Anda di halaman 1dari 8

TEORI RANGKAIAN

Teori rangkaian digunakan untuk menyelesaikan rangkaian-rangkaian yang


memiliki sumber (tegangan dan arus) lebih dari 1 sumber. Macam-macam teori
rangkaian :

- Teori Loop
- Teori Simpul
- Teori Superposisi
- Teori Thevenin Norton
- Teori Transfer Maksimum, dll.

InsyaAllah kali ini kita mempelajari 3 teori rangkaian yaitu teori Loop,
Simpul dan Superposisi. Jadi untuk 1 rangkaian, dengan menggunakan 3 cara,
maka hasil yang diperoleh akan sama.

Contoh :

Carilah besar tegangan R1 pada gambar rangkaian berikut!

R1 = 3Ω

R4 = 6Ω
ε1 = 10V R2 = 4Ω

ε2 = 15V
R3 = 5Ω

Pada rangkaian di atas terlihat bahwa rangkaian tersebut memiliki 2 sumber tegangan. Maka
untuk menyelesaikan rangkaian tersebut digunakanlah teori rangkaian. Selain itu terlihat
rangkaian tersebut terdiri dari 2 Loop.
1) TEORI LOOP
Untuk teori Loop sebaiknya semua sumber dalam bentuk sumber tegangan, jadi jika ada sumber
arus maka diubah dl menjadi sumber tegangan.

- Tentukan nama dan arah Loop serta nama dan arah arus pada Loop

Misalkan Loop tersebut diberi nama Loop A dan Loop B, serta arah loop diberi sesuai
dengan arah jarum jam. Misalkan arus pada Loop A dinamakan I A dan arus pada Loop B
dinamakan IB. Nama serta arah loop terserah kita, arah pada kedua Loop boleh searah boleh
berlawanan arah. Misalkan pada kedua Loop tersebut memiliki arah yang sama yaitu sesuai
dengan arah jarum jam.

R1

IA IB
R4
ε1 A R2 B

ε2

R3

- Menghitung jumlah tegangan pada Loop A (menentukan persamaan pada Loop A)

Hukum Kirchoof 2 menyatakan bahwa jumlah tegangan pada satu loop tertutup sama dengan
nol. Maka :
Tegangan pada R1 + Tegangan pada R2 + Tegangan pada R3 + Tegangan pada sumber
tegangan 1 = 0
VR1 + VR2 + VR3 + ε1 = 0 Catatan :
R1 . IA + R2 . (IA – IB) + R3 . IA + (-ε1) = 0 - Untuk tegangan resistor, untuk arus jika arah arus sama dengan
arah loop maka arus positif dan sebaliknya.
3 . IA + 4 . (IA – IB) + 5 . IA + (-10) = 0
- Untuk sumber tegangan, jika kita berhitung berdasarkan arah
3IA + 4IA – 4IB + 5IA - 10 = 0 loop dan bertemu dengan polaritas positif sumber maka besar
3IA + 4IA + 5IA – 4IB = 10 tegangannya bernilai positif dan sebaliknya.
IA ( 3 + 4 + 5) – 4 IB = 10
12 IA – 4 IB = 10 …………..persamaan (1)

- Menghitung jumlah tegangan pada Loop B (menentukan persamaan pada Loop B)

Tegangan pada R4 + Tegangan pada sumber tegangan 2 + Tegangan pada R2 = 0


VR4 + ε2 + VR2 = 0
R4 . IB + ε2 + R2 . (IB – IA) = 0
6 . IB + 15 + 4 . (IB – IA) = 0
6 . IB + 15 + 4 . IB – 4 . IA = 0
6IB + 4IB – 4IA = -15
IB (6 + 4) – 4IA = -15
10IB – 4IA = -15
-4 IA + 10 IB = -15 …………. persamaan (2)

- Eliminasi persamaan (1) dan persamaan (2) untuk memperoleh nilai IA atau IB.
Misalkan yang ingin dieliminasi adalah nilai IA, maka :
12 IA – 4 IB = 10 x1 12 IA – 4 IB = 10
-4 IA + 10 IB = -15 x3 -12IA + 30 IB = -45
+
0 + 26 IB = -35

IB = -35 / 26

IB = - 1,346 A

Maka diperoleh nilai arus yang mengalir di Loop B adalah sebesar (-1,346) Ampere.

- Substitusi nilai IB ke persamaan (1) atau (2)


Misalkan yang digunakan adalah persamaan (1), maka :
Persamaan (1)
12 IA – 4 IB = 10
12 IA – 4 (-1,346) = 10
12 IA + 5,3846 = 10
12 IA = 10 – 5,3846
12 IA = 4, 615
IA = 0,3846 A

Maka diperoleh nilai arus yang mengalir di Loop A adalah sebesar (-0,3846) Ampere.

