x = e t dan y = e t
Turunan parsial fungsi juga dapat dilakukan untuk fungsi-fungsi yang ditulis
dalam bentuk implisit. Misal f ( x, y ) 0 adalah fungsi implisit maka untuk menentukan
turunan parsialnya dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah diferensial totalf
Sehingga
f ( x, y ) f ( x, y )
dx dy = 0
x y
f ( x, y ) f ( x, y ) dy
0
x y dx
f ( x, y ) dy f ( x, y )
y dx x
f ( x, y )
x
dy
dx f ( x, y )
y
Contoh
dy dx
1) Tentukan dan bila diketahui f ( x, y ) xy e x sin y 0
dx dy
dy
akan dicari , menurut definisi turunan total
dx
f ( x, y )
x
dy
dx f ( x, y )
y
y e x sin y
x e x cos y
f ( x, y )
dx y
dy f ( x, y )
x
x e x cos y
y e x sin y
dy dx y
2) Tentukan dan dari f ( x, y ) ln x 2 y 2 arctan 0
dx dy x
f ( x, y )
x
dy
dx f ( x, y )
y
2x y
x2 y2
2y x
x2 y2
2x y
x 2y
f ( x, y )
dx y
dy f ( x, y )
x
x 2y
2x y
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa fungsi dua peubah secara implisit
dinyatakan dengan f ( x, y, z ) 0 .
Contoh
1. xy yz xz 0
x
2. e xy sin 0
y
3. x 2 y 2 z 2 25 0
F ( x, y, z ) F ( x, y, z ) F ( x, y, z )
dx dy dz 0
x y z
F ( x, y, z ) F ( x, y, z ) dy F ( x, y, z ) dz
0
x y dx z dx
dy
Karena akan dicari turunan fungsi terhadap x, maka 0 . Dan karena fungsi lebih dari
dx
z
satu variabel maka turunan terhadap x dinyatakan dengan , sehingga:
x
F ( x, y, z ) F ( x, y, z ) z
0
x z x
F ( x, y, z ) z F ( x, y, z )
z x x
F ( x, y, z )
z x
x F ( x, y, z )
z
y
Dengan menurunkan terhadap z dan menentukan diperoleh
z
F ( x, y, z ) y F ( x, y, z )
0 0
y z z
F ( x, y, z ) y F ( x, y, z )
z z z
F ( x, y, z )
y x
x F ( x , y, z )
y
x
Dengan menurunkan terhadap y dan menentukan diperoleh
y
F ( x, y, z ) x F ( x, y, z )
0 0
x y y
F ( x, y, z ) x F ( x, y, z )
x y y
F ( x, y, z )
x y
y F ( x, y, z )
x
x x z z y y
Sehingga turunan pertama fungsi implisit f ( x, y, z ) 0 adalah dan
y z x y x z
Contoh
x
1. Tentukan dari xy yz xz 0
y
Jawab
Karena f ( x, y, z ) xy yz xz 0
f ( x, y, y ) f ( x, y, y )
Maka y z dan x z , sehingga menurut definisi turunan
x y
fungsi implisit 2 peubah
F ( x, y, z )
x y
y F ( x, y, z )
x
x z
yz
x y
2. Tentukan dari e xyz z sin 0
z x
Jawab
y
Karena f ( x, y, z ) e xyz z sin 0
x
f ( x, y, y ) x 1 f ( x, y, y ) x
Maka ( yz )e xyz z cos dan ( xy )e xyz sin ,
x y y z y
sehingga menurut definisi turunan fungsi implisit 3 peubah
F ( x, y, z )
x z
z F ( x, y, z )
x
z x
( yz )e xyz cos
y y
x
( xy )e xyz sin
y
z
3. Tentukan dari x 2 y 2 z 2 25 0
y
Jawab
Karena f ( x, y, z ) x 2 y 2 z 2 25 0
f ( x, y, y ) f ( x, y, y )
Maka 2 z dan 2 y , sehingga menurut definisi turunan fungsi
z y
implisit 3 peubah
F ( x, y, z )
z y
y F ( x, y, z )
z
2y
2z
y
z
F ( x, y , u , v ) 0
G ( x, y, u , v) 0
Atau
F ( x, y, u , v) 0 dan G ( x, y, u, v) 0
Dimana variable x sejenis dengan y (berpasangan) dan variable u sejenis dengan v dan
F ( x, y, u , v) 0 serta G ( x, y, u, v) 0 tidak dapat berdiri sendiri. Karena u dan v sejenis
u v y y
maka tidak dapat ditentukan atau dan tidak dapat pula ditentukan atau
v u x x
Contoh
x y 2 2uv 0
1.
x xy y u v 0
2 2 2 2
atau
x y 2 2uv 0 dan x 2 xy y 2 u 2 v 2 0
2u v x 2 xy 0
2.
u 2v xy y 2 0
atau
2u v x 2 xy 0 dan u 2v xy y 2 0
u 2 v 2 2 x 3 y 0
3.
uv x y 0
atau
u 2 v 2 2 x 3 y 0 dan uv x y 0
x y u v
sejenis sehingga tidak dapat ditentukan , , , dan .
y x v u
Contoh:
u x
1. Tentukan dan dari
x u
Jawab
u u v y x
Karena akan ditentukan maka , , , tidak boleh dilakukan
x v u x y
x y 2 2uv 0 dan x 2 xy y 2 u 2 v 2 0
x y v u
1 2 y 2 u v 0 ………………(1)
x x x x
v u v u
1 0 2u 2v 0 atau 2u 2v 1
x x x x
dan
x y x y u v
- 2 x x y 2 y 2u 2v 0 …………(2)
x x x x x x
u v
atau 2u 2v y 2x
x x
v
Selanjutnya dari (1) dan (2) dengan mengeliminasi didapat
x
v u
2u 2v 1 (v)
x x
u v
2u 2v y 2x (u)
x x
didapat
v u
2uv 2v 2 v
x x
u v
2u 2 2uv uy 2ux
x x
atau
u v u ( y 2 x)
x 2(v 2 u 2 )
v u ( y 2 x)
=
2(u 2 v 2 )
x x v u y
Karena akan ditentukan maka , , , tidak boleh dilakukan
u y u v x
x y 2 2uv 0 dan x 2 xy y 2 u 2 v 2 0
x y v u
1 2 y 2 u v 0 ………………(1)
u u u u
x y x y
2 y 2v 0 atau 2y 2v
u u u u
dan
x y x y u
2x x y 2y 2u 0 0 atau
u u u u u
x y
(2 x y ) (2 y x) 2u ………………(2)
u u
x y
1 2y 2 v ................................... . (2y-x)
u u
x y
(2 x y ) (2 y x) 2u …………. (2y)
u u
Didapat
x y
(2 y x) 2 y (2 y x) 2 v ( 2 y x )
u u
x y
(2 x y )2 y (2 y x)2 y 2u ( 2 y )
u u
Diperoleh
Berdasarkan jawaban di atas, jelaslah bahwa untuk fungsi implisit 4 peubah tidak
berlaku hubungan
u 1 x 1
atau
x x u u
u x
u v
2. Tentukan dan dari fungsi 2u v x 2 xy 0 dan u 2v xy y 2 0
y y
u u v y x
Karena akan ditentukan maka , , , tidak boleh dilakukan
y v u x y
u v x x
2 2 x x y 0 ………………(1)
y y y y
u v u v
2 0 x 0 atau 2 x
y y y y
dan
u v y y
2 x y 2y 0 …………(2)
y y x y
u v u v
2 ( x 0) 2 y 0 atau 2 x 2y
y y y y
v
Selanjutnya dari (1) dan (2) dengan mengeliminasi didapat
y
u v
2 x (2)
y y
u v
2 x 2y (1)
y y
didapat
u v
4 2 2 x
y y
u v
2 x 2y
y y
u u 1
5 2 y x atau 2 y x
y y 5
v u v y x
Karena akan ditentukan maka , , , tidak boleh dilakukan
y v u x y
u v x x
2 2 x x y 0 ………………(1)
y y y y
u v u v
2 0 x 0 atau 2 x
y y y y
dan
u v y y
2 x y 2y 0 …………(2)
y y x y
u v u v
2 ( x 0) 2 y 0 atau 2 x 2y
y y y y
u
Selanjutnya dari (1) dan (2) dengan mengeliminasi didapat
y
u v
2 x (1)
y y
u v
2 x 2y (2)
y y
didapat
u v
2 x
y y
u v
2 4 2x 4 y
y y
v v 1
5 3x 4 y atau 3 x 4 y
y y 5
Soal-soal
1. Ditentukan fungsi u 2 v 2 2 x 3 y 0 dan uv x y 0
Tentukan:
u v u v
a. , , , dan
x x y x
x x y x
b. , , , dan
u v v u
2. Ditentukan 2u v x 2 xy 0 dan u 2v xy y 2 0
Tentukan:
u v
a. dan
x x
x x
b. dan
u v
u v
a. dan
y y
x x
b. dan
u v
F (u , v, w, x, y, z ) 0
G (u , v, w, x, y, z ) 0
H (u , v, w, x, y, z ) 0
u,v,dan w variable sejenis, sehingga tidak dapat ditentukan hasilnya
u u v v w w
, , , , ,
v w u w u v
x,y, dan z variable sejenis, sehingga tidak dapat ditentukan hasilnya
y y x x z z
, , , , ,
x z y z x y
w x 3 y 3 z 3
Atau
u x y z 0
v x y z 0
2 2 2
w x 3 y 3 z 3 0
u x y z 0
x
1. Tentukan dari v x 2 y 2 z 2 0
u w x 3 y 3 z 3 0
Jawab
x y z
1 0 ............................(1)
u u u
x y z
0 2x 2y 2z 0 .......................(2)
u u u
x y z
0 3x 2 3y 2 3z 2 0 ...........................(3)
u u u
x y z
Karena akan ditentukan maka eliminasikan dan
u u u
y
Dari (1) dan (2) dengan mengeliminasi diperoleh:
u
x y z x y z
1 0 (2y) 2y 2y 2y 2y 0
u u u u u u
x y z x y z
2x 2y 2z 0 (1) 2 x 2y 2z 0
u u u u u u
x z
(2 x 2 y ) (2 z 2 y ) 2 y ........(4)
u u
y
Dari (1) dan (3) dengan mengeliminasi diperoleh:
u
x y z x y
1 0 (3y 2 ) 3 y 2 3 y 2 3y 2 3y 2 0
u u u u u
x y z x y z
0 3x 2 3y 2 3z 2 0 (1) 0 3x 2 3y 2 3z 2 0
u u u u u u
x z
(3x 2 3 y 2 ) (3z 2 3 y 2 ) 3 y 2 .(5)
u u
z
Selanjutnya eliminasi dari persamaan (4) dan (5) diperoleh:
u
x z
(2 x 2 y ) (2 z 2 y ) 2 y 3( y z )
u u
x z
(3x 2 3 y 2 ) (3z 2 3 y 2 ) 3 y 2 (2)
u u
atau
x z
6( x y )( z y ) (2 z 2 y )(3z 3 y ) 6 y ( z y )
u u
x z
2(3 x 2 3 y 2 ) 2(3 z 2 3 y 2 ) 6 y 2
u u
Sehingga:
x 6 y ( z y ) (6 y 2 )
u 6( x y )( z y ) 2(3x 2 3 y 2 )
yz
( x y )( x z )
u x y z 0
z
v x y z 0
2 2 2
2. Tentukan dari
w w x 3 y 3 z 3 0
Jawab
x y z
0 0 ............................(1)
w w w
x y z
0 2x 2 y 2z 0 ...................(2)
w x w
x y z
1 3x 2 3y 2 3z 2 0 ................(3)
w w w
z x y
Karena akan ditentukan maka eliminasikan dan
w w w
x
Dari (1) dan (2) dengan mengeliminasi diperoleh:
w
x y z x y z
0 0 …………(2x) 2 x 2y 2x 0
w w w w w w
x y z x y z
0 2x 2 y 2z 0 ....... (1) 2 x 2 y 2z 0
w x w w x w
y z
(2 y 2 x) (2 z 2 x) 0 ......(4)
w w
x
Selanjutnya dari (1) dan (3) dengan mengeliminasi diperoleh:
w
x y z x y z
0 0 ....................... (3x 2 ) 3x 2 3x 2 3x 2 0
w w w w w w
x y z x y z
1 3x 2 3y 2 3z 2 0 ......... (1) 3 x 2 3y 2 3z 2 1
w w w w w w
y z
(3 y 2 3 x 2 ) (3z 2 3x 2 ) 1 ...(5)
w w
y
Selanjutnya eliminasi dari persamaan (4) dan (5) diperoleh:
w
y z
(2 y 2 x) (2 z 2 x) 0 ........... 3( y x)
w w
y z
(3 y 2 3 x 2 ) (3z 2 3x 2 ) 1 ......(1)
w w
atau
y z
3( y x)(2 y 2 x) )3( y x(2 z 2 x) 0
w w
y z
(3 y 2 3x 2 ) (3 z 2 3 x 2 ) 1
w w
Sehingga:
z 1
w {3( y x)(2 z 2 x) (3 z 2 3 x 2 }
1
3( x z )( y z )
Soal-soal.
x x y y y z z
1. Tentukan , , , , , , dari fungsi
v w u v w x y
u x y z
v x y z
2 2 2
w x 3 y 3 z 3
u u u v v v w w w
2. Tentukan , , , , , , , ,
x y z x y z x y z
u x y z
v x y z
2 2 2
w x 3 y 3 z 3
Fungsi dengan dua variabel atau lebih variabel bebas ini sering kita jumpai dalam
penerapan bidang ekonomi dan bisnis. Karena dalam kenyataannya, bila ditelusuri lebih
mendalam biasanya suatu variabel terikat (dependent variable) akan dipengaruhi oleh
beberapa variabel bebas (independent variables). Namun, perlu diingat bahwa di antara
variabel-variabel bebas ini ada yang saling mempengaruhi (interdependency), dan ada pula
yang tidak saling mempengaruhi (independent) satu sama lainnya. Hal inilah yang perlu
diperhatikan bilamana akan membuat suatu model ekonomi atau bisnis, agar dalam
analisisnya nanti akan diperoleh hasil yang sesuai dan akurat.
1. Diferensiasi parsial
Misalkan, kita mempunyai suatu fungsi dengan n variabel bebas,
Y = f (X1,X2,..........................Xn)
di mana variabel bebas X1,X2, dan seterusnya sampai Xn adalah tidak saling
mempengaruhi (independent) satu sama lainnya. Jika variabel terikat Y berubah
yang diakibatkan oleh perubahan dari salah satu varibel bebas yang sangat kecil
(katakannlah X1), sedangkan variabel bebas lainnya katakanlah (X2,X3, ... , Xn) tidak
berubah atau konstan, maka hal ini dapat disebut sebagai derivatif parsial dari Y
terhadap X1. Selanjutnya , hal yang serupa bila variabel bebas X2 yang berubah-
ubah dan variabel bebas lainnya konstan, maka kita sebut derivatif parsial dari Y
terhadap X2. Dengan demikian, derivatif parsial dapat didefinisikan sebagai tingkat
perubahan seketika dari variabel terikat Y yang diakibatkan oleh perubahan dari
salah satu variabel bebas X, dimana variabel bebas X lainnya dianggap konstan.
Simbol dari derivatif parsial adalah huruf kecil delta yaitu ∂ atau dengan huruf
kecil d. Jadi, derivatif parsial Y terhadap X1, dapat ditulis menjadi,
∂ X1 dx
Penulisan lain derivatif parsial dari suatu fungsi,
Penulisan ini hampir sama dengan penulisan f’(X) pada fungsi dengan satu variabel
bebas. Namun, bilamana fungsi tidak ditulis dalam bentuk seperti di atas, melainkan
fungsi ditulis dalam bentuk seperti,
Y = f (U,V,W), maka derivatif parsialnya adalah fu, fv, fw atau ∂Y/∂U, atau
∂Y/∂V, dan ∂Y/∂W.
Y = f (X1,X2,....Xn) adalah,
fi atau ∂Y
∂X
di mana: i = 1,2,.....,n
Proses untuk mencari derivatif parsial disebut diferensial parsial. Teknik diferensiasi
parsial ini berbeda dengan aturan diferensiasi fungsi dengan satu variabel bebas.
Sebuah fungsi yang hanya mengandung satu variabel bebas hanya akan memiliki
satu macam turunan yaitu : jika y = f (x) maka y’ = dy/dx. Sedangkan jika sebuah
fungsi mengandung lebih dari satu variabel bebas maka turunannya akan lebih dari
satu macam pula, atau jika suatu fungsi memiliki n variabel bebas maka akan
memiliki sebanyak n turunan. Jika y = f (x,z) maka akan ada 2 y’ yaitu y’ = dy/dx dan
y’ = dy/dz. Untuk membedakan turunan terhadap x dan z maka biasanya akan diberi
notasi Fx untuk turunan terhadap x dan Fz untuk turunan terhadap z.
Contoh :
Y = X³ + 5 Z² - 4 X² Z – 6 XZ² + 8Z – 7
Turunan 1 Turunan 1
Fx = dy/dx = 3 X² - 8 XZ – 6 Z² Fz = dy/dz = 10 Z - 4 X² – 12 XZ
Turunan 2 Turunan 2
Turunan 3 Turunan 3
Fxxx = d³y/dx³ = 6 Fzxx = d³y/dzdx² = -8
Sekarang turunan-turunan parsial ketiga ini tidak dapat diturunkan lagi karena
masing-masing hanya mengandung konstanta.
Latihan:
1. N = 5 KL + 2K²L – 7 K + 5L
NK =
NL =
2. L = F⅝ K⅜ + 2 F⅛ K⅜
LF =
LK =
3. A = 6 K⅔ L⅓ - 2 K¼ L⅔
AK =
AL =
FY =
Nilai ekstrim dari (optimum) dari sebuah fungsi yang mengandung lebih dari satu
variabel bebas dapat dicari dengan pengujian sampai derivatif keduanya :
Untuk y = f (x,z) maka y akan mencapai titik ekstrimnya jika :
Syarat di atas adalah syarat yang diperlukan agar fungsinya mencapai titik ekstrim.
Untuk mengetahui apakah titik ekstrim tersebut titik maksimum atau minimum,
digunakan syarat yang harus dipenuhi yaitu:
Maksimum bila Fxx = d²y/dx² < 0 dan Fzz=d²y/dz² < 0
Contoh 1:
Selidikilah apakah titik ekstrim dari fungsi berikut ini adalah titik maksimum atau titik
minimum ? : y = -x² + 12x -z² + 10z – 45
Jawab :
-2z + 10 = 0
2z = 10 maka z = 5
Contoh 2:
Selidikilah apakah titik ekstrim dari fungsi berikut ini adalah titik maksimum atau titik
minimum ? : p = 3q² – 18q + r ² – 8r + 50
Jawab:
Fq’ = 6q – 18
Fr’ = 2r – 8
6q – 18 = 0
q=3
2r – 8 = 0
r=4
p = 27 – 54 + 16 – 32 + 50
p=7
Fq’’ = 6 > 0
Fr’’ = 2 > 0
Karena Fq’’ dan Fr’’ > 0, titik ekstrimnya adalah titik minimum dengan P min = 7
Latihan :
Selidikilah titik maksimum ataukah titik minimum dan berapa nilai titik maks atau min
tersebut dari persamaan berikut:
1. y = 3x² - 18x + z² - 8z + 50
2. p = 4 q² - 6 q²r + 3 qr² + 3 r² + 5
3. y = 2x² - 20x + z² - 8z + 78
4. Optimasi bersyarat : Pengganda Lagrange
Dalam kenyataan kita sering sekali harus mengoptimalkan suatu fungsi yakni
mencari nilai maksimum atau nilai minimumnya tetapi terkekang oleh suatu fungsi
lain yang harus dipenuhi, atau dengan kata lain hendak mengoptimumkan tetapi
menghadapi kendala. Dalam kasus ekonomi hal ini banyak sekali terjadi, misalnya
hendak mengoptimalkan kepuasan tetapi terbentur oleh pendapatan yang terbatas,
atau ingin memaksimumkan laba tapi terbentur oleh terbatasnya jumlah produk yang
dapat dihasilkan.
Pengganda Lagrange
Adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah diatas
yaitu ingin mengoptimalkan suatu fungsi tetapi terbentur oleh adanya batasan
(kendala).
Caranya:
F = Fungsi yang hendak dioptimumkan + λ (fungsi kendala)
Contoh 1:
Jawab :
Agar ekstrim F’ = 0
Berdasarkan (1) dan (2) : -1/x = -1/y atau x = y
2x² = 8
x² = 4
x = 2 berarti y = 2
karena x = y = 2 maka z = 2² + 2² = 8
Fxx = 2 = 2. –1/2 = -1 < 0 karena Fxx dan Fyy < 0 maka nilai
Fxx = 2 = 2. 1/2 = 1 > 0 karena Fxx dan Fyy > 0 maka nilai
Contoh 2:
Jawab:
Fx’ = 2xy3 + 25 λ
Fy’ = 3 x²y2 + 50 λ
2xy3 + 25 λ = 0
25 λ = – 2xy3
λ = – 2xy3
25
3 x²y2 + 50 λ = 0
50 λ = – 3 x²y2
λ = – 3 x²y2
50
– 2xy3 = – 3 x²y2
25 50
xy3 = ¾ x²y2
y = ¾ x²y2
xy2
y=¾x
x = 4/3 y
25X + 50 (¾ x ) = 1000
250/4X = 1000
X = 16
Y=¾x
Y = ¾ . 16
Y = 12
U = x²y³
U = 162.123
U = 256.1728
U = 442.368
Kerjakan di rumah:
NK =
2. K = 8 XY² - 3 X³Y + 4 XY – 5 X + 5 Y + 2
KX =
KY =
3. A = F⅜ L⅛ - 4 F² L½
AF =
AL =
DAFTAR PUSTAKA
Chiang , Alpha C., “ Fundamental Metods of Matematical Economics “, Mc Graw – Hill, New
York, 1967.
Dumairy, “ Matematika terapan untuk Bisnis dan Ekonomi “, edisi kedua, BPFE, Yogyakarta,
1993.
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
05
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
DIFERENSIAL FUNGSI MINIMUM MAKSIMUM
Selain untuk menentukan slope dan laju aplikasi lain dari derivatif (penuruanan) adalah
penentuan titik maksimum dan minimum dari y = f(x) dengan setting dy/dx = 0. Dalam
problem terapan seringkali, kita harus menentukan maksimum dan minimum fungsi yang
variabelnya lebih dari satu. Marilah kita bayangkan z = f(x, y) yang menyatakan sebuah
permukaan. Jika seandainya ada titik maksimum pada permukaan itu (seperti puncak sebuah
bukit), maka kurva untuk x = konstan dan y = konstan, yang melalui titik maksimum juga
mempunyai nilai maksima pada titik itu. Di titik maksimum itu berlaku z / dx dan z / y
harganya nol. Perlu diingat lagi, bahwa dy/dx adalah kondisi yang dibutuhkan untuk titik
maksimum dari y = f(x), tetapi itu tidak cukup; bisa jadi titik itu bukan titik maksimum, tetapi
titik minimum atau titik belok dari kurva y – f(x). Sesuatu yang sama juga terjadi pada fungsi
z = f(x , y). Titik dimana z / x = 0 dan z / y = 0 dapat berupa titik maksimum, atau
minimum, atau bisa jadi keduanya. [ Contoh menarik dari sebuah titik yang dapat berupa
maksimim dan sekaligus minimu adalah titik saddle (pelana kuda). Jika pelana dilihat dari
muka ke belakang ia mempunyai titik minimum, tetapi jika dilihat dari samping yang satu ke
samping yang lain, ia mempunyai titik maksimum]. Marilah sekarang kita bahas contoh soal
maksimum dan minimum.
Kita telah tahu bahwa untuk fungsi yang variabelnya cuma satu yaitu y = f(x) , maka y mempunyai
dy d2y
harga ekstrim di x = a, jika = 0 di x = a; ekstrimnya maksimum jika < 0 dan minimum jika
dx dx 2
d2y
> 0 di x = a.
dx 2
Selanjutnya jika fungsinya dua variabel, misal z = f(x, y), berlaku:
z mempunyai harga ekstrim di x,y = a,b atau a,b adalah titik ekstrim, jika dititik itu:
z z
= 0 dan = 0.
x y
* Ekstrimnya maksimum jika di titik itu:
2z 2z
dan keduanya negatif
x 2 y 2
* Ekstrimnya minimum jika di titik itu:
2z 2z
dan keduanya positif
x 2 y 2
* Ekstrimnya minimum dan juga maksimum jika di titik itu:
2z 2z
dan berlawanan tanda
x 2 y 2
Contoh 1:
Tentukan titik maksimum/minimum dari fungsi x2 + y2 + 2x + 3y + 25
Jawab:
z = x2 + y2 + 2x + 3y + 25
jadi:
z
= 0 2x + 2 = 0 x = 1
x
z
= 0 2y + 3 = 0 y = 3/2
y
2z
= 2 jadi > 0
x 2
2z
= 2 jadi > 0
y 2
Jadi z mempunyai titik minimum di (1, 3/2)
Contoh 2:
Sebuah tenda kemah pramuka dengan
F
volume V (gambar 7.1) diletakkan di atas
permukaan tanah. Tenda itu dibuat tanpa lantai D
C
dengan bahan yang sesedikit mungkin. Tentukan E
lebar 2w dan tinggi tenda w tg dinyatakan
dalam . A
2w
Jawab: Kita harus membuat agar jumlah luas
bidang-bidang pada tenda itu minimal, tetapi
menghasilkan volume V.
V = Luas ABED x tinggi tenda = 2w . . w tg
A = 2 luas ABC + 2 luas BEFC = 2w2 tg +
2w Gambar 7.1
cos
Tampak bahwa masih ada variabel bebas penentu A yaitu w, dan . Kita
B upayakan agar
variabelnya tinggal dua, untuk itu dieliminir dengan memsubstitusikan dari V ke A,
sehingga:
2V
A = 2 w2 tg + csc
w
Sejarang kita mempunyai A sebagai fungsi w dan (Ingat V = konstan). Untuk
meminimalkan A, dikondisikan :
A 2V csc
= 0 4w tg =0
w w2
A 2V
= 0 2 w2 sec2 csc cot = 0
w
Solusi untuk w3 adalah:
V csc V csc cot
w3 dan w3 =
2 tan sec 2
Kombinasi keduanya menghasilkan:
Dari A / w = 0 diperoleh lebar 2w = 2
Tinggi tenda = w tg = w = 2 .
2
Soal 7:
Tentukan titik maksimum dan atau minimum fungsi berikut:
1) x2 + y2 + 2x – 4y + 10 2) x2 – y2 + 2x – 4y + 10 3) 4 + x + y – x2 – xy – ½ y2
4) Diketahui z = (y – x2) (y – 2x2) . Buktikan bahwa z mempunyai maksimum maupun minimum di
(0,0)
5) Dari reaksi A + B C, diketahui bahwa kecepatan reaksinya sebanding dengan kuadrat jumlah
konsentrasi reaktannya. Tentukan konsentasi reaktan yang menghasilkan kecepatan ekstrim.
6) Akan dibuat akuarium dengan volume 5000 liter. Tentukan proporsi ukuran yang paling ekonomis.
8. Problem Maksimum dan Minimum dengan Pembatas ; Multiplier Lagrange
Marilah kita perhatikan kasus berikut:
Contoh 1:
Sebuah kawat dilengkungkan sehingga membentuk kurva y = 1 – x2. Seutas benang
direntangkan dari titik origin ke titik (x, y) yang terletak pada kurva. Tentukan (x, y) untuk
meminimalkan panjang benang. Tentukan pula jarak minimalnya.
y
(x , y)
Gambar 8.1 x
Pada kasus ini kita hendak meminimalkan jarak d = x 2 y 2 dari titik origin sampai ke titik
(x , y) ; ini adalah ekivalen dengan meminimalkan f = d2 = x2 + y2 . Tetapi, x dan y tidak saling bebas ;
mereka dihubungkan oleh persamaan kurva. Adanya hubungan tambahan di antara sesama variabel
inilah yang dimaksud dengan pembatas.
Ada beberapa cara untuk menyelesaikan kasus di atas. Kita akan membahas tiga macam cara
untuk menyelesaikannya, yaitu : (a) eliminasi , (b) differensiasi implisit , (c) multiplier Lagrange.
(a) Metode Eliminasi
Dalam metode ini kita eliminir y dari f dan diganti dengan 1 – x2 sehingga f yang akan
diminimalkan adalah:
f = x2 + (1 – x2 ) 2 = x4 – x2 + 1
Sekarang yang kita hadapi adalah kalkulus ordiner. Fungsi f akan minimum, jika:
df 1
4x 3 2x = 0 x = 0 atau x =
dx 2
Jadi ada tiga harga x yang memenuhi, dengan demikian kita dapat menghitung 3 harga y yang
1 1
bersangkutan, sehingga kita memperoleh 3 titik ekstrim yaitu (0, 1) ; ( , ½) dan ( , ½ ).
2 2
Tetapi dari tiga titik itu masih belum jelas, mana yang titik maksimum, mana yang minimum. Untuk
itu kita turunan kedua:
2 untuk x 0 ( maksimum )
d 2f
= 12 x2 – 2 = 4 untuk x 1/2 ( minimum)
2
dx
4 untuk x 1/2 (minimum)
1 1 1
Jadi minimum terjadi di titik x = + dan y = ½ atau ( , ½) dan ( , ½ )
2 2 2
(b) Metode Differensiasi Implisit
Jika seandainya solusi dengan cara di atas tidak dapat dilakukan, kita masih dapat
menyelesaikan dengan cara berikut. Dari f = x2 + y2, kita peroleh:
df dy
df = 2x dx + 2y dy = 2x + 2y (8‐1)
dx dx
Dari y = 1 – x2 , kita peroleh:
dy = 2x dx dy/dx = 2y
Substitusi dy/dx ke dalam (8‐1) diperoleh:
df
= 2x – 4xy
dx
Agar f minimal, maka df/dx = 0, jadi:
2x – 4xy = 0
Selanjutnya persamaan itu diselesaikan secara simultan dengan y = 1 – x2. Dan hasilnya adalah:
x = 0 atau x = + 1 / 2 . Tes minimum dan maksimumnya dilakukan dengan menurunkan lagi (8‐1):
2
d 2f dy d2y
= 2 + 2 + 2y
dx 2 dx dx 2
Untuk x = 0, diperoleh y = 1, dy/dx = 2x = 0 dan d2y/dx2 = 2 Jadi:
d 2f
= 2 + 2 . 0 + 2y . 2 = 2 – 4y = 2 – 4 = 2.
dx 2
Jadi di x = 0 dan y = 1, fungsi f maksimum.
d 2f
= 2 + 2 . 2 + 2y . 2 = 2 + 4 – 2 = 4
dx 2
1 1
Jadi di titik ( , ½) dan ( , ½ ), fungsi f minimum.
2 2
Kita dapat menyelesaikan soal dengan variabel yang lebih banyak, dengan cara seperti yang
kita gunakan untuk menyelesaikan contoh 1. Marilah kita bahas contoh berikut.
Contoh 2:
Tentukan jarak terpendek dari titik origin ke bidang x – 2y – 2 z = 3.
Jawab:
Kita ingin meminimalkan d = x 2 y 2 z 2 dari titik origin ke titik (x, y, z) pada bidang. Ini sama
dengan meminimalkan f = d 2 x 2 y 2 z 2 dari titik origin ke titik (x, y, z) pada bidang x – 2y – 2 z
= 3. Untuk ini salah satu variabel (misal x) dieliminir sehingga:
f = (3 + 2y + 2z) 2 + y2 + z2
Ini adalah fungsi dengan 2 variabel yaitu y dan z, jadi f ekstrim jika: f / y 0 dan f / z 0 .
f
= 2(3 + 2y + 2z ) . 2 + 2y = 12 + 10y + 8 z = 0
y
f
= 2(3 + 2y + 2z ) . 2 + 2z = 12 + 8 y + 10 z = 0
z
Dari solusi dua persamaan di atas diperoleh y = z = 2/3. Selanjutnya dari persamaan bidang x = 1/3.
Jadi:
fekstrim = (1/3)2 + (2/3)2 + (2/3)2 = 1 dekstrim = 1 = 1
Kita masih harus menguji benarkah harga ekstrimnya minimal. Untuk itu kita lihat :
2f
= 10
y 2
2f
= 8
z 2
2f 2f
Karena dan keduanya positif , maka harga ekstrimnya minimum, jadi:
y 2 z 2
dmin = 1.
(c) Multiplier Lagrange
Metode (a) dan (b) dapat melibatkan sejumlah besar langkah‐langkah aljabar jika fungsinya
rumit. Sekarang akan gunakan cara yang singkat yaitu dengan menggunakan metode multiplier
Lagrange. Secara umum metode ini digunakan apabila kita ingin menentukan maksimum atau
minimum fungsi f(x , y) sedang x dan y dihubungkan oleh persamaan ( x , y) = konstan, sehingga
sesungguhnya f adalah fungsi variabel tunggal (katakan x). (Pada contoh 1, = x2 + y = 1, pada
contoh 2, = x – 2y – z = 3) Untuk menentukan titik maksimum atau minimum, kita harus
menyelesaikan df/dx = 0 atau df = 0 sebagaimana dalam (8‐1). Karena = konstan, tentu saja d = 0.
f f
df dx dy 0 ,
x y
(8‐2)
d dx dy 0 ,
x y
Dalam metode (b) kita menyelesaikan ddx (dalam hal ini dy/dx) kemudian mensubstitusikannya ke
dalam df; hal ini sering melibatkan aljabar yang rumit. Sebagai gantinya kita akan mengalikan
persamaan d dengan ( inilah yang disebut multiplier Lagrange ) dan menambahkannya ke dalam
persamaan df, sehingga kita mempunyai:
f f
dx dy 0 (8‐3)
x x y y
Sekarang kita tentukan bahwa:
f
= 0 (8‐4)
y y
Sehingga dari (8‐3) dan (8‐4) diperoleh:
f
= 0 (8‐5)
x x
F(x , y) = f(x , y) + (x , y) (8‐6)
dan kita ingin mencari nilai maksimum dan minimumnya. Kenyataannya, sudah tentu bahwa x dan y
tidaklah saling bebas ; mereka dihubungkan oleh persamaan . Namun, (8‐8) memberi kita jalan
yang mudah untuk mendapatkan (8‐4) dan (8‐5). Jadi kita dapat menyatakan metode multiplier
Lagrange dengan pernyataan berikut:
Untuk mendapatkan nilai maksimum atau minimum f(x, y) manakala x dan (8‐7)
y dihubungkan oleh persamaan (x , y) = konstan, buatlah fungsi F(x , y)
sebagaimana dalam (8‐6) dan buatlah agar dua buah differensial parsial
dari F sama dengan nol [ persamaan (8‐4) dan (8‐6). Kemudian selesaikan
kedua persamaan dan persamaan (x, y) = konstan tersebut untuk
menentukan x, y dan .