- Mencari besar tegangan pada R1 (VR1)

Jadi besar tegangan pada R1 adalah :

VR1 = R1 . IA
VR1 = 3 . 0,3846

VR1 = 1,1538 Volt

2) TEORI SIMPUL

- Tentukan nama dan arah Loop


Misalkan Loop tersebut diberi nama Loop A dan Loop B, serta arah kedua Loop tersebut kita
tentukan adalah sesuai dengan arah jarum jam.
- Tentukan nama dan arus pada Simpul

Arah arus pada simpul juga terserah kita, intinya harus mengikuti hukum Kirchoof 1 yaitu
jumlah arus pada suatu titik simpul adalah sama dengan nol, atau dengan kata lain arus
masuk sama dengan arus yang keluar dari suatu titik simpul. Jadi pada satu titik simpul arah
arus ada yang arah keluar dan ada yang arah masuk dari titik simpul tersebut. Misalkan kita
buat seperti berikut :

R1 I1 I2

I3
R4
ε1 A R2 B

ε2

R3

- Menentukan persamaan pada simpul (hukum Kirchoof 1)


I1 = I2 + I3………….. persamaan (1)

- Menghitung jumlah tegangan pada Loop A (menentukan persamaan pada Loop A)

Tegangan pada R1 + Tegangan pada R2 + Tegangan pada R3 + Tegangan pada sumber


tegangan 1 = 0

VR1 + VR2 + VR3 + ε1 = 0


R1 . I1 + R2 . I3 + R3 . I1 + (-ε1) = 0
3 . I1 + 4 . I3 + 5 . I1 – 10 = 0
5 I1 + 4 I3 = 10 ……………… persamaan (2)
- Menghitung jumlah tegangan pada Loop B (menentukan persamaan pada Loop B)
VR4 + ε2 + VR2 = 0
R4 . I2 + ε2 + R3 . (-I3) = 0
6 . I2 + 15 + 4 . (-I3) = 0
6 I2 – 4 I3 = -15…………….persamaan (3)

- Substitusi persamaan (1) ke persamaan (2), nilai I1 dimasukkan ke persamaan (2)


8 (I2 + I3) + 4 I3 = 10
8 I2 + 8 I3 + 4 I3 = 10
8 I2 + 12 I3 = 10…………….. persamaan (4)

- Eliminasi persamaan (3) dan persamaan (4)


Misalkan nilai I3 yang dihilangkan.

6 I2 – 4 I3 = -15 x3 18 I2 – 12 I3 = -45
8 I2 + 12 I3 = 10 x1 8I2 + 12 I3 = 10
+
26 I2 + 0 = -35

I2 = -35 / 26

I2 = - 1,346 A

- Substitusi nilai I2 ke persamaan (3)


6 I2 – 4 I3 = -15
6 (-1,346) – 4 I3 = -15
-8,076 - 4 I3 = -15
- 4 I3 = -15 + 8,076
- 4 I3 = -6,924
I3 = - 6,924 / -4
I3 = 1,731 A

- Substitusi nilai I2 dan I3 ke persamaan (1)


I1 = I 2 + I 3
I1 = (-1,346) + 1,731
I1 = 0,385

- Mencari besar tegangan pada R1 (VR1)

Jadi besar tegangan pada R1 adalah :

VR1 = R1 . I1

VR1 = 3 . 0,385
VR1 = 1,155 Volt

3) TEORI SUPERPOSISI
Teori Superposisi merupakan teori dimana dalam penyelesaian rangkaiannya yaitu dengan
menganggap sumber bekerja satu persatu. Arus total pada cabang tersebut merupakan jumlah
aljabar dari arus tiap-tiap sumber dengan memperhatikan arah arus. Apabila mengerjakan satu
sumber, maka sumber yang lain dihubung singkat (untuk sumber tegangan) dan dihubung buka
untuk sumber arus.

1) ε1 on, ε2 off

R1

IT IR1(1)
R4
ε1 R2

R3

- Mencari Rangkaian Total (RT)

RT = (R2 //R4) + R1 + R3

RT = (4//6) + 3 + 5

RT = ((4.6)/(4+6)) + 3 + 5

RT = (24/10) + 3 + 5

RT = 2,4 + 3 + 5

RT = 10,4 Ohm

- Mencari Arus Total (IT)

IT = ε 1 / R T

IT = 10 / 10,4

IT = 0,9616 Ampere
- Mencari arus pada R1 (IR1(1))

IR1(1) = IT = 0,9616 Ampere

2) ε1 on, ε2 off

R1

IR1(2)
R4
R2
IT
ε2

R3

- Mencari Rangkaian Total (RT)

RT = ((R1 + R3) // R2) + R4

RT = ((3+5) // 4) + 6

RT = (8 // 4) + 6

RT = (8 . 4 / 8 + 4) + 6

RT = (32/12) +6

RT = 2,6667 + 6

RT = 8,6667 Ohm

- Mencari Arus Total (IT)

IT = ε 2 / R T

IT = 15 / 8,6667

IT = 1,7308 A

- Mencari arus pada R1 (IR1(2))

IR2 = ((R1 + R3) / ((R1 + R3) + R2)) . IT

IR2 = ((3 + 5) / ((3 + 5) + 4)) . 1,7308


IR2 = (8 /12) . 1,7308

IR2 = 1,1539 A

Jadi arus pada R1 adalah

IR1(2) = IT – IR2

IR1(2) = 1,7308 – 1,1539

IR1(2) = 0,5769 Ampere

3) Mencari arus yang lewat di R1

R1

IR1(1)
IR1(2)

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh :

IR1(1) = 0,9616 Ampere

IR1(2) = 0,5769 Ampere

Karena kedua arah arus dari IR1 berlawanan arah maka :

IR1 = IR1(1) + (- IR1(2))

IR1 = 0,9616 + (-0,5769)

IR1 = 0,3847 Ampere

4) Mencari besar tegangan pada R1 (VR1)

Jadi besar tegangan pada R1 adalah :

VR1 = R1 . I1

VR1 = 3 . 0,3847

VR1 = 1,1541 Volt

Anda mungkin juga menyukai