Sebagai ilustrasi kita akan menggunakan metode multiplier Lagrange ini untuk menyelesaikan
contoh 1.
f(x , y) = x2 + y2 , (x , y) = y + x2 = 1
dan kita tuliskan persamaan untuk meminimalkan:
F(x , y) = f + = x2 + y2 + ( y + x2 ),
yaitu:
F
2x . 2x 0 ,
x
(8‐8)
F
2y 0
y
Kita selesaikan (8‐8) secara simultan dengan = y + x2. Maka akan kita peroleh :
Multiplier Lagrang akan sangat bermanfaat apabila kita harus menyelesaikan problem
maksimu minimum yang sulit, seperti contoh berikut:
Contoh 3:
Sebuah balok dengan volume 8 xyz. Tentukan volume maksimalnya engan ketentuan
x2 y2 z2
1
a2 b2 c2
Jawab:
x2 y2 z2
Dalam kasus ini f (x , y, z) = 8 xyz dan x , y, z ) = 1 sehingga dengan metode
a2 b2 c2
multiplier Lagrange kita tulis:
x2 y2 z2
F (x , y, z) = f + = 8 xyz +
a2 b2 c2
Selanjutnya kita tentukan tiga buah differesial parsialnya yang masing‐masing harus = nol, yaitu:
F 2x
8 yz . 0
x a2
F 2y
8 xz . 0
y b2
F 2z
8 xy . 0
z c2
Selanjutnya ketiga persamaan di atas bersama dengan persamaan kita selesaikan secara simultan
untuk menentukan x, y, z dan . ( Meskipun kita tidak harus menghitung , tetapi akan lebih mudah
jika hitung lebih dulu). Kalikan persamaan pertama dengan x, kedua dengan y dan ketiga dengan z,
kemudian dijumlahkan, sehingga diperoleh:
x 2 y2 z2
3 . 8xyz + 2 = 0
a 2 b2 c2
x 2 y2 z2
Karena = = 1, maka :
a 2 b2 c2
24xyz + 2 = 0 atau = 12 xyz
Substitusi ke dalam F / x , menghasilkan:
2x 2x 1
8yz 12 xyz . = 0 8 – 12 x = 0 x = a
a2 a2 3
Analog dengan cara di atas, diperoleh:
1 1
y = b dan z = c
3 3
Jadi volume balok:
8abc
V = 8 xyz =
3 3
Contoh 3 di atas menunjukkan bahwa metode multiplier Lagrange dapat digunakan untuk
menentukan maksimum‐minimum fungsi yang variabelnya banyak. Untuk langkah‐langkahnya
adalah:
Untuk menentukan maksimum‐minimum fungsi f(x , y, z) yang dibatasi (8‐9)
oleh (x , y, z) = konstan, kita buat fungsi F = f + dan kita tulis ketiga
differensial parsialnya yang masing‐masing harus = 0. Ketiga persamaan ini
kita selesaikan secara simultan bersama = konstan untuk memperoleh ,
x, y dan z. ( Untuk problem yang variabelnya lebih dari 3 , akan dihasilkan
persamaan yang lebih banyak lagi, tetapi metodenya tetap sama).
Kita juga dapat menggunakan metode multiplier Lagrange untuk menentukan maksimum‐minimum
fungsi f yang dibatasi oleh dua buah persamaan . Jika ada dua pembatas yaitu 1 = konstan dan 2
= konstan, maka langkah‐langkahnya adalah:
Untuk menentukan maksimum‐minimum fungsi f(x , y, z) yang dibatasi (8‐10)
oleh (x , y, z) = konstan dan (x , y, z) = konstan, kita buat fungsi:
F = f + + dan kita tulis ketiga differensial parsialnya yang masing‐
masing harus = 0. Ketiga persamaan ini kita selesaikan secara simultan
bersama dan 2 untuk memperoleh , x, y dan z.
Contoh 4:
Tentukan jarak minimal dari origin sampai ke perpotongan antara 7x + 24z = 0 dengan xy = 6.
Jawab:
Kita akan meminimalkan f = x2 + y2 + z2 yang dibatasi oleh 2 buah kondisi yaitu 1 = 7x + 24z dan 2
= xy = 6.
Kita tulis dulu:
F(x, y, z) = f + 11 + 22 = x2 + y2 + z2 + (7x + 24 z) + 2 (xy)
Ketiga differensial parsialnya adalah:
Differensial parsial terhadap x 2x + 7 1 + 2y = 0
Differensial parsial terhadap x 2y + 2x = 0
Differensial parsial terhadap x 2z + 24 1 = 0
Persamaan‐persamaan di atas dapat diselesaikan bersama dengan 1 = 7x + 24 z = 0 dan 2 = xy = 6
sehingga menghasilkan :
Jadi jarak minimum :
5
d = x 2 y 2 z 2 = = 3,54
2
Soal 8:
1) Tentukan luas maksimum yang ditunjukkan oleh gambar berikut, jika keliling-
luarnya = 100 cm
s s
2) Tentukan titik pada 2x + 3y + z = 11 yang membuat f = 4x2 + y2 + z2 menjadi minimum.
3) Tentukan jarak terpendek dari titik origin ke perpotongan garis 2x + y – z = 1 dan x – y + z = 2
4) Hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan adalah v = k x y z dengan k tetapan laju
reaksi pada temperatur tertentu, sedang x, y dan z adalah konsentrasi reaktan. Jika x2 + y2 + z2 =
1 M2, tentukan laju reaksi maksimum.
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
06
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
DIFERENSIAL FUNGSI MINIMUM MAKSIMUM
di mana u suatu fungsi tak diketahui dari x dan y. Hubungan ini mengisyaratkan bahwa nilai-
nilai u(x,y) adalah tidak bergantung dari x. Oleh karena itu solusi umum dari persamaan ini
adalah
di mana f adalah suatu fungsi sembarang dari variabel y. Analogi dari persamaan diferensial
biasa untuk persamaan ini adalah
di mana c bernilai konstan (tidak bergantung dari nilai x). Kedua contoh di atas
menggambarkan bahwa solusi umum dari persamaan diferensial biasa melibatkan suatu
kostanta sembarang, akan tetapi solusi dari persamaan diferensial parsial melibatkan suatu
fungsi sembarang. Sebuah solusi dari persamaan diferensial parsial secara umum tidak unik;
kondisi tambahan harus disertakan lebih lanjut pada syarat batas dari daerah di mana solusi
didefinisikan. Sebagai gambaran dalam contoh sederhana di atas, fungsi dapat
ditentukan jika dispesifikasikan pada sebuah garis .
http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_diferensial_parsial
Persamaan diferensial biasa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lintasan peluru yang ditembakkan dari meriam mengikuti kurva yang ditentukan lewat persamaan
diferensial parsial yang diturunkan dari hukum kedua Newton
Persamaan diferensial biasa adalah persamaan diferensial di mana fungsi yang tidak
diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel bebas tunggal. Dalam bentuk paling
sederhana fungsi yang tidak diketahui ini adalah fungsi riil atau fungsi kompleks, namun
secara umum bisa juga berupa fungsi vektor maupun matriks. Lebih jauh lagi, persamaan
diferensial biasa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap variabel terikat
yang muncul dalam persamaan tersebut.
Contoh sederhana adalah hukum gerak kedua Newton, yang menghasilkan persamaan
diferensial
untuk gerakan partikel dengan massa konstan m. Pada umumnya, gaya F tergantung kepada
posisi partikel x(t) pada waktu t, dan demikian fungsi yang tidak diketahui x(t) muncul pada
kedua ruas persamaan diferensial, seperti yang diindikasikan dalam notasi F(x(t)).
Dalam kasus persamaan tersebut linier, persamaan diferensial biasa dapat dipecahkan
dengan metode analitik. Malangnya, kebanyakan persamaan diferensial nonlinier, dan kecuali
sebagian kecil, tidak dapat dipecahkan secara eksak. Pemecahan hampiran dapat dicapai
menggunakan komputer.
http://id.wikipedia.org/wiki/Persamaan_diferensial_biasa
Kalkulus diferensial adalah salah satu cabang kalkulus dalam matematika yang
mempelajari bagaimana nilai suatu fungsi berubah menurut perubahan input nilainya. Topik
utama dalam pembelajaran kalkulus diferensial adalah turunan. Turunan dari suatu fungsi
pada titik tertentu menjelaskan sifat-sifat fungsi yang mendekati nilai input. Untuk fungsi
yang bernilai real dengan variabel real tunggal, turunan pada sebuah titik sama dengan
kemiringan dari garis singgung grafik fungsi pada titik tersebut. Secara umum, turunan suatu
fungsi pada sebuah titik menentukan pendekatan linear terbaik fungsi pada titik tersebut.
Grafik dari sebuah fungsi (garis hitam) dan sebuah garis singgung terhadap fungsi (garis merah).
Kemiringan garis singgung sama dengan turunan dari fungsi pada titik singgung
Turunan mempunyai aplikasi dalam semua bidang kuantitatif. Di fisika, turunan dari
perpindahan benda terhadap waktu adalah kecepatan benda, dan turunan dari kecepatan
terhadap waktu adalah percepatan. Hukum gerak kedua Newton menyatakan bahwa turunan
dari momentum suatu benda sama dengan gaya yang diberikan kepada benda.
Laju reaksi dari reaksi kimia juga merupakan turunan. Dalam riset operasi, turunan
menentukan cara paling efisien dalam memindahkan bahan dan mendesain pabrik. Dengan
menerapkan teori permainan, turunan dapat memberikan strategi yang paling baik untuk
perusahaan yang sedang bersaing.
Turunan sering digunakan untuk mencari titik ekstremum dari sebuah fungsi.
Persamaan-persamaan yang melibatkan turunan disebut persamaan diferensial dan sangat
penting dalam mendeskripsikan fenomena alam. Turunan dan perampatannya
(generalization) sering muncul dalam berbagai bidang matematika, seperti analisis kompleks,
analisis fungsional, geometri diferensial, dan bahkan aljabar abstrak.
1. Turunan
Misalkan x dan y adalah bilangan real di mana y adalah fungsi dari x, yaitu y = f(x).
Salah satu dari jenis fungsi yang paling sederhana adalah fungsi linear. Ini adalah grafik
fungsi dari garis lurus. Dalam kasus ini, y = f(x) = m x + c, di mana m dan c adalah bilangan
real yang tergantung pada garis mana grafik tersebut ditentukan. m disebut sebagai
kemiringan dengan rumus:
di mana simbol Δ (delta) memiliki arti "perubahan nilai". Rumus ini benar adanya karena
y + Δy = f(x + Δx) = m (x + Δx) + c = m x + c + m Δx = y + mΔx.
Namun, hal-hal di atas hanya berlaku kepada fungsi linear. Fungsi nonlinear tidak
memiliki nilai kemiringan yang pasti. Turunan dari f pada titik x adalah pendekatan yang
paling baik terhadap gagasan kemiringan f pada titik x, biasanya ditandai dengan f'(x) atau
dy/dx. Bersama dengan nilai f di x, turunan dari f menentukan pendekatan linear paling dekat,
atau disebut linearisasi, dari f di dekat titik x. Sifat-sifat ini biasanya diambil sebagai definisi
dari turunan.
Sebuah istilah yang saling berhubungan dekat dengan turunan adalah diferensial fungsi.
Garis singgung pada (x, f(x))
Bilamana x dan y adalah variabel real, turunan dari f pada x adalah kemiringan dari
garis singgung grafik f' di titik x. Karena sumber dan target dari f berdimensi satu, turunan
dari f adalah bilangan real. Jika x dan y adalah vektor, maka pendekatan linear yang paling
mendekati grafik f tergantung pada bagaimana f berubah di beberapa arah secara bersamaan.
Dengan mengambil pendekatan linear yang paling dekat di satu arah menentukan sebuah
turunan parsial, biasanya ditandai dengan ∂y/∂x. Linearisasi dari f ke semua arah secara
bersamaan disebut sebagai turunan total. Turunan total ini adalah transformasi linear, dan ia
menentukan hiperbidang yang paling mendekati grafik dari f. Hiperbidang ini disebut sebagai
hiperbidang oskulasi; ini secara konsep sama dengan mengambil garis singgung ke semua
arah secara bersamaan.
2. Penerapan turunan
2. 1. Optimalisasi
Jika f adalah fungsi yang dapat diturunkan pada R (atau interval terbuka) dan x adalah
maksimum lokal ataupun minimum lokal dari f, maka turunan dari f di titik x adalah nol; titik-
titik di mana f '(x) = 0 disebut titik kritis atau titik pegun (dan nilai dari f di x disebut nilai
kritis). (Definisi dari titik kritis kadang kala diperluas sampai meliputi titik-titik di mana
turunan suatu fungsi tidak eksis.) Sebaliknya, titik kritis x dari f dapat dianalisa dengan
menggunakan turunan ke-dua dari f di x:
jika turunan ke‐dua bernilai positif, x adalah minimum lokal;
jika turunan ke‐dua bernilai negatif, x adalah maksimum lokal;
jika turunan ke‐dua bernilai nol, x mungkin maksimum lokal, minimum lokal, ataupun tidak
kedua‐duanya. (Sebagai contohnya, f(x)=x³ memiliki titik kritis di x=0, namun titik itu
bukanlah titik maksimum ataupun titik minimum; sebaliknya f(x) = ±x4 mempunyai titik kritis
di x = 0 dan titik itu adalah titik minimum maupun maksimum.)
Ini dinamakan sebagai uji turunan ke dua. Sebuah pendekatan alternatif lainnya, uji
turunan pertama melibatkan nilai f ' di kedua sisi titik kritis.
Menurunkan fungsi dan mencari titik-titik kritis biasanya merupakan salah satu cara yang
sederhana untuk mencari minima lokal dan maksima lokal, yang dapat digunakan untuk
optimalisasi. Sesuai dengan teorema nilai ekstremum, suatu fungsi yang kontinu pada interval
tertutup haruslah memiliki nilai-nilai minimum dan maksimum paling sedikit satu kali. Jika
fungsi tersebut dapat diturunkan, minima dan maksima hanya dapat terjadi pada titik kritis
atau titik akhir.
Hal ini juga mempunyai aplikasi tersendiri dalam proses sketsa grafik: jika kita
mengetahui minima dan maksima lokal dari fungsi yang dapat diturunkan tersebut, sebuah
grafik perkiraan dapat kita dapatkan dari pengamatan bahwa ia akan meningkat dan menurun
di antara titik-titik kritis.
Di dimensi yang lebih tinggi, titik kritis dari nilai skalar fungsi adalah titik di mana
gradien fungsi tersebut adalah nol. Uji turunan kedua masih dapat digunakan untuk
menganalisa titik-titik kritis dengan menggunakan eigennilai matriks Hessian dari turunan
parsial ke-dua fungsi di titik kritis. Jika semua eigennilai tersebut adalah positif, maka titik
tersebut adalah minimum lokal; jika semuanya negatif, maka titik itu adalah maksimum lokal.
Jika ada beberapa yang positif dan beberapa yang negatif, maka titik kritis tersebut adalah
titik pelana, dan jika tidak ada satupun dari keadaan di atas yang terpenuhi (misalnya ada
beberapa eigennilai yang nol) maka uji tersebut inkonklusif.
2. 1. 1. Kalkulus variasi
Salah satu contoh masalah optimalisai adalah mencari kurva terpendek anatar dua titik
di atas sebuah permukaan dengan asumsi kurva tersebut harus berada di permukaan tersebut.
Jika permukaan tersebut adalah bidang rata, maka kurva yang paling pendek berupa garis
lurus. Namun jika permukaannya tidak bidang, maka kita tidak bisa mengetahui secara pasti
kurva yang paling pendek. Kurva ini disebut sebagai geodesik, dan salah satu masalah paling
sederhana di kalkulus variasi adalah mencari geodesik.Contoh lainnya adalah mencari luas
permukaan paling kecil yang dibatasi oleh kurva tertutup di ruang tiga dimensi. Permukaan
ini disebut sebagai permukaan minimum, dan ini dapat dicari dengan menggunakan kalkulus
variasi.
2. 2. Fisika
Kalkulus sangatlah penting dalam fisika. Banyak proses fisika yang dapat dideskripsikan
dengan turunan, disebut sebagai persamaan diferensial. Fisika secara spesifik mempelajari
perubahan kuantitas terhadap waktu, dan konsep "turunan waktu"—laju perubahan terhadap
perubahan waktu— sangatlah penting sebagai definisi yang tepat pada beberapa konsep
penting. Sebagai contohnya, turunan waktu terhadap posisi benda sangat penting dalam fisika
Newtonan:
kecepatan adalah turunan posisi benda terhadap waktu.
percepatan adalah turunan dari kecepatan benda terhadap waktu, ataupun turunan kedua
posisi benda terhadap waktu.
Sebagai contoh, jika posisi sebuah benda dalam sebuah garis adalah:
2. 3. Persamaan diferensial
Persamaan kalor di variable satu ruang yang menggambarkan bagaimana kalor dapat
berdifusi melalui satu tongkat yang lurus adalah persamaan diferensial parsial
Di sini u(x, t) adalah temperatur tongkat pada posisi x dan waktu t dan α adalah sebuah
tetapan yang bergantung pada seberapa cepat kalor tersebut berdifusi.
Teorema nilai purata memberikan hubungan antara nilai dari turunan dengan nilai dari
fungsi asal. Jika f(x) adalah fungsi yang bernilai real dan a dan b adalah bilangan dengan a <
b, maka teorema nilai purata mengatakan bahwa kemiringan antara dua titik (a, f(a)) dan (b,
f(b)) adalah sama dengan kemiringan garis singgung f di titik c di antara a and b. Dengan kata
lain:
Dalam prakteknya, teorema nilai purata ini mengontrol sebuah fungsi terhadap
turunannya. Sebagai contoh, misalkan f memiliki turunan yang sama dengan nol di setiap
titik, maka fungsi tersebut haruslah horizontal. Teorema nilai purata membuktikan bahwa hal
ini haruslah benar, bahwa kemiringan antara dua titik di grafik f haruslah sama dengan
kemiringan salah satu garis singgung di f. Semua kemiringan tersebut adalah nol, jadi garis
sembarang antara titik yang satu dengan titik yang lainnya di fungsi tersebut memiliki
kemiringan yang bernilai nol. Namun hal ini juga mengatakan bahwa fungsi tersebut tidak
naik maupun turun.
Turunan memberikan pendekatan linear yang paling baik, namun pendekatan ini bisa
sangat berbeda dengan fungsi asalnya. Salah satu cara untuk memperbaiki pendekatan ini
adalah dengan menggunakan pendekatan kuadratik. Linearisasi dari fungsi bernilai real f(x)
pada suatu titik x0 adalah linearisasi polinomial a + b(x - x0), dan sangat mungkin untuk
mendapatkan pendekatan yang lebih baik dengan menggunakan polinomial kuadratik a + b(x
- x0) + c(x - x0)². Masih lebih baik lagi apabila menggunakan polinomial kubik a + b(x - x0) +
c(x - x0)² + d(x - x0)³, dan gagasan ini dapat diperluas sampai polinomial berderajat tinggi.
Untuk setiap polinomial ini, haruslah terdapat pilihan nilai koefisien yang paling tepat untuk
a, b, c, dan d yang membuat pendekatan ini sedekat mungkin.
Untuk a, pilihan nilai yang terbaik selalu bernilai f(x0), dan untuk b selalu bernilai
f'(x0). Untuk c, d, dan koefisien berderajat tinggi lainnya, koefisien-koefisien ini ditentukan
dengan turunan berderajat tinggi dari f. c haruslah f''(x0)/2, dan d haruslah f'''(x0)/3!. Dengan
menggunakan koefisen ini, kita mendapatkan polinomial Taylor dari f. Polinomial taylor
berderajat d adalah polinomial dengan derajat d yang memberikan pendekatan yang paling
baik terhadap f, dan koefisiennya dapat ditentukan dengan perampatan dari rumus di atas.
Teorema Taylor memberikan batasan-batasan yang detail akan seberapa baik pendekatan
tersebut. Jika f adalah polinomial dengan derajat yang lebih kecil atau sama dengan d, maka
polinomial Taylor dengan derajat d sama dengan f.
Batasan dari polinomial Taylor adalah deret tidak terbatas yang disebut sebagai deret
Taylor. Deret Taylor biasanya merupakan pendekatan yang cukup dekat dengan fungsi
asalnya. Fungsi-fungsi yang sama dengan deret Taylor disebut sebagai fungsi analitik.
Adalah tidak mungkin untuk fungsi yang tidak kontinu atau memiliki sudut yang tajam untuk
menjadi fungsi analitik. Namun terdapat pula fungsi mulus yang bukan analitik.
Beberapa bentuk geometri alami, seperti lingkaran, tidak dapat digambar sebagai
grafik fungsi. Jika F(x, y) = x² + y², maka lingkaran adalah himpunan pasangan (x, y) di mana
F(x, y) = 0. Himpunan ini disebut sebagai himpunan nol (zero set) (bukan himpunan kosong)
dari F. Ini tidaklah sama dengan grafik F, yang berupa kerucut. Teorema fungsi implisit
mengubah relasi seperti F(x, y) = 0 menjadi fungsi . Teorema ini menyatakan bahwa jika F
adalah secara kontinu terdiferensialkan, maka di sekitar kebanyakan titik-titik, himpunan nol
dari F tampak seperti grafik fungsi yang digabungkan bersama. Titik di mana hal ini tidak
benar ditentukan pada kondisi turunan F. Lingkaran dapat digabungkan bersama dengan
grafik dari dua fungsi . Di setiap titik lingkungan dari lingkaran kecuali (-1, 0)
dan (1, 0),satu dari dua fungsi ini mempunyai grafik yang mirip dengan lingkaran. (Dua
fungsi ini juga bertemu di (-1, 0)dan (1, 0), namun hal ini tidak dipastikan oleh teorema
fungsi implisit).
Teorema fungsi implisit berhubungan dekat dengan teorema fungsi invers yang
menentukan kapan sebuah fungsi tampak mirip dengan grafik fungsi terbalikkan yang
digabungkan bersama.
Misalkan: .
Selanjutnya, akan lebih mudah menggunakan gambar:
Seharusnya dari keterangan di atas, sudah jelas bahwa turunan dan diferensial itu berbeda. Turunan
adalah hasil pembagian antara 2 buah diferensial.
Sebagai contoh,
Jika kita mengatakan bahwa "turunan dari adalah ", maka pernyataan itu
adalah BENAR, karena . Tapi, akan SALAH jika turunan disamakan
dengan diferensial. Jika kita mengatakan bahwa "diferensial dari adalah ",
maka pernyataan itu adalah SALAH. Kalau ingin betulnya, harus seperti ini: "diferensial dari
adalah dikalikan dengan diferensial x" atau dapat ditulis begini:
.. Memang.. Sepertinya hal sepele, namun krusial sebagai
konsep...
Ingat‐ingat kembali rumus turunan:
Yupp.. Diferensial adalah selisih variabel (Ingat "difference" dalam bahasa inggris artinya "beda",
bukan?).. Sekadar mengingatkan, di rumus di atas, maka x adalah variabel bebas sedangkan y adalah
variabel terikat.. Sebenarnya, bisa saja rumusnya begini:
Di atas maka y adalah variabel bebas sedangkan nilai x terikat terhadap variabel y.
Jika , maka (Ingat fungsi invers)..
Di sini akan diberikan beberapa pernyataan (persamaan), silakan dijawab apakah pernyataan
tersebut betul atau salah...
1.
2. .
3 .
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
07
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
INTEGRAL TERTENTU
Pengertian
Integral tertentu
tentu
Contoh : f ( x) x 2 5 f I ( x) 2 x
2 xdx x k
2
1. Formula pangkat
x n 1
x dx k n 1
n
n 1
3 x 21 3
Contoh : 3x d x 2
k x3 k x3 k
2 1 3
2. Formula Logaritmik
1
x dx 1ln x k
3
Contoh : x 1 dx 3 ln( x 1) k
3. Formula eksponensial
e dx e x k e du e u k
x u
1 2x 1
Contoh : e dx e d (2 x) e 2 x k
2x
2 2
1 3 x 2 1
e
3 x 2
dx e d 3 x 2 e 3 x 2 k
3 3
4. Formula penjumlahan
3x 21 10 x11
Contoh : (3x 10 x)dx k
2
2 1 11
3 3 10 2
x x k x 3 5x 2 k
3 2
1
(e )dx e x ln x k
x
5. Formula substitusi
du
f (u) dx dx f (u )du f (u) x
u g ( x) du = substistusi bagi dx
Latihan :
x 41 1
(2). x dx
4
x 3 k
4 1 3
5
(4). x dx 5x
1
dx ln x k
1
1 3
1 3 x 1 3 2 2
(5). x x 4dx 3 x 1 4 x k 3 x 3 x 2 4 x k
2
1
2
1 3 2 3
x x 4x k
3 3
1
1 1
(2 5 x) 2
(6). 2 5 x dx (2 5 x) dx 2
1
k
1
2
2
(2 5 x)3 k
3
A. FUNGSI BIAYA
Biaya Marginal MC TC I
TC MCdQ TC I dQ
Contoh :
MC 3Q 2 6Q 4
TC (3Q 2 6Q 4)dQ Q 3 3Q 2 4Q k
TC Q 3 3Q 2 4Q k
Biaya Rata-rata ( AC )
Q Q
k
AC Q 2 3Q 4
Q
B. FUNGSI PENERIMAAN
Penerimaan Total TR f (Q)
Penerimaan Marginal MR TR I
TR 16Q 2Q 2
Penerimaan rata-rata AR
Q Q
AR 16 2Q
b
b
(1). f ( x)dx f ( x) f (b) f (a )
b
a
a
a
(2). f ( x)dx 0
a
b a
(3).
a
f ( x)dx f ( x)dx
b
b b
(4). kf ( x)dx k f ( x)dx
a a
b b b
(5). f ( x) g ( x)dx f ( x)dx g ( x)dx
a a a
b c c
(6). f ( x)dx f ( x)dx f ( x)dx
a b a
Latihan : 4 ; 6 ; 7 ; 11
A. SURPLUS KONSUMEN
Surplus konsumen adalah keuntungan lebih yang dinikmati oleh
konsumen tertentu, pada tingkat harga pasar suatu barang.
P D(0, P)
Surplus Konsumen (Cs)
Q
0 Qe F (Q,0)
Qe
Contoh :
Jawab:
P
Pˆ 40
Pe 30
0 Qe 21 Qˆ 48 Q
jikaQ 0 O 48 0,03P 2
0,03P 2 48
48
P2 1600 P 40
0,03
Jika Pe 30 Qe 48 0,03(30) 2 21
Cs 48P 0,01P 3 40
30
48(40) 0,01(40) 3 48(30) 0,01(30) 3
Cs 110
B. SURPLUS PRODUSEN
Adalah keuntungan lebih yang dinikmati produsen tertentu pada
tingkat harga pasar dari barang yang ditawarkan.
P f (Q) Fungsi
P
Pe E (Qe ; Pe )
D(O, Pˆ ) Surplus
0 Qe Q
Qe
Qe
Contoh :
Fungsi penawaran P 0,5Q 3 .
Jawab : P 0,5Q 3
J ik a P 0 Q 6
Q 0 P 3 P 3
P Pe 10 Qe 14
P 0,5Q 3 f (Q)
Pe 10
Pˆ 3 Surplus
0 Qe 14 Q
Qe
Ps Qe.Pe f (Q)dQ
O
14
(14)(10) (0,5Q 3)dQ
0
140 0,25Q 2 3Q 0
14
140 91 0 49
Ps 49
Latihan :
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
09
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
INTEGRAL FUNGSI TRIGONOMETRI
Kita telah mempelajari turunan fungsi trigonometri yang secara ringkas dapat
digambarkan sebagai berikut :
tan x sec 2 x
cot x cos ec 2 x
artinya turunan.
Contoh 1 : Tentukan :
a. (5 sin x 2 cos x) dx
b. (2 cos x 4 sin x 3) dx
Penyelesaian :
LATIHAN SOAL
Cara menentukan integral dengan menggunakan cara substitusi-1 yaitu dengan mengubah bentuk
integral tersebut ke bentuk lain dengan notasi lain yang lebih sederhana sehingga mudah
menyelesaikannya. Cara ini digunakan jika bagian yang satu ada kaitan turunan dari bagian yang
lain.
2 x(4 x 1) dx
2 10
a.
2 sin x cos x dx
5
b.
Penyelesaian :
a. Misal : u 4x 2 1
Maka:
du
8x
dx
du
dx
8x
Sehingga :
du 1 1 11 1
2 x( 4 x 1) 10 dx 2 x.u 10 . u 10 du u c (4 x 2 1) 11 c
2
8x 4 4.11 44
b. Misal u = sin x
du
cos x
dx
du
dx
cos x
Sehingga :
du 2 1
2 sin x cos x dx 2u 5 . cos x 2u 5 du u 6 c sin 6 x c
5
cos x 6 3
LATIHAN SOAL
Tentukan integral dari fungsi –fungsi berikut dengan menggunakan metode substitusi !
2 x 3
5
1. dx
6 x 4
5
2. dx
2
3. 5 x 1 4
dx
2 x 4 dx
3
4. 5
4 x x 4 dx
2 6
5.
12 x x 5 dx
2 3 4
6.
6 x 6 x dx
2
7.
8. sin 5x dx
cos x.sin x dx
3
9.
10. cos x 1 sin x dx
2. INTEGRAL PARSIAL
Bagaimana jika dua bagian pada suatu integral tidak ada kaitan turunan antara bagian
yang satu dengan bagian lainnya ? Untuk itu perlu ada cara lain untuk menyelesaikannya
yaitu dengan integral parsial.
Seperti telah kita ketahui pada turunan jika y = uv maka y ‘ =u ’ v + uv ’. Jika kita
integralkan kedua rua, maka akan didapat :
u dv uv v du
Contoh 1 : Tentukan :
2 x(5x 1)
6
a. dx
b. x sin x dx
Penyelesaian : a. Misal 2x = u maka 2 dx = du
1 1 1
Misal dv = 5 x 1 6 dx v . 5 x 1 7 (5 x 1) 7
5 7 35
1 1
2 x(5 x 1) dx 2 x. (5 x 1) 2 (5 x 1) 7 .2 dx
6
35 35
2x 2 1 1
(5 x 1)7 . . (5 x 1)8 c
35 35 5 8
2x 1
(5 x 1)7 (5 x 1)8 c
35 700
b. Misal x = u maka dx = du
LATIHAN SOAL
6 xx 2 dx
5
1.
8 x1 2 x dx
3
2.
3. x 2 x 4 dx
x
4. x 1
dx
5. x sin x dx
x cos x dx
2
6.
7. 2 x 1sin 2 x dx
6 x x 1 dx
3 2
8.
9. x cos 3 x 1 dx
x sin 2 x 6 dx
3 2 5
10.
3. INTEGRAL TENTU
Y Y = f(x)
P Q
R S
f(x) f(x+h)
T h U X
0 a x x+h b
L( x h) L( x )
f ( x) f ( x h)
h
Untuk h 0 maka :
f ( x ) L' ( x ) f ( x) L' ( x ) f ( x )
L( x) f ( x) dx F ( x) c
Dari (1) maka :
b
L f ( x) dx L(b) L(a) ( F (b) c) ( F (a) c) F (b) F (a)
a
f ( x) dx F ( x) F (b) F (a )
b
Jadi : a
a
(3 x x 1) dx
2
Contoh 1 : Hitunglah
1
Penyelesaian:
3
(3x
2 3
4 x 1) dx x 3 2 x 2 x 1 33 2.3 2 3 13 2.12 1 12
1
LATIHAN SOAL
3
a. 4 x dx
0
1
6x
2
b. dx
2
4
c. 12 x
0
x dx
5 2 x 6 x dx
2
d.
1
2 2
1
e. 1 x x dx
2. Tentukan nilai a jika diketahui :
a
a. 0
x dx 18
2a
1 1
b.
1
x 2
dx
2
2
3. Tentukan a jika 2 x a dx 6
1
4. Tunjukkan dengan arsiran, luas daerah yang dinyatakan dengan integral berikut :
4
a. 3x dx
0
3
x
2
b. dx
2
3
x 4 dx
2
c.
3
2
x
3
d. dx
2
3
2 x 3
5
a. dx
1
2
6 x 4
5
b. dx
2
1
2
c. x 1
0
4
dx
2 x 4
3
d. 5
dx
2
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
10
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
INTEGRAL PARSIAL
1. INTEGRAL PARSIAL
Bagaimana jika dua bagian pada suatu integral tidak ada kaitan turunan antara bagian
yang satu dengan bagian lainnya ? Untuk itu perlu ada cara lain untuk menyelesaikannya
yaitu dengan integral parsial.
Seperti telah kita ketahui pada turunan jika y = uv maka y ‘ =u ’ v + uv ’. Jika kita
integralkan kedua rua, maka akan didapat :
u dv uv v du
Contoh 1 : Tentukan :
2 x(5x 1)
6
a. dx
b. x sin x dx
1 1 1
Misal dv = 5 x 1 6 dx v . 5 x 1 7 (5 x 1) 7
5 7 35
1 1
2 x(5 x 1) dx 2 x. (5 x 1) 2 (5 x 1) 7 .2 dx
6
35 35
2x 2 1 1
(5 x 1)7 . . (5 x 1)8 c
35 35 5 8
2x 1
(5 x 1)7 (5 x 1)8 c
35 700
b. Misal x = u maka dx = du
x sin x dx x. cos x cos x dx x cos x sin x c
LATIHAN SOAL
6 xx 2 dx
5
1.
8 x1 2 x dx
3
2.
3. x 2 x 4 dx
x
4. x 1
dx
5. x sin x dx
x cos x dx
2
6.
7. 2 x 1sin 2 x dx
6 x x 1 dx
3 2
8.
9. x cos 3 x 1 dx
x sin 2 x 6 dx
3 2 5
10.
2. INTEGRAL TENTU
Y Y = f(x)
P Q
R S
f(x) f(x+h)
T h U X
0 a x x+h b
L( x h) L( x )
f ( x) f ( x h)
h
Untuk h 0 maka :
f ( x ) L' ( x ) f ( x) L ' ( x ) f ( x )
L( x) f ( x) dx F ( x) c
f ( x) dx F ( x) F (b) F (a )
b
Jadi : a
a
(3 x x 1) dx
2
Contoh 1 : Hitunglah
1
Penyelesaian:
3
(3x
2 3
4 x 1) dx x 3 2 x 2 x 1 33 2.3 2 3 13 2.12 1 12
1
LATIHAN SOAL
6x
2
b. dx
2
4
c. 12 x
0
x dx
5 2 x 6 x dx
2
d.
1
2 2
1
e. x dx
1 x
2a
1 1
b. x
1
2
dx
2
2
3. Tentukan a jika 2 x a dx 6
1
4. Tunjukkan dengan arsiran, luas daerah yang dinyatakan dengan integral berikut :
4
a. 3x dx
0
3
x
2
b. dx
2
3
x
4 dx
2
c.
3
2
x
3
d. dx
2
2 x 3
5
a. dx
1
2
6 x 4
5
b. dx
2
1
2
c. x 1
0
4
dx
2 x 4
3
d. 5
dx
2
1
2
a. cos x dx
0
b. 2 cos 2 x dx
1
2
1
c. sin x 3 dx
0
2
d. (sin x cos x) dx
0
1
2
e. 4 cos x 1 dx
1
3
B. LUAS DAN VOLUME BENDA PUTAR
Daerah antara dua kurva yaitu daerah yang dibatasi oleh dua kurva tersebut dengan selang batas
tertentu. Selang batas tersebut bisa batas yang ditentukan atau titik potong kedua kurva tersebut.
Y
Penyelesaian :
y = x2
y = x
1
1
LATIHAN SOAL
1. x 2, x 3, y 2 dan y 3
2. y x, y x dan y 3
3. y x 2 dan y x 2 2
4. y x dan y x 3
5. y x 2 4 x dan y x 2 4 x
6. y x 2 dan y x
7. y 2 x 1, x 4 dan sumbu X
8. y x 2 2 x 8, , x 4 dan x 5
3
9. y sin x, 0 x
2
10. y sin x , y cos x , x 2
Luas daerah antara kurva y = f(x) dengan sumbu koordinat X pada selang a x b
dimana
Penyelesaian : Y
-1 0 1 X
0 1 0 1
1 1 1 1 1
L x 3 dx x 3 dx x 4 x 4 (0 ) ( 0) satuan luas.
1 0 4 1 4 0 4 4 2
LATIHAN SOAL
y=x+2 y = x2
X
X
-2 0 2 0 3
Y y = x3
c.
-4 4
2. Tentukan luas daerah antara kurva berikut dan sumbu koordinat atau garis yang
ditentukan :
a. y 2 x 1 , sumbu X, x = -2 dan x = 3
b. y x 2 , sumbu X, x = 0 dan x = 2
c. y x 2 1 dan sumbu X
d. y 8 x x 2 , sumbu X dan x = 4
e. y x 3 , sumbu X, x = -1 dan x = 3
f. y x , sumbu X, x = 1 dan x = 4
Untuk menentukan luas daerah antara dua kurva, kita berdasarkan luas antara kurva dan
sumbu koordinat.
Y y = f(x)
y = g(x)
0 a b X
b b b
L f ( x) dx g ( x) dx ( f ( x) g ( x)) dx
a a a
Jadi : L f ( x) g ( x)
a
Penyelesaian :
x 2 3x 2 x 2 x 2( x 1) 0 x 2 atau x 1
-2 1
0 X
(2 x 2) ( x
1 1
1
L 2
3 x) dx (2 x x 2 ) dx 4 satuan luas.
2 2
2
LATIHAN SOAL
Y y = 2x y = x2 Y
Y=x
0 2 X
X
y=x 0 1
2. Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh dua kurva berikut :
a. y x 2 dan y x 2
b. y 9 x 2 dan x y 3 0
c. y x 2 dan y 2x x2
d . y 2 x 2 dan x y 0
e. y x 2 , y x 6 dan sumbu Y
f. y x dan y x 2
g. y x 2 4 x 3 dan x y 1 0
y = f(x)
0 X
a b
Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva y = f(x), x = a, x = b dan sumbu X yang
b
Begitu juga pada kurva x = f(y) yang diputar mengelilingi sumbu Y sejauh 360 dan
dibatasi oleh y = a, y = b, sumbu Y dan kurva itu sendiri maka volumenya :
b
V x 2 dy
a
Contoh 1 : Tentukan volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh kurva
y x 2 , sumbu X dan garis x = 2 diputar mengelilingi sumbu X sejauh 360 !
Jawab : Y
0 2 X
V x
2
2 2
4 1 32 32
dx x dx x 5 0 satuan volume.
4
0 0
5 0 5 5
LATIHAN SOAL
1. Pada gambar di bawah, hitunglah volume benda putarnya jika diputar mengelilingi sumbu
X sejauh 360 !
a. Y b. Y
y=x+2 Y= x 2
X
X
-2 0 2 0 3
2. Hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva
yang diketahui diputar mengelilingi sumbu X sejauh 360 !
a. y = x, x = 1 dan x = 10
b. y = x 2 , sumbu X, sumbu Y dan x = 6
c. y = x , sumbu X, sumbu Y dan x = 9
d. y = x 2 1 , x = 0 dan x = 1
e. y = x 3 , sumbu X, x = -3 dan x = 3
3. Hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva
yang diketahui diputar mengelilingi sumbu Y sejauh 360 !
a. y = x dan y = 6
b. y = x dan y = 1
c. y = x 2 1 , y = 0 dan y = 1
Quiss :
1 r
1. Tentukan rumus volume kerucut V r 2 t dari persamaan garis y = x yang diputar
3 t
mengelilingi sumbu X sejauh 360
4
2. Tentukan rumus volume bola V r 3 dari persamaan seperempat lingkaran
3
x y r yang diputar mengelilingi sumbu X sejauh 360
2 2 2
y y = f(x)
y = g(x)
0 a b X
Volume benda putar yang diputar mengelilingi sumbu X sejauh 360 yang dibatasi oleh
kurva y = f(x), y = g(x), x = a dan x = b adalah :
b
V ( y1 y2 ) dx
2 2
dimana y1 f ( x), y2 g ( x) dan y1 y2
a
Begitupun untuk benda putar yang diputar mengelilingi sumbu Y.
Contoh 1: Hitunglah isi benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh kurva y x 2
dan y = 2x diputar mengelilingi sumbu X sejauh 360 !
2
(2 x) ( x ) dx 4 x x dx x 3 x 5
2 4 1 64
Jawab : V 2 2 2 2 4
0
0 3 5 0 15
LATIHAN SOAL
1. Hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi oleh dua kurva
diputar sejauh 360 mengelilingi sumbu koordinat yang disebutkan !
a. y = x dan y = x 2 mengelilingi sumbu X
b. y = x 2 dan y 2 x mengelilingi sumbu Y
c. y = x 2 , y = x , mengelilingi sumbu Y
d. y = x 2 dan y = x 4 mengelilingi sumbu X
e. y = x 2 dan y = 6 x x 2 mengelilingi sumbu X
f. y = 1 x 2 dan y = 9 x 2 mengelilingi sumbu X
PROGRAM LINIER
Program linier adalah suatu metode untuk mencari nilai maksimum atau minimum dari
bentuk linier pada daerah yang dibatasi oleh grafik-grafik fungsi linier.
2012 Kalkulus Pusat Bahan Ajar dan eLearning
23 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
2012 Kalkulus Pusat Bahan Ajar dan eLearning
24 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Contoh Soal :
LATIHAN SOAL
1
b). -2x + 5y = 10 d). x 4 y 18
2
x y 5
a) 3x 2 y 6 b) 2 x 4 c)
y0
3 x 4 y 12 x 2 y 6
2 x y 12
d) e) x0 f) x0
x0 y 0 y 0
x y 5 2 x y 10
3 x 4 36
2 x y 6 x y 18
g) h) i) 2 x 8
x0 x8
0 y 6
y 0 y 8
y 2x
j) x 2 y 8
y 0
Sebagai ilustrasi perhatikan contoh berikut :
PT. Samba Lababan memproduksi ban motor dan ban sepeda. Proses
pembuatan ban motor melalui tiga mesin, yaitu 2 menit pada mesin I, 8 menit
pada mesin II, dan 10 menit pada mesin III. Adapun ban sepeda diprosesnya
melalui dua mesin, yaitu 5 menit pada mesin I dan 4 menit pada mesin II. Tiap
mesin ini dapat dioperasikan 800 menit per hari. Untuk memperoleh
keuntungan maksimum, rencananya perusahaan ini akan mengambil
keuntungan Rp40.000,00 dari setiap penjualan ban motor dan Rp30.000,00
dari setiap penjualan ban sepeda. Berdasarkan keuntungan yang ingin dicapai
ini, maka pihak perusahaan merencanakan banyak ban motor dan banyak ban
sepeda yang akan diproduksinya dengan merumuskan berbagai kendala
sebagai berikut. Perusahaan tersebut memisalkan banyak ban motor yang
diproduksi sebagai x dan banyak ban sepeda yang diproduksi sebagai y,
dengan x dan y bilangan asli. Dengan menggunakan variabel x dan y tersebut,
preusan itu membuat rumusan kendala-kendala sebagai berikut.
Untuk menentukan nilai optimum fungsi objektif ini, ada dua metode, yaitu metode
uji titik pojok dan metode garis selidik.
1. Ubah masalah tersebut ke dalam model matematika yaitu dengan membuat
tabel, fungsi pembatas dan fungsi tujuan.Tabel di sini untuk mempermudah
membaca data. Fungsi pembatas/kendala yaitu beberapa pertidaksamaan linier
yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Fungsi tujuan/objektif yaitu
suatu fungsi yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Biasanya
fungsi tujuan dinyatakan dengan
f(x,y) = ax + by atau z = ax + by
Sebagai contoh dalam dari masalah produksi ban PT. Samba Lababan di atas diperoleh
model matemátika sebagai berikut :
I : 2x + 5y ≤ 800 …. Persamaan 1
II : 8x + 4y ≤ 800 .… Persamaan 2
IV : x 0, y 0 .… Persamaan 4
Gambar grafik daerah penyelesaian dari model matemática tersebut hádala sebagai
berikut :
2012 Kalkulus Pusat Bahan Ajar dan eLearning
30 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
LATIHAN SOAL
1. Suatu pesawat udara mempunyai tempat duduk tidak lebih dari 48 penumpang. Setiap
penumpang kelas utama boleh membawa bagasi 60 kg, sedangkan kelas ekonomi dibatasi
20 kg. Pesawat itu hanya dapat membawa bagasi 1440 kg. Jika tiket setiap penumpang
kelas utama Rp.100.000 dan kelas ekonomi Rp.50.000, maka tentukan keuntungan
maksimum yang dapat diperolehnya ?
2. Luas daerah parkir 360 m 2 . Luas rata-rata untuk parkir sebuah mobil sedan 6 m 2 dan
untuk sebuah bus 24 m 2 . Daerah parkir tidak dapat memuat lebih dari 30 kendaraan. Jika
biaya parkir untuk sebuah mobil sedan Rp.250 dan sebuah bus Rp.750, maka tentukan
banyaknya tiap-tiap jenis kendaraan agar diperoleh pendapatan maksimum ?
3. Seorang pengusaha kendaraan roda dua akan memproduksi sepeda balap dan sepeda
biasa. Banyak sepeda balap yang akan diproduksi sedikitnya 10 unit dan paling banyak 60
unit perbulannya. Sedangkan untuk sepeda biasa paling banyak diproduksi 120 unit
sebulannya. Total produksi perbulannya adalah 160 unit. Harga jual sepeda balap
Rp.700.000/unit dan sepeda biasa Rp.300.000/unit. Tentukan banyaknya masing-masing
jenis sepeda yang membuat keuntungan maksimal !
4. Sebuah butik memiliki 4 m kain satin dan 5 m kain prada. Dari bahan tersebut akan
dibuat 2 baju pesta. Baju pesta I memerlukan 2 m kain satin dan 1 m kain prada.
Sedangkan baju pesta II memerlukan 1 m kain satin dan 2 m kain prada. Harga jual baju
pesta I sebesar Rp.500.000 dan baju pesta II Rp.400.000. Berapa jenis baju pesta yang
akan dibuat agar diperoleh harga jual yang setinggi-tingginya ?
5. Seorang petani membutuhkan pupuk N, P, dan K berturut-turut 10, 12, dan 12 unit untuk
menyuburkan tanamannya. Kebutuhan itu dapat dipenuhinya dari pupuk berupa cairan
yang mengandung 5 unit N, 2 unit P dan 1 unit K tiap botol dan dari pupuk berbentuk
tepung yang mengandung 1 unit N, 2 unit P dan 4 unit K tiap kantong. Berapa banyaknya
tiap jenis pupuk dapat dibeli agar biaya pembelian pupuk seminimal mungkin ?
LATIHAN SOAL
1. Tentukan nilai maksimum dan minimum 4x + y dengan menggunakan garis selidik dari
daerah sistem pertidaksamaan linier x y 6, 2 x y 8, x 6 dan y 8
3. Dengan menggunakan garis selidik, tentukan nilai maksimum dan minimum 2x – y pada
pertidaksamaan x y 4, x y 6, x 4 dan y x 4
4. Dengan menggunakan garis selidik, tentukan nilai maksimum dan minimum q = 6x + 10y
pada himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan
x y 16, x 2 y 10, x 2 dan y 0
5. Dengan menggunakan garis selidik, tentukan nilai maksimu dan minimum q = 16x – 2y +
40 dari daerah penyelesaian 6 x 8 y 48, 0 y 4 dan 0 x 7
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
11
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
INTEGRAL FUNGSI RASIONAL
TEKNIK PENGINTEGRALAN
1. Metode Substitusi
2. Metode Integral Parsial
3. Integral Fungsi Pecah Rasional
4. Integral fungsi Irasional
5. Integral Fungsi Trigonometri
1. METODE SUBSTITUSI
g : [ , ] [a, b] mempunyai invers g 1 .
x g (t )
t f ( x) f ( g (t ))
( f g )(t )
Bukti
Cukup dibuktikan bahwa turunan kedua ruas terhadap x adalah
fungsi yang sama.
d d
f ( x)dx ( F ( x) c) f ( x) ..... (i)
dx dx
Sedangkan,
Contoh
2
sin x cos xdx .....
Diambil substitusi : y cos x dy sin xdx
Sehingga diperoleh :
2 2 3 3
sin x cos xdx y dy 13 y c 13 cos x c
TUGAS 2
3 2
1. x x 1dx .....
sec x dx .....
2. x
2. METODE INTEGRAL PARSIAL
d (uv ) d ( f ( x) g ( x))
f ( x) g ( x) g ( x) f ( x)
dx dx
atau
d (uv) f ( x) g ( x) g ( x) f ( x) dx
Jadi,
d (uv) f ( x) g ( x) g ( x) f ( x) dx
uv f ( x) g ( x)dx g ( x) f ( x)dx
atau
Karena
u f ( x) du f ( x)dx
v g ( x) dv g ( x ) dx
Sehingga persamaan (*) menjadi :
udv uv vdu
Contoh
Jadi,
x cos xdx xd (sin x) x sin x sin xdx
x sin x cos x c
2
2. x ln xdx .....
Misalkan : u ln x du 1x dx
dv x 2 dx v x 2 dx
v 1 x3
3
Jadi,
2 3 3 3
x ln xdx ln xd (13 x ) 13 x ln x 13 xx dx
1 x3 ln x 1 x 2 dx
3 3
1 x3 ln x 1 x3 c
3 9
PR 1
2 3x
1. ( x 1) e dx .....
3
2. x cos 4 xdx .....
3. INTEGRAL FUNGSI PECAH RASIONAL
dengan n Z dan an 0.
Selanjutnya P(x) disebut Polinomial berderajat n.
P ( x)
i. Jika m < n, maka disebut Pecah Rasional Sejati
Q ( x)
P ( x)
ii. Jika m n , maka disebut Pecah Rasional Tak Sejati
Q ( x)
dan dapat diubah menjadi :
P( x) R( x)
S ( x) , dengan R(x) dan S(x) masing‐masing
Q ( x) Q( x)
polinomial dan derajat R(x) lebih kecil dari n.
Contoh
5 x 5 3x 2 40 x 3 18 x 2 5 x 15
4 3 2
(5 x 15) 4 3 2
x 3x x 1 x 3x x 1
P ( x)
Diberikan pecah rasional .
Q ( x)
I. KASUS 1
Q( x) 0 mempunyai akar‐akar real dan berbeda.
P( x) A A2 An
1 ..... , dengan A1 , A2 ,..., An R
Q( x) x x1 x x2 x xn
konstanta‐konstanta yang akan dicari.
Contoh
1
dx .....
x2 4
Q( x) 0 x 2 4 ( x 2)( x 2) 0
P( x) 1 A A A ( x 2) A2 ( x 2)
2 1 2 1
Q( x) x 4 x 2 x 2 2
x 4
Sehingga diperoleh :
2012 Kalkulus Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
A1 ( x 2) A2 ( x 2) 1
A1 A2 0 A1 A2 0
2 A1 2 A2 1 A1 A2 1 / 2
A1 1 / 4 dan A2 1 / 4
Jadi,
1 1/ 4 1/ 4 1/ 4 1/ 4
2 dx dx
x 2 x 2 x 2 dx x 2 dx
x 4
14 ln | x 2 | 14 ln | x 2 | c
TUGAS 5
x 1
1. 3 2
dx .....
x x 6x
x2 1
2. dx .....
x 3 x 2 10 x 8
II. KASUS 2
Q( x) 0 mempunyai akar‐akar real dan ada yang sama.
P ( x)
maka dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q ( x)
P ( x) A A2 Ap
1 .....
Q( x) x x1 ( x x1 ) 2 ( x x1 ) p
B1 B2 Bq
..... .....
( x x2 ) ( x x2 ) 2 ( x x2 ) q
C1 C2 Cr
.....
( x xt ) ( x xt ) 2 ( x xt ) r
dengan Ai , B j , Ck R konstanta‐konstanta yang akan dicari,
Contoh
3x 2 7 x 5
2
dx .....
( x 1)( x 4 x 4)
Q ( x) 0 ( x 1)( x 2 4 x 4) 0 ( x 1)( x 2) 2 0
P( x) 3x 2 7 x 5 A1 B1 B2
Q( x) ( x 1)( x 2) 2 x 1 x 2 ( x 2) 2
2
A1 ( x 2) B1 ( x 1)( x 2) B2 ( x 1)
( x 1)( x 2) 2
*) x 1 A1 1
*) x 2 B2 3
*) x 0 5 1 2 B1 B1 2
Jadi,
3x 2 7 x 5 1 2 3
dx
x 1 x 2 dx
2 2
( x 1)( x 4 x 4) ( x 2)
1 2 3
dx dx dx
x 1 x2 ( x 2) 2
1
ln | x 1 | 2 ln | x 2 | 3 2
d ( x 2)
( x 2)
1
ln | x 1 | 2 ln | x 2 | 3 c
x2
TUGAS 6
3x 5
1. dx .....
x3 x 2 x 1
III. KASUS 3
Q( x) 0 mempunyai akar‐akar imajiner dan berbeda.
Contoh :
b D 4
x1,2 2a
2
1 i
2
Q( x) x 1 ( x i )( x i )
Secara umum,
Q ( x) ( x x1 )( x x2 ) n .....( a1 x 2 b1 x c1 )(a2 x 2 b2 x c2 )
P ( x)
maka dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q ( x)
P( x) Ax B Cx D
..... 2
2
Q( x) a1 x b1 x c1 a2 x b2 x c2
Contoh
2x 1
2
dx .....
x ( x 2 x 6)
Q( x) 0 x( x 2 2 x 6) 0
D 20 0
P( x) 2x 1 A Bx C
Q( x) x( x 2 2 x 6) x x 2 2 x 6
A( x 2 2 x 6) x( Bx C )
x( x 2 2 x 6)
sehingga diperoleh :
*) 6 A 1 A 1 / 6
*) 2 A C 2 C 5 / 3
*) A B 0 B 1 / 6
Jadi,
2x 1 16 16 x 53
2
dx 2 dx
x( x 2 x 6)
x x 2x 6
2x 2 1
16 ln | x | 12
1
2 dx 11
6 2
dx
x 2x 6 x 2x 6
1 ln | x 2 2 x 6 | 11 1
16 ln | x | 12 6
dx
( x 1) 2 5
1 ln | x 2 2 x 6 |
16 ln | x | 12 11 arctan x 1 c
6 5 5
TUGAS 7
x3 x 2 x 2
1. dx .....
x 4 3x 2 2
IV. KASUS 4
Q( x) 0 mempunyai akar‐akar imajiner dan ada yang sama.
Q ( x) .....( ax 2 bx c) n
P ( x)
maka dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q ( x)
P ( x) A x B1 A2 x B2 An x Bn
..... 21 .....
Q ( x) ax bx c (ax 2 bx c) 2 (ax 2 bx c) n
Ax B
Pada kasus ini akan muncul bentuk integral : 2
dx
(ax bx c) n
Secara umum,
1 ( 2 n 3) 1
dx 1
( 2n2)( x 2 a 2 )n 1 ( 2n2) 2
x
2 n 1
dx
(x2 a2 ) n a2 ( )
x a
Contoh
3x 1
dx .....
( x 2 2) 2
Q( x) 0 ( x 2 2) 2 0
D 8 0
P ( x) 3x 1 A1 x B1 A2 x B2
2
Q( x) ( x 2) 2 x 2 2 ( x 2 2) 2
( A1 x B1 )( x 2 2) A2 x B2
( x 2 2) 2
sehingga diperoleh :
*) A1 0
*) B1 0
*) 2 A1 A2 3 A2 3
*) 2 B1 B2 1 B2 1
Jadi,
3x 1 3x 1
dx dx dx
( x 2 2) 2
( x 2 2) 2
( x 2 2) 2
3 2x x 1
2 2 dx 1 1
2 2( x 2 2) 2 2
dx
( x 2) 2 ( x 2)
1 2
32 2 2
d ( x 2) 2x 1 arctan x
( x 2) 4( x 2) 4 2 2
1
32 2 2x 1 arctan x c
( x 2) 4( x 2) 4 2 2
TUGAS 8
x 3 3x 2 9 x 8
1. dx .....
( x 2 2 x 5) 2
4. INTEGRAL FUNGSI TRIGONOMETRI
Di dalam Trigonometri terdapar rumus‐rumus sebagai berikut :
(i)
cos(a b) cos(a b) 2 cos a cos b cos a cos b 12 cos(a b) cos(a b)
(ii)
cos(a b) cos(a b) 2 sin a sin b sin a sin b 12 cos(a b) cos(a b)
(i)
sin(a b) sin(a b) 2 sin a cos b sin a cos b 12 sin(a b) sin(a b)
(ii) sin(a b) sin(a b) 2 cos a sin b cos a sin b 12 sin(a b) sin(a b)
5. cos 2 x 2 cos 2 x 1 cos 2 x 12 1 cos 2 x
A. BENTUK :
Contoh
2
2. cos 6 xdx cos 6 x cos 6 xdx
cos
2
6 xdx 12 1 cos12 x dx
1
2
1 sin 12 x
x 12 c
12 16
1 cos16 x 1 cos 4 x c
4
B. BENTUK :
rasional.
Contoh
1. 2cos x dx
3 sin x 231sin x cos xdx
Ambil substitusi :
2012 Kalkulus Pusat Bahan Ajar dan eLearning
21 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
u sin x du cos xdx
2 cos x dx
3 sin x 213u du 13 ln | 2 3sin x | c
Ambil substitusi :
4 sin x cos
2
x dx 4
u du 2 ln | 1 cos2 x | c
2 sin x 1 u 2
C. BENTUK :
cos
n
xdx cos n 1 x cos xdx cos n 1 xd (sin x)
Dengan Integrasi Parsial diperoleh :
n 1 2 n2
cos xdx cos x sin x (n 1) sin x cos xdx
n
tan
n
xdx tan n 2 x tan 2 xdx tan n 2 x(sec2 x 1)dx
tan n 2 x sec2 xdx tan n 2 xdx
tan n 2 xd tan x tan n 2 xdx
1 tan n 1 x n2
xdx , n 1
n 1 tan
n 1
1. sin xdx sin
n
n
x cos x nn1 sin n 2 xdx , n 1
n 1
2. cos
n
xdx cos n
x sin x nn1 cos n 2 xdx , n 1
n 1
x cos m 1 x nmm1 sin n x cos m 2 xdx , n m
sin x cos xdx sin
n m
3. nm
tan n 1 x tan n 2 xdx , n 1
tan xdx
n
4. n 1
n 1
5. cotan xdx cotan
n
n 1
x cotan n 2 xdx , n 1
n2
6. sec xdx sec
n x tan x
n 1
nn12 secn 2 xdx , n 1
n2
7. cosec xdx cosec
n xcotanx
n 1
nn12 cosecn 2 xdx , n 1
Contoh
6
tan xdx .....
6
tan xdx tan 4 x tan 2 xdx tan 4 x(sec 2 x 1)dx
tan 4 x sec 2 xdx tan 4 xdx
tan 4 xd (tan x) tan 2 x tan 2 xdx
1 tan 5 2
x tan x(sec x 1)dx 2
5
Atau dengan rumus reduksi :
6
tan xdx 15 tan 5 x tan 4 xdx
15 tan 5 x 13 tan 3 x tan 2 xdx
15 tan 5 x 13 tan 3 x tan x x c
TUGAS 9
6
sec xdx .....
(i). dx 2 dy
1 y 2
y 2y
(ii). sin x 2 sin 12 x cos 12 x 2 1
y 2 1 y 2 1 y 2 1
2
1 1 y 2
(iii). cos x 2 cos 2 12 x 1 2 2
1 2
y 1 y 1
sin x 2y
(iv). tan x cos
x 1 y 2
Contoh
2dx
sin x
=…..
2
2
1 dy 2 1 dy 11 2 3 dy 2 3 3 arctan
1 y 3 ( 2 y 1)
2dx c
sin x 2y y y 1 ( y )
2 4
3
2 2
y 1
TUGAS 10
SUBSTITUSI FUNGSI TRIGONOMETRI
(i). Bentuk : a 2 x 2
(ii). Bentuk : a 2 x 2
(iii). Bentuk : x 2 a 2
2012 Kalkulus Pusat Bahan Ajar dan eLearning
26 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Contoh
x2 dx .....
4 x 2
1 d (sin y)
4 sin 2 y
4 sin
1
y
c
x2 4
4x
c
TUGAS 11
9 x 2 dx
1. x
.....
2. dx .....
3
2
4 x 24 x 72 2
3
2 2
(16 9 x )
3. dx .....
x6
x 2 dx .....
4. 2x x2
5. INTEGRAL FUNGSI IRASIONAL
A. Satu‐satunya bentuk irasional adalah : ax 2 bx c
Contoh
x 1 dx .....
1 2 x x 2
Substitusi :
kuadratkan kedua ruas
2
1 2 x x xy 1 1 2 x x 2 ( xy 1) 2
1 2 x x 2 x 2 y 2 2 xy 1
(1 y 2 ) x 2 (2 2 y ) x 0
x((1 y 2 ) x (2 2 y )) 0
x 0 x 2 22y
1 y
2 2 y 2(1 y 2 ) 2 y ( 2 2 y ) 2( y 2 2 y 1)
*) x 2 dx
1 y dy (1 y 2 ) 2 (1 y 2 ) 2
2( y 2 2 y 1)
Jadi, dx dy
(1 y 2 ) 2
2 2 y y 2 2 y 1
*) x 1 2 1
1 y 1 y 2
2 2 y y 2 2 y 1
*) 1 2 x x 2 xy 1 2 y 1
1 y 1 y 2
1 2 x x 2 1
*) 1 2 x x 2 xy 1 y x
x 1 y 2 2 y 1 2( y 2 2 y 1)
dx . 1 . dy
1 2 x x 2 1 y 2 y 2 2 y 1 (1 y 2 ) 2
1 y 2
2
2 y 1
2 y dy
(1 y 2 ) 2
Q( x) 0 (1 y 2 ) 2 0
D 4 0 Q( x) mempunyai akar imaginer yang sama.
P( x) y 2 2 y 1 Ay B Cy D ( Ay B )(1 y 2 ) (Cy D )
Q( x)
(1 y 2 ) 2 1 y 2 (1 y 2 ) 2 (1 y 2 ) 2
y 2 2 y 1 ( Ay B )(1 y 2 ) Cy D Ay 3 By 2 ( A C ) y B D
sehingga diperoleh :
A0
B 1
A C 2 C 2
B D 1 D 2
Jadi,
2
x 1 2 y 1
dx 2 y dy
1 2 x x 2 (1 y 2 ) 2
2 1 2 dy 2 y222 dy
1 y (1 y )
2arctan y 2 y2 2 dy 22 2 dy
(1 y ) (1 y )
2arctan y 1 2 2 y 2 12 arctan y c
1 y 2(1 y )
2 1 y2 c
1 y
1 1 2 x x 2 1
2 x
2 c
1 2 x x 2 1
1
x
x 1 2 x x 2 1
2 2 x
c
x 1 2 x x 2 2 1 2 x x 2 1
2
x
x x x 12 x 2x c
2 2
1 x 12 x x
x x 1 1 2 x x 2
c
1 x 1 2 x x 2
B. Satu‐satunya bentuk irasional adalah : xa
x b
Contoh
x dx
2 x 1
.....
x dx
2 x 1
x dx 1
x dx
2( x 12 ) 2 x 12
Substitusi :
2 2 2 12 y 2
x y x y x( y 1) 12 y x
x 12 x 12 y 2 1
y ( y 2 1) y 3 y
dx dx dy
dy
y 1
2 2
y 1
2 2
Jadi,
y2
x dx
2 x 1
1
x dx 1
( y 2 1)2 dy
2 x 12 2
Q ( x) 0 ( y 2 1) 2 0 ( y 1) 2 ( y 1) 2 0
Jadi Q(x) mempunyai akar real dan ada yang sama.
P( x) y2
Q( x)
2 2 A B
y 1 ( y 1) 2
C D
y 1 ( y 1) 2
( y 1)
A( y 1)( y 1) 2 2 2 2
B ( 2y 1)2 C ( y 21)( y 21) D (2y 1)2
( y 2 1) 2 ( y 1) ( y 1) ( y 1)
y 2 A( y 1)( y 1) 2 B ( y 1) 2 C ( y 1)( y 1) 2 D( y 1) 2
i) untuk y 1 1 4 B B 1 / 4
ii) untuk y 1 1 4 D D 1 / 4
iii) untuk y 0 0 A 1 / 4 C 1 / 4 A C 1 / 2
iv) untuk y 2 4 9 A 9 / 4 3C 1 / 4 9 A 3C 3 / 2
dari (iii) dan (iv) diperoleh :
C 1 / 4
A 3/ 4
Jadi,
y2
x dx
2 x 1
1
2 ( y 2 1)2 dy 1
2 (3y/41) ( y1/14)2 (1y/41) ( y1/14)2 dy
3 ln | y 1 | 1 ln | y 1 | 1 1 c
4 2 4 2 4 2 ( y 1) 4 2 ( y 1)
3 ln | x 1 | 1 ln | x 1| 1 1 c
4 2 x 1 4 2 x 1
2 2
4 2 x 1 4 2 x 1
x 1 x 1
2 2
C. Integrand hanya memuat bentuk irasional satu suku : n x
diambil substitusi : n x y
dengan n adalah Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari
pangkat‐pangkat akar.
Contoh
33 x 26 x
2 dx .....
x x 2
3
Substitusi :
6
x y x y 6 dx 6 y 5 dy
Jadi,
33 x 2 6 x
2
dx 3 y2 2 y
y 3 y 2 2 2
.6 y 5 dy 6 y 5 d y 3 y 2 2 1
x 3 x 2
u dv
6 y 5 30 y 4
3 2 3 2 dy
y y 2 y y 2
6 y 5 30 y 2 60 y 60
3 2 (30 y 30) 3 2 dy
y y 2 y y 2
6 y 5 2
15 y 2 30 y 30 y 3 602 y 60 dy
y3 y 2 2 y y 2
Q( x) 0 y 3 y 2 2 0 ( y 1)( y 2 2 y 2) 0
D 4 0
Jadi Q(x) mempunyai akar real dan imajiner.
2
P( x)
Q( x)
30 y 3 602 y 60 A Bx C
y 1 y 2 2 y 2
y y 2
A( y 2 2 y 2) ( Bx C )( y 1)
y3 y 2 2
30 y 2 60 y 60 A( y 2 2 y 2) ( Bx C )( y 1)
( A B) y 2 (2 A C B) y 2 A C
Sehingga diperoleh :
i) A B 30
ii) 2 A C B 60
iii) 2 A C 60
dari (ii) dan (iii) diperoleh :
iv) 4 A B 0
dari (i) dan (iv) diperoleh :
A 6 B 24 C 72
Jadi,
33 x 2 6 x 6 y 5 2
2 dx 15 y 2 30 y 30 y 3 602 y 60 dy
y3 y 2 2 y y 2
x 3 x 2
3
6 y 5
2 15 y 2 30 y y61 24 y 72
2
dy
y y 2 y 2 y2
6 y 5 2 y2
3 2
15 y 2 30 y 6 ln | y 1 | 12 2
dy 48 dy
y y 2 y 2 y2 ( y 1) 2 1
6 y 5
3 2 15 y 2 30 y 6 ln | y 1 | 12 ln | y 2 2 y 2 | 48 arctan( y 1) c
y y 2
6
6 x5
153 x 306 x 6 ln | 6 x 1 | 12 ln | 3 x 26 x 2 | 48 arctan(6 x 1)
y3 y 2 2
TUGAS 12
3
1. 1
x
dx .....
x
3. x dx .....
1 x x 2
x2 .....
4. x 2 2 x 3
dx
5. x x dx .....
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
12
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
INTEGRAL TERTENTU
INTEGRAL TERTENTU
1. Definisi Integral Tertentu
2. Eksistensi Integral Tertentu
3. Teorema Fundamental Kalkulus
4. Sifat‐Sifat Integral Tertentu
5. Mengubah Variabel
6. Improper Integral
1. DEFINISI INTEGRAL TERTENTU
Himpunan bagian P x0 , x1 ,....., x n pada interval tertutup
pada [a,b].
Contoh
Diberikan interval [0,2]= x R / 0 x 2.
P1 12 ,1,2 [0,2]
P2 0, 13 , 12 ,2 [0,2]
P3 0, 12 , 13 ,2 [0,2]
P4 13 ,0, 12 ,2 [0,2]
P5 0, 14 , 12 ,1,2 [0,2]
P2 dan P5 merupakan partisi dari interval tertutup [0,2]
Diberikan partisi P x0 , x1 ,....., x n .
Diambil sebarang xi * xi 1 , xi , untuk setiap i 1,2,....., n .
n
Selanjutnya dibentuk Jumlahan Riemann S ( P, f ) f ( xi * ).xi ,
i 1
Norm P, dinotasikan dengan |P|, didefinisikan sebagai :
TERINTEGRAL pada [a,b] dan dinotasikan sebagai berikut :
b n
*
f ( x)dx lim S ( P, f ) lim f ( xi ).xi
a | P|0 n i 1
Secara umum,
Diambil :
xi bna
xi xi .i a
xi * xi , untuk setiap i 1,2,....., n
INGAT
n
1. a na , dengan a sebarang konstanta
i 1
n
2. i n2 (n 1)
i 1
n
n ( n 1)( 2 n 1)
3. i2 6
i 1
4.
n
i3 2
n ( n 1) 2
i 1
Contoh
2
Hitung xdx dengan definisi integral tertentu
0
0 x0 x1 ..... xn 2 , dengan :
xi * xi xi .i a 2i
n
0 2i
n
, untuk setiap i 1,2,....., n
Sehingga diperoleh :
n n n
*
S ( P, f ) f ( xi ).xi 2i . 2
n n
2 i
4
n42 n2 (n 1) n2 (n 1) 2 n2
i 1 i 1 n i 1
Jadi,
2
xdx = |Plim
|0
S ( P, f ) lim (2 n2 ) 2
n
0
Latihan
Hitung dengan definisi integral tertentu
2
2
1. x dx =.....
1
2
2
2. (2 x 1) dx .....
1
1
e dx .....
x
3.
0
2. EKSISTENSI INTEGRAL TERTENTU
Definisi
Fungsi f dikatakan terintegral pada [a,b] jika dan hanya jika :
[a,b] dengan | P | berlaku : | S ( P, f ) L | .
Teorema
Dengan kata lain, Jika fungsi f terintegral pada [a,b], maka
integralnya bernilai Tunggal.
Contoh
Diberikan fungsi f
1 , x rasional
f ( x)
0 , x irasional
Terdapat dua kemungkinan, yaitu :
n n
notasi xt , maka S ( P, f ) f ( xt ).xi 1. 1n 1
i 1 i 1
n n
xu , maka S ( P, f ) f ( xu ).xi 0. 1n 0
i 1 i 1
Dengan kata lain, f tidak terintegral pada [0,1].
3. TEOREMA FUNDAMENTAL KALKULUS
Jika fungsi f :[a,b] R terintegral (tertentu/Riemaan) pada [a,b]
dan F :[a,b] R suatu anti derivatif fungsi f pada [a,b], maka :
b
f ( x)dx F (b) F (a)
a
Contoh
2
xdx .....
0
2
xdx F (2) F (0)
0
dengan F ( x) 1 x2 c
2
F (2) 1 (2)2 c 2 , F (0) 1 (0)2 c 0
2 2
2
xdx F (2) F (0) 2
0
4. SIFAT‐SIFAT INTEGRAL TERTENTU
Teorema
b c b
f ( x)dx f ( x)dx f ( x)dx
a a c
a
(ii) f ( x)dx 0
a
(iii) Jika f terintegral pada [a,b], maka :
a b
f ( x)dx f ( x)dx
b a
Contoh
4
Hitunglah nilai integral dari f ( x)dx , jika diketahui :
1
x 2 4 , 1 x 2
f ( x)
5 , 2 x4
5. MENGUBAH VARIABEL
Teorema
b
f ( g ( y )) g ( y )dy f ( x)dx
a
Teorema
a b
f ( g ( y)) g ( y)dy f ( x)dx f ( x)dx
b a
Contoh
2
sin x
e cos xdx ...
0
x0 y 0
x y 1
2
Sehingga diperoleh : e
2
sin x y1
1
y
cos xdx e dy e 0 e 1
0 0
Latihan (halaman 57)
Improper Integral (Integral Tak Sejati/ Integral Tak Wajar)
b
Diberikan f ( x)dx dengan a dan b adalah bilangan‐bilangan real
a
dan f terintegral pada [a,b].
b
Jika kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka f ( x)dx disebut
a
Integral Tak Wajar.
Definisi
1. Integral Tak Wajar Tipe I
b
f ( x)dx = lim f ( x)dx
a b a
b b
f ( x)dx = lim f ( x)dx
a a
b b
*) Jika lim f ( x)dx dan lim f ( x)dx nilainya ada, maka :
b a a a
b
f ( x)dx dan f ( x ) dx dikatakan KONVERGEN.
a
b b
**) Jika lim f ( x)dx dan lim f ( x)dx nilainya tidak ada,
b a a a
maka :
b
f ( x)dx dan f ( x ) dx dikatakan DIVERGEN.
a
(iii) Integral tak wajar f ( x)dx didefinisikan sebagai :
c
f ( x)dx = f ( x)dx + f ( x)dx
c
c b
= lim f ( x)dx + lim f ( x)dx
a a b c
c
***) f ( x)dx KONVERGEN j.h.j. lim f ( x)dx dan
a a
b
lim f ( x)dx keduanya KONVERGEN untuk setiap c (a, b) .
b c
2. Integral Tak Wajar Tipe II
(i) Jika f kontinu pada (a,b] tetapi tidak terdefinisi di a, maka
b
integral tak wajar f ( x) dx didefinisikan sebagai
a
b b
f ( x)dx = lim f ( x)dx
a t a t
Asalkan limit tersebut ada.
(ii) Jika f kontinu pada [a,b) tetapi tidak terdefinisi di b, maka
b
integral tak wajar f ( x) dx didefinisikan sebagai
a
b t
f ( x)dx = lim f ( x)dx
a t b a
Asalkan limit tersebut ada.
(iii) Jika f kontinu pada (a,b) tetapi tidak terdefinisi di a dan b,
b
maka integral tak wajar f ( x) dx didefinisikan sebagai :
a
b c b
f ( x)dx = f ( x)dx f ( x)dx
a a c
c t
= lim f ( x) dx lim f ( x)dx ,
s a s t b c
Asalkan kedua limit tersebut ada, dengan a c b .
3. Integral Tak Wajar Bentuk Campuran
(i) f ( x)dx dengan f tak terdefinisi di suatu titik
a
b a , integral tak wajar f ( x)dx didefinisikan
a
sebagai :
b c
f ( x)dx = f ( x)dx f ( x)dx f ( x)dx
a a b c
s c t
= lim f ( x)dx lim f ( x) dx lim f ( x)dx
s b a p b p t s
b
(ii) f ( x)dx dengan f tak terdefinisi di suatu titik
b
a b , integral tak wajar f ( x)dx didefinisikan
sebagai :
b c a b
f ( x)dx = f ( x)dx f ( x)dx f ( x)dx
c a
c t b
= lim f ( x)dx lim f ( x)dx lim f ( x) dx
s s t a c p a p
Contoh
dx b dx b d (3 x 1)
lim lim 1
1. 2 b 2 b 3 2
1 (3 x 1) 1 (3 x 1) 1 (3 x 1)
b
1
lim
b 3(3 x 1) x 1
1 1 1 1
lim
3 b 3b 1 4 12
1 ln xdx 1 1 dx
2. lim 2 ln xd x 2 lim x ln x
0 x a 0 a a 0 a x
2 lim x ln x 2 x 1x a
a 0
2 lim 2 a ln a 2 a 4
a 0
2 1 dx
dx 0 dx 1 dx 2 dx
3. 2 2 2 2 2
2 x 1 2 x 1 1 x 1 0 x 1 1 x 1
p 0 dx
dx r dx 2 dx
lim lim lim lim
p 1 2 x 1 q 1 q x 1 r 1 0 x 1 s 1 s x 2 1
2 2 2
1 A B ( A B) x ( A B)
x2 1 x 1 x 1 x2 1
A B 0
A 1 / 2 & B 1 / 2
A B 1
Jadi,
p dx 0 dx r dx 2 dx
lim lim lim lim
p 1 2 x 2 1 q 1 q x 2 1 r 1 0 x 2 1 s 1 s x 2 1
1
p 0 r 2
x 1 x 1 x 1 x 1
lim ln lim ln lim ln lim ln
2 p 1 x 1 2 q 1 x 1 q r 1 x 1 0 s 1 x 1 s
r
x 1 r 1
Tetapi karena lim ln lim ln
r 1 x 1 0 r 1 r 1
2 dx
maka 2
divergen.
2 x 1
Latihan
1
dw
1.
2 w
2 x3
2. dx
0 2x 3
dx
3. 2
2x x 4
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
13
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
VOLUME BENDA PUTAR
INTEGRAL
I. Pendahuluan
Pokok bahasan
Volume Benda Putar
Panjang Kurva Pada Bidang
Luas Permukaan Putar
Tujuan
Mengetahui penggunaan integral.
Menghitung volume benda putar dengan menggunakan integral.
Menggunakan integral tentu untuk menghitung luas daerah bidang rata.
Menentukan luas permukaan putar pada kurva.
Menentukan nilai, bentuk integral, dan menggambar kurva untuk volume benda putar
dengan menggunakan Program Maple.
Menentukan nilai, bentuk integral, dan menggambar kurva untuk luas bidang rata
dengan menggunakan Program Maple.
Menentukan nilai, bentuk integral, dan menggambar kurva untuk luas permukaan putar
dengan menggunakan Program Maple.
II. Landasan Teori
A. Pengertian Integral dan Lambangnya.
1. a. Pengintegralan merupakan operasi invers dari pendiferensialan.
b. Suatu fungsi F, sedemikian sehingga F ( x) f ( x) untuk semua x dalam wilayahnya
'
(rangenya), dinamakan fungsi antiturunan f.
c. Ditulis:
Dalam hal ini C dinamakan konstanta pengintegralan,
f(x) dinamakan integrand dan F ( x) f ( x) dinamakan integral tak tentu. Ada banyak
'
hasildinamakan integral tak tentu. pengintegralan itu (nilai C dapat dipilih dari setiap bilangan
pengintegralan itu.
nnn
2. Jika f ( x) x
n
B. Integral Tertentu, Luas dan Volum
1. Misalkan fungsi f terdefinisi dalam interval tertutup [a,b] atau1. Integral tertentu f dari a ke b
dilambangkan Integral tertentu f dari a ke b.
3. Luas daerah di bawah kurva
Dengan integral tertentu:
a. = F(b) ‐F(a)
b. = F(a) F(b)
4. .Luas daerah diantara dua kurva
6.Volume Benda Putar
a. Pemutaran mengelilingi sumbu X
b. Pemutaran mengelilingi sumbu Y
d
1. V x 2 dy
c
2. V ( x12 x112 ) dy
c
Benda putar yang sederhana dapat kita ambil contoh adalah tabung dengan besar volume
adalah hasilkali luas alas ( luas lingkaran ) dan tinggi tabung. Volume dari benda putar secara umum
dapat dihitung dari hasilkali antara luas alas dan tinggi. Bila luas alas dinyatakan dengan A(x) dan
tinggi benda putar adalah panjang selang [ a,b ] maka volume benda putar dapat dihitung
menggunakan integral tentu sebagai berikut :
b
V A( x)dx
a
Untuk mendapatkan volume benda putar yang terjadi karena suatu daerah diputar
terhadap suatu sumbu, dilakukan dengan menggunakan dua buah metode yaitu metode
cakram dan kulit tabung.
Metode Cakram
Misal daerah dibatasi oleh y = f(x), y = 0, x = a dan x = b diputar dengan sumbu putar sumbu
X. Volume benda pejal/padat yang terjadi dapat dihitung dengan memandang bahwa volume benda
padat tersebut merupakan jumlah tak berhingga cakram yang berpusat di titik‐titik pada selang [a,b].
A x0 f 2
x0
Oleh karena itu, volume benda putar :
b 2
V f x dx
a
Sedang bila grafik fungsi dinyatakan dengan x = w(y), x = 0, y = c dan y = d diputar
mengelilingi sumbu Y maka volume benda putar :
d 2
V w y dy
c
x = a dan x = b diputar dengan sumbu putar sumbu X maka volume :
b
V f x g x dx
2 2
c dan y = d diputar dengan sumbu putar sumbu Y maka volume :
d
V w y v y dx
2 2
Contoh :
mengelilingi
a. Sumbu X.
b. Sumbu Y
Jawab :
Kedua kurva berpotongan di ( 0,2 ) dan ( 2,4 ).
x dx 485
2
V 8x
2 2 2
0
y2
b. Pada selang 0,4, y Volume benda putar =
8
2
y y2
2
2 48
V dy
0
8 5
Contoh :
Hitung volume benda putar bila daerah yang dibatasi oleh : y 2 x , y = ‐x dan sumbuY bila
2
diputar mengelilingi garis y = ‐2
Jawab :
Kedua kurva berpotongan di ( ‐1,1 ) dan ( 2,‐2 ). Pada selang [ ‐1,0 ] berlaku 2 x 2 x .
Jarak kurva y 2 x dan y = ‐x terhadap sumbu putar ( garis y = ‐2 ) dapat dipandang
2
sebagai jari‐jari dari cakram, berturut‐turut adalah ( 4 ‐ x ) dan ( 2 ‐ x ). Oleh karena itu,
volume benda putar :
2 x dy 365
0
2
V 4 x2
2
1
Metode berikut sebagai alternatif lain dalam perhitungan volume benda putar yang
mungkin lebih mudah diterapkan bila kita bandingkan dengan metode cakram. Benda putar
yang terjadi dapat dipandang sebagai tabung dengan jari‐jari kulit luar dan dalamnya
berbeda, maka volume yang akan dihitung adalah volume dari kulit tabung. Untuk lebih
memperjelas kita lihat uraian berikut.
tabung h. Maka volume kulit tabung adalah :
r2 r1
dengan : r rata rata, jari jari , r2 r1 r
2
Bila daerah yang dibatasi oleh y = f(x), y = 0, x = a dan x = b diputar mengelilingi sumbu Y maka kita
dapat memandang bahwa jari‐jari r = x , r x dan tinggi tabung h = f(x). Oleh karena itu
volume benda putar =
b
V 2xf x dx
a
Misal daerah dibatasi oleh kurva y f x , y g x f x g x , x a , b , x = a
dan x = b diputar mengelilingi sumbu Y. Maka volume benda putar =
b
V 2x f x g x dx
a
Bila daerah dibatasi oleh grafik yang dinyatakan dengan x=w(y) x=0, y = c dan y = d diputar
mengelilingi sumbu X, maka volume =
d
V 2yw y dy
c
diputar mengelilingi sumbu X. Maka volume benda putar =
d
V 2yw y v y dx
c
Contoh :
Hitung volume benda putar bila daerah yang terletak di kuadran pertama dibawah parabola
y 2 x 2 dan di atas parabola y x 2 diputar mengelilingi sumbu Y.
1
V 2 x 2 x 2 x 2 dx
0
Bila kita gunakan metode cakram, maka daerah kita bagi menjadi dua bagian yaitu : pada selang
0 y 1 dibatasi x 2 y dan sumbu Y sedang pada selang dibatasi 1 y 2
dan sumbu Y. Oleh karena itu volume =
y dx
1 2
2
V 2 y dy
0 1
Contoh :
Hitung volume benda putar bila daerah D yang dibatasi oleh y 1 x , sumbu X dan
2
sumbu Y bila diputar mengelilingi garis x = 1
Jawab :
Misal di ambil sembarang nilai x pada daerah D maka didapatkan tinggi benda pejal, 1 x dan jari‐
2
jari ( jarak x terhadap sumbu putar / garis x = 1 ), ( 1 + x ). Oleh karena itu,
volume benda putar :
0
5
V 2 1 x 1 x 2 dx
6
1
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Integral. http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan/files/2008/08/fr‐bab‐14‐riemann.pdf
Anonim. Notasi Sigma.http://ns1.cic.ac.id/~ebook/ebook/adm/myebook/0004.pdf
Ayres, Jr. Frank ; 1964 ; Differential and Integral Calculus ; New York ; Schaum’s Outline
Series Mc Graw-Hill Book Company
Ayres, Jr. Frank, Lea Prasetio; 1985 ; Teori dan Soal-soal Diferensial dan Integral Kalkulus ;
Jakarta ; Penerbit Erlangga
Dale Varberg, Edwin J.Purcell, I Nyoman Susila ; 2001; Kalkulus jilid 1; Batam; Penerbit
Interaksara
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
14
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
INTEGRAL LIPAT DUA
Pandang suatu fungsi z=f(x,y) yang kontinu pada daerah hingga R dibidang XOY.Misalkan daerah ini dibagi
atas n buah sub (bagian) daerah daerah R₁,R₂…Rn masing-masing luasnya ∆₁A,∆2A₂…∆nA.
Dalam setiap sub daerah pilih suatu titik Pk (Xk,Yk ) dan bentuk jumlah
Sekarang tentukan diameter dari sub daerah yang merupakan jark terbesar antara 2 titik sembarang di dalam
atau pada batas sub daerah,dengan λn adalah diameter maksimum dari sub daerah.
Bila z = f(x,y) non negative atas daerah R,sebagai dalam gambar 6.2 diatas,integral lipat dua(2)bisa diartikan
sebagai volume .Sembarang suku f(Xk,Yk ) ∆k A dari (1) memberikan volume dari kolom vertical yang alasnya
∆k A dan tingginya adalah zk.yang diukur sepanjang vertical dari titik Pk yang dipilih sampai permulaan
z=f{(x,y)}
Jadi persamaan (1) adalah volume-volume pendekatan kolom vertical yang alasnya Rk dibawah dan atasnya
adalah permukaan yang proyeksinya Rk.Persamaan (2) adalah ukuran dari volume dari sub-sub daerah.
Misalkan f(x,y)didefinisikan pada suatu daerah tertutup R di bidang xy(gambar 9.1).Bagilah R dalam n daerah
bagian ∆Rk yang masing-masing luasnya ∆Ak,k=1,2,…,n.Misalkan (ε_k,nk)adalah suatu titik pada
∆Rk.Bentuklah jumlah
∑_(k=1)^n▒f(ε_k n_k) ∆Ak
Perhatikanlah
lim┬(n→∞) ∑_(k=1)^n▒〖f(ε_k n_k) 〗 ∆Ak
Dimana limit ini diambil agar banyaknya daerah bagian nmembesar tanpa batas sehingga dimensi linier
terbesar dari setiap Rk mendekati nol.Jika limit ini ada,dinyatakan dengan
∫_R▒∫▒f(x,y)dA
Dan dinamakan integral lipat dua (integral ganda/double integral) dari f(x,y) pada daerah R.
Konsep integral tentu untuk fungsi satu peubah dapat kita perluas untuk fungsi banyak
integral lipat satu, fungsi yang dipakai dibatasi, yaitu fungsi tersebut dibatasi pada selang tertutup di
R1. Untuk integral lipat dua dari fungsi dua peubah , pembatasannya adalah fungsi tersebut
terdefinisi pada suatu daerah tertutup di R2. Berikut akan kita bahas tentang integral lipat dua juga
integral lipat tiga.
z
c d
a
y
b
Rk
x (x k , y k )
Gambar 1.1
Tetapkan R berupa suatu persegi panjang dengan sisi‐sisi sejajar sumbu‐sumbu koordinat,
yakni misal : R : {(x,y) : a x b, c x d }. Bentuk suatu partisi dengan cara membuat garis‐
garis sejajar sumbu x dan y. Ini membagi R menjadi beberapa persegi panjang kecil yang jumlahnya n
n
Riemann f (x
k 1
k , y k )Ak .
Definisi :
Integral lipat dua
Andai suatu fungsi dua peubah yang terdefinisi pada suatu persegi panjang tertutup R, jika :
n
lim
IpI 0
f (x
k 1
k , y k )Ak ada . maka f dapat diintegralkan pada R, lebih lanjut f ( x, y)dA , yang
R
disebut integral lipat dua dan pada R diberikan oleh
1. Jika f(x,y) dan g(x,y) masing‐masing kontinu dalam daerah R maka:
kf ( x, y)dA k f ( x, y)dA
R R
[ f ( x, y) g ( x, y)]dA f ( x, y)dA g ( x, y)dA
R R R
3. Sifat pembanding berlaku jika f(x,y) g(x,y) untuk semua (x,y) di R, maka :
f ( x, y)dA g ( x, y)dA
R R
Jika f(x,y) =1 pada R, maka integral lipat dua merupakan luas R, maka integral lipat dua merupakan
luas R.
kf ( x, y)dA k f ( x, y)dA
R R
= k 1dA
R
= k.A(R)
Contoh Soal
1. Andai f sebuah fungsi tangga yakni :
1,0 x 3,0 y 1
f(x,y) = 2,0 x 3,1 y 2
3,0 x 3,2 y 3
hitung f ( x, y)dA dengan R = { ( x, y) : 0 x 3,0 y 3}
R
jawab :
misal persegi panjang R1, R2, R3
R1 = { ( x, y ) : 0 x 3,0 y 1}
R2 = { ( x, y ) : 0 x 3,1 y 2}
= 1.A(R1) + 2. A(R2) + 3.A(R3)
= 1.3 + 2.3 + 3.3
= 18
64 8 x y 2
2. Hampiri
R
f ( x, y )dA dengan f ( x, y )
16
,
Jawab :
Penjumlahan Riemann yang diperoleh dengan membagi atas 8 bujur sangkar yang sama dengan tiap‐
tiap pusat bujur sangkar sebagi titik. Titik‐titik contoh yang diperlukan dan nilai‐nilai yang
berpadanan dari fungsi itu adalah :
17 41
( x1 , y1 ) = (1,1), f ( x1 , y1 ) = ( x5 , y 5 ) = (3,1), f ( x5 , y 5 ) =
16 16
65 49
( x 2 , y 2 ) = (1,3), f ( x 2 , y 2 ) = ( x6 , y 6 ) = (3,3), f ( x 6 , y 6 ) =
16 16
81 65
( x3 , y 3 ) = (1,5), f ( x3 , y 3 ) = ( x7 , y 7 ) = (3,5), f ( x 7 , y 7 ) =
16 16
105 89
( x 4 , y 4 ) = (1,7), f ( x 4 , y 4 ) = ( x8 , y8 ) = (3,7), f ( x8 , y8 ) =
16 16
z
(0,8,8)
(0,0,4)
(4,8,6)
(4,0,2) 8
4
(4,8)
y
x
f ( x, y )dA ≈ f ( x k , y k )Ak
R k 1
8
= 4 f (x
k 1
k , yk )
4(57 65 81 105 41 49 65 89
=
16
2
= 138
3
Integral Lipat
Jika f ( x, y ) 0 pada R sehingga dapat kita tafsirkan integral lipat dua sebagai volume dari benda
pejal dibawah permukaan gambar 1
a b
a
R
b
2012 Kalkulus Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
Gb. 1
Gambar 1.2
Iris :
Iris benda pejal itu menjadi kepingan‐kepingan sejajar terhadap bidang xz (gb. 2a)
z
y
LA(y)
Gb. 2b
x
y Gb. 1.3 y
Irisan bidang y = k, kepingan volume yang berpadanan ≈ A(y) y
V = A( y )dy , untuk y tetap kita hitung A(y) dengan integral tunggal biasa :
c
b d b
A(y) =
a
f ( x, y )dx , sehingga : V = [ f ( x, y )dx]dy …….. (2)
c a
Dari (1) dan (2) :
d b b d
LATIHAN SOAL 1
Permasalahan :
Hitung :
3 2
a. [ (2 x 3 y)dx]dy
0 1
2 3
b. [ (2 x 3 y)dy]dx
1 0
8 4
1
16 (64 8 x y
2
c. )dxdy
0 0
Jawab :
3 2
a. [ (2 x 3 y)dx]dy
0 1
............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
2 3
b. [ (2 x 3 y)dy]dx
1 0
............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
8 4
1
16 (64 8 x y
2
c. )dxdy
0 0
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Perhitungan Volume
Contoh soal :
Hitung volume V dari benda pejal diatas yang dibatasi oleh z = 4 – x2 –y dan dibawah persegi panjang
R = { ( x, y ) : 0 x 1,0 y 2}
Jawab :
(0,0,4)
z
(0,2,2)
(1,0,3)
(1,2,1)
y
2
1
(1,2)
x
Jawab :
V = f ( x, y)dA
R
2 1
2 2
1 1
= [[4 x x 3 yx]10 ]dy = ( 4 y) dy
0
3 0
3
16
= satuan volum
3
AYO DISKUSI KELOMPOK...
Kerjakan permasalahan berikut, diskusikan dengan anggota kelompokmu!
Permasalahan :
1. Andai R = { ( x, y ) : 1 x 4,0 y 2} .
2
f ( x, y )
3 , 1 x 3 , 0 y 2 , 3 x 4 , 0 y 2
Hitung f ( x, y)dA !
R
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
2. Andai R = {( x, y ) : 0 x 2 , 0 y 2 }
R1 {( x, y ) : 0 x 2 , 0 y 1 }
R2 {( x, y ) : 0 x 2 , 1 y 2 }
a. [3 f ( x, y) g ( x, y)]dA
R
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
b. 2 g ( x, y)dA 3dA
R1 R1
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
c. g ( x, y)dA
R2
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
3. Hitung :
4 2
(x y
2
a. )dydx
1 1
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
1
b. ( x sin y)dxdy
0 0
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
4. Hitung volume benda pejal yang diberikan benda pejal dibawah bidang z = x+y+1 diatas R =
{ ( x, y ) : 0 x 1,1 y 3} !
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
KUIS
2. Hitung volume benda pejal yang diberikan benda pejal dibawah bidang z = 2x + 3y atas R =
{ ( x, y ) : 1 x 2,0 y 4} !
2. Integral Lipat Dua Atas Daearah Bukan Persegi Panjang
z = f(x,y)
S S
Gb.2 S
Gb.1
Gb.3
f(x,y)=0
Gambar 2.1
Himpunan S terrtutup dan terbatas di bidang (Gb.1) keliling S oleh suatu persegi panjang R dan
sisinya sejajar sumbu‐sumbu koordinat (Gb.2). andai f(x,y) terdefinisi pada S dan didefinisikan
f(x,y)=0 pada bagian R diluar S (Gb.3), f dapat diintegralkan pada S jika dapat diintegralkan pada R.
Perhitungan Integral Lipat Dua Atas Himpunan‐himpunan Umum
Suatu himpunan S adalah y sederhana (gb.4) jika terdapat fungsi‐fungsi kontinu 1 dan 2
pada [a,b] sedemikian sehingga :
S : {( x, y ) : 1 ( x) y 2 ( x), a x b}
y y= 2 (x) y x= 1 ( y ) x= 2 ( y )
d
y= 1 (x)
S x S
0
2012 Kalkulus Pusat Bahan Ajar dan eLearning
23 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
c
a x
b 0
Gb.2.2 Gb. 2.3
Sebuah himpunan y sederhana sebuah himpunan x sederhana
S Bukan himpunan x sederhana
Atau y sederhana
y
y= 2 (x)
S
y= 1 (x) Gb.2.4
R
x
0
a x b
Suatu himpunan S adalah y sederhana (gb.4) jika terdapat fungsi‐fungsi kontinu 1 dan
himpunan S adalah x sederhana (gb.5) jika terdapat fungsi‐fungsi kontinu 1 dan 2 pada [c,d]
integral lipat dua dari suatu fungsi f(x,y) atau suatu himpunan S yang y sederhana. Kita lingkungi S di
dalam suatu persegi panjang R (gb.6) dan membuat f(x,y)=0 di luar S, maka :
b d
S
f ( x, y )dA = f ( x, y )dA = [ f ( x, y )dy ]dx
R a c
b 2
f ( x, y)dy]dx , secara ringkas
= [
a 1
b 2 ( x)
f ( x, y)dA = f ( x, y)dydx
S a 1 ( x )
Dalam integral sebelah dalam, x dipertahankan tetap. Pengintegralan itu adalah sepanjang
garis tebal dari gambar 6. pengintegralan menghasilkan luas A(x) dari gambar tersebut, akhirnya A(x)
diintegralkan mulai dari a sampai b. Jika himpunan S adalah x sederhana, maka
d 2 ( y )
f ( x, y )dA =
f ( x, y )dxdy
S c 1( y)
z
z=f(x,y)
A(x)
y
Gb.2.5
LATIHAN 3
Kerjakan soal berikut!
1. Hitung :
5 x2
a. (4 x 10 y)dydx
3 x
2
1 y
(2 ye )dxdy
x
b.
0 0
Jawab :
5 x2
a. (4 x 10 y)dydx
3 x
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
2
1 y
(2 ye )dxdy
x
b.
0 0
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
AYO DISKUSI KELOMPOK...
1. Cari volume benda di oktan I, oleh silinder x 2 y 2 25 , y 25 x 2 !
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. Dengan menggunakan double integral, buktikan rumus luas lingkaran dengan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Hitung isi benda yang dibatasi oleh tabung (silinder) x 2 y 2 a 2 , z = 0, dan bidang z ‐ y =
0!
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
KUIS
Kerjakan soal‐soal berikut ini!
1. Hitung isi benda yang dibatasi oleh bidang z =0, permukaan z x 2 y 2 2 dan tabung
x 2 y 2 4 !
2. Hitung isi benda yang terjadi oleh pemotongan kedua silinder x 2 z 2 a 2 dan y 2 z 2 a 2 !
3.
2 3y
d. Luas daerah yang dibatasi kurva y 6 x x 2 dan y = x
a. ( x y)dxdy
1 y
e. Luas daerah yang dibatasi kurva y x 2 dan y = 2x +3
1 x
xy
2
b. dydx
0 x 2
1 x2
xe
y
c. dydx
0 0
3. Integral Lipat Dua Dalam Koordinat Kutub
Jika z = f(x,y) menentukan suatu permukaan atas R dan andaikan f adalah kontinu dan tak
negatif, maka volume V dari benda pejal dibawah permukaan ini dan diatas R adalah
Dalam koordinat kutub, suatu persegi panjang kutub R berbentuk :
R = { (r , ) : a r b, }
z
z=f(x,y)=F(r, )
r=b
y
x R
R
r=a
Gb.2.7
Gb.2.6
Partisi R dalam persegi panjang kutub yang lebih
kecil R1, R2
Rk
R
, …. Rn. dengan menggunakan suatu kisi kutub
2012 Kalkulus Pusat Bahan Ajar dan eLearning
k 32 Tim Dosen http://www.mercubuana.ac.id
pada gambar diatas luas A(Rk) dapat ditulis :
Rk
Gb.2.8
Sehingga :
Dari (1) dan (2) :
Jika pada integral lipat dua diatas daerah bidang yang telah kita pelajari yang lalu kita
mengenal istilah himpunan x sederhana dan himpunan y sederhana, pada pengintegralan kutub ini,
kita mengenal istilah istilah himpunan r sederhana dan himpunan sederhana. Himpunan r
berbentuk :
= 2 (r )
r= 2 ( )
S
S
r= 1 ( ) = 1 ( r )
r=a r=b
Gb.2.10
Gb.2.9
Himpunan sederhana
Himpunan r sederhana
LATIHAN 3
Kerjakan soal‐soal berikut ini diskusikan dengan temanmu!
Jawab
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. Tentukan volume benda pejal di bawah permukaan z x 2 y 2 ,diatas bidang x,y dan di
dalam tabung x 2 y 2 2 y
Jawab
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Jawab
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
4. Penerapan Integral 2
Penerapan integral dua selain untuk mencari volume benda pejal, penerapan lain yaitu
mencari massa, pusat massa dan momen inersia.
a. Massa
Andai suatu lamina mencakup daerah s di bidang xy dan jika kerapatan (massa/ satuan luas)
n
secara hampiran m (x
k 1
k , y k ) A( Rk )
Massa (m) diperoleh dengan mengambil limit rumus diatas untuk norma partisi mendekati
nol, sehingga :
n
lim ( x k , y k ) A( Rk )
P 0 k 1
Limit jumlah tersebut membentuk integral rangkap 2:
m ( x, y )dA
s
b. Pusat Massa
( x1 , y1 ) ,( x 2 , y 2 ) ,.......,( x n , y n ) pada bidang maka momen total terhadap sumbu y dan
n n
sumbu x. M y x m
k 1
k k ,Mx y m
k 1
k k . Koordinat ( x, y ) dari pusat massa:
Koordinat ( x, y ) dari pusat massa.
My x ( x, y)dA
M y ( x, y)dA
x dan y x
s s
m ( x, y)dA s
m ( x, y)dA
s
Pusat massa diatas jika lamina tersebut tak homogen (kerapatan tak sama), tapi jika
kerapatannya sama (homogen), maka pusat massa menjadi:
xdA ydA
x s
dan y s
dA dA
s s
c. Momen Inersia
Definisi:
Momen inersia dari suatu partikel adalah hasil kali massa dan kuadrat jarak terpendek dari
partikel terhadap sumbu. Jika m adalah massa dan r adalah jarak, sehingga :
n
I m1 r1 m2 r2 ....mn rn mk rk
2 2 2 2
k 1
Suatu lamina tak homogen dengan kerapatan ( x, y ) yang mencakup suatu daerah s dari
bidang xy, lalu dipartisi seperti pada gambar 1, hampiri momen inersia tiap keping Rk , ambil
limit dan dbawa ke rumus diatas, sehingga momen inersia terhadap sumbu x, y dan z adalah
I x , I y , dan I z
n
I x lim mk y k y 2 ( x, y )dA
2
P 0
k 1 s
n
I y lim mk y k x 2 ( x, y )dA
2
P 0
k 1 s
I z I x I y ( x 2 y 2 ) ( x, y )dA
s
Cotoh soal:
Sebuah lamina dengan kerpatan ( x, y ) xy dibatas sumbu x, garis x =8 , kurva y x 2 / 3 .
Tentukan :
a. Massa
b. Pusat massa
c. Momen inersia terhadap sumbu x, y dan z
Jawab :
a. m ( x, y )dA
s
8 x2 / 3
= xydydx
0 0
8
1 2/3
= xy 2 0 dx
20
8
1 7/3
2 0
= x dx
8
1 3 10 / 3 8
= x 0
2 0 10
LATIHAN 4
Kerjakan soal‐soal berikut ini diskusikan dengan temanmu!
garis x = 1, jika kerapatan k di titik ( x, y ) adalah k x 2 y 2 !
Jawab
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. Hitung momen inersia terhadap sumbu koordinat dan titik O, dari bidang datar yang dibatasi
oleh parabola x y 2 y 0 dan garis x + y = 0, dengan kerapatan k di titik (x,y) adalah k = x +
y!
Jawab
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Hitung momen inersia Ix, Iy, Iz dari bidang datar yang terletak pada kuadran I dalam lingkaran
r 2a cos dan diluar lingkaran r = a !
Jawab
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Dapat dibuktikan bahwa limit ini ada jika f(x,y) kontinu (atau kontinu bagian demi bagian) pada R.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2. Carilah isi yang bagian bawah dibatasi oleh bidang dan bagian atas masing-masing oleh
permukaan di bawah ini :
a.
b.
3. Dengan memakai integral ganda hitung isi yang bidang alas nya berupa bujur sangkar yang
terletak pada bidang dan dibatasi oleh , , , dan dibawah
permukaan berikut ini :
a.
b.
4. Dengan memakai integral ganda hitung isi yang bagian bawah nya dibatasi
bidang berbentuk silinder dan atas nya permukaan berikut :
a.
b.
MODUL PERKULIAHAN
Kalkulus
15
Ilmu Komputer Teknik Informatika 90013 Tim Dosen
Abstract Kompetensi
Matakuliah Kalkulus Menjadi Dasar dari Mahasiswa dapat Memahami operasi
Pemikiran Kalkulus seorang yang akan dasar himpunan, dan penyajian
Mempelajari Algoritma.Kalkulus Menjadi himpuan
sangat Penting dalam Membangun
sebuah Aplikasi Program Mata Kuliah
ini merupakan prayarat bagi Mata kuliah
Algoritma dan Stuktur Data
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Para mahasiswa/i pada saat ini tidak asing lagi dengan teknologi, karena sudah
merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulai mereka menginjakkan kaki di
sekolah dasar, mereka sudah terbiasa melihat komputer seperti melihat peralatan elektronik
biasa baik dirumah maupun di lingkungan mereka. Modul ini dibuat untuk dapat cocok
dengan apa yang telah mereka ketahui tentang komputer, dan apa yang kami percayai
harus diketahui oleh mereka mengenai komputer dan peralatan lainnya.
Isi dari modul ini sedemikian rupa kami susun sehingga kami harapkan tidak ada
pengetahuan yang terpisah, semua menjadi kesatuan pengetahuan yang menyatu dan
berkesinambungan. Pada modul ini juga dibahas mengenai komunikasi dengan dan tanpa
kabel pada peralatan komputer. Komputasi enterprise atau perusahaan besar juga menjadi
bagian pengetahuan dari modul ini untuk memperluas wawasan para mahasiswa/i untuk
dapat siap menghadapi dunia kerja yang terbentang di masa depan mereka.
Untuk mendukung pengetahuan mereka, mata kuliah juga akan dilengkapi dengan
modul-modul laboratorium, yang akan mengembangkan kemampuan mahasiswa/i dalam
memakai aplikasi komputer khususnya suite software: Microsoft Office XP 2005,
kemampuan dan keahlian ini dikenal juga dengan istilah “soft-skill”.
Kami harapkan modul ini dapat menjadi pegangan untuk memahami dan juga aplikasi
dari teknologi komputer, atau lebih luasnya lebih dikenal dengan istilah baru yaitu:
Telematika. Akhir kata kami tim penyusun dengan rendah hati mohon maaf apabila ada
kekurangan di sana sini, dan dengan hati terbuka kami dengan senang hati akan menerima
semua jenis masukan, terutama kritik-kritik yang membangun untuk menjadikan modul ini
menjadi lebih baik di masa mendatang.
Penulis modul,
Tim Dosen
DAFTAR ISI
INTEGRAL LIPAT TIGA
A. INTEGRAL RANGKAP 3
1. Integral Rangkap Tiga Pada Koordinat Kartesius
z
y
( x k , y k , z k )
B
∆z
x ∆x
Gb. 3.1 Bk
∆y
Perhatikan suatu fungsi f tiga peubah yang didefinisikan atas suatu daerah berbentuk balok B
dengan sisi‐sisi sejajar sumbu‐sumbu koordinat. Bentuk suatu partisi P dari B dengan meletakkn
bidang‐bidang melalui B sejajar bidang koordinat, jadi memotong B ke dalam balok‐balok bagian,
Riemann diperoleh:
n
f (x
k 1
k , y k , z k ) V k
Jika limitnya ada, seperti halnya pada integral lipat dua. Pengertian integral lipat tiga mempunyai
urutan pengintegralan serupa seperti pada integral lipat dua. Sehingga integral lipat di fungsi f(x,y,z)
atas daerah B ditulis sebagai berikut:
a. Pengintegralan pertama dilakukan terhadap x dengan menganggap y dan z sebagai
konstanta
b. Pengintegralan pertama dilakukan terhadap y dengan menganggap z sebagai konstanta
c. Terakhir, hasil dari b, diintegrasikan terhadap z.
Begitu juga jika pengintegralannya ditulis dalam bentuk yang lain ururtan pengintegralannya
menyesuaikan.
Sebagaimana pada integral lipat dua, jika f adalah fungsi pada daerah tertutup maka untuk
menghitung integral tentu digunakan integral berulang dua kali, demikian pula untuk menghitung
integral lipat tiga, digunakan tiga kali, asalkan f kontinu. Sehingga bila B balok persegi panjang yang
dibatasi. B {( x, y, z ) : a x b, c y d , e z f }
z
f
e
c d y
a
x
Gb. 3.2
Bila B {( x, y, z ) : a x b, c y d , e z f }, maka untuk menghitung integral lipat tiga atas
benda B adalah:
b d f
Merupakan bentuk perhitungan integral lipat tiga.
2. Perhitungan dan Penerapan Integral Rangkap 3
Andai f(x,y,z) terdefinisi pada S dan f(x,y,z) bernilai nol, bila diluar S. Andai S himpunan z sederhana
dan S xy adalah proyeksi permukaan benda S pada bidang xy, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
berikut:
z
y
Sxy
Gb. 3.3
x
y
Sxy
x
Gb. 3.4
Bila f kontinu dan terintegral pada benda pejal S, maka diperoleh:
z2 ( x , y )
Sxy
Dimana adalah proyeksi permukaan benda S pada bidang xy. Selanjutnya jika Sxy daerah pada
bidang xy yang berbentuk y sederhana, seperti pada gambar 3.4 . yang dibatai oleh:
S xy {( x, y ) : y1 ( x) y y 2 ( x), a x b} , sehingga dengan integral berulang diperoleh:
z2 ( x , y )
b y2 ( x ) z 2 ( x , y )
= [
a
( f ( x, y, z )dz)dy]dx
y1 ( x ) z1 ( x , y )
Dari rumus di atas perlu diperhatikan bahwa batasan integrasi harus sesuai dengan urutan‐urutan
pengintegralannya.
LATIHAN 4
2 x x y
1. Hitung yzdzdydx
0 0 y
Jawab
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
1 x xy
x
3
2. Hitung y 2 zdzdydx
0 0 0
Jawab
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
AYO DISKUSI KELOMPOK...
Kerjakan soal berikut diskusikan dengan teman kelompokmu!
x yz 3 dV , bila B {( x, y, z ) : 1 x 2,2 y 3,0 z 2} , bila diambil
2
1. Hitung
B
pendekatan dV=dx dy dz !
Jawab
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
x z 4 , bidang x + y =4, y = x, x = 0, y = 0. !
2
Jawab
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Hitung volume benda pejal dibawah bidang y + z = 4 dan dibatasi silinder paraboloid y x 2 ,
y 2 x 2 , bidang‐bidang x = 0 dan z = 0 !
Jawab
.................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
KUIS
Kerjakan soal‐soal berikut ini!
2, z = 0, x = 0 !
2. Hitung isi benda yang dibatasi bidang z = 0, permukaan z x 2 y 2 2 dan tabung
x 2 y 2 4 !